Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Kandungan bahan buangan yang sukar terurai oleh mikroorganisme (non
biodegradable) telah menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Sehingga kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup perlu ditingkatkan.
Dampak ini dibawa juga oleh industri-industri yang sekarang berkembang
pesat di Indonesia, antara lain industri deterjen, shampo, dan kosmetik yang
menggunakan alkilbenzena sebagai bahan baku.
Dodekilbenzena merupakan ikatan antara Benzena dan 1-Dodekena, yang
merupakan salah satu jenis linear alkilbenzena (LAB). Sehingga dalam
Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena ini menggunakan data linear
alkilbenzena (LAB). Jenis – jenis linear alkil benzena yang lain adalah
decylbenzene, undecylbenzene, dan tridecylbenzene.
Dodekilbenzena terdiri atas dua jenis yaitu jenis rantai lurus yang disebut
sebagai Linear Alkylbenzene (LAB) dan rantai bercabang, yang disebut sebagai
Branch Alkylbenzene (BAB).
Industri Dodekilbenzena dimulai pada awal tahun 1940 dengan
ditemukannya Dodekilbenzena jenis rantai cabang atau Branch Alkylbenzene
(BAB), yang diproduksi dengan cara alkilasi dari Benzena dan Propilen
Tetramer. Di negara-negara maju, pemakaian Branch Alkylbenzene (BAB)
sudah tidak diijinkan, karena memiliki struktur cabang yang sukar diuraikan
oleh mikroorganisme, sehingga akan menimbulkan pencemaran
lingkungan.Oleh karena itu, pada awal tahun 1960 mulai dikembangkan
industri yang berbahan baku Linear Alkylbenzene (LAB), yang diproduksi
melalui alkilasi Benzena dan 1-Dodekena rantai lurus, yang lebih ramah
terhadap lingkungan .
Melihat perkembangan industri deterjen dan pengaruh bahan baku
terhadap lingkungan, maka Dodekilbenzena jenis rantai lurus (LAB),
kebutuhannya akan semakin meningkat.
Sementara itu, di dunia, kebutuhan Linear Alkylbenzene (LAB), cenderung
semakin bertambah, dan peningkatan tersebut untuk setiap tahunnya
diperkirakan sebesar 2,5 % sampai tahun 2016 (colinhouston, 2004).
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas maka perlu didirikan pabrik
Dodekilbenzena jenis rantai lurus (LAB) untuk mencukupi kebutuhan dalam
negeri serta untuk mencukupi kebutuhan dunia, sehingga dapat menambah
devisa negara. Di samping itu juga memberi peluang untuk mendirikan pabrik
lain yang menggunakan LAB sebagai bahan baku, yang secara otomatis akan
membuka lapangan kerja sehingga dapat membantu mengatasi masalah
pengangguran.
1.2 Penentuan Kapasitas Rancangan
Penentuan kapasitas pabrik Dodekilbenzena ini berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan Dodekilbenzena dalam negeri dan untuk keperluan ekspor tahun
2023. Selama ini Indonesia merupakan salah satu Negara pengimpor
Dodekilbenzena. Data impor Dodekilbenzena tahun 2003-2014 dapat dilihat
dalam tabel 1.1 dan gambar 1.1
Tabel1.1 Perkembangan impor Dodekilbenzena di Indonesia tahun 2003-2008
Tahun Jumlahimpor (kg)
2003 86.655
2004 315.173
2005 543.749
2006 912.585
2007 954.522
2008 1455.184
2009 596.481
2010 1.135.367
2011 922.176
2012 917.025
2013 955,458
2014 182.507
(www.bps.go.id)
1600000
y = 72493x - 1E+08
1400000 R² = 0.39

1200000
Jumlah Impor (Kg)

1000000

800000

600000

400000

200000

0
2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
Tahun

Gambar 1.1. Perkembangan impor Dodekilbenzena di Indonesia

Berdasarkan persamaan regresi pada gambar 1.1 dapat dihitung jumlah impor
Dodekilbenzena pada tahun 2023 akan meningkat menjadi 46.653.3340 Kg.
Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Industri Dodekilbenzen yang telah berdiri

