JURNAL KOMUNITAS
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas
Muashomah
Abstract
Labelling in woman in teenagers magazine is one of the mass media strategy that can harm
woman. Even though women normally do not recognize it. The purpose of this research is to
describe the labelling practices in media analysed with the psychoanalysis feminism theory.
The research method used is semiotics and the research is conducted on Olga! maganize.
Result from the research shows that the labelling targets teenagers through four labelling codes:
sexy body and beautiful face; the importance physical performance for women; unconsistent
psycological condition; and domestic role of women. This label constructs society perception
on woman. The study strengthen a thesis that woman tends to be a labelling object. These
labels are developped from women’s social life and are internalized by women.
144
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
145
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
146
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
perempuan. Yaitu, rasa takut pada kematian super ego dibentuk melalui internalisasi,
dan lingkungan sosioemosional tempat artinya larangan-larangan atau perintah-
terbentuknya kepribadian anak muda (Ritzer perintah yang berasal dari luar diolah
dan Goodman, 2004: 428). sedemikian rupa sehingga akhirnya terpancar
Menempati posisi subordinat dalam dari dalam. Hal ini menjelaskan bagaimana
masyarakat, perempuan hidup dengan segala sebagian perempuan yang merasa bahwa
norma dan nilai yang telah diproduksi laki- tampil dan merawat tubuh untuk memikat
laki sebagai anggota masyarakat dominan pasangan (laki-laki) adalah kewajaran dan
dan dikonsensus masyarakatnya sebagai bagian dari takdir perempuan.
objek. Konsekuensi objektivasi ini adalah Narsisisme juga menjadi bidang kajian
perempuan tidak dapat mengubah pola feminisme psikoanalisis, sesuai dengan teori
kehidupan. Pada beberapa kasus, perempuan dasar psikoanalisis Freud. Brooks (1997:327)
juga tidak ingin mengubah pola-pola itu. mengungkapkan bahwa dalam teori
Walaupun perempuan ingin mengubahnya psikoanalisis, narsisisme bermakna cinta yang
konflik sosial dan emosional akan terjadi. ekstrim menghadapi diri sendiri. Narsisisme
Kawasan psikologis manusia, dalam primer, dimana energi seksual ditujukan ke
teori psikoanalisis yang kemudian diadopsi arah diri sendiri, merupakan karakteristik
oleh teoritisi feminisme psikoanalisis dan tahap-tahap perkembangan psikoseksual
beberapa sosiolog mazhab Chicago seperti pragenital, sementara narsisisme sekunder
George Herbert Mead dan Talcott Parsons menunjuk kearah perasaan harga diri yang
dibagi menjadi tiga bagian yaitu id, Ego dan dialami ketika Ego mengidentifikasikan diri
super ego. Meski begitu, yang akan dibahas dengan gagasan tentang super ego.
lebih lanjut adalah konsep mengenai super
ego. Karena hal ini yang paling dekat dengan METODE PENELITIAN
kajian kemasyarakatan.
Dalam tahapan awal penciptaan Analisis media adalah bagian dari
super ego, anak dikenalkan dengan sistem penelitian ilmu sosial. Sebuah metode
imbalan dan hukuman. Perkenalan anak untuk mengetahui seluk-beluk media secara
dengan sistem ini tidak hanya dilakukan lebih mendalam. Analisis media dapat
melalui pemberian pujian atau ancaman dikatEgorikan menjadi beberapa macam,
yang berkaitan dengan semua hal bersifat seperti analisis isi, analisis narasi, dan
material. Tetapi juga dengan menggunakan analisis semiotika. Kedudukan perempuan
ajaran agama yang berkaitan dengan dalam dunia media massa bisa dilihat melalui
dosa dan pahala, neraka dan surga. Hal metode semiotic yang berusaha memaknai
ini membentuk kesadaran dan imajinasi simbol feminitas. Simbol dan makna
dalam diri anak-anak untuk mematuhi kemudian menjadi dua elemen penting
semua yang diinginkan orangtua dengan dalam melihat bagaimana relasi perempuan
mengharap imbalan dari orangtua. Harapan dengan media massa (Yusuf, 2004).
