Anda di halaman 1dari 28

Tugas Mekanika

CRITICAL BOOK REPORT

O
L
E
H

KELOMPOK 5:

1. EVITAMALA SIREGAR (NIM 8176175006)


2. SAFITRI RAUFA (NIM 8176175015)

PRODI: PENDIDIKAN FISIKA


KELAS: Reguler A- DIKFIS
MATA KULIAH: MEKANIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat dan
karunianya saya diberi kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan hasil
critical book report tepat waktu. Kepada dosen pengampukami ucapkan terima kasih
karena memberi kami kesempatan untuk menyusun tugas laporan hasil critical book report.
Dalam penyusunan tugas laporan critical book report ini masih banyak kekurangan
dalam penulisan atau bentuk tugas laporan critical book report. Oleh karena itu, kami
mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas laporan critical book ini.Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Medan, 3 April 2018

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 1
1.3 Manfaat Penulisan ...................................................................................... 1
BAB II CRITICAL BOOK ............................................................................ 2
2.1 Buku 1 ....................................................................................................... 9
2.2 Buku 2 ....................................................................................................... 23
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 25
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 25
3.2 Saran ........................................................................................................... 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Central Force (Gaya Sentral) didefinisikan sebagai suatu gaya yang mempunyai
arah radial dan besarnya hanya bergantung pada jarak dari sumber (tidak bergantung pada
sudut di sekitar sumber). Dengan kata lain, central force (gaya sentral) adalah sesuatu yang
mempunyai potensial yang besarnya hanya bergantung pada jarak dari sumber. Selain itu,
Gaya sentral adalah gaya bekerja pada benda, di mana garis kerjanya selalu melalui titik
tetap, disebut pusat gaya. Arah gaya sentral mungkin menuju pusat gaya (gaya tarik), dan
mungkin meninggalkan pusat gaya (gaya tolak). Gaya sentral yang besarnya hanya
tergantung pada jarak dan pusat gaya (r).Contoh gaya sentral yakni;Gaya gravitasi (tarik)
digambarkan dengan gerak planet, Gaya coulumb atau gaya elektrostatik (tarik dan tolak),
Gaya tarik dalam molekul (intermolekuler) atau gaya Van Der Walls, Atom dalam kubik
kristal yang berosilasi harmonik ditentukan dengan gaya sentral dan Gaya inti yang
ditampilkan oleh Yukawa.Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan
merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam hal ini, ada banyak sumber-sumber ilmu
seperti halnya buku. Ada banyak buku yang membahas mengenai gaya sentral. Dalam hal
ini kita harus mengetahui isi buku tersebut, agar kita tahu bagaimanapemahaman isi buku
tersebut disebut dengan Critical Book Report. Pada Critical Book Report ini hanya akan
membahas tentang gaya sentral.

1.2 Tujuan
1. Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mekanika.
2. Dapat melatih diri untuk berpikir kritis dalam memahami isi buku
3. Memberikan penilaian terhadap buku.

1.3 Manfaat
1. Sebagai media informasi.
2. Sebagai penambah wawasan/ pengetahuan.

1
BAB II
CRITICAL BOOK

2.1 BUKU 1
1. Identitas Buku
Judul buku : Mechanics Third Edition
Nama Penulis : Keith R. Symon
Tahun Terbit : 1980
Cetakan ke :3
Penerbit : Addison Wesley Publishing Company, Amsterdam
Halaman : 637 halaman

2. Deskripsi Buku
Gerak pada gaya sentral
Suatu gaya sentral adalah suatu bentuk yang diberikan oleh F= ȓF(r). Secara
fisik, gaya semacam itu merupakan daya tarik sebuah atraksi jika F(r)<0 atau
tolakan jika F(r)>0 dari suatu titik tetap yang terletak di titik asal r = 0. Dalam
masalah lain dimana dua particle berinteraksi dengan partikel lainnya, diantara
gaya tersebut (terutama) suatu gaya sentral; itu adalah jika partikel tetap, gaya
yang lainnya diberikan oleh F= ȓF(r). Contoh menarik dari gaya sentral adalah