1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik sangat mempengaruhi persaingan pabrik dengan industri lain.
Pemilihan lokasi yang tepat, ekonomis dan menguntungkan perlu
dipertimbangkan baik dari faktor primer maupun sekunder. Pabrik
Dodekilbenzena direncanakan didirikan di kawasan industry Cilegon, Propinsi
Banten, dengan beberapa pertimbangan yaitu :
1.3.1 Faktor Primer
a. Dekat dengan sumber bahan baku
Cilegon yang merupakan kawasan industri yang dekat dengan
pelabuhan dan ini akan memudahkan ekspor sebagian produk dan
mengangkut bahan baku yang akan diimpor. Benzena diperoleh dari
proyek Pertamina UP-IV Cilacap, Jawa Tengah, yang memproduksi
9000 ton/bulan. Bahan baku yang lain yaitu 1-Dodekena diperoleh
dari Chevron Phillips Texas melalui Chevron Indonesia di Balikpapan
Kalimantan Timur. Sedangkan katalis yang digunakan adalah
hydrogen fluoride (HF) yang diimpor dari China.
b. Dekat dengan daerah pemasaran
Lokasi pabrik ditentukan untuk memudahkan dalam distribusi produk
ke daerah pemasaran baik ke dalam maupun luar negeri.
Kedekatannya dengan daerah pemasaran akan lebih menguntungkan
karena biaya pengangkutannya lebih murah, dan resiko akan
kerugianselama proses akan lebih rendah.
c. Sarana transportasi
Cilegon sebagai kawasan industri merupakan daerah strategis dengan
sarana transportasi yang memadai, baik jalur laut yang berupa
pelabuhan untuk kapal besar, maupun jalur darat berupa jalan raya
yang menghubungkan lokasi industri ke daerah sumber bahan baku
maupun pemasaran.
d. Utilitas pendukung
Kebutuhan listrik pabrik ini sebagian dipenuhi dari PLN Suralaya.
Sedangkan bahan bakar untuk menjalankan generator diperoleh dari
Pertamina. Untuk kebutuhan air diperoleh dari air laut yang ada di
dekat pabrik dan dari PT. Krakatau Tirta Industri.
e. Kemudahan memperoleh tenaga kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat tercukupi karena di wilayah Jawa
khususnya Jabotabek memiliki tenaga kerja yang cukup banyak, baik
sebagai tenaga ahli, menengah maupun buruh kasar, terdidik maupun
terlatih.
1.3.2 Faktor Sekunder
a. Kemungkinan perluasan pabrik
Di kawasan industri Cilegon ini masih tersedia tanah yang relative
cukup luas sehingga memungkinkan adanya perluasan pabrik dimasa
yang akan datang.
b. Keadaan masyarakat sekitar
Cilegon merupakan kawasan industri, sehingga masyarakat sudah
terbiasa dengan lingkungannya dan siap menerima kehadiran pabrik
baru.
c. Peraturan pemerintah daerah setempat
Pemerintah telah menetapkan Cilegon sebagai kawasan industri, maka
pajak, karakter tanah, sarana pembuangan limbah, perlindungan
terhadap banjir, pengadaan energi telah diperhitungkan dan tersedia.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Pemilihan Proses
Dodekilbenzena, terdiri atas dua jenis, yaitu Dodekilbenzena jenis rantai
