Semester Gasal
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan ketentuan sujud syukur dan tilawah
1.1 Mempraktekkan sujud syukur dan tilawah
Materi:
Sujud Syukur
Sujud Tilawah
Indikator:
Siswa dapat menjelaskan pengertian Sujud syukur dan dalilnya
Siswa dapat menyebutkan tata cara Sujud syukur
Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab sujud syukur
Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab sujud tilawah
Siswa dapat menyebutkan do‟a Sujud syukur
Siswa dapat mempraktekkan sujud syukur dan Sujud tilawah
A. Sujud Syukur
Selain dua doa di atas, doa sujud syukur bisa juga menggunakan bacaan yang
lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat An-Naml : 19, dimulai dari Ya
Rabbi…dan seterusnya sampai akhir.
Artinya:
"….Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh". (QS. An-Naml
[27] : 19)
a. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk Islamnya
Hamadzan.
b. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu), Abu Bakar As-
Shidiq melakukan sujud syukur.
c. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di antara orang-
orang Khawarij yang tewas terbunuh.
d. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya diterima
oleh Allah SWT.
B. Sujud Tilawah
1. Pengertian Sujud Tilawah.
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
Menurut bahasa tilawah berarti bacaan. Sedangkan menurut istilah sujud tilawah
ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau mendengar ayat-ayat "sajdah"
dalam AI-Qur'an. Berbeda dengan sujud syukur, sujud tilawah boleh dikerjakan di
dalam maupun di luar shalat.
“Rasulullah membacakan al-Qur‟an untuk kami, jika melalui ayat sajdah beliau
bertakbir lalu sujud dan kami pun ikut semua.” (H.R Abu Dawud, Baihaqi, Hakim)
3. Syarat-syarat Sujud Tilawah
a. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
b. Menutup aurat
c. Menghadap ke arah kiblat
d. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
Artinya:
"Aku sujud kepada Allah Swt. Yang telah menciptakan dan membentuk diriku serta
telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan dan
kekuatanNya. Maha berkah Allah, Dialah sebaik Pencipta."
Keutamaan sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan syetan. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW, yang artinya:
“Dari Abu Hurairah RA, Nabi Saw. bersabda: „Apabila seorang membaca ayat
sajdah lalu ia sujud, maka setan menghindar dan menangis serta berkata: “hai
celakalah aku, ia diperintah bersujud lalu sujud, maka untuknya surga.
Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak, maka bagi saya
neraka.” (H.R. Muslim)
8. Ayat-ayat Sajdah:
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :
tersebut.
1. Persamaannya
a. Baik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali sujud saja.
b. Hukumnya sama-sama sunnah.
2. Perbedaannya
a. Sujud tilawah dapat dikerjakan di saat shalat maupun di luar shalat, sedangkan
sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan tidak boleh melakukan
sujud syukur di saat shalat.
b. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat sajadah,
sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat dari Allah SWT.
atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam dirinya.
Standar Kompetensi:
2. Melaksanakan Tata Cara Puasa
Kompetensi Dasar:
2.1. Memahami Ketentuan Puasa
2.2. menjelaskan macam-macam puasa (menurut hukumnya)
Indikator:
2.1.1. Menjelaskan pengertian puasa dan dalilnya
2.1.2. Menjelaskan syarat dan rukun puasa.
2.1.3. Menjelaskan amalan sunah pada waktu berpuasa
2.1.4. Menjelaskan makruh puasa
2.1.5. Menjelaskan hal-hal yang membatalkan puasa
2.1.6. Melafalkan do'a berbuka puasa
2.2.1. Menjelaskan pengertian puasa Ramadlon dan dalilnya
2.2.2. Menjelaskan cara menentukan awal dan akhir Ramadlon dan dalilnya.
2.2.3. Menjelaskan amalan sunah pada bulan ramadlon.
2.2.4. Menjelaskan hal-hal yang membolehkan tidak puasa dan dalilnya.
2.2.5.Menjelaskan hal-hal yang dilarang bagi orang yang berpuasa Ramadlon
2.2.6. Menjelaskan kafarat bagi orang yang melanggar larangan puasa Ramadlon dan dalilnya
2.2.7. Menjelaskan pengertian puasa sunah dan dalilnya
2.2.8. Menyebutkan macam-macam puasa sunah.
2.2.9. Menyebutkan hikmah puasa sunnah
2.2.9. Menyebutkan pengertian puasa nadzar dan dalilnya.
2.2.10. Menyebutkan hari-hari yang diharamkan dan dimakruhkan berpuasa
Puasa merupakan terjemah dari shoum yang menurut bahasa berarti menahan
diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam
matahari (maghrib).