anak-anak dalam fase ini masih tidak jauh Metode analisis yang digunakan dalam
dari kesenangan masa kanak-kanak seperti penelitian ini adalah analisis semiotika. Fiske
pemberian permen, uang saku lebih, baju (1990: 60) mengatakan bahwa semiotika
baru, dan lain-lain. memiliki tiga bidang studi utama, yaitu:
Fase pembentukan diri anak yang Tanda, yaitu konstruksi manusia dan hanya
direkayasa oleh masyarakat, baik keluarga bisa dipahami dalam artian manusia yang
maupun masyarakat sekitarnya ini menggunakannya, Kode atau sistem yang
merupakan proses. Anak belum menjadi diri mengorganisasikan tanda, dan Kebudayaan
yang sepenuhnya disadari. Melainkan diri tempat kode dan tanda bekerja. Semiotika
yang merupakan cerminan dari keinginan memecah-mecah kandungan teks menjadi
orangtua dan masyarakat sekitar. Inilah bagian-bagian, dan menghubungkan mereka
bentuk identifikasi anak dengan masyarakat. dengan wacana-wacana yang lebih luas.
Menurut Freud (Bertens, 2006: 33) Sebuah analisis semiotik menyediakan
147
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
cara menghubungkan teks tertentu dengan aku ya?; (3) Opini redaksi, Tips memilih
sistem pesan tempat ia beroperasi. Tahapan Baju renang sesuai bentuk tubuh, dalam
yang dilakukan dalam menganalisis Olga! teks: Perempuan berdada kecil dianjurkan
dengan menggunakan metode semiotika: memilih baju renagn yang membantu
menentukan objek analisis, mengumpulkan menambah volume di dada, Perempuan
teks, menafsirkan teks-teks yang ada dalam berdada besar dianjurkan memilih baju
Olga!, menjelaskan kode-kode kultural renang yang menunjang dada, Perempuan
tentang perempuan yang ada dalam berkaki pendek dianjurkan memilih baju
masyararakat, dan membuat Kesimpulan. renang yang dapat membuat ilusi kaki yang
lebih panjang, Perempuan tak berpinggang
HASIL DAN PEMBAHASAN dianjurkan memilih baju renang yang dapat
membuat siluet pinggang agar terlihat lebih
Keterlibatan wanita di media massa curry, Perempuan berpantat besar dianjurkan
sangat memprihatinkan, khususnya yang memilih baju renang yang dapat menutup
berkaitan dengan mode dan hiburan permukaan pantat, Perempuan betubuh
(fashion and fun) (Bahtar,2006). Begitu atletis dianjurkan memilih baju renang yang
juga isi dari majalah remaja Olga! Di mana memiliki warna pink dan detail feminin
substansinya terbagi menjadi empat bagian seprti tali dan pita-pita; (4) Opini redaksi
yaitu iklan, artikel, hasil wawancara dan bahwa rambut lurus dan indah memang
opini. Sedangkan berdasarkan tema, Olga! membanggakan; (5) Opini redaksi berupa
terdiri dari tiga tema, yaitu tema utama, kata-kata dari perancang busana yang jadi
fashion, dan selebritis. Dalam enam edisi konsultan penampilan. Dada besar adalah
majalah remaja Olga yang diteliti, terdapat anugerah karena sexy; (6) Opini redaksi yang
beberapa label perempuan ditemukan dan menyebut Katherine McPhee sebagai ’cewek
yang dapat dikatEgorikan dalam empat seksi dan cantik.
kode. Kode-kode tersebut tersebar dalam Selain tubuh seksi yang dikategorikan
ketiga bagian utama penyusun Olga! yaitu berdasarkan pemuasan hasrat memandang
iklan, hasil wawancara, dan opini. Pertama, laki-laki, kode tentang wajah cantik juga
kode tentang tubuh seksi dan wajah cantik. terdapat dalam majalah remaja Olga!