lurus (LAB) dan rantai bercabang (BAB). Industri Dodekilbenzena
pertama kali dibuat oleh Werk Hulls sekitar tahun 1940 menggunakan
katalis AlCl3 dengan proses alkilasi menggunakan dodekil khlorida yang
menghasilkan Dodekilbenzena (LAB) sebagai bahan dasar pembuatan
deterjen. Hingga pada tahun 1960, Hulls mengembangkan pembuatan
Dodekilbenzena yang lebih modern yaitu dengan katalis Hidrogen
Fluorida (HF) menggunakan teknologi UOP (Universal Oil Product)
(Black,A.,2004). Macam-macam proses pembuatan Dodekilbenzena yaitu
:
1. Pembuatan Linear Alkylbenzene (LAB),
a. Proses dengan klorinasi 1-Dodekena
Pada proses ini bahan yang terlibat adalah dodekil khlorida,yang
merupakan hasil khlorinasi 1-Dodekena rantai lurus (1-
Dodekena), Benzena dengan aluminium khlorida (AlCl3) sebagai
katalis. Prosesnya yaitu 1-Dodekena (dengan jumlah atom C 12)
direaksikan dengan gas klorin (Cl2) pada suhu 100-140oC dan
dihasilkan dodekil khlorida. Dodekil khlorida yang
dihasilkandicampur dengan Benzena dan AlCl3dalam reaktor
yang berlangsung pada suhu 80oC selama 30 menit. (Ulmann,
1989) Selama reaksi alkilasi berlangsung, dilakukan recycle
katalisyang dikontrol dengan penambahan AlCl3. Gas HCl
anhidrid dimasukkan kembali ke dalam reaktor alkilasi bersama
gas khlor dari kolom khlorinasi. Kombinasi aliran HCl dapat
diregenerasi untuk mempermudah pengambilan kembali gas khlor
yang akan digunakanlagi dalam khlorinasi. Alkilat yang
mengandung Benzena, 1-Dodekena, deterjen alkilat dan heavy
alkilat dipisahkan dalam menara fraksinasi, sedangkan Benzena
dan 1-Dodekena direcyclekembali ke dalam reaktor. Deterjen
alkilat dipisahkan sebagai hasil fraksinasi tengah. Alkilatyang
diproduksi adalah Dodekilbenzena dengan kemurnian 55%. Pada
proses ini, penggunaan katalis AlCl3 mempunyai kekurangan,
yaitu dihasilkan limbah cair HCl dari hasil proses dantidak dapat
dimanfaatkan kembali, sehingga biaya operasi sangat tinggi.
(Groggins,P,H., 1958).
b. Proses Universal Oil Product (UOP)
Proses ini merupakan proses alkilasi dengan bahan baku Benzena
dan n-1-Dodekena dengan katalis Hidrogen Fluorida (HF).
Reaksi berlangsung pada reaktor RATB pada temperatur 40-550C
. Hidrogen Fluorida direcycle untuk digunakan kembali sebagai
katalisator dengan menggunakan flashdrum untuk
memisahkannya dari produk. Kelebihan Benzena yang bercampur
dengan DDB dipisahkan dalam menara distilasi, yang
kemudiandikembalikan ke reaktor sebagai recycle. Produk utama
yaitu Linear Alkylbenzene (LAB) dengankemurnian 98,6 %
dipisahkan dengan dodeken dan komponenorganik lain dalam
menara distilasi, dodekan dan komponen organiclain
dikembalikan ke reaktor sebagai recycle sedangkan produk
Linear Alkylbenzene (LAB) ditampung dalam tangki
penyimpan.(Black,A., 2004)
2. Pembuatan Branch Alkylbenzene (BDB),
a. Proses dengan klorinasi 1-Dodekena
Pada proses ini bahan yang terlibat adalah dodekil khlorida, yang
merupakan hasil khlorinasi 1-Dodekena rantai bercabang dengan
12 atom C , dan Benzena dengan aluminium khlorida
(AlCl3)sebagai katalis. Proses selanjutnya sama dengan proses
pembuatan Linear Alkylbenzene (LAB)
b. Proses Universal Oil Product (UOP)
Proses ini merupakan proses alkilasi dengan bahan baku Benzena
dan n-1-Dodekena dengan katalis Hidrogen Fluorida (HF).
Reaksi berlangsung pada reaktor RATB pada temperatur 40-55oC
. Hidrogen Fluorida direcycle untuk digunakan kembalisebagai
katalisator dengan menggunakan flashdrum untuk
memisahkannya dari produk. Kelebihan Benzena yang bercampur
dengan DDB dipisahkan dalam menara distilasi, yang kemudian
dikembalikan ke reaktor sebagai recycle. Produk utama yaitu
Linear Alkylbenzene (LAB) dengan kemurnian 98,6 % dipisahkan
dengan dodeken dan komponen organik lain dalam menara
distilasi, dodekan dan komponen organic lain dikembalikan ke
reaktor sebagai recycle sedangkan produk Linear Alkylbenzene
(LAB) ditampung dalam tangki penyimpan. (Black,A., 2004)
Perbandingan proses pembuatan Dodekilbenzena dapat dilihat pada tabel 1.3.
No Keterangan Proses Chlorinasi Proses UOP
1 Reaktor 80oC 40-55oC
2 Temperatur RATB RATB
3 Katalis AlCl3 HF
4 Kemurnian 55 % 98,6 %
Berdasarkan perbandingan proses pada tabel 1.3, maka dipilih proses
UOP, karena kemurnian produknya lebih tinggi dan suhunya lebih rendah
serta jenis reaktan yang dibutuhkan lebih sedikit.
1.4.2 Kegunaan Produk
Dodekilbenzena merupakan bahan intermediate pada industry deterjen,
yang siap disulfonasi menggunakan oleum menjadi Dodekilbenzena
Sulfonat (DDBS). DDBS merupakan senyawa yang mudah diuraikan oleh
mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan.
Deterjen sendiri mempunyai kegunaan sebagai bahan pencuci pakaian dan
peralatan rumah tangga yang sering digunakan masyarakat.
1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia (Bahan Baku dan Produk)
Spesifikasi Bahan Baku
Bahan Baku
1. Benzena :
a. Sifat Fisis
Rumus molekul = C6H6
Berat molekul (gr/mol) = 78,115
Titik beku (°C) dalam udara pada 101,3 kPa = 5,53
Titik didih (°C) pada 101,3 kPa = 80,094
Tekanan kritis (kPa) = 4,898 x 103
Tekanan uap (kPa) pada 25°C = 12,6
Densitas pada 25°C (gr/cm3) = 0,8736
o
Viskositas absolut (centiPoise) pada 25 C = 0,601
Kelarutan dalam H2O (g/100g H2O) pada 25oC = 0,180
Refraktif indeks = 1,498
o
Tegangan permukaan (dyne/cm) pada 25 C = 28,18
Flash point (oC) = -11,1
Panas penguapan (kj/mol ) = 33,899
Panas pembakaran (kj/mol) = 3,2676 x 103
Panas pembentukan (kcal/mol) = 2,351
b. Sifat Kimia
Beberapa reaksi Benzena adalah halogenasi, reduksi dan oksidasi.
1. Halogenasi
Reaksi dengan khlorine dengan zat pembawa aluminium
halidamembentuk khlorobenzen.

