Analisa Kerusakan Dan Optimasi Pemeliharaan Pin Rantai Pada Mesin Filler Linier
Analisa Kerusakan Dan Optimasi Pemeliharaan Pin Rantai Pada Mesin Filler Linier
Ahmad Zayadi
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional
Jl. Sawo Manila No. 61 Pejaten Pasar Minggu, Jakarta Selatan - 12520
Telp/HP. 081218269990 E-mail: azay_114@yahoo.com
Abstract
This study was done in one of the soft drinks manufacturer industries in Jakarta, which has
some line series of bottles filler machines. In 2013, something has happenned to the machine--a
down time for 3 hours which may cause the chain pin broken on the linier filler machine. The purpose
of this study is to analyse the damage problem on the machine and to maintain pin chain. Several
tests have been done such as the hardness test, chemical composition test, and metallographic
test. The test result of broken material is seen that the type of material that is used is SS 431. It’s
seen from pin chemical compoistion doesn’t change everything, it is suitable with standard material,
the broken point at midlle of chain pin. Metallographic test shows on the pin area can be found
temper martesite structur and raugh grain so become hard and britlle, finally is easy to happen fault.
The strenght of pin meet the design criteria, the torque happaned as big as 7987 Nm, it is seen from
shear stress that happaned as big as 490 N/mm2. The reliability of 90% is achieved if is checked
of chain and pin at the seventy tree of day after changing and replacement of the new chain pin with
the same type.
PENDAHULUAN
Pada bulan Mei sampai dengan Nopember
2013, telah terjadi kerusakan atau kegagalan pada
pin rantai mesin filler linier pada sebuah pabrik
industri minuman ringan di Jakarta. Gambar 1.
Memperlihatkan Pin rantai dari mesin filler linier
daerah masuknya botol untuk proses pengisian
produk.
Patahnya pin terjadi pada bagian tengah,
dimana pin tersebut berfungsi sebagai dudukan
hanger dan cell bar. Dari informasi yang dipe-
roleh bahwa pin rantai ini telah mengalami kega-
galan atau patah sebanyak 5 kali selama diguna- Gambar 1. Mesin filler linier
kan dalam 1 (satu) tahun, patah pertama kali ter-
jadi pada Mei tahun 2013, pin yang patah dila- Penelitian ini bertujuan (1) menentukan
kukan penggantian dengan pin yang baru. Setiap jenis kerusakan dan faktor-faktor yang
kali terjadi kegagalan pada pin rantai mesin filler mempengaruhi terjadinya kegagalan pin rantai
linier ini dibutuhkan waktu 3 jam untuk proses mesin filler linier. Untuk itu, dalam penelitian
penggantian dan instalasi pin tersebut. ini dilakukan pengujian dan analisis sebagai
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa kegagalan pada pin rantai mesin filler linier
secara visual, maka penyebab kerusakan dan secara komprehensif.
kegagalan pin rantai karena beban fatique, dan
untuk mendapatkan evaluasi kerusakan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kegagalan pin rantai tersebut, diperlukan beberapa Hasil Pengujian makrofraktografi dilakukan
metoda pengujian diantaranya adalah (1) pada daerah patahan untuk melihat permukaan
pengukuran fisik material pin, berupa pengukuran patahan, pemeriksaan ini dilakukan dengan alat
pin dan kerusakan fisik yang terjadi pada pin stereo mikroskop, dari foto makro tersebut dapat
rantai, (2) pengujian kekerasan pin, (3) pengujian dilihat indikasi terjadinya patahan. Dari
metallografi, (4) pengujian fraktografi, dan (5) pemeriksaan makrofraktografi ini diketahui dalam
pengujian komposisi kimia pin. satu hanger pin terdiri dari dua bagian, seperti
Dengan metoda penelitian diatas diharap- terlihat pada gambar 3. Hasil foto makro ini juga
kan didapatkan hasil penelitian yang dapat terlihat adanya patahan yang terjadi pada pin.
memberikan gambaran penyebab kerusakan atau
∑P = O Hukum Newtom II P1 = P2
T2 = P D
2
P2 = 2T2
D2
P2 = 2 x 5990.42 Nm = 15975 N
0,75 m
SIMPULAN
Penyebab patahnya pin rantai mesin filler
linier lebih disebabkan oleh adanya beban fatigue
yang terjadi pada pin rantai tersebut yang awalnya
pada bagian yang mengalami korosi, selain itu
pada bagian tersebut memiliki tingkat kekerasan
material paling tinggi.
Besarnya beban torsi yang bekerja pada
pin rantai sebesar 7987 N.m, tegangan geser
maksimal yang terjadi adalah 158.98 N/mm2
sedangkan gaya yield yang ijinkan adalah sebesar
Gambar 6. Grafik Biaya vs Interval Pemeriksaan 490 N/mm2. Tegangan geser yang terjadi masih
dibawah gaya yield ijin sehingga material masih
Berdasarkan gambar 6 dapat dijelaskan cukup aman menerima beban statis, namun
bahwa waktu yang optimum untuk melakukan serangan korosi terjadi pada permukaan pin maka
pemeriksaan terhadap pin dan rantai adalah pada area korosi tersebut daerah awal fatigue karena
hari ke 73 setelah penggantian dan pemasangan kelelahan pin rantai beroperasi.
pin yang baru, Hasil Mean dan Standar Deviasi Saat ini pemeliharaan yang dilakukan
kemudian dimasukkan dalam perhitungan total adalah dengan pemberian oli pada rantai, sedang-
Expected replacement cost. kan pin tidak dilakukan tindakan pemeriksaan
kondisi.
Tindakan Pencegahan Kegagalan Pemeriksaan preventive maintenance
Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan terhadap pin dapat dilakukan dengan non
dalam melakukan pemeliharaan terhadap mesin destruktif test seperti dye penetrant untuk
filler linier lebih khusus terhadap pin rantai dapat mengetahui ada atau tidaknya retak. Dengan
dilakukan dengan pemeriksaan berikut: (1) vibration analysis alat ini mampu mendeteksi
Pemeriksaan NDT dengan dye penetrant untuk secara dini terjadinya kerusakan pada suatu
mengetahui apakah telah terjadi tanda-tanda elemen mesin
adanya retak pada pin, karena penetrant mampu Frekuensi pemeriksaan pin dengan kondisi
memberikan informasi apabila pada benda uji desain saat ini sebaiknya dilakukan pada hari ke
DAFTAR PUSTAKA
Andrew K.S. Jardine, Albert H.C. Tsang, 2006.
Maintenance, Replacement and Reliability
Theory and Applications, CRC Tailor and
Francis.
www.atlas.com, 2014.
www.corrosionsource.com.2014.