Anda di halaman 1dari 15

TUGAS TEKNOLOGI BATUBARA

RESUME
“PLTU Asam – Asam, Desa Simpang Empat Sungai Baru, Kecamatan
Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Batubara


Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Islam Bandung Tahun Akademik 2017 / 2018

Disusun Oleh :
Fakhrizal 100701140xx
M. Rizqi Wicaksono 100701150xx
Mutiara Nabila Suardi 10070115071
Teungku Deli H 100701160xx

Kelas B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440 H / 2018 M
PLTU Asam – Asam, Desa Simpang Empat Sungai
Baru, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah
Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

A. Pengenalan PLTU Asam-Asam


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam Kalimantan
Selatan yang memiliki kapasitas 4x65 MW + 2x115 MW berlokasi di Desa
Simpang Empat Sungai Baru, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut.
Memiliki luas lahan sebesar ± 184,75 ha. Titik koordinat lokasi PLTU berada
pada 3˚55’42,54” S dan 115˚6’15,70”. Lahan yang telah dimiliki PT PLN (Persero)
merupakan lahan bekas wilayah konsesi PT. Hutan Kintap. Lahan ini digunakan
untuk pembangunan PLTU Kalsel (4x65 MW dan 2x115 MW) Asam–Asam Unit 1,
Unit 2, Unit 3, Unit 4, Unit 5, dan Unit 6 adalah seluas 184,75 ha.

Sumber :Sri Agustina, 2018


Foto 1
PLTU Asam-Asam
Adapun batas–batas lokasi PLTU Asam-Asam (4x65 MW + 2x115 MW)
ini yaitu :
- Sebelah Utara = Sungai Baru (Anak Sungai Asam–Asam)
- Sebelah Timur = Semak Belukar dan padang alang–alang
- Sebelah Selatan = Anak Sungai Asam–Asam
- Sebelah Barat = Sungai Asam–Asam
Adapun peta lokasi PLTU Asam-Asam ditunjukkan pada Gambar 1.

Sumber : Laporan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) PLTU Asam-Asam


Gambar 1
Peta Lokasi PLTU Asam-Asam
Pembangunan Proyek PLTU Kalsel (4x65 MW + 2x115 MW)
merupakan wujud realisasi kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi
kebutuhan energi listrik di pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Tengah serta sebagai upaya untuk diversifikasi bahan bakar
minyak. Tipe pembangkitan adalah PLTU Mulut Tambang (Mine–Mouth Coal
Steam Power Plant). Rencana usaha dan/atau kegiatan PLTU bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan listrik di kawasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah. Kondisi eksisting PLTU Kalsel (4x65 MW + 2x115 MW) menempati
lahan PLTU Kalsel (4x65 MW + 2x115 MW) unit 1 mulai beroperasi atau
sinkron pada tanggal 28 Juni 2000, Unit 2 sinkron pada tanggal 25 Oktober
2000, unit 3 sinkron pada tanggal 24 Maret 2012 dan unit 4 sinkron pada
tanggal 11 November 2012. Listrik yang dihasilkan oleh PLTU Asam asam
ditransmisikan ke sistem Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah melalui
jaringan 150 KV ke AP2B (area penyalur dan pengatur beban). Selain itu juga
disalurkan langsung melalui jaringan 20 KV ke arah Jorong, Kintap, Satui,
Pagatan, Batulicin dan industri di sekitar PLTU. Berikut dapat dilihat gambar
layout PLTU Kalsel (4x65 MW + 2x115 MW) tiap unit, dari unit 1 sampai dengan
unit 6 pada Gambar 2.