Tubuh seksi yang ada dalam teks majalah beberapa nama artis, baik dari dalam
remaja Olga! dideskripsikan dengan bentuk maupun luar negeri menjadi standar dalam
tubuh perempuan sebagai satu kesatuan yang memberikan label cantik. Contohnya,
utuh serta bagian-bagian tubuh berdasarkan kata-kata hasil wawancara dengan band
ukuran atau kondisi tertentu. Dalam Goodnight Electric sebagai berikut, “Bintang
konteks budaya patriarki, seksi adalah dapat film paling cakep lah kayak Mariana
membangkitkan gairah seksual laki-laki Renata, Bunga Citra Lestari, Ayushita,
secara imajinatif dan praktek scopofilia. Asmirandah, Joanna Alexandra.” Kata-
Label-label perempuan dalam bentuk opini kata ini diungkapkan sebagai jawaban atas
majalah remaja Olga! yang termasuk dalam pertanyaan “Kalian kalau liburan pengen
kode ini, adalah: (1) Opini redaksi berbentuk ngajak siapa?” Sejumlah empat dari lima
teks yang mengatEgorikan bibir Angelina nama artis yang disebutkan itu memiliki
Jolie dalam rubrik Cliks sebagai bibir yang wajah indo dengan ciri-ciri tubuh hampir
seksi; (2) Opini pembaca melalui surat sama yaitu, berambut panjang, berkulit
konsultasi. Kelemahanku itu perut yang putih, berpostur tubuh tinggi dan berhidung
gendut dan tulang leher agak menonjol; (3) mancung.
Opini pembaca: Dear Olga! Aku kan sering Dalam iklan terdapat juga label-label
banget main basket, bagaimana caranya biar perempuan tentang tubuh seksi dan wajah
wajahku nggak rusak dan nggak timbul bercak- cantik seperti, gambar yang ada dalam
bercak? Apalagi besoknya aku sekolah, pasti iklan dengan bagian-bagian tubuh terbuka.
wajahku kelihatan ancur dan hitam. Apa Tubuh seksi ini dianggap sebagai kelebihan
kosmetik dan perawatan yang cocok buat sedangkan tubuh atau bagian-bagian tubuh
148
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
perempuan yang tidak seksi dianggap sebagai nggak pernah kontak sama sekali dengan
kekurangan dan harus ditutupi. pacarmu. No contact, dengan santainya, dia
Kedua, Kode tentang pentingnya berlibur tanpa pernah menghubungi kamu.
penampilan bagi perempuan. Perempuan Dan parahnya lagi, tiap kamu hubungi juga
dalam masyarakat patriarki adalah pihak nggak pernah bisa. Kayaknya dia terlalu
yang pasif, terutama dalam konteks asyik sendiri sama liburannya, deh! Sampai-
hubungan dengan laki-laki dan oleh karena sampai....nggak ingat sama kamu. Dan
itu, perempuan harus pandai memikat laki- kemungkinan...ada yang lebih menarik di
laki jika ingin mendapat pasangan (Bernard, tempat liburan itu dibanding kamu. Niat,
2005; xiv). Asumsi inilah yang mendasari yap! Dari awal dia udah niat banget pengen
pentingnya penampilan luar perempuan liburan sendiri aja. Curiga kan? Padahal
dalam kehidupan sehari-hari. Kode tentang kamu udah ngajak dia buat liburan bareng,
penampilan ini, dalam majalah remaja ngerayu mati-matian, dan yang pasti tempat
Olga! direpresentasikan dengan kata-kata yang kamu tawarkan adalah tempat liburan
seperti: (1) ‘Walaupun sedang berlibur, favorit dia. Ada magneto yang kamu curigai
tampil maksimal juga penting.’ Maksud dari bikin dia tertarik dengan tempat yang dia
penggunaan kalimat ini oleh redaksi adalah tuju. Cemas, deh!. Girls around him, dia
menanamkan dalam kesadaran perempuan ngebet banget pengen berlibur ke tempat-
bahwa penampilan luar merupakan hal tempat yang punya potensi besar diserbu
terpenting; (2) Tentang cara menjalani banyak cewek-cewek keren. Jealous pasti jadi
liburan secara aman dan nyaman. Namanya faktor utama kekhawatiranmu. Usahakan
juga cewek, pasti gak bakal jauh dari toilet untuk lebih sering menghubungi dia kalau
dan camilan, Yang wajib kamu bawa: keadaannya kayak gini, biar dia ingat terus
pelembab wajah, bedak, lipgloss, sunblock, sama kamu.