Pengertian puasa ini telah diterangkan dalam firman Allah:
Artinya:
…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu
fajar. ..(Q.S Al-Baqarah/2: 187)
Dalam Islam ada beberapa macam puasa, yang paling kita kenal adalah puasa
Ramadhan. Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi yang memenuhi syarat wajib.
Kewajiban ini beradasarkan firman Allah:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al-Baqarah/2:
183)
Dalam ayat tersebut terkandung tujuan utama dari ibadah puasa, yakni supapa
kita bertakwa kepada Allah Swt.
Barang siapa tidak berniat puasa sejak makam, maka ia tidak mempunya puasa
(H.R. an-Nasa’i)
Sementara itu untuk puasa sunnah, kita di bolehkan berniat setelah terbit fajar,
dengan syarat kita belum melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkan
puasa, seperti makan, minum, berhubungan suami istri, dan lain-lain. Hal ini
didasarkan pada Hadist dari Aisyah r.a yang artinya: “Pada suatu hari,
Rasulullah sa masuk ke rumah, kemudian bersabda, ‘apakah enkau mempunyai
makanan?’ Aku enjawab, ‘Tidak’. Rasulullah saw, bersabda ‘Kalau begitu, aku
puasa.” (H.R. An-Nasa’i)
b. Imsak
Kita sudah terlampau akrab dengan kata imsak, lebih-lebih ketika bulan
Ramadhan. Banyak orang memahami Imsak sebagai waktu menjelang fajar
(subuh) dimana seorang muslim yang akan berpuasa berhenti makan sahur.
Padahal makna dari imsak tidaklah sesempit itu. Imsak yaitu menahan diri dari
hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan lain-lain dari mulai
terbit fajar sampai terbenam matahari. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah
pada saat sirine atau pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai ketika fajar.
Tentang kenapa diperlukan sirine dan jadwal waktu imsak itu supaya kita
berhati-hati dan bersiap-siap karena sebentar lagi (sekitar 10 menit lagi) fajar
akan tiba.
Apabila salah satu dari hal-hal di atas tidak ada pada seorang muslim, maka ia
belum/tidak wajib mengerjakan puasa wajib.
Puasa merupakan ibadah yang langsung untuk Allah swt. Oleh karena itu, sudah
semestinya kita mengisi waktu puasa kita dengan amalan-amalan tertentu agar
upaya kita mendengatkan diri kepada Allah dapat tercapai. Dalam sebuah hadist
Qudsi, Allah swt. Berfirman, yang artinya:
“Semua amal anak adam untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa
itu untuk-Ku dan Akulah yang langsung membalasnya. Puasa itu ibarat perisai. Pada
hari kalian puasa, janganlah mengucapkan hata-kata kotor (tidak enak didengar)
dan jangan (pla) bertengkar. Jika seseorang encaimu atau mengajakmu bertengkar,
maka katakan kepadanya: ‘aku sedang puasa (siam)’. (H.R. Muslim)
Adapun amalan sunnah saat berpuasa adalah sebagai berikut:
a. Menyegerakan berbuka
Dari annas r.a., ia berkata: “Rasulullah saw. Berbuka sebelum shalat (maghrib)
dengan kurma, kalau tidak ada kurma beliau minu ari beberapa teguk.” (H.R. Abu
Dawud)
b. Makan Sahur
Meskipun misalkan kita kuat berpuasa tanpa diawali dengan makan sahur,
tetapi karena makan sahur telah dicontohkan oleh Rasulullah, semestinya kita
tidak meremehkan/meninggalkan bersantap sahur.
Rasulullah bersabda, yang artinya:
“Jika kamu berpuasa, bersiwaklah pada waktu pagi dan jangan bersiwak pada
waktu sore” (H.R. at-Thabrani)
d. Membaca dan Mengkhatamkan Al-Qur’an
Membaca al-Qur’an memang semestinya kita biasakan, lebih-lebih saat kita
berpuasa sunnah atau bahkan di bulan Ramadhan, dimana al-Qur’an diturunkan
pada bulan ini. Allah berfirman:
Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)….(Q.S. al-Baqarah/2: 185)
2. Shalat Lail
Shalat tarawih merupakan bagian dari shalat lail, yakni shalat yang waktu
pelaksanaannya ba’da shalat isya sampai sebelum fajar. Ada sebagian orang
menganggap bahwa shalat tarawih itu wajib, padahal hukumnya adalah sunnah,
sebagaimana shalat lail yang lain, seperti witir, dan tahajut. Meski begitu,
sunnah shalat tarawih dan shalat lail yang lain adalah sunnah muakaddah,
termasuk amalan yang jarang sekali ditinggalkan oleh Rasulullah saw.
3. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya
mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa
terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga,
bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.
5. Memperbanyak bersedekah
Rasulullah Saw. Bersabda, yang artinya: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah
pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).
6. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Rasulullah
Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya
juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf
memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan
lain-lain.
7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh
pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji
bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda, yang artinya:
“Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”
a. Makan dan minum dengan sengaja. Apabila makan dan minumnya karena lupa
atau paksaan maka hal itu tidak membatalkan puasa.
b. Muntah dengan sengaja. Apabila muntahnya tidak sengaja maka hal itu tidak
membatalkan puasa.
c. Berniat berbuka puasa. Sekali berniat berbuka puasa meskipun buka puasa itu
tidak dilaksanakan, puasanya batal.
a. Mandi dengan mengguyur atau berendam. Kalau dalam mandi tersebut secara
tidak sengaja tertelan air, hal itu tidak membatalkan puasa.
b. Melakukan suntikan baik suntikan itu berupa obat atau makanan.
c. Bekam
d. Berkumur-kumur, sikat gigi setelah matahari tergelincir.
e. Memakai parfum
Agama Islam adalah agama yang mudah. Demikian juga dalam ketentuan kewajiban
puasa. Dalam Islam ada rukhsah (keringanan) bagi orang-orang yang dalam
tertentu diperbolehkan tidak mengerjakan puasa Ramadhan. Hal ini telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an:
Artinya:
…Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah
a. Orang sakit. Sakit di sini adalah sakit yang apabila dia berpuasa akan
mengakibatkan sakitnya tambah parah. Ia dibolehkan untuk tidak berpuasa
Ramadhan dan wajib mengqadha’ di hari lain di luar Ramadhan sejumlah puasa
yang telah ditinggalkan. Mengqadha’ (mengganti) puasa wajib dilakukan setelah ia
sembuh sebelum Ramadhan tahun berikutnya datang. Apabila belum bisa
mengqadha’ hingga Ramadhan berikutnya datang tanpa alasan yang bisa
dimaklumi maka orang tersebut selain telah berdosa, sebagian Ulama
memerintahkannya untuk membayar kafarat dengan tetap mengqadha’ puasa yang
ditinggalkan.
b. Wanita yang menyusui dan hamil karena alasan kekhawatiran pada diri sendiri.
Mereka dibolehkan tidak berpuasa karena dapat digolongkan sebagai orang sakit.
Orang hamil dan menyusui wajib mengqadha atau membayar fidyah untuk
mengganti puasa yang ditinggalkan.
e. Orang yang sudah tua dan tidak mampu lagi berpuasa juga diberi keringanan tidak
mengerjakan puasa Ramadhan, dan ia diwajibkan menggantinya dengan membayar
fidyah, yaitu memberi makan sepuluh orang miskin.
Sebagian ulama seperti Imam As-Syafi`i dan Imam Malik menetapkan bahwa
ukuran fidyah yang harus dibayarkan kepada setiap satu orang fakir miskin adalah
satu mud gandum sesuai dengan ukuran mud Nabi SAW. Sebagian lagi seperti Abu
Hanifah mengatakan dua mud gandum dengan ukuran mud Rasulullah SAW atau
setara dengan setengah sha` kurma/tepung atau setara dengan memberi makan
siang dan makan malam hingga kenyang.
B. Macam-macam puasa
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
1. Puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan
Ramadhan selama sebulan penuh.
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana tersebut dalam
hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a: “Didirikan agama Islam itu
atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan Allah dan Nabi
Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat,
puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya”
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, belum sempurna keislaman seseorang apabila dia belum mengerjakan
puasa Ramadhan dengan penuh ikhlas semata-mata untuk mencari ridha Allah swt.
Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh ampunan, bulan di mana al-Qur’an
diturunkan, bulan yang memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa
keutamaan bulan Ramadhan yang tidak terdapat pada bulan lain:
b. Puasa Nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah puasa yang
disebabkan karena janji seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan, Rudi
berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan berpuasa 3 hari berturut-turut, maka
apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib mengerjakan puasa 3 hari
berturut-turut yang ia janjikan itu.
c. Puasa kafarat
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi sesuatu. Puasa
kafarat secara istilah artinya adalah puasa untuk mengganti denda yang wajib
ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa, yang bertujuan menutup
dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang diperbuat tersebut, baik
di dunia maupun di akhirat.
Ada beberapa macam puasa kaffarat, yakni sebagai berikut:
1) Puasa kafarat dalam ibadah haji
Orang yang melakukan haji tamattuk dan qiran wajib membayar denda
menyembelih seekor kambing yang sah untuk berkurban. Tetapi jika ia tidak
mampu maka bisa diganti dengan melakukan puasa kafarat selama tiga hari di
tanah suci dan tujuh hari di tanah asalnya.
2) Kafarat karena meanggar sumpah.
Apabila seseorang berjanji maka wajib baginya untuk memenuhi janji itu.
apabila janji itu dilanggar maka ia akan berdosa dan karenanya diwajibkan
membayar kafarat di antara tiga pilihan berikut:
a) Memberi amkan sepuluh orang miskin seperti yang biasa dimakan setiap
harinya;
b) Memberi pakaian kepada orang miskin;
c) Memerdekakan budak; atau,
d) Puasa kafarat selama tiga hari.
2. Puasa sunnah
3. Puasa Makruh
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada
hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’ Ramadhan, membayar
nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi
seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha’ puasa
Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari
Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh.
Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa
4. Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena
waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu
adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu
syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk
berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling
tidak harus membatalkan puasanya atau tidak berniat untuk puasa.
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi
umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan
untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin
dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan
dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.
c. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu
umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih
diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk
menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman
nabi Ibrahim as.
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia
sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara
syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak
puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud
as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
Setelah kita tahu ilmu perihal puasa maka yang harus kita lakukan kemudian adalah
mengamalkan ilmu tersebut. Berpuasa pada hakikatnya tak sekadar menahan lapar dan
haus, tetapi merupakan latihan kita dalam menundukkan hawa nafsu.
Barangkali untuk tahap awal kita hanya bisa mengerjakan puasa Ramadhan saja. Tetapi
amal ibadah kita harus kita tingkatkan. Kita sudah sepatutnya mengupayakan untuk juga
mengerjakan puasa-puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis, atau puasa setahun sekali
pada tanggal 9 dzulhijjah, syukur-syukur bisa mengerjakan puasa nabi Dawud yang
tergolong puasa yang paling disukai Allah swt.
REFERENSI:
Sulaiman Rashid, Fiqih Islam, PT Sinar Baru, Bandung 1987
Sayyid SAbiq, Fiqh Sunnah, PT Al-Ma’arif, Bandung 1982.
Masyfuq Zuhdi, Masail Fiqhiyah, CV. Haji Masagung, Jakarta,
1993
Departean Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan terjemahnya, Jakarta: CV Naladana, 2006
T Ibrahim dan H. Darsoni, Penerapan Fiqih 2, Tiga Serangkai, Solo, 2009
asaD isnetepmoKr:
3.1 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal
3.2 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
3.3 Mempraktek-kan pelaksana-an zakat fitrah dan maal
Materi:
Zakat
Indikator:
3.1.1. Mendiskusikan tentang Zakat fitrah sebagai zakat pembersih jiwa.
3.1.2. Mendiskusikan pengelolaan zakat Fitrah serta waktu yang paling utama dalam
mengeeluarkan zakat fitrah .
3.1.3. Melakukan studi litertatur secara mandiri menemukan dalil tentang ukuran zakat
3.1.4. Mendiskusikan tentang Zakat fitrah sebagai zakat harta.
3.1.5. Mendiskusikan pengelolaan zakat harta serta waktu yang diharuskan dalam
mengeluarkan zakat Maal
3.1.6. Melakukan studi litertatur secara mandiri menemukan dalil tentang ukuran zakat
3.1.7. Mengkaji kewajiban zakat maal dan yang berhak menerima zakat(mustahik).
3.2.1. Berdiskusi tentang muallaf yang mana yang berhak menerima zakat.
3.3.1. Praktek menghitung zakat harta
3.3.2. Mendemostrasikan menjadi panitia zakat
3.3.3. Terbiasa membayarkan zakat fitrah dan zakat harta
Sebelum membahas lebih jauh tentang macam-macam zakat dan tata caranya, marilah
terlebih dulu kita ketahui apa itu zakat. Menurut bahasa(lughat), zakat berarti tumbuh;
berkembang; kesuburan atau bertambah. Zakat dapat pula berarti membersihkan atau
mensucikan.