Sumber : Laporan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) PLTU Asam-Asam


Gambar 2
Layout PLTU Asam-Asam
Pengangkutan batubara sebagai sumber bahan bakar akan diangkut
menggunakan dump truck yang berkapasitas 22 ton. Berdasarkan jumlah kontrak
batubara/bulan, lalu lintas kendaraan pengangkut perhari sekitar ± 200 truk/hari
untuk Unit 1 hingga Unit 4. Setelah Unit 5 dan Unit 6 beroperasi maka akan
meningkatkan jumlah kendaraan pengangkut menjadi sekitar ± 400 truk/hari.
Terkait pelaksanaan sistem penanganan batubara, fasilitas yang harus dilengkapi
adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas reclaim (pengerukan) dan fasilitas penumpukan secara otomatis.
2. Reclaim facility and automatic stacking facilities.
3. Emergency reclaim hopper dan kelengkapannya untuk pemindahan.
4. Kontrol lingkungan menyeluruh termasuk penyemprotan batubara dan
sistem pengelolaan air limbahnya.
5. Fasilitas untuk mengeringkan batubara dari stockyard selama musim
hujan.
Kegiatan bongkar muat batubara dilakukan di areal stockpile PLTU. Pada
kondisi kering, kegiatan bongkar muat batubara dari truk pengangkut akan
menimbulkan debu di areal stockpile. Batubara yang diangkut dari tambang masih
tercampur oleh berbagai macam material tanah dan kerikil. Sistem penimbangan
dan pengambilan contoh disediakan untuk memastikan jumlah dan kualitas
batubara yang dikirim. Timbangan akan dipasang pada konveyor penerima.
Sistem pengambilan contoh dan konveyor pemindah ditempatkan di ruang
pemindahan yang didisain untuk peralatan. Pemisah magnetis dan pembersih
otomatis yang dipasang pada bagian atas konveyor dimaksudkan untuk mencegah
kerusakan alat penghancur dan peralatan lainnya. Pemisahan secara magnetis,
penghancur dan pemindahan batubara disimpan di ruang penghancur yang dibuat
dengan ukuran yang cukup untuk penyimpanan peralatan dan perawatan.
Untuk menentukan jumlah dan jenis batubara yang akan dimasukkan ke
boiler, conveyor dari reclaimer dilengkapi dengan coal feeder. Coal feeder
digunakan untuk memantau jumlah masukan agar tidak terjadi kelebihan beban
dan ceceran. Untuk mencegah emisi debu dan menjaga agar tidak ada ceceran
batubara, maka pada saat pengangkutan batubara digunakan conveyor tertutup.
Energi yang dihasilkan dialirkan ke air dalam tungku pembakaran melalui konveksi
dan radiasi. Uap yang sangat panas dilepaskan dari tungku pembakaran ke dalam
tangki uap dan selanjutnya diteruskan ke turbin uap. Turbin uap mengubah energi
panas menjadi energi gerak sehingga dapat menggerakkan baling–baling turbin.
Putaran terowongan disambungkan ke generator untuk menghasilkan listrik. Sisa
pembakaran batubara adalah gas buang, abu dasar (bottom ash) dan abu terbang
(fly ash).
Sumber : Laporan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) PLTU Asam-Asam
Gambar 3
Layout Sistem Penanganan Batubara di PLTU Asam-Asam

B. Potensi Batubara Kalimantan Selatan


Terdapat banyak sekali potensi batubara yang tersebar dibeberapa wilayah
di Kalimantan Selatan. Dimana total jumlah cadangan batubara yang ada
mencapai angka 63.410,88 ton. PLTU Asam-Asam dibangkitkan memakai bahan
bakar batubara yang dipasok dari Kalimantan Selatan. Batubara dikirimkan
dengan kapal kargo dan dibongkar muat pada fasilitas batubara.
Sumber : Gilang Velano, 2009
Gambar 3
Potensi Batubara di Kalimantan Selatan