body lotion, dan sisir. Pindahkan secukupnya Keempat, kode tentang peran
kosmetik dalam bentuk krim ke wadah domestik perempuan, terutama doktrin
yang lebih kecil, Wardrobe, sesuaikan baju menjadi ibu yang baik. Kode keempat yang
yang kamu bawa dengan cuaca dan kondisi ada dalam majalah remaja Olga! adalah
masyarakat di sana. meskipun sibuk bekerja, mengasuh anak
Ketiga, kode tentang kondisi masih menjadi tugas utama perempuan. Hal
psikologis perempuan yang labil. Kondisi ini disebutkan dalam opini redaksi sebagai
psikologis perempuan yang labil merupakan berikut: kayaknya Angie bakal jadi ibu
bukti bahwa laki-laki diciptakan superior yang baik nih buat anak-anaknya, kerja dan
dan karena itu, laki-laki dapat menjadi ngurus anak cukup bikin waktu saya berlalu
pelindung perempuan. Kode inilah yang cepat banget, kayaknya Britney nggak peduli
dalam opini redaksi: (1) Pasti kamu cewek dikritik soal gaya bajunya yang norak akhir-
manja, deh. Bisa bikin gemes para cowok, akhir ini. Justru yang paling penting buat dia
(2) Bingung menentukan sikap ke sahabat adalah dekat dengan anaknya, Sean Preston.
pacar kamu (yang kebetulan cewek)? Harus Sekarang Britney sering banget jalan bareng
kamu sayang atau dibuang; (3) Centil, genit, anaknya. Lihat aja fotonya, keliatan senang
manja, dan sejenisnya memang sifat dasar bisa akrab sama Sean. She’s a good mom!
seorang cewek; (4) Artikel tentang berlibur Bentuk-bentuk labelling perempuan
jauh dari pacar. Cemas, cemas, cemas. Ini yang ada dalam majalah remaja Olga! secara
nih, baru...kamu boleh merasa cemas. No keseluruhan dapat dilihat dari beberapa
Signal, di tempat kamu atau dia liburan, bagian majalah ini seperti rubrikasi, teks-
nggak ada sinyal sama sekali. Meskipun... teks dan gambar-gambar baik foto maupun
kemungkinan ini agak kecil untuk terjadi olahan grafis. Rubrik yang ada dalam
karena hampir semua operator seluler punya majalah Olga! sesuai dengan masalah
coverage yang luas. Kalau kemu dalam utama yang diangkat dalam dua edisi yang
situasi kayak gini, baru deh boleh uring- diteliti terdiri dari tiga rubrik utama tentang
uringan. Karena udah pasti kamu bakal kecantikan, fashion dan aksesoris, gosip
149
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
selebritis dan selebritis laki-laki, kesehatan Selain rubrikasi yang ditetapkan oleh
perempuan baik kesehatan reproduksi redaktur adalah labeling yang berbentuk
maupun kesehatan psikologis, dan iklan. Hal gambar-gambar sebagai berikut,
ini mengukuhkan stigma bahwa perempuan Label-label untuk perempuan dalam
memang lebih memikirkan penampilan majalah remaja Olga, yang dikategorikan
dan suka bergosip. Terbukti, tips tentang dalam empat kode, memiliki keterkaitan
penunjang penampilan dan gosip selebriti dengan stereotip perempuan yang sudah
adalah bahan utama penyusun majalah ini. ada dalam masyarakat, baik dalam wilayah
Penunjang penampilan diantaranya adalah sosial maupun wilayah personal baik secara
sub rubrik Fashion Chat dan Mix N Match tersirat (tidak tertulis jelas dalam bentuk
dalam rubrik Pasti Ada, sub rubrik Ngikut kata-kata opresif) atau tersurat (tertulis jelas
Seleb, Modis, Be Pretty, Make Over, dalam dengan kata-kata atau grafis).