Sementara itu menurut Hukum Islam (syara'), zakat adalah nama bagi suatu
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk
diberikan kepada golongan tertentu.
Selain hal zakat kita juga mengenal istilah shadaqah dan infaq. Sebagian ulama
fiqh mengatakan bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah
dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat,
sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah.
A. Zakat Fitrah
1. Pengertian Zakat Fitrah dan Hukumnya
Artinya:
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'” (QS. Al Baqarah [2] : 43)
Kapan waktu membayar zakat fitrah? Sebagian ulama’ berpendapat bahwa untuk
membayar zakat fitrah ada 5 macam:
a. Waktu jawaz (boleh) : sejak awal Ramadhan
b. Waktu Wajib: bila matahari telah terbenam di akhir Ramadhan
c. Waktu Afdhal (utama): Sebelum kaum muslimin keluar untuk melaksanakan shalat
hari raya Idul Fitri.
d.Waktu Makruh: setelah selesai shalat hari raya Idul Fitri.
e. Waktu Haram: sesudah hari raya (satu hari setelah hari raya)
Mustahik zakat adalah orang-orang yang berkah menerima zakat fitrah. Sebagian
besar ulama (jumhur) berpendapat bahwa golongan yang berhak menerima zakat
fitrah hanyalah fakir dan miskin.
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta untuk keperluan hidup sehari-hari
dan tidak mampu berusaha. Miskin adalah orang yang berpenghasilan tetapi sehari-
harinya tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
Namun demikian ada pendapat lain yang menyatakan bahwa mustahik zakat fitrah
terdiri dari delapan asnaf (golongan), berdasarkan Al-Qur’an Surat At-Taubah 60
Allah berfirman:
http://elazhar.com/quran/image/9_060.gif
“Hanya sedekah-sedekah itu (zakat) diberikan kepada fakir miskin, orang yang
bekerja mengurus zakat (amil), orang-orang yang hatinya mulai terpau dengan islam
(muallaf), budak-budak, orang-orang yang berhutang, orang-orang yang di jalan
Allah, serta kepada orang-orang yang dalam perjalanan.” (Q.S At-Taubah [9]:60)
B. Zakat Mal
1. Pengertian Mal (harta)
a. Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali
sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya
b. Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan
dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). sesuatu dapat
disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
a. Binatang Ternak
Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil
(kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung). Nisab untuk untang adalah
5 ekor, sapi/kerbau 30 ekor, dan kambing 40 ekor. Ada pun rinciannya adalah
sebagai berikut:
Jenis Harta Nishob Jumlah Zakat Keterangan
Emas 85 gr 2,5 % -
c. Harta Perniagaan
Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan
dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,
makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara perorangan
atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dan lain sebagainya.
d. Hasil Pertanian
Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai
ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman
hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
Disusun Oleh: M.Yusuf Amin Nugroho, Guru MTs Negeri Wonosobo
Jenis Harta Nishob Jumlah Zakat Keterangan
f. Rikaz
Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan
harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang
mengaku sebagai pemiliknya.
Jenis Harta Nishob Jumlah Keterangan
Zakat
Profesi
Qiyas ke emas 85 gr 2,5 % Setelah 1 tahun
Qiyas ke tanaman
dan emas 653 kg beras 2,5% Setiap mendapatkan
Qiyas ke tanaman 653 jg beras 5% Setiap mendapatkan
Dari ayat di atas sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang berhak
menerima zakat fitrah terdiri dari delapan golongan, yaitu:
a. Fakir
b. Miskin
c. Amil, panitia yang mengurusi penerimaan dan pembagian zakat
d. Mualaf, orang yang baru masuk Islam
e. Hamba sahaya atau budak
f. Gharim, orang-orang yang terlilit utang tapi untuk kemaslahatan
g. Sabilillah, orang yang berjuang di jalan Allah
h. Ibn Sabil, Orang yang dalam perjalanan namun kehabisan bekal.