Golongan Obat Ains
Golongan Obat Ains
SALISILAT
Asam asetil saksilal yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesic
antiperetik dan antiinflasmasi yang sangat luas. Digunakan dan digolongkan dalam obat
bebas. Selain sebagai protatip, oabat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis.
sebagai analgesic antiperetik dan anti inflmasi aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif
sebagai anti peretik dan antiflamasi dosis toksis ini justru memperlihatkan efek piretik
dalam bentuk utuh dilambung, tetapi sebagian besar diusus halus bagian atas kadar ti nggi
dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian kecepatan absobsinya tergantung dari kecepatan
disintegrasi dan disolusi tablet PH pemakain mukosa dan waktu pengosongan lambung.
INDIKASI ; anti peretik dosis siksilat untuk dewasa ialah ; 325 mg -650 diberikan secara oral
tiap 3 atau 4 jam, untuk anak-anak : 15-20 mg/kg BB diberikan tiap 4-6 jam den gan dosis
ANALGESIK ; salisilat bermanfaat untuk mengebati nyeri tidak spsifik misalnya sakit
DEMAM REMATIK AKUT ; dalam watu 24-48 jam setelah pemberian obat yang cukup
terjadi pengurangan nyeri, kekakuan, pembengkakan, rasa panas dan memerahi jaringan
setempat.
ATRITIS REUMATOID ; walaupun telah banyak ditemukan obat anti rheumatoid baru,
salisilat amsih dianggap obat standar pada studi perbandingan dengan obat antireumatikal
lain.
berdasarkan efek pengahambatan agregasi trombosit, mengurangi pada pasien angina tidak
stabil.
INTOSIKASI ; sasilat sering digunakan untuk mengobati segala keluhan ringan dan tidak
berarti sehingga banyak terjadi pengguna salahan (misuse) atau penalahgunaan (abuse) obat
bebas ini.
SEDIAAN ; aspirin (asam asetil saksilat ) dan natrium saksilat merupakan sedician yang
paling banyak digunakan. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg, untuk anak dan 500
mg untuk dewasa. Metal silsilat (minyak mintegreen ) hanya digunakan sebagai obat luar,
dalam bentuk salep atau lunimen dan dimasukkan sebagai coumer irritant bagi kulit. Asam
saksilat dalam bentuk bubuk, digunakan sebagai keratolik dengan dosis tergantung dari
BENORILAT
DIFLUNISAL
Obat ini merupakan devirat diflnorofeml dari asam salisilat tetapi invivo tidak diubah
menjadi asam salisilat bersifat analgesic dan anti inflamasi tetapu hampir tidak brsifat
antiperetik. Setelah pemberian oral, kadar puncak diperoleh dalam 2-3 jam, sembilan puluh
sembilan persen diflumisal terikat albumin plasma dan dalam waktu parah berkisar 8-12.
Indikasi ; diflumisal hanya sebagai analgesic ringan sampai sedang dengan dosis awal 500
mg di susal 250-500 mg tiap 8-12 jam. Untuk esteoartritis dosis awal 2x250-500 mg per hari.
Efek samping ; lebih ringan dari pada asetotal dan tidak dilaporkan menyebabkan gangguan
pendengaran.
SALSALAT
Asam Tiaprofenat
Asam tiaprofenat memperlihatkan sifat sama seperti derivate asam propionate lainnya. Waktu
penuh dalam plasma kira-kira 2 jam dan ekskresi terutama efek samping sama seperti obat
Fenbufen
Berbeda dengan obat Airis lainya, fenbufen merupakan suatu pro-dug jadi fenbufen sendiri
bersifat inaktif dan metabolic aktifnya adalah asam 4-bifenik asetat zat ini memiliki waktu
penuh 10jam sehingga cukup diberikan satu atau dua kali sehari. Absorpsi obat melalui
lambung baik, dan a d ar puncak metabolic aktif dicapai dalam 7,5 jam efek samping obat ini
sama seperti obat Airis lainnya, pemakaian pada pasien tukak lambung harus berhati-hati.
Pada gangangguna penyakit reumatik sendi adalah dua kali 300 mg sehari dan dosis
Fenoprefen
Ibuprofen
Ibuprofen merupakan derivate asam propionate yang diperkenalkan pertama kali dibanyak
Negara. Obat ini bersifat analgesic dengan daya anti inflamasi yang tidak terlalu kuat, efek
analgesiknya sama seperti aspirin, efek anti inflamasinya terlihat dengan dosis 1200-2400 mg
per hari. Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksumum dalam plasma
dicapai setelah 1-2 jam. Waktu penuh dalam plasma sekitar 2 jam. Sembilan puluh p ersen
ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap kira-kira
90% dari dosis atau konjugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan
karboksilasi.
Obat Ains derivat asam prpionat hamper seluruhnya terikat pada protein plasma, efek
intekrasi misalnya penggerakan obat warfarin dan oral hipolekemik hamper tidak ada, tetapi
pada pemberian bersama dengan warfarin, tetap harus waspada karena adanya gangguan
fungsinya trombosit yang memperpanjang masa perdarahan. Devivat asam propionate dapat
mengurangi efek antihipertensi obat B-bloer. Prozosin dan kaptropil efek ini mungkin akibat
hambatan bisintesis pada ginjal. Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan
dibandingkan dengan aspirin, indametasin atau naproksen , efek samping lainnya yang jarang
adalah eritema kulit, sakit kepala trombosipenia ambliopra toksik yang reversible, dosis
sebagai analgesic 4 kali 400 mg sehari tetapi sebaliknya dosis optimal pada tiap diminum
oleh wanita hamil dan menyusul dengan alas an bahwa ibuprofen relative lebih lama dikenal
dengan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic, maka ibuprofen dijual
sebagai obat genetic bebas dibeberapa Negara antara lain Amerika Serikat dan Inggris.
Ketoprofen.
Drivat asam propionate ini memiliki efektivitas seperti ibuprofen dengan sifat-sifat anti
inflamasi sedang. Absorpsi berlangsung baik dari lambung dan waktu penuh plasma sekitar 2
jam efek samping sama dengan Ains lain terutama menyebabkan gangguan saluran cerna dan
reaksi hipersensitivitas. Dosis 2 kali 100 mg sehari, tetapi sebaiknya ditentukan secara
individual.
Naproksen
Merupakan salah satu derivate asam propional yang efektif dan inside efek samping obat ini
lebih rendah dibandingkan derivate asam propional lain. Absorpsi obat ini berlangsung baik
melalui lambung dan kadar puncak plasma dicapai selama 2-4 jam bila diberikan dalam
bentuk gram natrium naproksen kadar puncak plasma dicapai lebih cepat. Waktu penuh obat
ini 14 jam, sehingga cukup diberikan dua kali sehari. Tidak terdapat korelasi antara
efektivitas dan kadar plasma baik dalam bentuk utuh maupun sebagai konjugat glukoronida.
Dan demietilat interaksi obat sama seperti ibuprofen. Naproksen kadar puncak plasma
dicapai lebih cepat. Waktu penuh berobat ini 14 jam, sehingga cukup di berikan dua kali
sehari, tidak terdapat korelasi antara efektivitas dan kadar plasma. Ikatan obat ini dengan
protein plasma mencapai 98-99% ekresi terutama dalam urin dan demetilat. Intraksi obat
sama seperti ibuprofen. Naprosien bersama ibuprofen dianggap yang paling tidak toksik
diantara derivate asam propionate. Efek samping terhadap SSP berupa sakit kepala, pusing,
rasa lelah dan otoksisitas. Gangguan terhadap hepar dan ginjal pernah dilaporkan dosis untuk
terapi penyakit reumatik sendi adalah 2 kali 250-375 mg sehari. Bila perlu dapat diberikan 2
Derivate mefenamal digunakan sebagai analgesic, sebagai anti inflamasi mefenamat kurang
efektif dibandingkan aspirin. Meklofenamat digunakan sebagai obat anti inflamasi pada
terapi arthris rheumatoid dan asteoartitis. Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein
plasma, dengan demikian intraksi terhadap obat anti koogulen harus diperhatikan,efek
samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dyspepsia, diare sampai diare
Pada usia lanjut efek samping diare hebat sering dilaporkan efek samping lain yang
berdasarkan hipersensitivitas ialah eriterna kulit dan bronkoostriksi anemia hemolitik pernah
dilaporkan dosis asam mefenamat adalah 2-3 kali 250-500 mg sehari. Karena efek toksiknya
maka di Amerika Serikat obat ini tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawaj 14
tahun dan waktu hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan
Dalam kelompok ini termasuk dipiron, fenilbutazon, oksifen butazon, antipirin dan
(amidopirin) adalah derivate 4 –dimetilamino dari aminopirin yang larut baik dalam air dan
Indikasi
Saat ini dipiron hanya digunakan sebagai analgesic antipirin karena efek atau inflamasinya
lemah sedangkan antipirin dan aminopirin tidak dianjurkan digunakan lagi karena dipiron
sebaiknya dipiron hanya diberikan bila dibuthkan analgesic. Antiperetik suntikan atau bila
pasien tidak tahan analgesic antipiretik yang lebih aman, pada beberapa kasus penyakit
Hodgkin dan pariarteritis nodosa, dipiron merupakan obat yang masih dapat digunakan untuk
meredakan demam yang sukar diatasi dengan obat lain. Dosis untuk dipiron adalah : tiga kali
0,3 – 1 gram sehari. Dipiron tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan larutan obat suntik
Efek Samping
trombositopenia terjadi dan bersifat fatal. Sehingga pemakaiannya sangat dibatasi atau
pada pemakaian obat ini, tetapi belum ada data tentang angka kejadiannya, kesan bahwa
orang Indonesia tahan terhadap dipiron tidak dapat diterima belum menandai sehingga
oksifenilnya.
Dengan adanya Ains yang lebih aman, fenilbutazon dan oksifenbutazon tidak lagi diajurkan
DERIVAT OKSIKAM
Piroksikam adalah merupakan salah Ains dengan struktur baru yaitu oksikam, derivate asam
enolat, waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya sekali
sehari. Absorpsi berlangsung cepat dilambung : terikat 99% pada protein plasma obat ini
menjalani 7-10 hari dan kadar dalam plasma kira-kira sama dengan kadar cairan sinovia.
Frekuensi kejadian efek samping dengan piroksikam mencapai 11-46 % dan 4-12 % dari
jumlah pasien terpaksa menghentikan obat ini. Efek samping tersering adalah gangguan
saluran cerna, antara lain yang berat adalah tukak lambung. Efek samping lain adalah pusing,
tinitas, nyeri kepala dan eritema kulit. Piroksikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita
Antikoagulan indikasi piroksikam hanya untuk penyakit inflamasi sendi misalnya arthritis
rheumatoid, osteoarthritis, spondilitis ankilosa dosis 10-20 mg sehari diberikan pada pasien
yang tidak memberikan respons cukup dengan Ains yang lebih aman.
Meloksikan cenderung menghambat KOKS-2 lebih dari KOKS-1 tetapi penghambatan
KOKS-1 pada dosis terapi tetap nyata, penelitian terbatas menyimpulkan efek samping
meloksikam (7,5 mg per hari) terhadap saluran cerna urang dari piroksikam 20 mg sehari.
Meloksikam diberikan dengan dosis 7,5 – 15 ng sekali sehari, efektivitas dan keamanan
Diklofenak
Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap obat ini terikat 99%
pada protein plasma dan mengalami efek metabolisme lintas pertama (first-pars) sebesar 40-
50%. Walaupun waktu paruh si ngkat yakni 1-3 jam diklopenak diakumulasi dicairan sinovial
yang menjelaskan efek terapi di sendi jauh lebih panjang dari waktu paru obat tersebut.
Efek samping yang lajim ialah mual, gastritis, eritema kulit dan sakit kepala dan sakit kepala
sama seperti semua obat Ains, p emakaian obat ini harus berhati-hati pada pasien tukak
lambung. Peningkatan enzim transminase dapat terjadi pada 15% pasien dan umumnya
kembali ke normal.
Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan dosis orang dewasa 100-150 sehari terbagi dua
FENKLOFENAK
Indometasin
Merupakan derivate indo-asam aseat, obat ini sudah dikenal sejak 1963 untuk pengobatan
arthritis dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaan
obat ini dibatasi. Indometasin memiliki efek anti inflomasi dan analgesic-antipiretik yang
kira-kira sebanding dengan asipirin. Telah terbukti bahwa indometasin memiliki efek
Absorpsi indomekasin setelah pemberian oral cukup baik, 92-99% indometasin terikat pada
protein plasma metabolismenya terjadi di hati. Indometasin dieksresi dalam bentuk asal
maupun metabolic melalui urin dan empedu, waktu paruh plasma kira-kira 2-4 jam.
Efek samping indometasin tergantung dosis dan insidensnya cukup tinggi, pada dosis terapi,
sepertiga pasien menghentikan pengobatan karena efek samping, efek samping saluran cerna
berupa nyeri obdomen, diare, perda rahan lambung dan pankreatitis. Sakit kepala hebat
dialami oleh kira-kira 20-25 % pasien dan rasa bingung. Halusinasi dan psikosis pernah
terjadi akibat hambatan yang kuat terhadapi biosintesis pada ginjal. Alergi dapat pula timbul
dengan manifestasi urtikaria, gatal dan serangan asma. Obat ini mengurangi efek natriuretik
dari diuretiktiazid dan furosemid serta memperlemah efek hipotensif obat B-bloker.
Karena toksisitasnya, indometasin tidak dianjurkan diberikan kepada anak, wanita hamil,
pasien dengan gangguan psikiatri dan pasien dengan penyakit lambung. Penggunaannya kini
dianjurkan hanya bila Ains lain kurang berhasil misalnya pada spondilitis ankolosa, arthritis
pirai akut dan osteoarthritis tungkai. Indometasin tidak berguna pada penyakit pirai kronik
karena tidak berefek urikorusik. Dosis indometasin yang lazim ialah 2-4 jali 25 mg sehari.
Untuk mengurangi gejala reumatik dimalan hari, indometasin diberikan 50-100 mg sebelum
tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Davies NM, Anderson KE. Clinical pharmacokinetics of diclofenac. Therapeutic insights and
pitfalls. Clin Pharmacokinet. 33(3):184-213,1997.
Davies NM, Skjodt NM.Clinical pharmacokinetics of meloxicam. A cyclo-oxygenase-2
preferential nonsteroidal anti-inflammatory drug. Clin Pharmacokinet. 36(2):115-26,1999.
Mardjono, Mahar, 2007 . Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya baru