2
gaya gravitasi pada pada planet karena matahari atau daya tarik listrik pada
sebuah elektron pada nukleus dari sebuah atom.gaya antara sebuah proton atau
sebuah partikel alpha dan nukleus lainnya merupakan gaya sentral repulsif.
Banyak masalah penting lainnya, gaya F (r) berbanding terbalik dengan r2.
Masalah ini akan dibahas pada bagian selanjutnya. Bentuk lain dari fungsi F(r)
kadang-kadang terjadi, contoh dalam suatu masalah melibatkan struktur dan
interaksi dari inti atom, atom kompleks dan molekul. Pada baagian ini, kami
menghadirkan metode general untuk memecahkan masalah perpindahan partikel
akibat gaya sentral. Semua contoh bukan dari interaksi dua partikel sebenarnya
diikat pada posisi tetap. Masalah yang sedang kita selesaikan seperti masalah
dalam fisika, mewakili idealisasi masalah yang sebenarnya. berlaku ketika salah
satu partikel dapat dianggap sebagai praktis saat diam di titik asal.
Ini akan menjadi kasus jika satu dari partikel jauh lebih berat dari yang lain.
Gaya yaang bekerja pada dua partikel mempunyai ukuran yang sama berdasarkan
hukum III Newton, pereceepatan yang berat akan jauh lebih kecil dari pada yang
lebih ringan dan gerakanb partikel berat dapat diabaikan dalam perbandingan
dengan gerakan yang lebih ringan. Kita dapat mencatat bahwa momentum sudut
vektor dari sebuah pengaruh gerakan partikel untuk gaya sentral adalah konstan,
apabila torsi:
−𝑁 = 𝑟 × 𝐹 = (𝑟 × ȓ)𝐹(𝑟) = 0
Karena itu. Dari persamaan:
𝑑𝐿
=0
𝑑𝑡
Sebagai akibat, momentum sudut setiap sumbu melalui gaya sentral adalah
konstan. Karena banyak gaya fisika adalah gaya sentral itu konsep dari momentum
anguler adalah penting.
Dalam menyelesaikan gerakan partikel yang digerakkan oleh gaya sentral,
pertama kita tunjukkan arah partikel terletak pada satu bidang yang mengandung
gaya sentral. Untuk menunjukkan ini, biarkan posisi ro dan kecepatan vo diberikann
diberikan waktu awal t0, dan pilih sumbu x melalui posisi awal ro dari partikel dan
sumbu z tegak lurus terhadap kecepatan awal vo. Maka:
xo = |ro|, yo = zo= 0
vxo = vo. x vyo = vo.y vzo = 0

3
Persamaan untuk gerak dalam kordinat persegi panjang adalah:
𝑥 𝑥 𝑥
𝑚ẍ = 𝑟 𝐹(𝑟), 𝑚ӱ = 𝑟 𝐹(𝑟), 𝑚𝑧 = 𝑟 𝐹(𝑟),

Solusi persamaan z yang memenuhi kondisi awal zo dan vzo adalah:


Z(t) = 0
Maka gerakan itu terjadi sepenuhnya pada bidang x,y. Kita bisa melihat
secara fisik jika gaya pada partikel selalu menuju ke titil awal, partikel tidak
pernah dapat memperoleh komponen kecepatan apapun dari bidang awalnya
bergerak. Kita juga dapat menganggap hasil ini sebagai konsekuensi dari kekekalan
momentum sudut. Vektor L = m(r x v) adalah konstan, oleh karena itu r dan v harus
selalu terletak tetap pada bidang tegak lurus terhadap L.
Sekarang kita mengurangi masalah untuk suatu gerakan pada bidang dengan
persamaan deferensial kedua dan empat kondisi awal yang tersisa harus dipenuhi.
Jika kita memilih koordinat polar r, 𝜃 dalam bidang gerak, persamaan gerak r dan 𝜃
arah adalah:
𝑚𝑟̈ − 𝑚𝑟𝜃̇ 2 = 𝐹(𝑟)
𝑚𝑟𝜃̈ − 2𝑚𝑟̇ 𝜃̇ = 0
Mengalikan persamaan diatas dengan r, sebagai derivasi dari teorema
momentum sudut. Kita peroleh:
𝑑 𝑑𝐿
(𝑚𝑟 2 𝜃̇) = =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Persamaan ini mengekspresikan kekekalan momentum sudut tentang asal
dan merupakan konsekuensi juga dari persamaan di atas. itu mungkin terintegrasi
untuk memberikan momentum sudut integral dari persamaan gerak:
𝑚𝑟 2 𝜃̇ = 𝐿 = 𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
L konstan adalah untuk dievaluasi dari kondisi awal. Integral lain. Apabila gaya
konservatif adalah:
1 1
𝑇 + 𝑉 = 𝑚𝑟̇ 2 + 𝑚𝑟 2 𝜃̇ 2 + 𝑉(𝑟) = 𝐸
2 2
Dimana V(r) diberikan oleh persamaan (3.200) dan E adalah energi konstan,
untuk dievaluasi dari kondisi awal. Jika kita subsitusikan untuk 𝜃̇ dari persamaan
diatas, energi menjadi:
1 2
𝐿2
𝑚𝑟̇ + + 𝑉(𝑟) = 𝐸
2 2𝑚𝑟 2

4
Kita bisa menyelesaikan 𝑟̇ :

2 𝐿2 1
𝑟̇ = √ (𝐸 − 𝑉(𝑟) − )2
𝑚 2𝑚𝑟 2

Karena itu:
𝑟
𝑑𝑟 2
∫ =√ 𝑡
1
𝐿2 𝑚
𝑟𝑜 (𝐸 − 𝑉(𝑟) − ) 2
2𝑚𝑟 2

Integral ini harus dievaluasi dan persamaan yang dihasilkan diselesaikan


untuk r (t). Kemudian kita peroleh 𝜃(t):
𝑡
𝐿2
𝜃 = 𝜃0 + ∫ 2
𝑑𝑡
0 𝑚𝑟

Dengan demikian kita mendapatkan solusi dalam empat konstanta L, E, ro,


𝜃0 , yang dapat dievaluasi ketika posisi awal dan keceoatan pada bidang diberikan.
Koordinat disini memainkan peran x dan 𝜃 istilah dalam energi kinetik. Kita
dapat membawa analogi ini lebih jauh . setelah disubsitusikan diperoleh:
𝐿
𝑚𝑟̈ − = 𝐹(𝑟)
𝑚𝑟 3
Jika kita mengubah istilahnya –L3/mr3, disisi kanan kita dapat:
𝐿3
𝑚𝑟̈ = 𝐹(𝑟) +
𝑚𝑟 3
Persamaan ini memiliki bentuk persamaan gerak dalam satu dimensi untuk subjek
partikel dengan gaya aktual F(r) ditambah sebuah gaya sentrifugal L2/mr3. Gaya
sentrifugal merupakan tidak benar-benar gaya sama sekali tetapi bagian dari
percepatan waktu massa, dialihkan ke posisi kanan persamaan untuk mengurangi
persamaan untuk r ke persamaan atau bentuk yang sama seperti gerak satu dimensi.
Kita sebut dengan gerak semu. Jika dimasukkan ke persamaan seperti sebuah
masalah dalam gerak satu dimensi, potensial energi efektif sesuai gaya disebelah
kanan adalah:
𝐿3
𝑉 (𝑟) = ∫ 𝐹(𝑟)𝑑𝑟 − ∫ 𝑑𝑟
𝑚𝑟 2
𝐿2
= 𝑉(𝑟) +
2𝑚𝑟 2

5
Istilah kedua V adalah terkait potensial energi dengan gaya sentrifugal.
Alasan mengapa kita dapar memperoleh solusi lengkap untuk masalah adalah
berdasarkan hanya dua integral atau gerak konstan (L dan E), mengandung
koordinat 𝜃 adalah persamaan gerak tidak mengandung koordinat 𝜃 sehingga
keteguhan L cukup untuk memungkinkan kita untuk mengeliminasi koordinat 𝜃
dan untuk mengurangi masalah yang sama dalam gerak satu dimensi.
Kadang-kadang lebih mudah untuk menemukan jalur partikel dalam ruang
daripada menemukan gerakannya sebagai fungsi waktu, kita dapat menggambarkan
jalur partikel dengan memberikan r(𝜃). Hasil persamaan lebih sederhana jika kita
subsitusikan:
1 1
𝑢 = 𝑟, 𝑟=𝑢

Kemudian;
1 𝑑𝑢 𝑑𝑢
𝑟̇ = − 𝜃̇ = −𝑟 2 𝜃̇
𝑢2 𝑑𝜃 𝑑𝜃
𝐿 𝑑𝑢
=−
𝑚 𝑑𝜃
𝐿 𝑑2𝑢 𝐿2 𝑢2 𝑑 2 𝑢
𝑟̈ = − 𝜃̇=−
𝑚 𝑑𝜃 2 𝑚2 𝑑𝜃 2
Subsitusikan untuk r dan 𝑟̈ dan dikalikan –m/(L2u2), kita memiliki
persamaan deferensial jalur atau orbit dalam jangka waktu u (𝜃):
𝑑2𝑢 𝑚 1
= −𝑢 𝐹 ( )
𝑑𝜃 2 𝐿2 𝑢2 𝑢
Kita dapat memutuskaan apakah ada energi totak E, apakah gerakan r adalah
periodik atau aperiodik, kita dapat menemukan titik balik dan kita dapat
menjelaskan dengan kasar bagaimana kecepatan 𝑟̇ b bervariasi selama gerakan.
Jika V(r) titik minimum ro, kemudian energi E sedikit lebih besar dari V (ro), r
dieksekusi sekitar osilasi harmonik tentang ro dengan frekuensi angular yang
diberikan:
1 ′
𝜔2 = 𝑚 (𝑑2 𝑉 ′ /𝑑𝑟 2 )ro

6
Gambar orbit berbatas aperiodik

Kita harus ingat, tentu saja, bahwa pada saat yang sama partikel berputar
disekitar pusat kekuatan dengan kecepatan sudut:
̇ 𝐿
𝜃=
𝑚𝑟 2

Gaya sentral berbanding terbalik dengan kuadrat jarak.


Masalah penting dalam gerak tiga dimensi adalah perpindahan massa atas
reaksi gaya sentral berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari pusat:
𝐾
𝐹= 𝑟̂
𝑟2
Untuk energi potensial:
𝐾
𝑉(𝑟) =
𝑟

Dimana standar radius rs diambil menjadi tak terbatas untuk menghindari


istilah konstan tambahan dalam V (r). Misalnya gaya gravitasi antara dua massa m1
dan m2 jarak r. Dengan:
𝐾 = −𝐺𝑚1 𝑚2 , 𝐺 = 6,67 × 10−8 𝑑𝑦𝑛𝑒. 𝑔−2 . 𝑐𝑚2

7
Dimana K negatif, karena gaya tarik garavitasi. Contoh lain:

Gambar potensial efektif untuk hukum kuadrat terbalik persegi.

Pertama-tama kita menentukan sifat orbit yang diberikan oleh hukum kuadrat
terbalik persegi adalah merencanakan potensial efektif.
𝐾 𝐿2
𝑉(𝑟) = +
𝑟 2𝑚𝑟 2

3. Kelebihan dan kekurangan Buku


Penulis menjelaskan tentang gaya sentral pada bab 3 bagian pokok bahan gerak
suatu partikel dalam dua atau tiga dimensi. Penulis tidak membuat bab khusus untuk
mengkaji tentang gaya sentral, hanya pada bagian sub judul kecil pada bab 3. Menurut
kami buku karangan symon yang berjudul Mechanics Third Edition kurang
menjelaskan tentang gaya sentral. Tetapi, secara keseluruhan buku ini bagus untu
dijadikan referensi bagi mahasiswa dan dosen karena pembahasannya lengkap pada
bagian sub judul yang lain, hanya saja pada bahsan gaya sentral agak sedikit kurang.

8
2.2 BUKU 2
1. Identitas Buku
Judul Buku : Introduction to Classical Mechanics 2nd Edition
Penulis : Arya P. Atam
Penerbit : Prentice Hall, New Jersey
Cetakan ke :2
Tahun Terbit : 1990
Halaman : 712 halaman.

2. Deskripsi Buku
Sebuah gaya sentral yang bekerja pada sebuah partikel adalah salah satu
yang selalu di arahkan menuju titik tetap yang disebut pusat (atau asal) dari gaya.
Selain itu, jika interaksi antara dua benda diwakili oleh gaya pusat, maka gaya
diarahkan di sepanjang garis yang menghubungkan pusat dari dua benda. Jadi
gaya pusat yang bekerja pada sebuah partikel pada jarak r dari pusat gaya dapa
diwakili oleh:
𝐹(𝑟) = 𝐹(𝑟)𝑟̂
Dimana F adalah vektor satuan radial. Ini bentuk hukum gaya menunjukkan
bahwa momentum sudut partikel yang konservasi atau tidak berubah. Disisi lain,
jika gaya sentral isotropik, yaitu:

9
𝐹(𝑟) = 𝐹(𝑟)𝑟̂
Gaya sentral akan menjadi konservatif, maka energi mekanik dari sebuah
partikel adalah konstan. Dalam diskusi kita dalam bab ini, kita akan membatasi
diri pad bentuk terakhir dari gaya sentral, maka baik momentum sudut dan energi
akan dikonservasi. Dalam hal ini, hukum – hukum konservasi adalah hasil dari
simetri radial. Karena vektor satuan dapat ditulis sebagai r = r / r, kita dapat
menulis persamaan sebagai:
𝐹(𝑟)𝑟
𝐹=
𝑟
Pentingnya gaya isotropik menjadi jelas bila kita menganggap gaya
berbagai jenis yang ada di alam, untuk contoh: (1) gaya gravitasi yang
menggambarkan gerakan planet, (2) gaya coulomb atau gaya elektrostatik (tolak
dan menarik) yang, disamping aplikasi lainnya, mengarah pada perumusan model
Rutherford dan Bohr dari atom, (3) gaya antar molekul yang disebut van der
Walls gaya, dijelaskan oleh:
𝐾1 𝐾2
𝐹(𝑟) = −
𝑟 13 𝑟 5
Dimana k1 dan k2 adalah konstanta (funugsi potensial yang menghasilkan
fungsi gaya yang diberikan oleh persamaan disebut Lennard-Jones, (4) atom, yang
dalam kristal kubik berperilaku seperti tiga dimensi pada osilator Harmonik,
diatur oleh gaya sentral, dan (5) gaya nuklir jenis Yukawa ditunjukkan oleh:
𝐾1 𝐾2
𝐹(𝑟) = ( − 2 ) 𝑒 −𝑘3 𝑟
𝑟 𝑟
Dimana k1, k2 dan k3 sebagai konstanta. Yang kita menyatakan bahwa gaya
sentral adalah tidak tergantung posisi dan konservatif. Oleh karena itu kita harus
mampu memperkenalkan fungsi energi potensial V(r) untuk gaya sentral tersebut.
Tapi ini hanya mungkin jika curl dari gaya sama dengan nol, yaitu:
𝑐𝑢𝑟𝑙𝐹 = ∇𝑥𝐹 = 0
Menulis persamaan dalam bentuk komponen,
𝐹(𝑟)
𝐹 = 𝑖̂𝐹𝑥 + 𝑗̂𝐹𝑦 + 𝑘̂𝐹𝑧 = (𝑖̂𝑥 + 𝑗̂𝑦 + 𝑘̂𝑧)
𝑟
Kita peroleh:
𝑥 𝑦 𝑧
𝐹𝑥 = 𝐹(𝑟), 𝐹𝑦 = 𝐹(𝑟), 𝐹𝑧 = 𝐹(𝑟)
𝑟 𝑟 𝑟

10
Kita dapat menulis persamaan sebagai berikut:
𝜕𝐹𝑧 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑥 𝜕𝐹𝑧 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑥
∇𝑥𝐹 = 𝑖̂ ( − ) + 𝑗̂ ( − ) + 𝑘̂ ( − )=0
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦
Hal ini benar jika masing – masing pernyataan komponen ketiga harus
samadengan nol, misalnya,
𝜕𝐹𝑧 𝜕𝐹𝑦
(∇𝑥𝐹)𝑥 = −
𝜕𝑦 𝜕𝑧
Harussama dengan nol, dari persmaaan di atas