Rubrik Fashion & Beauty, yang terakhir Label atau stereotip adalah representasi
adalah rubrik Koleksi. gamblang dan mereduksi orang menjadi
150
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
seperangkat ciri sifat yang dilebih-lebihkan dimaknai oleh alam pikiran khalayaknya
serta biasanya negatif (Barker, 2000; 524). sebagai sesuatu yang nyata (real) terjadi,
Dengan demikian, label yang diberikan yang oleh Baudrillard disebut sebagai
oleh majalah remaja Olga! pada seseorang hiperrealitas. Dalam posisi semacam ini, citra
atau kelompok remaja perempuan tertentu relasi laki-laki dan perempuan dalam produk
bukanlah merupakan ciri atau karakter yang media berada pada posisi konformitif, yaitu
muncul begitu saja secara internal, melainkan mendukung nilai atau norma yang telah ada
merupakan hasil dari kesepakatan- di masyarakat (Haryanto, 2009).
kesepakatan antar-anggota masyarakat Pengakuan pembaca ini menunjukkan
dalam proses interaksi sosial. Dalam konteks nilai-nilai yang dikonstruksi oleh masyarakat
majalah remaja Olga! Label-label yang ada tentang bentuk perut dan tulang leher ideal
merupakan representasi nilai-nilai yang telah telah merasuk dalam kesadaran individu
didapat redaksi dalam masyarakat, tempat sehingga pemikiran individu menjadi sesuai
majalah remaja Olga! diterbitkan. Bentuk dengan konstruksi itu. Merujuk pada iklan-
representasi ini merupakan sebuah sikap iklan produk kecantikan di media massa,
yang menunjukkan persetujuan pengelola konstruksi ideal perut perempuan adalah
majalah remaja Olga! pada stereotip perut datar tanpa lipatan yang disebabkan
perempuan dalam masyarakat. timbunan lemak atau sebab-sebab lain.
Dalam wilayah personal, Konstruksi semacam ini jika sudah
penitikberatan label perempuan terletak diinternalisasi dalam kesadaran individu,
dalam bentuk komentar tentang tubuh akan timbul kecemasan-kecemasan tentang
perempuan yang selama ini sudah ada penilaian anggota masyarakat lain –terutama
dalam pemikiran masyarakat disajikan laki-laki- atas tubuh perempuan tersebut.
secara tersirat. Contohnya label-label yang Kecemasan-kecemasan ini terhubung
dikategorikan dalam kode-kode tentang erat dengan stigma tentang pesona perempuan
tubuh seksi dan wajah cantik. dan kepasifannya dalam relasi personal
Label-label tentang tubuh seksi dan dengan laki-laki. Sesuai konteks budaya
wajah cantik ini memiliki beberapa pola, yang masyarakat patriarkal, hubungan intim
menggambarkan kategori perempuan cantik antara perempuan dan laki-laki bersumber
dan seksi. Kategori cantik dalam majalah pada asumsi aktif-pasif. Perempuan sebagai
remaja Olga! menunjuk pada perempuan- pihak yang pasif hanya boleh menebar
perempuan indo dan artis-artis luar negeri pesona dan laki-laki sebagai pihak aktif
yang berkulit putih, berhidung mancung, dan yang akan menentukan ketertarikan untuk
berambut lurus. Sedangkan kategori seksi selanjutnya memilih membina hubungan
merujuk pada perempuan berpinggang dan dengan perempuan atau tidak.
berpinggul ramping, dan memiliki ukuran Dalam opini redaksi majalah
payudara yang proporsional dengan bentuk remaja Olga! berupa tips terdapat juga
tubuh atau bahkan lebih besar. pengategorian tentang bentuk tubuh ideal.
Label-label tentang tubuh perempuan Bentuk tubuh ini menentukan pantas
yang ada dalam majalah Olga! tidak atau tidak pantas ditampilkan di depan
hanya diberikan oleh redaksi, tetapi juga pengguna kolam renang atau tempat-tempat
diakui sendiri oleh pembaca. Hal ini dapat wisata yang menyediakan sarana berenang
ditemukan dalam rubrik yang sama dengan seperti pantai dan kolam renang umum.
