Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAAN

“MAYORITAS DAN MINORITAS AGAMA DI INDONESIA”

Disusun oleh:
Kevin Farandys (04211741000017)
Ammar Dwi Anwari (05111740000072)
Muhammad Dzaky Abdurrahman (05111740000161)
Miftakhul Jannah (07311740000032)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan laporan persentasi tentang Mayoritas dan Minnoritas
Agama di Indonesia. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ni Gusti Made Rai
2. Bapak Edi selaku ketua seksi sosial Vihara Eka Dharma Loka
3. Saudara Winda selaku Jamaah Vihara Eka Dharma Loka
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalahtentang kerukunan antar umat
beragama ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Surabaya , 28 April 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................. 1
BAB II: LANDASAN TEORI............................................................................. 2
BAB III : METODE PENELITIAN....................................................................4
3.1. Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 4
3.2. Narasumber................................................................................................ 4
BAB IV : HASIL PENELITIAN..........................................................................5
4.1. Wawancara Vihara Eka Dharma Loka ..................................................... 5
4.2. Google Form...............................................................................................6
BAB V : KESIMPULAN.......................................................................................8
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam keberagaman. Mulai


dari keberagaman suku, ras, bahasa, budaya, hingga agama itu sendiri. Setidaknya ada
enam agama yang diakui secara yuridis di Indonesia, yaitu Islam, Katholik, Kristen,
Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Sementara itu, akhir-akhir ini banyak sekali pergesekan
dan konflik dalam masyarakat yang mengatasnamakan agama, terutama di Indonesia.
Padahal seperti yang kita tahu, semua agama adalah baik dan memiliki tujuan serta nilai-
nilai yang sama di dalamnya. Namun, kurangnya toleransi dalam masyarakat
menyebabkan pergesekan yang mengatasnamakan agama sering sekali terjadi.
Menilik dari masalah keberagaman agama di Indonesia yang tentu tidak dapat
dihapuskan, maka penulis mengkaji bagaimana pandangan umat agama lain mengenai
keberagaman dan kerukunan antar umat di Indonesia. Kajian mengenai topik diatas
diangkat dalam makalah ini yang berjudul Mayoritas dan Minoritas Agama di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI

Mayoritas dan minoritas dalam keadilan bangsa indonesia sudah menuju kearah
masyarakat yang modern. Komunitas dalam masyarakat yang tergolong minoritas umumnya
menerima status subordinat mereka. Perlakuan itu akan membuat mereka terkurung dalam
ruang-ruang sosial bahkan geografis yang diberikan kepada mereka oleh kelompok-kelompok
dominan. Kondisi seperti ini berbeda dengan saat ini. Melalui menyebarnya gagasan mengenai
demokrasi tentang kesamaan status dan hak, komunitas-komunitas minoritas sekarang
menuntut kesamaan perakuan, termasuk pada penghapusan diskriminasi, kesamaan
kesempatan, dan hal yang sama untuk berpartisipasi di dalam dan membentuk kehidupan
dalam masyarakat yang mayoritas. Dalam beberapa tahun belakangan ini, persamaan
perlakuan ditafsirkan secara luas bahwa negara tidak bisa diidentikkan dengan sebuah etnis,
agama, dan kelompok kultural tertentu, dan harus netral atau adil dalam pendekatannya
kepada komunitas-komunitas tersebut.
1. Definisi mayoritas dan minoritas dalam keadilan
A. Mayoritas.
Mayoritas adalah himpunan bagian dari suatu himpunan yang jumlah elemen di
dalamnya mencapai lebih dari separuh himpunan tersebut. Artinya mayoritas dilihat dari
wujud abstraknya dan bagian yang terdapat di dalamnya.
B. Minoritas.
Sedangkan minoritas adalah kelompok yang jumlahnya tidak terlalu besar
dibandingkan kelompok sosial lain di dalam kelompok tersebut. Namun minoritas dapat
diartikan lain yaitu minoritas ialah kelompok sosial yang tak menyusun mayoritas populasi
total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Untuk itu
tidak mudah memberi definisi golongan minoritas sebab minoritas diartikan pula sebagai
kelompok golongan-golongan yang anggota-anggotanya mengalami perlakuan-perlakuan
diskriminatif dan seringkali ditempatkan pada kedudukan yang relatif rendah dalam struktur
status dari sistem sosial. Status golongan minoritas secara khusus terkaitkan dengan latar
belakang ras, suku, agama, budaya, atau bahasa.
C. Mayoritas dan minoritas dalam keadilan.
Mayoritas dan minoritas dalam keadilan menurut penulis adalah penentuan kelompok
dan golongan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak hanya melalui satu faktor saja
yaitu agama tetapi menggunakan beberapa faktor seperti suku, profesi, dan keturunan
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu


Lokasi yang kami ambil sebagai tempat penelitian adalah Vihara Eka Dharma Loka
yang berada di daerah Mulyorejo, Surabaya Utara, waktu yang kami gunakan adalah pada
hari Minggu, 22 April 2018 dan kami juga menggunakan Google Form.

3.2 Narasumber
Narasumber yang kami wawancara adalah Saudara Winda, Jamaah Vihara Eka Dharma
Loka dan seksi sosial Vihara Bapak Edi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Wawancara Vihara Eka Dharma Loka


Dalam menyusun makalah ini, penulis mengkaji pandangan seorang umat beragama
terhadap keberagaman agama yang ada di Indonesia. Subjek narasumber yang penulis
gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah umat agama Buddha dengan mendatangi salah
satu Vihara yang terletak di Mulyorejo, Surabaya.
Dalam pandangan umat agama Budha, semua agama adalah benar dan mengajarkan
kebaikan. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan keburukan karena sejatinya agama
adalah tuntunan hidup bagi manusia. Namun, jika terjadi konflik dalam masyarakat yang
mengatasnamakan agama didalamnya, maka bukan agama yang dianut yang patut
dipersalahkan, melainkan individu itu sendiri.
Dalam menjaga kerukunan antar umat agama, Jama’ah Vihara Eka Dharma Loka
sering mengadakan bhakti sosial (baksos). Sasaran dari baksos yang mereka selenggarakan
pun tidak memandang atau membeda-bedakan menurut agama atau ras, namun berlaku bagi
masyarakat yang kekurangan secara general.
Kerukunan antar umat beragama di Indonesia sebenarnya telah dipelihara sejak zaman
nenek moyang. Namun, dewasa ini masyarakat sangat mudah terprovokasi oleh isu-isu agama
yang berkembang sehingga banyak memunculkan perselisihan. Faktor yang menyebabkan
pecahnya kerukunan antar umat beragama antara lain karena pemahaman yang belum
mendalam tentang agama dan menghargai perbedaan, kepentingan individu atau golongan,
serta egoisme. Untuk mencegah adanya pergesekan karena perbedaan agama, hal yang dapat
dilakukan antara lain dengan tidak menganggu agama lain beserta seluruh proses
peribadatannya. Dalam menjaga kerukunan antar umat beragama itu sendiri diperlukan
campur tangan dan sinergi antara satu dengan lainnya.
Mbak Winda (tengah) umat agama Buddha di Vihara Eka Dharma Loka

4.2 Google Form


Dalam menyusun makalah ini, penulis mengkaji pandangan masyarakat umum
terhadap keberagaman agama yang ada di Indonesia. Penulis menggunakan Google Form
untuk mengkaji pandangan masyarakat umum.
Dalam pandangan masyarakat umum, 37 dari 37 orang mengatakan bahwa pernah
mendengar isu perpecahan agama di Indonesia tetapi 37 dari 37 orang juga mengatakan bahwa
ada toleransi beragama di Indonesia.
Kami mendapat kesimpulan bahwa menurut masyarakat umum, yang memicu
perpecahan agama di Indonesia adalah memang ada toleransi beragama di Indonesia, tetapi
masih kurang, banyak oknum ber-arogansi yang masih merasa paling benar.
Kami juga mendapat kesimpulan bahwa agar tidak terjadi perpecahan agama di
Indonesia menurut pandangan masyarakat umum adalah tingkatkan lagi rasa toleransi, saling
menghargai satu sama lain, dan jangan merasa paling benar. Menurut masyarakat umum, kita
harus memliki rasa tenggang rasa antara satu sama lain agar mendapat kedamaian.
BAB V
KESIMPULAN

Pandangan narasumber sebagai umat agama Buddha terhadap keberagaman agama di


Indonesia adalah kerukunan antar umat beragama sebenarnya sudah dipelihara sejak zaman
nenek moyang. Namun dewasa ini masyarakat kurang memiliki kesadaran akan pentingnya
menghargai perbedaan sehingga mudah terprovokasi oleh isu-isu yang menyebabkan adanya
perselisihan dalam masyarakat.
Cara menjaga kerukunan antar umat beragama adalah dengan tidak mengganggu umat
agama lain, tetap menghargai orang lain dengan keyakinan yang berbeda dan tidak
menyangkut pautkan urusan agama dengan yang lain
Kerukunan dapat didapat selama rasa toleransi itu kuat dan tidak adanya sangkut pau
tantara agama dan hal-hal lain seperti politik, dan hal-hal lainnya. Seharusnya jika memang
urusannya seperti politik, tidak perlu memandang agama, ras, dan budaya
agar tidak menimbulkan perpecahan di Indonesia.
Kami mendapat kesimpulan bahwa menurut masyarakat umum, yang memicu
perpecahan agama di Indonesia adalah memang ada toleransi beragama di Indonesia, tetapi
masih kurang, banyak oknum ber-arogansi yang masih merasa paling benar.
Kami juga mendapat kesimpulan bahwa agar tidak terjadi perpecahan agama di
Indonesia menurut pandangan masyarakat umum adalah tingkatkan lagi rasa toleransi, saling
menghargai satu sama lain, dan jangan merasa paling benar. Menurut masyarakat umum, kita
harus memliki rasa tenggang rasa antara satu sama lain agar mendapat kedamaian.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.markijar.com/2015/11/toleransi-antar-umat-beragama-lengkap.html
https://tugasdk.wordpress.com/bab-3/
http://www.dw.com/id/hrw-toleransi-agama-di-indonesia-hanya-fantasi/a-41183278

Anda mungkin juga menyukai