C. Penggunaan Batubara Pada PLTU Asam-Asam


Batubara merupakan bahan bakar utama pada penggunaan PLTU.
Bahan bakar utama PLTU adalah batubara lignit kalori rendah (nilai kalor
4.200 kkal/kg) yang dihasilkan dari tambang batu bara disekitar lokasi
kegiatan. Sedangkan sebagai bahan bakar pendukung adalah jenis Light Fuel
Oil (LFO) yang digunakan pada saat start up. Sebagai air penambahan untuk
keperluan operasi PLTU Kalsel digunakan air Sungai Asam–Asam yang telah
melewati proses pengolahan di Water Treatment Plant. Batubara digunakan
sebagai bahan bakar untuk boiler dimana bertujuan untuk menghasilkan kukus
(steam) sebagai media pemanas atau pembangkit listrik.
Sumber : Fajar Rizki Saputra, 2015
Gambar 4
Pemanfaatan Batubara Pada PLTU

D. Pemasok PLTU Asam-Asam


Wilayah Kabupaten Tanah Laut sangat kaya akan sumberdaya alam
khususnya bahan tambang seperti batubara dan bijih besi. Beberapa perusahaan
yang beroperasi adalah PT. Arutmin Indonesia di wilayah perbatasan Kecamatan
Jorong dan Kintap yaitu Desa Asam–Asam dan Desa Pandansari dan PT. Jorong
Barutama Greston (PT. JBG) di wilayah Desa Swarangan. PT Arutmin Indonesia
adalah merupakan perusahaan pemasok utama batubara untuk kebutuhan PLTU
Asam-Aam Kalsel yang sudah beroperasi. PT. Arutmin dan PT. JBG merupakan
perusahaan pemasok batubara jangka panjang untuk PLTU Asam-Asam.
PT. Arutmin Indonesia (Arutmin) adalah perusahaan batubara terkemuka
yang beroperasi berdasarkan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan
Batubara (PKP2B) dengan pemerintah di area konsesi seluas total 59.261 hektar.
Dengan proses produksi batubara yang kompetitif, prosedur jaminan kualitas yang
terpercaya, serta pelayanan konsumen yang prima, Arutmin menjadi perusahaan
Batubara pilihan konsumen bagi industri Pembangkit Listrik serta industri lainnya
di Indonesia dan dunia. Ditetapkan sebagai salah satu Objek Vital Nasional
(Obvitnas) oleh Pemerintah Republik Indonesia, daerah operasi Arutmin
terbentang di tiga Kabupaten di Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut,
Tanah Bumbu dan Kota Baru. Saat ini, Arutmin mengelola lima lokasi tambang
yaitu Tambang Senakin, Tambang Satui, Tambang Kintap, Tambang Asam Asam,
Tambang Batulicin, serta satu Terminal Batubara bertaraf internasional North
Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT), Arutmin menunjukkan perkembangan pesat
di bidang produksi serta kinerja penjualan selama lebih dari dua puluh tahun
beroperasi. (arutmin.com)

Sumber : Oki Budhi Saputro, 2014


Foto 2
Tambang Batubara PT. Arutmin Indonesia Asam-Asam
PT. Jorong Barutama Greston (PT. JBG) merupakan salah satu
perusahaan pertambangan batubara yang terletak di Desa Swarangan,
Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Pada
unit peremuk batubara. Batubara hasil tambang berukuran berkisar 700 mm
direduksi ukurannya melalui dua tahap peremukan yaitu peremukan primer
(primary crushing) yang menghasilkan batubara berukuran – 150 mm dan
peremukan sekunder (secondary crushing) yang menghasilkan produk batubara
yang berukuran – 50 mm. Persyaratan yang diinginkan konsumen yaitu ukuran
produk +50 mm tidak boleh lebih dari 2%, ukuran produk -2 mm tidak boleh lebih
dari 10%. Sedangkan pada kenyataannya ukuran produk +50 mm sebesar 9,75%
dan ukuran produk -2 mm sebesar 9,98%, jadi ukuran produk saat ini belum
memenuhi persyaratan konsumen. Sasaran produksi proses peremukan batubara
pada unit peremuk PT. JBG adalah sebesar 1.000.00 ton/tahun atau sebesar
83.334 ton/bulan atau sebesar 2.689 ton/hari.
E. Persyaratan Batubara Yang Dimanfaatkan Untuk PLTU
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari batubara yang
akan digunakan untuk PLTU, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Persyaratan Kualitas Batubara Untuk Industri PLTU
1 Total moisture 23.6 %
2 Ash content 7.8 %
3 Volatile matter 30.3 %
4 High heating value 5.242 kcal/kg
5 Total sulfur 0.4 %
6 Alkali dalam abu max. 2 %
7 Hardgrove index 50–60
Sumber : Margio F Tidja, 2016