bentuk pertanyaan seperti yang terdapat Penunjukan bagian-bagian tubuh dalam tips
dalam opini pembaca. ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar
Tidak jarang, pemaknaan yang bagian tubuh perempuan merupakan bagian
dilakukan melalui produk media telah dari seksualitas dan karenanya menjadi daya
menempatkan posisi produk media sebagai tarik seksual perempuan. Pasca-internalisasi
bagian dari realitas sosial itu sendiri. stereotip tubuh ini, perempuan teralienasi
Artinya, realitas dengan seperangkat nilai dari kesadarannya sendiri tentang tubuh
yang terbangun melalui produk media akan sehingga dapat melakukan semua hal untuk
151
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
mendapatkan bentuk tubuh ideal itu demi sub ordinasi mereka sendiri (Ritzer dan
citra positif dalam masyarakat. Godman, 2004: 428). Dalam posisi sub
Masyarakat, melalui media ordinasi itu, perempuan diobjektivasi dalam
menggunakan pola-pola sosialisasi yang ada proses sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai
untuk memberikan pengetahuan tentang nilai- dan norma masyarakat sekitarnya. Laki-laki
nilai dan norma yang ada dalam masyarakat sebagai pihak yang dominan dalam sistem
kepada anggotanya, termasuk perempuan. masyarakat patriarki menjadi pembentuk
Dalam proses sosialisasi ini, nilai-nilai yang nilai dan norma dalam masyarakat,
ditanamkan masyarakat menjadi nilai- sedangkan perempuan sebagai pihak yang
nilai yang akhirnya diyakini perempuan disub ordinasi menjadi penerima saja.
sebagai keyakinan individu dan dijadikan Pada kasus-kasus labelling tubuh
sebagai salah satu sudut yang digunakan perempuan yang ada dalam masyarakat,
perempuan untuk melihat tubuhnya sendiri. idealisasi senantiasa diukur berdasarkan
Selain oleh redaksi dan pembaca, hasrat seksual laki-laki dan hasrat
katEgorisasi cantik secara fisik juga reproduksinya. Hasrat seksual laki-laki
dilakukan oleh narasumber yang nota terbentuk melalui serangkaian proses dan
bene laki-laki Pernyataan ini dapat dilihat patologi terkait dengan pola asuh yang
sebagai labelling secara tersurat tentang diterapkan di lingkungannya, baik lingkungan
katEgori perempuan cantik dan tersirat terkecil, keluarga atau lingkungan luas,
sebagai objektivasi perempuan-perempuan masyarakatnya. Termasuk dalam proses dan
’cantik’, sebagai orang-orang yang pantas pola asuh masyarakat adalah siapa yang
’dibawa’ liburan. ’Dibawa liburan’ disini paling dominan dalam pengasuhan anak
dapat diartikan bahwa perempuan sarana pasca genital hingga dewasa. Pengasuhan
refreshing dalam proses liburan laki-laki anak, meski dalam masyarakat Indonesia
dalam grup band tersebut. masih menjadi tugas utama perempuan, baik
Iklan produk kecantikan (deskripsi sebagai ibu atau pengasuh profesional seperti
gambar) disertai teks ’cantik ideal’ disamping baby sitter, laki-laki dalam sistem patriarki
foto perempuan yang menggunakan sepatu menjadi pihak yang berkuasa atas kehidupan
hak tinggi, tank top, dan celana jeans pendek perempuan dan produk tubuhnya, yaitu
dengan resleting terbuka. Deskripsi ’cantik anak-anak. Sehingga masyarakat saat ini
ideal’ secara tersurat menunjukkan kategori mengenal istilah laki-laki sebagai wali bagi
cantik ideal dalam pandangan pemasang anak-anaknya, terutama dalam lembaga
iklan dan redaktur yang memasangnya. pendidikan. Contoh lain adalah otomatisasi
Sedangkan secara tersirat, iklan ini klaim tentang kepala keluarga dalam
mengungkapkan bahwa dengan bentuk tubuh lembaga-lembaga sensus kependudukan dan
’ideal’ seperti itu (gambar 2) perempuan sensus perekonomian.
dapat dengan bebas memamerkan tubuh dan Selain pelabelan terhadap tubuh,
menggunakan busana terbuka. majalah remaja Olga juga mengukuhkan
Seksi dan cantik dalam kajian beberapa label lain terhadap sikap
feminisme psikoanalisis diasosiasikan dengan perempuan. Dalam opini berbentuk tips,
hasrat seksual laki-laki dalam sistem patriarki redaksi mengukuhkan stereotip bahwa
kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam perempuan adalah makhluk yang tidak bisa
sistem ini, laki-laki dianggap dalam tindakan praktis. Label ini berpotensi merugikan
sehari-hari mereka, dengan penuh semangat perempuan dalam konteks bersaing dengan
terus menerus bekerja untuk mencipta dan laki-laki dalam kehidupan bermasyarakat.
melestarikan sistem itu, perempuan hanya Dalam dunia industri di Indonesia,
kadang-kadang menentang. Namun jauh ketidakpraktisan ini sering dijadikan alasan
lebih sering menyetujui penindasan atas untuk melemahkan posisi tawar perempuan,
diri mereka tanpa lebih sering menyetujui terutama dalam hal pembagian kerja,
penindasan atas diri mereka tanpa bantahan peningkatan gaji, dan perpanjangan kontrak.
atau secara aktif berperan, karena posisi Selain itu, selama ini perempuan juga
152
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
153
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
masyarakat dibuat oleh anggotanya yang laki-laki sukses. Memiliki perasaan bersalah
memiliki kekuasaan secara dominan dan dan takut juga akan disosialisasikan kepada
dalam konteks budaya ptriarkhi, norma- perempuan apabila perempuan memiliki
norma itu dibuat oleh laki-laki untuk kedudukan yang lebih tinggi serta memiliki
mengatur interaksi dalam relasi gender, baik kemampuan lebih dibandingkan laki-laki
antara laki-laki dan perempun atau antarlaki- disekitarnya. Terkait dengan hal ini, ada
laki. Norma-norma dalam masyarakat dibuat keyakinan dalam masyarakat bahwa laki-laki
secara detail agar dapat mengatur tindakan yang telah memiliki kedudukan yang tinggi
anggota-anggotanya (Koentjaraningrat,2000: dalam masyarakat, baik secara ekonomi
195). Laki-laki membuat norma ini bertujuan maupun sosial akan sulit mendapatkan
untuk melanggengkan dominasi sosialnya jodoh.
atas perempuan dalam praktek kehidupan
bermasyarakat sebagai usaha menutupi SIMPULAN
kelemahannya (Fromm,2007).
Beberapa teks yang masuk termasuk Perempuan dalam struktur masyarakat
dalam proses pelabelan perempuan yang patriarki menjadi objek dalam tindakan-
berdampak pada status dan peran perempuan tindakan sosial, baik oleh laki-laki atau
dalam kehidupan sosial dalam majalah Olga! perempuan. Majalah remaja Olga!
ada dalam ulasan tentang beberapa artis mencantumkan label-label perempuan dalam
seperti komentar tentang Keira Knightley, ragam isinya yang berupa teks dan gambar
aktris pendukung film Pirates of Carrebian. ilutrasi yang berpotensi menginternalisasi
Disebutkan secara tersurat, karena nilai-nilai patriarkis atas klaim tubuh
kecantikannya band asal Inggris, Endrick perempuan. Internalisasi nilai-nilai ini
Brothet, menjadikannya sebagai subjek dalam teori feminisme psikoanalisis diyakini
di lagu Star of the Silver Screen. Secara dijalankan melalui kaidah bahasa dan pola
tersurat hal ini mengungkapkan bahwa Keira asuh yang ada dalam masyarakat. Hal ini
Knightley menjadi aktris penting karena mengakibatkan perempuan menganggap
wajah cantiknya, bukan kemampuan yang nilai-nilai dan klaim itu adalah bagian yang
lain. Pemberian klaim pada perempuan seharusnya dimiliki perempuan. Sehingga
dengan berbagai macam penanda itu jika perempuan sadar bahwa dirinya tidak
mengukuhkan pendapat Irigaray (Brooks, sesuai dengan konstruksi itu, akan timbul
1997: 119) bahwa tipe bahasa rasional dan kekacauan psikologis dalam diri perempuan.
prinsip pengaturan tatanan simbolik juga Dalam konteks penandaan atas tubuh
bersumber pada seksualitas dan hasrat perempuan, jika perempuan tidak memiliki
laki-laki dalam bentuk alat kelamin, yang bentuk tubuh ideal sesuai konstruksi
melaluinya kuasa sosial dijalankan. masyarakat, perempuan akan mengalami
Melalui upaya labelling ini, media kecemasan. Pada beberapa kasus, idealisasi
berusaha meyakinkan konsumen bahwa ini bahkan menyebabkan tindakan-
perempuan tidak perlu mengembangkan tindakan yang dapat membahayakan tubuh
bakat-bakat yang dimilikinya baik melalui perempuan. Saran untuk pelaku industri
pendidikan maupun karier karena perempuan media adalah perlu mempertimbangkan
hanya memiliki modal kecantikan dan hanya dampak psikologis dan sosial pada perempuan
dengan itu perempuan akan dihargai dan jika melakukan praktik pelabelan terhadap
dipandang oleh laki-laki hingga akhirnya perempuan, dan menghapuskan kebiasaan
dipilih untuk menjadi bagian hidup laki- penggunaan label-label pada perempuan,
laki dengan menjadi pujaan, pasangan, terutama label negatif yang menitikberatkan
inspirasi atau pendukung terbesar laki-laki pada fokus tubuh dan psikologis perempuan
dalam hidup laki-laki. Masyarakat patriarki karena dapat menimbulkan dampak
selalu menanamkan dalam diri perempuan, negatif. Sementara bagi masyarakat yang
perasaan berharga dan bernilai hanya apabila harus dilakukan adalah mengambangkan
telah berhasil dipilih laki-laki dan membuat kecerdasan dalam mengkonsumsi media,
154
Muashomah / Komunitas 2 (2) (2010) : 143-155
khususnya bagi perempuan dan sebaiknya Arifin, H. 2007. Representasi Perempuan dalam Pers.
tidak terlalu menggunakan label-label yang Jurnal Komunikasi Mass. 1(1): 8-17
Bahtar. 2006. Eksploitasi Wanita di Media Massa
ada di media sebagai acuan untuk melihat (Perspektif Teori Sosial dan Komunikasi
diri sendiri dan masyarakat. Islam). Jurnal Hunafa. 3(3): 275-286
Berdasarkan hasil penelitian di Barker. C. 2005. Cultural Studies; Teori dan Praktek.
atas, saran yang dapat diberikan kepada Yogyakarta: Bentang
Bernard, M. 2006. Fashion sebagai Komunikasi; Cara
pelaku industri media adalah: (1)
Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual,
mempertimbangkan dampak psikologis Kelas, dan Gender. Jakarta: Jalasutra
dan sosial pada perempuan jika melakukan Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta:
praktik pelabelan terhadap perempuan; Gramedia Pustaka Utama
(2) menghapuskan kebiasaan penggunaan Brooks, A. 1997. Postfeminisme dan Cultural Studies;
Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Jakarta:
label-label pada perempuan, terutama label Jalasutra.
negatif yang menitikberatkan pada fokus Fiske, J. 2006. Cultural and Communication Studies;
tubuh dan psikologis perempuan karena Sebuah Pengantar Paling Komprehensif.
dapat menimbulkan dampak negatif. Yogyakarta: Jalasutra.
Hariyanto. 2009. Gender dalam Konstruksi Media.
Sedangkan saran untuk masyarakat adalah:
Jurnal Komunika. 3(1): 167-183
(1) pentingnya mengambangkan kecerdasan Hermawati, T. 2007. Budaya Jawa dan Kesetaraan
dalam mengkonsumsi media, khususnya Gender. Jurnal Komunikasi Massa. 1(1): 18-24
bagi perempuan; (2) sebaiknya tidak terlalu Ritzer, G dan Godman, D. J. 2004. Teori Sosiologi
menggunakan label-label yang ada di media Modern Edisi Keenam. Jakarta: Kencana.
Strinati, D. 2004. Popular Culture; Pengantar Menuju
sebagai acuan untuk melihat diri sendiri dan Teori Budaya Popular. Yogyakarta: Bentang.
masyarakat. Yusuf, I.A. 2009. Peningkatan Kepekaan Gender
dalam Jurnalisme. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Politik. 7(3): 351-375
155