𝜕𝐹𝑧 𝜕 𝑥 𝜕 𝐹(𝑟) 𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕 𝐹(𝑟)


= ( 𝐹(𝑟)) = 𝑧 ( ) =𝑧 ( )
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝑟 𝜕𝑟 𝑟 𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑟 𝑟

Dan, demikian pula


𝜕𝐹𝑦 𝜕𝑟 𝜕 𝐹(𝑟)
=𝑦 ( )
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑟 𝑟
Substitusikan persamaan ke dalam persamaan hasilnya:
𝜕𝑟 𝜕𝑟 𝜕 𝐹(𝑟)
(∇𝑥𝐹)𝑥 = (𝑧 −𝑦 ) ( )
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑟 𝑟
Dari hubungan,
𝑟 = (𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 )1/2
𝜕𝑟 𝑦 𝜕𝑟 𝑧
= 𝑑𝑎𝑛 =
𝜕𝑦 𝑟 𝜕𝑧 𝑟
Kita substitusikan ke dalam persamaan, maka diperoleh:
(∇𝑥𝐹)𝑥 = 0
Dengan cara yang sama, kita dapat menunjukkan bahwa
(∇𝑥𝐹)𝑦 = 0dan(∇𝑥𝐹)𝑧 = 0
Dengan demikian, untuk gaya sentral
∇𝑥𝐹 = 0

Gerak Gaya Sentral pada Bidang Tunggal


Pertimbangan sebuah sistem yang terisolasi yang terdiri dua benda yang
terpisah oleh jarak r = r, dengan interaksi antara benda digambarkan oleh gaya
sentral F(r). jika benda berbentuk sebuah bola yang simetris atau massa titik,

11
sebuah system yang terdiri dari dua partikel dapat dijelaskan. Jika r1 dan r2 adalah
vektor jari-jari dua partikel massa m1 dan m2, maka enam komponen dari vektor
jari-jari menggambarkan sistem sepenuhnya. Persamaan gerak dari dua partikel:
m1r1  F (r ˆ)r

m2 r2  F (r )rˆ
r  r1  r2
Seperti terlihat pada gambardibawah. gaya antara dua partikel yang menarik jika
F(r) ˂ 0 dan mendorong jika F(r) > 0. Nilai r1 dan r2 tergantung pada besarnya r.
Bukannya menggambarkan system sebelumnya dengan enam koordinat dari r1 dan
r2, akan lebih mudah untuk menggambarkan system dengan serangkaian alternative
dari enam koordinat: tiga koordinat menggambarkan pusat massa oleh R dan tiga
koordinat menggambarkan posisi relative dengan r. Artinya:

m1  m2 R  m1r1  m2 r2
r  r1  r2

Gambar Sistem yang terdiri dari dua partikel yang bermassa m1 dan m2 yang
terletak di r1 dan r2

Di sini R menggambarkan gerak pusat massa dan r menggambarkan


gerakan relative dari satu partikel yang berkaitan dengan lainnya, seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah. karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada
system, merupakan gerak pusat massa.Sekarang kita lanjutkan dengan
menemukan gerak, diperoleh:

 1 1 
r  r2     F (r )rˆ
 m1 m2 

12
Dan dapat dituliskan kembali:
m1m2
(r1  r2 )  F (r )rˆ
m1  m2
r  F (r )rˆ
m1 m2 1 1 1
 atau  
m1  m2  m1 m2
Dan 𝜇 disebut massa tereduksi. Pergerakan dari satu partikel m1 dan m2 di bawah
pengaruh gaya sentral F(r).

Gambar deskripsi system dua partikel melalui enam koordinat. Tiga


koordinat menggambarkan pusat massa R dan tiga koordinat
menggambarkan posisi relatif r.

Persamaan sebelumnya m telah digantikan dengan 𝜇massa tereduksi.


Dengan demikian dapat digambarkan seperti yang ditunjukkan pada gambar
dibawah ini. untuk dua benda telah digantikan oleh salah satu benda setara di
mana kita harus menentukan gerak sebuah partikel 𝜇 massa dalam F medan gaya
sentral (r).
m2
r1  R  r
m1  m2

m1
r2  R  r
m1  m2
Seperti yang kita katakan sebelumnya, pusat massa bergerak dengan
kecepatan yang sama sehingga:
  0
R

13
Yang memiliki solusi:
R  v0 t  R0
Dengan kondisi awal sebagai t = 0, v0 = 0 dan R0 = 0, kita mendapatkan
R = 0, yaitu asal berimpit dengan pusat massa dan persamaan sebelumnya
mengurangi ke:
m2
r1   r
m1  m2

m1
r1   r
m1  m2
Dimana r1 dan r2 diukur dari pusat massa, seperti yang digambarkan pada
gambar 2.4. Akhirnya, hal itu dapat menunjukkan bahwa jika massa salah satu
dari dua partikel yang sangat besar, katakanlah m2 > m1.
1 1 1 1
  
 m1 m2 m1

Gambar posisi dua partikel dalam suatu sistem dari pusat massa saat
berhenti pada titik asal

Dan tereduksi menjadi:


m1r  F (r )rˆ
Yang menyatakan bahwa pusat massa hampir terletak di m2 > m1 (yaitu seolah-
olah m2 adalah tidak terbatas dibandingkan dengan m1), sedangkan r = r1 - r2 =
r1. Oleh karena itu masalah dapat dianggap sebagai masalah satu benda.