F. Kualitas Batubara
Berdasarkan hasil pemeriksaan, nilai kalori kotor batubara untuk bahan
bakar PLTU Asam-Asam Kalsel adalah sebesar 4.200 kcal/kg dengan kandungan
yaitu Karbon 68,57%, Hidrogen 5,16%, Nitrogen 1,18%, Oksigen 24,76%, dan
Belerang 0,33%. Spesifikasi batubara yang akan digunakan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2
Spesifikasi Batubara (Tipical LRC) Untuk Luar Jawa Aka
Frekuensi Pengangkutan Batubara Sebesar ± 319 Truk/Hari.
No. Uraian Tipikal Penolakan
1 GCV kCal/kg (ar) 4000 <3900 atau >4000
2 HGI 50 <40 atau >65
3 TM % (ar) 35 >40
4 Ash % (ar) 5 >6
5 Sodium % (in ash) 1,5 >4
6 Sulphur % (daf) 1,8 >2,2
7 Nitrogen % (daf) Maksimum >1,2
Ukuran
lolos ayakan 2,38
mm >20%
Maksimum
lolos ayakan 32 >80%
Maksimum
8 mm <95%
Maksimum
lolos ayakan 50 <98% (ukuran
Maksimum 100%
mm butiran maksimum)
lolos ayakan 70
mm
AFT (Initial
9 Minimum <1000
Deform) ˚C
Slagging &
10 Medium
Fouling Index
Sumber: Syarat–Syarat Teknik Keperluan Batubara

G. Cara Kerja PLTU


Cara kerja PLTU batubara, mula-mula batubara dari luar dialirkan
kepenampung batubara dengan conveyor, kemudian dihancurkan menggunakan
pulverized fuel coal. Tepung batubara halus kemudian dicampur dengan udara
panas oleh forced draught. Dengan tekanan yang tinggi campuran tersebut
disemprotkan ke dalam boiler sehingga akan terbakar dengan cepat dengan
semburan api, kemudian air dialirkan keatas melalui pipa yang ada di dinding
boiler. Air dimasak menjadi uap kemudian uao dialirkan ke tabung boiler untuk
memisahkan uap dari air yang terbawa. Selanjutnya uap air dialirkan ke
superheater yang melipat gandakan suhu dan tekanan uap hingga mencapai suhu
5000 C dan tekanan sekitar 200 bar yang menyebabkan pipa ikut berpijar menjadi
merah. Untuk mengatur turbin mencapai set point, dilakukan dengan mengatur
steam governor valve secara manual maupun otomatis. Uap keluaran dari turbin
mempunyai suhu sedikit di atas titik didih, sehingga perlu dialirkan ke kondensor
agar menjadi air yang siap untuk dimasak ulang. Sedangkan air pendingin dari
kondensor akan disemprotkan kedalam cooling tower sehingga menimbulkan asap
air pada cooling tower.
Air yang sudah agak dingin dipompa balik ke kondensor sebagai air
pendingin ulang. Sedangkan gas buang dari boiler diisap oleh kipas penghisap
agar melewati electrostatic preciptator untuk mengurangi polusi dan gas yang
sudah dipasang dibuang melalui cerobong.
Sumber : Laporan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) PLTU Asam-Asam
Gambar 5
Alur Pengoperasian yang Digunakan di Lokasi PLTU Asam-Asam

H. Kebutuhan Batubara PLTU Asam-Asam


Bahan bakar yang digunakan untuk pengoperasian PLTU Asam-Asam
Kalsel (4x65 MW dan 2x115 MW) Asam–Asam adalah batubara. Penggunaan
batubara pada setiap unit PLTU dijelaskan sebagai berikut :
 Kebutuhan batubara pada PLTU Kalsel adalah sebagai berikut :
Pengoperasian Unit 1 dan 2 (operasi eksisting) = 2.000 ton/hari
Pengoperasian Unit 3 dan 4 (operasi) = 2.000 ton/hari
Pengoperasian Unit 5 dan 6 (perencanaan) = 3.000 ton/hari
Jika seluruh unit PLTU Kalsel (4x65 MW dan 2x115 MW) beroperasi maka
kebutuhan batubara sebesar 7000 ton/hari. Batubara untuk pembangkitan energi
listrik di PLTU Kalsel eksisting (Unit 1 dan 2) dipenuhi dari hasil produksi tambang
disekitar lokasi produksi. Sejalan dengan akan beroperasinya Unit 3 dan Unit 4
serta rencana pembangunan unit pembangkit PLTU yang baru (Unit 5 dan Unit 6),
maka akan terjadi peningkatan kebutuhan batubara sehingga perlu tambahan
pasokan batubara yang akan dipenuhi oleh PLN.
Pengangkutan batubara sebagai sumber bahan bakar akan diangkut dari
wilayah pertambangan melalui jalan darat khusus pengangkutan batubara menuju
ke stockpile milik PLTU Kalsel yang di dalam lokasi PLTU menggunakan dump
truck yang berkapasitas 22 ton/dump truck. Jika keenam unit beroperasi maka
ritasi pengangkutan diprakirakan sebagai berikut :
- PLTU unit 1 dan 2 (2.000 ton) = ± 91 truk/hari
- PLTU unit 3 dan 4 (2.000 ton) = ± 91 truk/hari
- PLTU unit 5 dan 6 (3.000 ton) = ± 137 truk/hari

I. Contoh Perhitungan Biaya Penggunaan Batubara Pada PLTU


 Biaya Investasi Batubara

Sumber : Gilang Velano, 2009


Gambar 6
Biaya Investasi Batubara
 Analisa Ketersediaan Batubara di Kalimantan Selatan

Sumber : Gilang Velano, 2009


Gambar 7
Analisis Ketersediaan Batubara di Kalimantan Selatan
Sehingga tidak ada masalah dari segi penyediaan batubara karena hanya
0,087% dari cadangan yang ada di Kalimantan Selatan.
 Kebutuhan Batubara Untuk Produksi 1 Kwh
Diasumsikan kebutuhan batubara untuk produksi 1 KWh = Kb. Maka :
Kb = Konsumsi energi / Energi listrik
Kb = (31.693.680.000 kg/tahun) / (48.399.000.000 KWh/tahun)
Kb = 0,65 kg/KWh
 Biaya Bahan Bakar (Batubara)
Harga batubara saat ini bersumber dari Indonesian Coal Index Report per
Agustus 2018 adalah USD 107,83 per ton. Dengan asumsi 1 USD senilai Rp.
14.328 maka dapat di hitung :
Harga = US$ 107,83 / ton = US$ 0,10783/kg atau Rp. 1544,99/kg
DAFTAR PUSTAKA

1. F Tidja, Margio. 2016. “ Teknologi Pemanfaatan Batubara ”. Sekolah


Tinggi Teknologi Nasional : Yogyakarta.

2. PT. PLN (Tim ANDAL PLTU Asam-Asam). 2008. “ Laporan Analisis


Dampak Lingkungan (ANDAL) PTLU Kalimantan Selatan (4x65
MW+2X115MW)”. PT PLN (Persero) : Asam-Asam.

3. Velano, Gilang. 2009. “ Studi Perencanaan Pembangunan PLTU


Batubara Asam-Asam 65 MW x 10 Unit Dalam Rangka
Interkoneksi Kalimantan – Jawa”. ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai