Oleh
ANANDA ANGGY PAMELIA
17030204090
PBU 2017
JURUSAN BIOLOGI
2019
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
C. Hipotesis
Ho: ada perbedaan pengaruh berbagai hormone tumbuh (IAA, NAA, 2,4 D 1
ppm) terhadap pemanjangan jaringan akar dan batang jagung (Oryza sativa).
Ha: ada perbedaan pengaruh berbagai hormone tumbuh (IAA, NAA, 2,4 D 1 ppm)
terhadap pemanjangan jaringan akar dan batang jagung (Oryza sativa).
D. Kajian Pustaka
Hormon ialah zat pertumbuhan yang mutlak dimiliki oleh tumbuhan dalam
melakukan aktifitas kehidupannya. Hormon tumbuhan ialah suatu senyawa organik
yang dibuat pada suatu bagian tumbuhan dan kemudian diangkut kebagian lain,
pada konsentrasi rendah menyebabkan dampak fisiologis. Peran hormon
merangsang pertumbuhan, pembelahan sel, pemanjangan sel dan ada yang
menghambat pertumbuhan. Hormon pada tumbuhan sangat beragam dan
mempengaruhi penampakan tubuh tumbuhan sebagaihasil dari aktivitasnya. Auksin
adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari pertumbuhan dan
perkembangan suatu tanaman. (Abidin1990).
Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang rnendorong elongasi jaringan
koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan Avena a tau tanarnan lainnya.
Indole Asetic Acid (IAA) adalah auksin endogen atau auksin yang terdapat pada
tanarnan. Sitokinin dan auksin rnerupakan dua golongan zat pengatur tumbuh yang
sangat penting dalarn budidayajaringan tanarnan. Golongan auksin yang lebih
sering digunakan adalah 2,4-D, IAA, NAA, IBA. Auksin yang paling efektif untuk
rnenginduksi pernbelahan sel dan pernbentukan kalus adalah 2,4-D dengan
konsentrasi antara 0,2-2 rng/1 untuk sebagian jaringan tanarnan. NAA dan 2,4 D
lebih stabil dibandingkan dengan IAA, yaitu tidak rnudah terurai oleh enzirn-enzirn
yang dikeluarkan oleh sel atau karena pernanasan pada saat proses sterilisasi (Tim
Fisiologi Tumbuhan Unimed, 2007).
1. IAA
Indole-3-Acetic Acid (IAA) merupakan anggota utama dari kelompok auksin
yang mengendalikan banyak proses fisiologis penting termasuk pembesaran dan
pembelahan sel, deferensiasi jaringan dan respon terhadap cahaya dan gravitasi
(Shokri dan Emtiazi, 2010).. Fitohormon IAA diketahui dapat menghasilkan
lebih banyak akar lateral, rambut akar dan cabang rambut akar (Lestari dkk.,
2007). Keberadaan lima jalur biosintesis IAA yang berbeda telah diteliti dengan
triptofan (Trp) sebagai precursor. Lima jalur tersebut ialah indole-3-piruvat
(IpyA), indole-3-asetamida (IAM), triptamin (TAM), indole-3-asetonitril (IAN)
dan jalur Trp cincin samping oksidase. Eksudat akar merupakan sumber alami
L-triptofan untuk mikrorganisme rizhosfer yang dapat meningkatkan produksi
IAA di daerah rizosfer. Biosintesis IAA dalam tanah dapat dipacu dengan
adanya triptofan yang berasal dari eksudat akar atau sel-sel yang rusak atu
membusuk (Leeuwenhoek, 2013)
2. NAA
NAA adalah hormone sintesis pada tanaman dari golongan auksin dan
merupakan bahan salam perakran produk holtikultura untuk perbanyakan
tanaman secara komersial. Hormon NAA tidak terbentuk secara alami dan sama
seperti semua auksin yang merupakan racun bagi tanaman pada konsentrasi
tinggi. Menurut Salisbury dan Ross (1992) NAA lebih efektif dari IAA karena
NAA tidak dapat dirusak oleh IAA oksidase atau enzim lainnya, sehingga
bertahan lebih lama. NAA juga lebih stabil terhadap oksidase dan cahaya.
3. 2,4 D
Asam 2,4-D adalah salah satu auksin (hormon tumbuhan) yang berperan dalam
pertumbuhan kalus dari eksplan dan menghambat regenerasi pucuk tanaman.
2,4-D adalah sintesis auksin dan karena itu sering digunakan dalam laboratorium
untuk penelitian tanaman dan sebagai suplemen di pabrik kultur sel media
seperti media MS. 2,4-D.
asam 2,4 diklor asetat (2,4- D) adalah senyawa tanpa ciri-ciri indol tapi
mempunyai aktivitas biologis seperti IAA. 2,4- D adalah auksin yang paling
aktif dan dipergunakan sebagai herbisida, pada dosis rendah digunakan untuk
induksi kalus.
E. Variabel Penelitian
1. Alat
- Cawan petri
- Penggaris
- silet tajam
2. Bahan
- Kecambah jagung umur 5 hari, dibuat potongan koleoptil dan akar primer
dengan panjang 5 mm diukur pada jarak 2 mm dari kotiledon.
- Larutan IAA, NAA dan 2,4 D 1 ppm masing-masing 10 ml
- Air suling 10 ml
H. Rancangan Percobaan
Kecambah jagung
umur 5 hari
I. Langkah Kerja
Tabel 1. Hasil Perendaman Koleoptil dan Akar Primer Jagung pada NAA, IAA,
2,4 D, dan air suling
∑
Panjang Panjang Pertambahan
pertambahan
Hormon Jaringan awal akhir panjang
panjang
(cm) (cm) (cm)
(cm)
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
Koleoptil 0,5 0,5 0 0
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
Air suling
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
Akar 0,5 0,5 0 0
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
Koleoptil 0,5 0,8 0,3 0,16
0,5 0,7 0,2
IAA 0,5 0,8 0,3
0,5 0,5 0
0,5 0,5 0
Akar 0,04
0,5 0,6 0,1
0,5 0,6 0,1
0,5 0,5 0
0,5 1 0,5
0,5 0,7 0,2
Koleoptil 0,5 0,7 0,2 0,26
0,5 0,8 0,3
0,5 0,6 0,1
NAA
0,5 0,6 0,1
0,5 0,7 0,2
Akar 0,5 0,5 0 0,12
0,5 0,7 0,2
0,5 0,6 0,1
0,5 0,6 0,1
0,5 0,6 0,1
Koleoptil 0,5 0,7 0,2 0,1
0,5 0,5 0,1
0,5 0,6 0,1
2,4 D
0,5 0,6 0,1
0,5 0,6 0,1
Akar 0,5 0,6 0,1 0,08
0,5 0,6 0,1
0,5 0,5 0
Pengaruh Berbagai Larutan Hormon terhadap
Pertambahan Jaringan Batang Dan Akar Primer Jagung
(Oryza sativa)
0.3 0.26
Pertamahan panjang (cm)
0.25
0.2 0.16
0.15 0.12
0.1
0.1 0.08
0.04
0.05
0 0
0
Air suling IAA NAA 2,4 D
larutan/hormon
Koleoptil Akar
Berdasarkan rancangan dan tabel dan grafik di atas, maka dapat dilakukan
rencana analisis sebagai berikut
‒ Batang dan akar primer jagung yang direndam dengan air suling selama 48 jam
tidak mengalami pertumbuhan panjang
‒ Batang yang direndam dengan larutan IAA mengalami pertambahan panjang
rata-rata 0,16 cm sedangkan pada akar rata-rata primer 0,04 cm
‒ Batang yang direndam dengan larutan NAA mengalami pertambahan panjang
rata-rata 0,26 cm sedangkan pada akar primer rata-rata 0,12 cm
‒ Batang yang direndam dengan larutan 2,4 D mengalami pertambahan panjang
rata-rata 0,1 cm sedangkan pada akar primer rata-rata 0,08 cm
Perendaman batang dan akar primer jagug yang paling cepat pertambahan
panjangnya terdapat pada hormone NAA dan paling lambat pada perendaman air
suling
Diskusi
Jawab: berbagai macam hormone tumbuh memberikan pengaruh yang sama pada
tumbuhan yaitu pemanjangan jaringan. Hormone tumbuh yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuh adalah hormone IAA dimana hormone
tersebut merupakan gormon alami yang berasal dari tumbuhan itu sendiri. Terdapat
senyawa sintetis lainnnya yang serupa dengan senyawa IAA dan mempengaruhi
pemanjangan jaringan yaitu hormone NAA dan 2,4 D serta senyawa lainnya. semua
hormone tersebut mempunyai struktur kimima yang sama dengan auksin, yaitu berupa
senyawa beerbentuk cincin aromatic tetapi mengandung ikatan lain yang berbeda. Pada
2,4 D terikat unsur C1 dan dengan gugus asetat. NAA lebih merip IAA yaitu memiliki
2 cincin aromatic sedangkan 2,4 D memiliki 1 cincin aromatic.
Pada batang jagung dalam perendaman NAA, IAA, 2,4 D, dan air suling
kecepatan pertumbuhan panjangnya dapat dinotasikan NAA > IAA > 2,4 D > air
suling. Sedangkan pada akar primer dalam perendaman NAA, IAA, 2,4 D, dan air
suling kecepatan pertumbuhan panjangnya dapat dinotasikan NAA > 2,4 D > IAA
> air suling.
Perendaman NAA pada batang dan akar prmer jagung memberikan pengaruh
yang paling cepat pada pemanjangan jaringan batang karena struktur NAA yang
menyerupai IAA, yakni mempunyai cincin indole dan merupakan senyawa sintetis
sehingga tidak rnudah terurai oleh enzirn-enzirn yang dikeluarkan oleh sel karena
pengaruh lingkungan. Hal ini telah sesuai dengan teori Salisbury dan Ross ( 1992)
yang menyatakan bahwa NAA lebih efektif dari IAA karena NAA tidak dapat
dirusak oleh IAA oksidase atau enzim lainya, sehingga bertahan lebih lama.
Sedangkan pada batang yang dilakukan perendaman dalam 2,4 D lebih lambat
daripada IAA karena hormone sintetik tersebut merupakan auksin kuat, yang
artinya auksin ini tidak dapat diuraikan di dalam tubuh tanaman (Hendaryono dan
Wijayani, 1994). Pada dosis tertentu atau tidak sesuai sanggup membuat jaringan
tanaman mengalami mutasi dan memiliki fitotoksitas yang tinggi (Suryowinoto,
1996). Namun pada akar primer yang dilakukan perendaman dalam 2, 4
pertambahan panjangnya lebih cepat daripada IAA. Hal tersebut dapat terjadi
karena 2,4 D dengan dosis lebih efektif bekerja pada akar tanaman.
Hormon tumbuh seperti IAA, NAAM 2,4 D sebagai zat pengatur tumbuh
yang secara keseluruuhan termasuk hormon auksin baik yang sintetis maupun
yangn tidak disintetis tumbuhan itu sendiri. Hormon ini menunjang pertumbuhann
tannaman dengan didukung oleh hormon alami yang sudah diproduksi oleh
tumbuhan itu sendiri. Hormon IAA, NAA, 2,4 D bersama auksin mampu mengatur
pembesaran sel dan memacu pemanjangan di daerah belakang meristem ujung dan
merangsang perkembangan akar lateral. Auksin bersama ketiga hormon tersebut
berdifusi secra maksimal pada ujung batang dan ujung akar
M. Simpulan
N. Daftar Pustaka
Dewi, Intan, R.A. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman.
Makalah. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lestari, P.L., Susilowati, D.N., dan Riyanti, E.I. “Pengaruh Hormon Asam Indol Asetat
yang Dihasilkan Azospirillum sp. terhadap Perkembangan Akar Padi”. Jurnal
AgroBiogen. Vol. 3, No.2 (2007) 66-72.
Batang dan akar primer jagung Batang dan akar primer jagung yan telah
dipotong 5 mm
Menuangkan larutan ke dalam batang dan Pengukuran panjang akar primer setelah
akar primer jagung perendaman larutan