2. R
e
d
u
ksi
Benzena direduksi menjadi sikloheksan, C6H12, atau
s
i
k
l
o
o
l
efin.

3. Oksidasi
Dengan oksidator kuat seperti permanganat membentuk
CO2dan H2O.

2. 1-Dodekena
a. Sifat Fisis
Rumus Empiris = C12H24
Berat molekul (gr/mol) = 168,323
Titik beku (°C) = 5,53
Titik didih normal (°C) = 213,5
Suhu kritis (°C) = 289,01
Tekanan uap (mmHg) = 0,2
Densitas pada 20°C (gr/cm3) = 0,75836
Viskositas pada 20°C (centistoke) = 1,72
Viskositas pada 100°C (centistoke) = 0,678
Kelarutan dalam air = maksimum 0,1%
b. Sifat Kimia
Beberapa reaksi dodeken yaitu adisi, substitusi dan alkilasi,
1. Adisi elektrofilik
1-Dodekena bereaksi dengan asam Lewis membentuk
intermediet karbokation yang stabil

2. S
u
b
s
titusi
1-Dodekena bereaksi dengan radikal bebas membentuk
alilradikal bebas yang akan bereaksi menjadi produk akhir
danradikal bebas baru.

3. A
l
k
i
l
a
s
i
1-Dodekena dapat mengalkilasi Benzena dan Phenol
dibawahkondisi Friedel–Crafts. Bahan ini umumnya
merupakanintermediate dalam produksi surfaktan atau deterjen
seperti Linear Alkyl Benzene Sulfonate (LABS) dan Alkyl
Phenol Ethoxylate (APE)
(Kirk Othmer, 1992)
3. Hidrogen Fluorida (HF)
a. Sifat fisis:
Rumus kimia = HF
Berat molekul (g/mol) = 20,006
Tekanan uap pada 25oC (MPa) = 122.9
o
Densitas cairan pada 25 C (gr/cm3) = 0,958
Viskositas (centiPoise) pada 0oC = 0,256
o
Titik didih normal pd 1 atm ( C ) = 19
Titik leleh (oC) = -83,55
o
Temperatur kritis ( C) = 188
Tekanan kritis (atm) = 94,5
o
Tegangan muka pada 0 C (dyne/cm) = 10,2
Panas pembentukan pada 25oC (kJ/mol gas) = -272,5
Panas penguapan pada 101,3 kPa (kJ/mol gas) = 7,493
Panas penggabungan pada –83,6 C (kJ/mol gas)
o
= 3,931
Energi bebas pembentukan gas 25oC (kJ/mol) =-274,6
o
Kelarutan pada 5 C (% berat) dalam
 Benzena = 2,54
 Air = 0,1
b. Sifat kimia:
1. Merupakan asam lemah dengan korositas tinggi
2. Dengan Kalium Fluorida membentuk ion berfluorida.

3. B
e
r
s
ama khlorometana membentuk asam khlorida.
(Kirk Othmer, 1992)
Produk
1. Dodekilbenzena
a. Sifat Fisis
Rumus kimia = C12H25C6H5
Berat molekul (g/mol) = 246,435
Titik didih normal (K) = 327,76
o
Flash point ( C) = 135
Tekanan uap (mmHg) pada 20oC = <0,023
3
Densitas kritis (g/cm ) = 0,856
(http://en.wikipedia.org)
b. Sifat Kimia
Dodekilbenzena direaksikan dengan asam sulfat akan
menghasilkan asam Dodekilbenzena sulfonat dan air, seperti
p
a
d
a
r
e
a
k
s
i:
BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk


2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Benzena (C6H6)
Bentuk : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C6H6
Berat molekul : 78,114 gr/mol
Titik didih normal : 80,1oC
Densitas : 0,885 gr/cm3 (pada 20oC)
Kemurnian : 99,9 %
Viskositas : 0,5312 cp
Komposisi bahan : 99,9 % C6H6; 200 ppm C7H8; dan
800 ppm H2O
(www.pertamina.com)
2. 1-Dodekena (C12H24)
Bentuk : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C12H24
Titik didih normal : 213,5 (°C)
Densitas pada 20 °C : 0,75836 (gr/cm3)
Kemurnian : 99 % berat
Komposisi bahan : 99 % C12H24; 1 % C12H26
(www.chevron.com)
2.1.2 Spesifikasi Bahan Pembantu
1. Hidrogen Fluorida (HF)
Kenampakan : cairan
Rumus kimia : HF
Berat molekul : 20,01 (gr/mol)
Titik didih normal : 19oC
Densitas pada 25oC : 0,958 gr/cm3
(www.pelchem.com)
2.1.3 Spesifikasi Produk
1. Dodekilbenzena (C18H30)
Wujud : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C12H25C6H5
Berat molekul : 246,435 g/mol
Titik didih normal : 327,76oC
Densitas : 0,88 g/cm3 (pada 25oC)
Komposisi bahan : 98,6 % C12H25C6H5
(www.uic.ac.id)
2.2 Konsep Proses
2.2.1 Dasar Reaksi
Reaksi pembentukan Dodekilbenzena dari Benzena dan 1-Dodekena
tergolong dalam reaksi alkilasi Benzena dan 1-Dodekenamenggunakan
katalis asam Fluorida (HF). Dengan konversi adalah 95 % (US Patent no.
US4237328).
Reaksi utama yang terjadi adalah :

(US patent no. US4237328)


2.2.2 Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi antara Benzena dan 1-Dodekena membentuk
Dodekilbenzena dengan katalis HF dianalogkan dengan mekanisme reaksi
antara Benzena dan Propena menghasilkan Isopropilbenzen, karena
keduanya merupakan reaksi alkilasi dengan katalis asam. Adapun
mekanismenya sebagai berikut:
1. P
e
m
b
e
n
t
ukan karbokation dari 1-Dodekena
Dengan adanya katalis asam, 1-Dodekena akan tersubstitusi secara
elektrofilik membentuk karbokation yang merupakan radikal bebas.
2. Penyerangan karbokation ke dalam cincin Benzena yang
akanmembentuk senyawa intermediet, kemudian membentuk
Dodekilbenzena dengan melepas sebuah proton
K
a
r
b
o
k
a
t
i
o
n
Ion Benzenonium Dodekilbenzene

Gambar II.1 Mekanisme Reaksi Benzena dan 1-


Dodekenamembentuk Dodekilbenzena

(Fessenden & Fessenden, 1988)


2.2.3 Tinjauan Termodinamika
Perhitungan harga tetapan konstanta kesetimbangan (K) menurut
J.M.Smith & Vannes (1987) dapat ditinjau dari persamaan :
ΔG0 = - RT ln K ……………………………………...........(12)
Dengan
ΔĠf0 = energi Gibbs standart, (kjoule/mol)
R = tetapan gas umum, (8,3134 joule/mol.K)
T = temperatur reaksi, (K)
K = konstanta kesetimbangan
Data untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1. Nilai Panas Pembentukan dan Energi Gibbs pada kondisi
standar

Komponen ΔHf0298 K (kJ/mol) ΔGf0298 K (kJ/mol)


C12H24 -185,95 137,9
C6H6 49,09 129,66
C12H25C6H5 -178,00 211,79
(Yaws, C.L, 1999)

sehingga ΔGf0 = ΔGf0produk – ΔGf0reaktan ………(13)


= 211,79 - (129,66 + 137,9) kj/mol
= -55,77 kj/mol
−𝛥𝐺𝑓0
ln K298 K =
𝑅𝑇

−(−55,77)
=
8,314.10−3 𝐾𝑗/𝑚𝑜𝑙.𝐾(298𝐾)

= 22,5115
K298K = 5979278744
maka nilai K pada 323 K dapat dihitung dengan meninjau persamaan
kesetimbangan :
𝐾2 ΔH0f 1 1
ln = [− ][ − ]………………….(14)
𝐾1 𝑅 𝑇2 𝑇1

dengan ΔHf0 = ΔHf0produk – ΔHf0reaktan

= -178,00 – (49,08-185,95)
= -41,13 kj/mol
Reaksi pembentukan Dodekilbenzena merupakan reaksi eksotermis, karena nilai

ΔHR negatif.

sehingga persamaan (14) menjadi

𝐾2 (−41,13)𝑘𝑗/𝑚𝑜𝑙 1 1
ln
59792787441
= [− 86,3134.10−3𝑘𝑗
] [323 − 298]
.𝐾
𝑚𝑜𝑙

𝐾2
ln = -1,28499
59792787441

𝐾2
= 𝑒 −1,28499
59792787441

K2 = 1,65418 . 1010

Karena nilai K2 pada 323 K sangat besar, maka reaksinya


bersifatirreversible (tidak dapat balik).Dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan Dodekilbenzena merupakanreaksi irreversible (tidak dapat
balik), eksotermis, dengan temperatur reaksidijaga konstan pada 500C
dengan pendinginan menggunakan koil untukmenyerap panas yang
dihasilkan selama reaksi berlangsung.
2.2.4 Tinjauan Kinetika
Mencari konstanta kecepatan reaksi
Diketahui data : waktu tinggal 30 menit = 0,5 jam (US patent no.
US4237328)

Konversi, XA = 0,95 (US patent no. US4237328 )

Reaksi =

Menentukan CA
Untuk reaksi elementer fase cair-cair, (Levenspiel, O.,1957), maka
persamaankecepatan reaksinya adalah

Dengan :
F = kmol/jam
σ = waktu tinggal , jam
υ = Volume/ waktu , m3/jam
C = konsentrasi , (kmol/m3 )
θB = perbandingan mol reaktan
A = 1-Dodekena
B = Benzena
Neraca
Massa
di
Reaktor

Untuk
kapas
itas
pabri
k 70.000 ton/tahun diperoleh
CAO= 0,78292 mol/liter = 0,78292 kmol/m3
Untuk θBadalah perbandingan mol reaktan = 8, maka dari persamaan (4) dapat
dihitung dan diperoleh :
𝐹
𝑋𝐴 × 𝐶𝐴𝑜
𝐴𝑜
=𝜏
𝑘 × (1 − 𝑋𝐴 ) × (𝜃𝐵 − 𝑋𝐴 )
37,75
0,95 × 0,78
= 0,5
𝑘 × (0,05) × (7,05)
𝑘 = 260,86 𝐿/(𝑘𝑚𝑜𝑙. 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)

2.2.5 Kondisi Operasi


Reaksi pembentukan Dodekilbenzena dari Benzena dan 1-Dodekena
dengan katalis HF merupakan reaksi alkilasi, dijalankan di dalam reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB), yang dioperasikan pada tekanan 3 atm
dan suhu ± 50 °C.( Black,A., 2004) Adapun kondisi operasi sebagai
berikut :
a. Perbandingan mol Benzena/ 1-Dodekena
Perbandingan mol Benzena/ mol 1-Dodekena = 8. Perbandingan ini
bertujuan agar 1-Dodekena dapat terlarut dengan baik dalam Benzena.
Penurunan rasio di bawah 8 akan menurunkan yield (rasio mol
Dodekilbenzena terhadap mol 1-Dodekena).
b. Perbandingan volume HF/ (volume Benzena dan 1-Dodekena)
Perbandingan volume HF/ (volume Benzena dan 1-Dodekena) dalam
reaktor adalah 1,5. Ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan asam
agar diperoleh rasio mol Dodekilbenzena terhadap mol 1-Dodekena
yang optimal.
c. Temperatur
Reaksi berjalan pada temperature ± 50oC.
d. Tekanan
Tekanan tidak terlalu berpengaruh terhadap reaksi. Tekanan dijaga
cukup (3 atm ) untuk menjaga katalis HF tetap dalam kondisi cair.
e. Waktu Tinggal
Waktu tinggal di dalam reaktor adalah 30 menit .
2.3 Diagram Alir Kualitatif
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Spesifikasi Bahan Baku
a. Benzen :
Bentuk : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C6H6
Berat molekul : 78,114 gr/mol
Titik didih normal : 80,1 0C
Densitas : 0,885 gr/cm3 (pada 20 0C)
Kemurnian : 99,96 %
Viskositas : 0,5312 cp
Komposisi bahan : 99,96 % C6H6
200 ppm C7H8
200 ppm H2O
(www.pertamina.com)
b. Dodeken
Bentuk : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C12H24
Titik didih normal : 213,5 (°C)
Densitas pada 20 °C : 0,75836 (gr/cm3)
Kemurnian : 96 % berat
Komposisi bahan : 96 % C12H24 ; 2 %C12H26; 2% C14H28
(www.sasol.com)
Spesifikasi Bahan Pembantu
Hidrogen Fluorida (HF) :
Kenampakan : cair (pada 67 0 C, 1 atm)
Rumus kimia : HF
Berat molekul : 20,006 (gr/mol)
Titik didih normal : 67 0C
Densitas pada 250C : 0,958 gr/cm3
(http://ehs.unc.edu/pdf/HydrofluoricAcid)

II.1.3. Spesifikasi Produk


a. Dodekilbenzen
Wujud : cairan
Warna : tidak berwarna
Rumus kimia : C12H25C6H5
Berat molekul : 246,435 g/mol
Titik didih normal : 327,76 oC
Densitas : 0,88 g/cm3 ( pada 250C)
Komposisi bahan : 99,95 % C12H25 C6H5
b. Tetradekilbenzen
Bentuk : cairan, berkabut
Warna : jernih
Rumus kimia : C14H29C6H5
Berat molekul : 274,489 (g/mol)
Titik didih normal : 354,16 (oC)
Spesific gravity : 0,8565
(http://physchem.ox.ac.uk.MSDS)