14
Gerak Partikel dalam Gaya Sentral
Dari persamaan sebelumnya adalah r  F (r )rˆ yang digambarkan
pada gambar diatas menggambarkan gerak suatu partikel dari massa 𝜇 dan
dapat di selesaikan untuk r(t) jika kita mengetahui bentuk dari gaya sentral
F(r). sifat-sifat penyelesaian umum dari persamaan diperoleh berdasarkan
hukum-hukum kekekalan.

Gerak Pusat Gaya Pada Bidang


Pada pertimbangan situasi, gaya sentral F ( r ) rˆ adalah sepanjang r; oleh
karena itu gaya sentral tidak menghasilkan torsi T dengan massa 𝜇 ini artinya
momentum angular L dari massa 𝜇 berputar pada porosnya ketika pusat gaya
konstan. Jika P momentum linear dari suatu partikel yang bermassa 𝜇, maka
torsi berputar pada gaya sentral yang diperoleh sebagai berikut :

 r  p   r  mv
dL d d

dt dt dt
(2.14)
  r  m  v  mv
dv
dt
Tetapi:
dv
m  ma  F dan v  v  0
dt
Oleh karena itu dapat ditulis:
dL
  rF (2.15)
dt
Ketika:
r  F  r F sin 00  0
Kita peroleh:
dL
 0 (2.16)
dt
Maka,
L  r  p  kons tan (2.17)
Selanjutnya, apabila momentum angular L dari massa µ adalah konstan,
maka besarnya dan arahnya berada di ruang tertentu. Oleh karena itu, dengan

15
definisi dari cross product, jika arah L ditempatkan pada ruang, vektor r dan p
harus berada pada garis bidang yang tegak lurus terhadap L.
Selanjutnya apabila partikel momentum angular konstan, maka gerak
partikel ditempatkan pada bidang tunggal, seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.4.

Gambar 2.4. gerak partikel yang dipengaruhi oleh pusat gaya yang
digambarkan pada bidang XY yang tegak lurus terhadap L.

Jika bidang yang dipilih pada bidang xy, posisi gerak dapat
digambarkan pada koordinat x dan y. posisi ini sangat cocok digunakan pada
bidang koordinat polar (r , ) dan contoh gerak pada titik koordinat persamaan
(2.6b) adalah:
r  F (r )rˆ
Dapat ditulis dalam bentuk:
 (r  r 2)rˆ   r  2r ˆ  F (r )rˆ (2.18)

Atau, kedua persamaan dikalikan dengan koefisien dari r dan  , maka di


peroleh :
 (r  r 2 )  F (r ) (2.19)

 r  2r   0 (2.20)

Gerak dari Energi dan Momentum Anguler


Ada 2 konstanta yang lain dari gerak pusat gaya :
1. Besarnya dari momentum angular L yaitu L  L ;

16
2. System energi total E yang masing-masing konstanta L dan E yang disebut
gerak integral. Konstanta ini dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah gerak pusat gaya kemudian pemecahan masalah persamaan (5.33)
dan (5.34).
Dengan menggunakan gambar 5.5, momentum angular partikel
yang memiliki massa m pada saat jarak r dari pusat gaya adalah :
L  rp  rv0  r (r)

Maka, ketika L diperoleh :


L  r 2  kons tan

Gambar 5.5 gerak partikel dijelaskan dalam bidang koordinat polar

Untuk pusat gaya yang konservatif, energy total adalah konstan maka:
E  K  V (r )  kons tan ............................................ (5.36)
Dimana :
V (r )    F (r ).dr

Ada E dievaluasikan dari kondisi awal (lihat gambar 5.5)

E
1 2
2
1
 
mv V (r )   r 2  r 2 2  V (r ) .................... (5.37)
2

Subsitusi untuk   L dari persamaan (5.36) ke persamaan (5.37),


r 2

1  2 L2 
E   r  2   V (r )  kons tan .......................... (5.38)
2 r 

17
Hukum Kepler untuk Bidang Yang Sama
Mengingat suatu massa m pada saat jarak r(θ) pada saat t dari pusat
gaya O, dapat ditunjukkan pada gambar 5.6. pada waktu interval dt, massa
bergerak dari P ke Q, dan pada saat Q jarak r dinyatakan dengan r (  dt ) dari
pusat gaya O. dA bergerak pada radius vector r pada saat dt sama dengan
segitiga OPQ, yaitu:
1 1
dA  r (rd )  r 2d ........................................ (5.39)
2 2
Atau :

dA 1 d 1 2 
2
 r  r
dt 2 dt 2

Gambar 5.6 Area dA disapu oleh vektor r pada jari-jari lingkaran


dalam waktu dt.

Subsitusi untuk   L / r 2 dari persamaan (5.35), maka kita peroleh :


dA L
  kons tan .............................................. (5.40)
dt 2
Pernyataan di atas sama dengan pernyataan hukum kedua kepler’s yang
mengitari planet, dan juga digunakan untuk mengetahui hukum dari bidang
yang sama. pada kondisi lain, jika gerak dinyatakan merupakan gerak yang
periodic terhadap T, maka persamaan 5.45 dapat diintegrasikan sehingga
diperoleh:
L
 dA  
T
dt
0 2

18
Atau
L
A T ............................................................. (5.41)
2
Ketika hukum dari bidang yang sama konsekuen dengan kenyataan bahwa
L adalah konstan, maka dapat dituliskan :
L  r1  p1  r2  p2 .............................................. (5.42)
Kembali pada gambar 5.7, dimana massa m bergerak pada orbitnya
mengelilingi masa katakana M, seperti bumi mengelilingi matahari kita
tulis p  m.v , dimana v adalah kecepatan tangensial:

r1v1  r2 v2  r3 v3 ................................................... (5.43)


Untuk kecepatan yang konstan, apabila r bertambah, v berkurang, seperti
yang digambarkan pada 5.7, sehingga didapat:
A1  A2  A3 ......................................................... (5.44)

Gambar 5.7. Hukum Kedua Kepler’s menyatakan bahwa bidang yang


dikelilingi adalah sama yaitu A1  A2  A3

Persamaan Gerak
Mari kita kembali ke persamaan (5.35) dan (5.38), yaitu :
L  r 2  kons tan ............................................. (5.35)
Dan

1 L2 
E   r 2  2   V (r )  kons tan .................... (5.38)
2 r 

19
Jika kita tahu V(r), persamaan ini menggambarkan gerak dari system dan
dapat diselesaikan untuk  (t ) dan r(t), masing-masing di tetapkan  t , r t 
menggambarkan orbit partikel dalam bentuk parametric dimana waktu t
adalah parameter, dalam persamaan orbit di dalam bentuk hubungan antara
r dan untuk memecahkan persamaan (5.33) dan (5.34). jika kita melihat
masing-masing persamaan (5.35) dan (5.38) adalah konsekuensi langsung
dari persamaan (5.34) dan (5.33), kita dapat menulis persamaan. (5.33)
menjadi:
Pendekatan ini baik selama kita tidak membutuhkan ketelitian
yang tinggi. Jadi kita akan mulai menggunakan m bukan persamaan (5.45)
dapat dibuat identik dengan kasus satu dimensi jika kita dapat
menggantikan menggunakan persamaan (5.35) dan memperkenal istilah,
yang disebut gaya yang efektif, Feff
L2
Feff (r )  F (r )  mr 2 F (r )  3 ..................... (5.46)
mr
Disini diperlakukan sebagai istilah lain gaya-gaya fiktif (karena hanya
produk massa dan percepatan) dan biasanya disebut sebagai gaya
sentrifugal, Fsentr.
L2
Fcent  mr 2 ............................................... (5.47)
mr 3
Jadi dari persamaan (5.45)
mr  Feff (r ) ......................................................... (5.48)

Dan dapat diperlakukan sebagai suatu persamaan dalam satu dimensi.


Seperti sebelumnya, kita dapat menggunakan definisi gaya efektif
yang diberikan oleh persamaan (5.46) untuk memperkenalkan potensi yang
efektif , Veff(r):
L2
rs
F ( r   )dr
rs
mr 3
Veff (r )   Feff (r )dr   rs r
L 2 s dr
  F (r )dr 
m r r 3
r r

20
Dengan asumsi menjadi tak terhingga, kita mendapatkan:
L2
Veff (r )  V (r )  .......................................... (5.49)
2mr 2
Dengan demikian potensi yang efektif adalah jumlah potensi nyata
dan istilah tambahan yang disebut potensial sentrifugal didefinisikan
sebagai:
L2
Vcent  ......................................................... (5.50)
2mr 2
Membuat persamaan (5.45) terlihat seperti persamaan (5.48)
memiliki makna yang jauh lebih dalam. Menggunakan persamaan (5.48),
kita mengamati gerak radial seperti yang dilihat dari kerangka acuan
berputar. Dalam kerangka berputar, yang gaya terlihat menjadi Feff(r). Ini
adalah sifat gaya sentral ini yang mengarah ke konservasi energy diberikan
oleh persamaan (5.38). solusi persamaan (5.38): (menggunakan m bukan µ)

dr 2 L2 
r    E  V (r )   ...... (5.51)
dt m 2mr 2 

Mengintegrasikan persamaan ini, kita peroleh:


r
dr
t (5.52)
2 L2 
 E  V (r ) 
r0

m 2mr 2 

Yang memberikan t(r), tapi kita bisa mengatur ulang untuk memecahkan r
(t). setelah kita memperoleh r(t) kita dapat mengintegrasikan pesamaan.
(5.35) untuk memperoleh θ(t). yaitu:
d L
   ................................... (5.53)
dr mr 2
Kita integrasikan, kita mendapatkan:
t
L
  0   2
........................... (5.54)
0 mr dr

Kita mungkin menyatakan bahwa persamaan (5.52) dan (5.54) adalah


solusi dari persamaan (5.33) dan (5.34). tentu saja, solusi ini dalam empat
konstanta, yakni : L, E, r0 dan θ0 . Konstanta ini dapat dievaluasi dari
kondisi awal, yaitu posisi awal, dan kecepatan awal untuk gerak di pesawat.

21
Jika kita ingin hubungan untuk θ(r) atau r(θ) , kita dapat tuliskan sebagai
berikut:
dr dr d dr 
r    
dt d dt d

d  dr
r
Substitusi dari persamaan. (5.51) dan (5.53), kita mendapatkan:

d 
L / mr dr
2
..................... (5.55)
2 L2 
 E  V (r ) 
m 2mr 2 

( L / mr 2 )dr
 (r )   ................. (5.56)
2 L2 
 E  V (r ) 
m 2mr 2 

Karena L adalah konstan dalam waktu, begitu juga, yang tidak akan
mengubah tanda-tanda, jadi untuk menggambarkan gerak dalam masalah
gaya sentral melibatkan mengintegrasikan satu, dua, atau semua tiga
persamaan yang diberikan oleh persamaan . (5.52), dan (5.54) dan (5.56),
menghasilkan r (t), θ(t), dan r(θ), atau θ(r). integrasi tersebut tidak terlalu
sulit. Misalnya gaya diberikan oleh :
F (r )  Kr n ......................................... (5.57)
Dimana k adalah sebuah konstanta. Untuk n = 1 , gaya hukum sesuai
dengan kasus asilasi harmonic, untuk n = - 2 , gaya hukum sesuai dengan
gaya hukum terbalik persamaan yang mewakili gaya gravitasi dan gaya
coulomb. Ini adalah dua kasus yang paling penting. Salah satu nya, n = 1,
telah dibahas secara rinci sementara yang lain, n = - 2.
Dalam kebanyakan situasi kita tertarik ( ) menemukan gerak system
(gerak dari partikel dalam ruang) tanpa memperhatikan ketergantungan
waktu, dengan asumsi bahwa hukum gaya F (r), (b) jika orbit system
diberikan, mengevaluasi bentuk gaya hukum. Sebuah persamaan yang
dapat mencapai salah satu dari ini dapat diperoleh memulai dengan
persamaan (5.33) :
F (r )  mr  mr 2

22
Dan membuat substitusi:
1
r
u
Dan persamaan (5.35) diperoleh:
L L
  2  u 2 ................................. (5.59)
mr m
Dan dari persamaan (5.58) kita memperoleh r dan r , menjadi :
L du
r   ........................................ (5.60)
m d
2
L 2 d 2u
r   2 u ................................. (5.61)
m d 2
Substitusi dari  , r dan r dalam persamaan (5.33) dari persamaan (5.6),
kita memperoleh :
2
1 L 2 d 2u L 2 3
F    u  u
u m d 2 m
Dari hasil persamaan kita dapat menuliskan:
d 2u m 1
 u  2 2 F   ...................................... (5.62)
d 2
L u u
Persamaan ini adalah persamaan diferensial yang dapat dipecahkan untuk u
(θ) dan karena nya untuk r(θ) yang mengambarkan orbit dari partikel
bergerak dibawah gaya sentral F (r) r . disisi lain, jika orbit partikel
diberikan dalam r koordinat polar (θ) , persamaan diferensial ini dapat
diselesaikan untuk menemukan bentuk gaya sentral F (r.). untuk L = 0 ,
persamaan diatas dapat ditulis. Dari persamaan (5.35) mr 2  L  0 berarti
bahwa m  0, r  0, Oleh karena itu, θ = 0 atau θ = konstan, yang berarti
jalur partikel adalah lewat garis lurus melalui titik asal.

3. Kelebihan dan kekurangan Buku


Buku dengan judul “Introduction to Classical Mechanics 2nd Editiondisusun
dan didesain sedemikian.Buku ini mengarahkan pembaca untuk memahami secara
detail tetapi singkat tentang gaya sentral secara umum sehingga dapat menjadi bahan
referensi bagi mahasiswa atau dosen dalam pembelajaran.

23
Sistematika penulisan pada buku ini tersusun secara hirarki berdasarkan
subpokok bahasan. Menurut kami buku ini sudah cukup bagus dalam menjelaskan
tentang gaya sentral mulai dari pengertian gaya sentral , gerak gaya sentral pada
bidang tunggal, gerak partikel pada gaya sentral, gerak energi dan momentum anguler
dan penerapan nya dengan hukum kepler pada planet dan kami tidak ada kekurangan
dari buku ini pada pembahasan gaya sentral karena sudah cukup lengkap dibandingkan
buku lain.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menganalisa, secara keseluruhan kedua buku ini secara sistematika menurut
kami sudah cukup bagus.Menurut kelompok kami, buku Atam, P. Arya yang
berjudulIntroduction to Classical Mechanics lebih bagus menjelaskan tentang gaya sentral
dibandingkan buku Symon yang berjudulMechanics Third Edition.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya tugas critical book report ini,dapat memberikan kita
informasi mengenai mekanika khususnya pada pokok bahasan gaya sentraldan melatih
mahasiswa dalam mengkritik buku.

25

Anda mungkin juga menyukai