Dasar Reaksi
Reaksi pembentukan dodekilbenzen dari benzen dan dodeken
tergolong dalam reaksi alkilasi benzen dan dodeken menggunakan
katalis asam fluoride (HF.)
Reaksi utama yang terjadi adalah :

Dengan yield (rasio mol dodekilbenzen terhadap dodeken) adalah 95 %


(F.H.Lewis,1981)
Reaksi samping yang terjadi :

Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi alkilasi antara benzen dan dodeken membentuk
dodekilbenzen dengan katalis HF terjadi melalui dua tahap reaksi, yaitu:
1. Pembentukan ion karbonium dari dodeken
Dengan adanya katalis asam, dodeken akan tersubstitusi secara
elektrofilik membentuk ion karbonium yang merupakan radikal
bebas.
2. Penyerangan ion karbonium ke dalam cincin benzen yang akan
membentuk senyawa intermediet, kemudian membentuk
dodekilbenzen dengan melepas sebuah proton
II.2.2. Tinjauan Kinetika
Mencari konstanta kecepatan reaksi
Diketahui data : waktu tinggal ,t = 14 menit = 0,2333 jam(DS.Ratna, 2001)
Konversi, XA = 0,95 (F.H.Lewis,1981)
Reaksi =

Menentukan CA

Untuk reaksi elementer fase cair-cair, (Levenspiel, O.,1957), maka persamaan


kecepatan reaksinya adalah
Dengan :
F = kmol/jam
t = waktu tinggal , jam
n = volume/ waktu , m3/jam
C = konsentrasi , (kmol/m3 )
qB = perbandingan mol reaktan
A = Dodeken
B = Benzen
Neraca Massa di Reaktor
Input - output - reaksi = acc
FA0 - FA - (-rA)V = 0
FA0 - FA0- FA0XA - (-rA)V = 0
FA0 - FA0(1 - XA) = (-rA)V

Untuk kapasitas pabrik PT.UIC 210.000 ton/tahun diperoleh


CAO = 1,03513 mol/liter = 1,03513 kmol/m3
u = 100,2455 m3 /jam(sumber :perhitungan di lampiran C/lampiran reaktor )
FAO = CAO x u
= 1,03513 x 100,2445
= 103,767 kmol/jam
Untuk qB adalah perbandingan mol reaktan = 8, maka dari persamaan (4) dapat
dihitung dan diperoleh :

II.2.3. Tinjauan Termodinamika


Perhitungan harga tetapan konstanta kesetimbangan (K) dapat
ditinjau dari persamaan :

Dengan ΔĠ f0 = energi Gibbs standart, (kjoule/mol)


R = tetapan gas umum, (8,3134 joule/mol.K)
T = temperatur reaksi, (K)
K= konstanta kesetimbangan
(J.M.Smith & Vannes, 1987)
Data untuk masing-masing komponen adalah :
Tabel 2.1. Nilai Panas Pembentukan dan Energi Gibbs pada kondisi standar
maka nilai K pada 323 K dapat dihitung dengan meninjau persamaan
kesetimbangan :

dengan ΔH = ΔH produk – ΔH reaktan


= -178,7 - (82,93-165,35) kj/mol
= -96,28 kj/mol
sehingga persamaan (7) menjadi
Karena nilai K2 pada 323 K sangat besar, maka reaksinya bersifat
irreversible (tidak dapat balik).
Untuk mengetahui sifat reaksi, dapat dilakukan dengan menghitung entalpi
reaksi total, yaitu :
jadi, reaksi pembentukan dodekilbenzen merupakan reaksi eksotermis, karena
nilai ΔHR total negatif. Dapat disimpulkan bahwa reaksi pembentukan
dodekilbenzen merupakan reaksi irreversible (tidak dapat balik), eksotermis,
dengan temperatur reaksi dijaga konstan pada 500C dengan pendinginan
menggunakan jaket untuk menyerap panas yang dihasilkan selama reaksi
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai