Anda di halaman 1dari 50

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya karena dapat mempengaruhi
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh
yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka,
sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat
bertahan lama dalam rongga mulut (Jamil, 2011).
Masalah terbesar di bidang kesehatan gigi dan mulut yang dihadapi oleh
penduduk Indonesia sama seperti negara berkembang lainnya yaitu karies gigi
(penyakit gigi berlubang). Prevalensi karies gigi di Indonesia berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2007, dimana pada tahun 2013 prevalensi karies gigi peduduk
Indonesia sebesar 53,2%, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 43,4%.
Upaya pencegahan karies gigi dan mulut perlu dibina agar angka
prevalensi tidak semakin meningkat tiap tahunnya. Program pencegahan penyakit
gigi dan mulut pada anak memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik
sekolah, lingkungan sekitar maupun lingkungan keluarga yang merupakan
lingkup terkecil dari masyarakat (Alhamda, 2011).
Salah satu program untuk pembinaan/pengembangan kesehatan gigi dan
mulut pada usia anak antara lain melalui kegiatan Unit Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS). Kegiatan UKGS ini sendiri berisi program penyuluhan yang
dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun, program screening gigi dan mulut,
serta program pengaderan dokter gigi kecil (Planning of Action Ambulu, 2014).
Peserta pelatihan kader dokter gigi kecil diharapkan dapat menjadi teladan bagi
teman-teman ataupun kerabatnya, sehingga program pelatihan dokter gigi kecil ini
dapat mengurangi kegiatan dokter gigi puskesmas dalam melaksanakan UKGS

1
supaya tidak terlalu sering meninggalkan puskesmas dan dapat dengan mudah
melakukan koordinasi dengan pihak sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah terdapat perbedaan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sebelum dan sesudah adanya pelatihan dokter gigi kecil di MIMA 28,
MIMA 29, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember ?
2. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sebelum adanya pelatihan dokter gigi kecil dengan keterampilan
meyampaikan materi kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki oleh siswa di
MIMA 28, MIMA 29, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui perbedaan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sebelum dan sesudah adanya pelatihan dokter gigi kecil di MIMA 28,
MIMA 29, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.
2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
sesudah adanya pelatihan dokter gigi kecil dengan keterampilan
meyampaikan materi kesehatan gigi dan mulut di MIMA 28, MIMA 29,
dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pelatihan kader dokter gigi
kecil adalah:
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut.
2. Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatnya guna
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut serta dapat menginformasikan
pengetahuan yang didapatnya mengenai kesehatan gigi dan mulut kepada
orang lain.

2
3. Memotivasi sekolah-sekolah untuk mengadakan dan menindaklanjuti
pelatihan dan pembinaan dokter gigi kecil sekolah secara rutin dan terarah.

3
4

BAB 2. MATERI KEGIATAN

2.1 Gigi
Gigi merupakan bagian paling keras yang terdapat pada rongga mulut.
Gigi pada manusia berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi), proses
pengucapan (fonetik), dan berperan dalam penampilan (estetik). Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan
mengganggu aktivitas sehari-hari.

2.1.1 Anatomi Gigi


Gigi tersusun menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Mahkota gigi merupakan bagian terluar gigi yang dilapisi jaringan email atau
enamel dan normal terletak diluar jaringan gusi.
2. Akar gigi merupakan bagian gigi yang dilapisi oleh jaringan sementum dan
ditopang oleh tulang alveolar dari tulang rahang maksila dan mandibula
(Kidd, 2007).
Gigi terdiri oleh beberapa lapisan, yaitu:
1. Enamel adalah lapisan terluar yang menutupi mahkota gigi dengan ketebalan
yang berbeda yaitu menebal pada bagian insisal dan oklusal, dan menipis
berakhir pada cemento enamel junction. Enamel memiliki warna keabu-abuan
dan bersifat semi-translusen.
2. Dentin merupakan struktur terbesar gigi yang terdiri dari 75% bahan
anorganik, 20% organik, dan 5% air. Dentin dapat tumbuh jika mengalami
kerusakan dengan menghasilkan sel odontoblast. Dentin berasal dari jaringan
mesoderm dan berfungsi menopang struktur gigi secara keseluruhan.
3. Pulpa merupakan bagian dari gigi yang tedapat syaraf serta pembuluh darah.

4
4. Sementum adalah bagian yang menutupi akar gigi. Terbentuk dari sel-sel
sementoblast. Sementum mengandung 45% bahan anorganik, 55% bahan
organik, kolagen, dan polisakarida (Summit, 2006).

Gambar 2.1 Bagian-bagian Gigi.


(Sumber: www.artikelsiana.com)

Gigi geligi manusia dibagi ke dalam dua golongan:


1. Gigi sulung/deciduous teeth
Gigi sulung adalah gigi pada anak-anak yang berjumlah 20 gigi, terletak pada
rahang atas dan rahang bawah. Setiap setengah rahang terdapat 5 buah gigi, yaitu
2 gigi seri (insisivus), 1 taring (kaninus), dan 2 geraham kecil (molar). Apabila
gigi susu tanggal, maka akan digantikan gigi tetap.

Gambar 2.2 Susunan Gigi Sulung


(Sumber: http://www.artikelsiana.com)

5
2. Gigi Permanen/Tetap
Gigi tetap/gigi permanen adalah gigi dewasa yang menggantikan gigi susu
dan tidak dapat digantikan lagi. Gigi tetap berjumlah 32 gigi. Setiap setengah
rahang terdapat 8 buah gigi, yaitu 4 gigi seri, 1 taring, 2 premolar (gigi geraham
kecil) dan 3 buah geraham besar. Gigi premolar (geraham kecil) menggantikan 2
gigi geraham kecil (Kidd, 2007).

Gambar 2.3 Susunan Gigi Tetap.


(Sumber: http://www.medkes.com)

2.1.2 Jenis Gigi


Gigi manusia dibagi dalam beberapa macam berdasarkan bentuk dan
fungsinya, yaitu:
1. Gigi seri / insisvus adalah gigi yang terletak pada bagian anterior rahang yang
berfungsi sebagai alat potong saat pengunyahan, estetik, dan fonetik.

6
Gambar 2.4 Gigi Insisivus
(Sumber : Sloane, 2003)

Gigi taring (gigi kaninus), memiliki akar terpanjang dibandingkan


dengan akar gigi lainnya. Fungsi gigi kaninus adalah untuk merobek
makanan.

Gambar 2.5 Gigi Kaninus


(Sumber : Sloane, 2003)

7
2. Gigi geraham kecil (gigi premolar), terletak diantara gigi kaninus dan molar.
Pada rahang atas memiliki dua tonjolan yang terletak pada bagian bukal dan
palatina. Pada premolar 1 rahang bawah memiliki satu tonjolan sedangkan
premolar dua rahang bawah memiliki tiga tonjolan.

Gambar 2.6 Gigi Premolar


(Sumber : Sloane, 2003)

3. Gigi geraham (gigi molar), merupakan gigi yang paling besar diantara gigi
lainnya. Fungsi dari gigi molar adalah untuk menghancurkan dan
menghaluskan makanan.

Gambar 2.7 Gigi Molar


(Sumber : Sloane, 2003)

8
2.1.3 Fungsi Gigi
Berikut ini adalah fungsi gigi secara umum:
1. Memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan
2. Mempertahankan dan melindungi jaringan penyangga supaya tetap dalam
kondisi yang baik
3. Memproduksi dan mempertahankan suara atau bunyi
4. Estetik
5. Melindungi jaringan-jaringan penahannya (Summit, 2006).

2.2 Macam- macam Penyakit Gigi


2.2.1 Karies Rampan
Karies rampan yaitu karies yang terjadi sangat cepat, mengenai beberapa
atau hampir seluruh gigi serta sering menimbulkan rasa sakit. Karies rampan
mempunyai ciri-ciri yang khas seperti terjadinya secara cepat bila dibandingkan
dengan karies biasa (Sutadi, 2012).
Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit pada jaringan keras
gigi yang ditandai oleh rusaknya enamel dan dentin disebabkan oleh aktivitas
metabolisme bakteri dalam plak yang menyebabkan demineralisasi akibat
interaksi antar produk-produk mikroorganisme, ludah dan bagian-bagian yang
berasal dari makanan dan enamel. Proses demineralisasi yang progresif terjadi
pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organik yang berasal dari makanan
yang mengandung gula (Anie dkk., 2010).

Gambar 2.8. Rampan Karies


(Sumber: Sutadi, 2012)

9
2.2.2 Karang Gigi
Karang gigi adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada
gigi dan terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam
waktu yang lama. Penelitian menunjukkan penyebab dari beberapa masalah
rongga mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Lapisan bening dan tipis yang
terbentuk setelah menyikat gigi disebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi
kuman, pelikel yang sudah ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak berupa
lapisan tipis bening yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga
ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan tersebut adalah kumpulan sisa makanan,
bakteri, protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena
pembentukannya selalu terjadi setiap saat, dan akan hilang apabila menggosok
gigi. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan dengan
kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Karang gigi melekat pada
daerah sekitar leher gigi, meluas dari mahkota hingga akar gigi dan dapat
menyebabkan radang pada gusi, gigi goyang dan bau mulut. Karang gigi sudah
dapat ditemukan pada sebagian besar rongga mulut sejak usia 9 tahun, dan pada
hampir seluruh rongga mulut orang dewasa (Newman, 2012).

Gambar 2.9. Karang Gigi


(Sumber : Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, 2012).

10
2.2.3 Radang Gusi
Radang gusi disebabkan karena kebersihan gigi yang kurang baik, sehingga
terbentuk plak pada permukaan gigi dan gusi. Kuman-kuman pada plak
menghasilkan racun sehingga gusi menjadi bengkak dan berdarah.
Berikut adalah tanda-tanda peradangan gusi:
a. Gusi menjadi merah
b. Gusi mudah berdarah
c. Gusi menjadi lunak
d. Timbul bau mulut (Newman, 2012).

Gambar 2.10. Radang Gusi


(Sumber : Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR., 2012).

2.2.4 Stomatitis Aptosa Rekuren


Stomatitis aptosa rekuren atau yang biasa dikenal dengan kata sariawan
merupakan proses radang yang sering terjadi biasanya mengenai lapisan mukosa
mulut, berupa luka (ulkus atau ulser) berwarna putih kekuningan, dapat berjumlah
tunggal ataupun lebih. Luka ini terasa perih atau sakit dalam beberapa hari
terutama bila terkena makanan yang asam atau pedas. Selain itu, penderita
biasanya mengeluhkan aliran air ludah (saliva) yang meningkat.
Penyebab dari stomatitis aptosa rekuren ini masih belum pasti, namun
terdapat beberapa faktor yang mencetuskan terjadinya penyakit ini, antara lain:
1. Trauma seperti tergigit atau penggunaan gigi tiruan yang kurang pas sehingga
dapat mengiritasi mukosa mulut

11
2. Kekurangan nutrisi, seperti kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi.
3. Gangguan psikologis sperti stress dapat pula merangsang terbentuknya
sariawan
4. Perubahan hormonal seperti pada sebagian kecil wanita yang mengalami
menstruasi yang enyebabkan lebih rentan terhadap iritasi salah satunya pada
lapisan mukosa mulut
5. Faktor genetik, terdapat hubugan dalam pembentukan kasus ini yaitu lebih
dari 40% kasus sariawan memiliki riwayat di keluarganya.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
rongga mulut, menghindari stress dan mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang yang cukup terutama yang mengandung vitamin B12 dan zat besi
(Greenberg, 2008).

Gambar 2.11. Sariawan


(Sumber : www.alodokter.com ).

2.2.5 Ulcus Decubitus


Ulcus Decubitus merupakan kerusakan kulit yang terjadi akibat
kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit dikarenakan kulit tersebut
mendapatkan tekanan. Tekanan yang terjadi terus menerus menyebabkan
terputusnya aliran darah sehingga kulit mengalami kekurangan oksigen pada
mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk sebuah luka (ulkus).
Secara klinis ulcus decubitus ini tampak seperti sariawan yang memiliki warna
putih di tengah luka.

12
Ulcus decubitus ini seringkali terjadi pada periode pergantian gigi geligi,
dimana seringkali ulkus ini timbul dikarenakan sisa akar gigi susu yang belum
tercabut sehingga menyebabkan luka pada gusi. Penanganan yang tepat untuk
kasus diatas adalah dengan pencabutan sisa akar gigi susu tersebut, sehingga
ujung akar yang tajam tersebut tidak lagi melukai gusi. Bisa pula dilakukan
tindakan darurat dengan memotong ujung yang tajam tersebut sehingga tidak lagi
melukai gusi (McDonald dkk. dalam Rakhman, 2015).

2.2.6 Angular Cheilitis


Angular cheilitis atau biasa disebut berengan merupakan suatu keradangan
pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya retakan pada sudut bibir, berwarna
kemerahan disertai adanya rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut.
Kasus Angular cheilitis atau berengan yang parah biasanya disertai dengan adanya
retakan di sudut bibir yang dapat berdarah pada saat membuka mulut (Scully,
2012).
Penyebab angular cheilitis atau berengan dapat berupa kekurangan nutrisi,
pertahanan tubuh yang lemah dan infeksi bakteri. Penyebab angular cheilitis atau
berengan pada anak-anak mayoritas disebabkan oleh kekurangan nutrisi.
Kekurangan gizi yang dimaksud biasanya disebabkan kurangnya konsumsi
vitamin B kompleks (riboflavin), zat besi dan asam folat.
Memberikan makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari
banyak aspek, seperti ekonomi, sosial,budaya, agama, disamping aspek medik
dari anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan
seimbang. Serasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak. Selaras adalah
sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga.
Sedangkan seimbang artinya artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan usia dan jenis, bahan makanan seperti kabohidrat, protein dan lemak
(Amil, 2004).

13
Gambar 2.12. Angular Cheilitis
(Sumber : http://www.primehealthchannel.com ).

2.2.7 Persistensi Gigi


Persistensi gigi susu adalah suatu keadaan gigi susu masih berada di
mulut/belum lepas, tetapi gigi tetap yang akan menggantikannya sudah
tumbuh. Pada keadaan persistensi, terkadang gigi susu juga tidak goyang.
Beberapa faktor penyebab persistensi pada gigi susu yaitu :
1. Resorpsi akar gigi susu yang lambat. Hal ini bisa dikarenakan gangguan
nutrisi, hormonal atau gigi berlubang besar dengan indikasi perawatan
saraf yang tidak dirawat.
2. Posisi abnormal benih gigi tetap / arah tumbuh gigi tetap tidak searah
dengan arah tumbuh gigi susu yang akan digantikannya.
3. Tempat yang tidak cukup bagi gigi tetap yang akan tumbuh menggantikan
gigi susu. Dengan demikian gigi tetap mengarah kepada tempat yang
kosong, bisa di depan atau belakang gigi susunya.
Penatalaksanaan pada persistensi gigi susu yaitu melakukan pencabutan ke
dokter gigi. Bila persistensi dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan fungsi
pengunyahan, gangguan pertumbuhan rahang dan tentunya susunan gigi
menjadi tidak estetik (Sutadi, 2012).

14
Gambar 2. 13. Persistensi Gigi
(Sumber : health.kompas.com)

2.3 Pemeliharaan Kesehatan Gigi


Memelihara kesehatan gigi harus dimulai sejak dini. Usaha untuk menjaga
kesehatan gigi dapat dilakukan secara mandiri dengan cara sikat gigi setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam, menggunakan dental floss atau benang
gigi, serta periksa gigi rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali.

2.3.1 Menyikat Gigi


Cara menyikat gigi dengan baik dan benar adalah sebagai berikut:
1. Menggosok bagian depan permukaan gigi dari gusi ke arah gigi
2. Menggosok bagian belakang permukaan gigi dari gusi ke arah gigi
3. Menggosok bagian atas gigi yang digunakan untuk mengunyah.
4. Membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakan perlahan dari gusi ke arah gigi.
5. Permukaan lidah sebaiknya juga disikat seperlunya.
6. Pasta gigi akan membantu pembersihan gigi karena pasta mengandung bahan
yang menpunyai daya serap kotoran.

15
Gambar 2.14 Cara Menyikat Ggi yang Benar
(Sumber : Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR., 2012).

Menggosok gigi idealnya dilakukan 2x yaitu pada saat pagi setelah


sarapan, dan malam sebelum tidur. Hal ini dikarenakan pada waktu 4 jam bakteri
akan mulai bercampur dengan sisa-sisa makanan dan akan membentuk plak, dan
juga dapat meningkatkan resiko peradangan gusi dan masalah mulut lainnya.
Menggosok gigi setidaknya 2-3 menit dengan gerakan yang tidak terlalu keras
karena dapat menyebabkan terkikisnya email pada gigi (Ekaputri, 2003).

16
17

BAB 3. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dokter gigi kecil yang dilaksanakan di MIMA 28, MIMA 29
Ambulu, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember. Rincian pelaksanaan
kegiatan dokter gigi kecil meliputi:

3.1.1 Pemilihan Kader Dokter Gigi Kecil


Kader dokter gigi kecil merupakan siswa-siswi kelas 3, 4, dan 5 yang
dipilih oleh wali kelas dengan kriteria sehat jasmani dan rohani, berprestasi di
kelas, dan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Kader yang telah
terpilih tersebut selanjutnya di berikan materi dan pengarahan mengenai kesehatan
gigi dan mulut.

3.1.2 Pretest
Pelatihan dokter gigi kecil diawali dengan melakukan pretest untuk para
peserta pelatihan. Pretest dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sejumlah 15
pertanyaan yang meliputi anatomi, fungsi dan jenis gigi, macam-macam penyakit
gigi, cara memelihara kesehatan gigi dan makanan yang bergizi. Pertanyaan
dikerjakan selama 15 menit yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
awal peserta dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan
materi pelatihan dokter gigi kecil.
Kriteria penilaian pretest:
a. Pengetahuan baik : mempunyai nilai pretest > 75%
b. Pengetahuan cukup : mempunyai nilai pretest 60-75%
c. Pengetahuan kurang : mempunyai nilai pretest < 60%
(Bloom dalam Notoatmodjo, 2003)

17
3.1.3 Penyampaian Materi Pelatihan Oleh Pemateri
Peserta pelatihan dokter gigi kecil diberi penyuluhan mengenai kesehatan
gigi dan mulut dengan metode ceramah menggunakan alat bantu buku panduan
dokter gigi kecil (booklet) dan metode demonstrasi dengan menggunakan alat
bantu phantom (model gigi) dan alat dasar kedokteran gigi. Materi pelatihan yang
diberikan antara lain:
a. Pengetahuan tentang gigi dan mulut:
1. Bagian, macam dan fungsi gigi;
2. Makanan yang mudah menempel dan menyulitkan pembersihan pada gigi;
3. Cara menyikat gigi;
4. Penyakit gigi dan mulut yang sering terjadi;
5. Alat pemeriksaan gigi dan mulut;
b. Demo cara menyikat gigi:
1. Cara menyikat gigi dengan menggunakan phantom (model gigi);
2. Memperkenalkan alat dasar kedokteran gigi serta cara memegang dan cara
menggunakannya.

3.1.4 Demo Oleh Kader Dokter Gigi Kecil


Pelatihan ini dilakukan juga penyuluhan dengan metode simulasi yaitu dua
orang siswa dari masing-masing sekolah secara bergantian diminta untuk
melakukan penyuluhan dan menjelaskan kembali materi yang telah diberikan
kepada siswa yang lain. Peserta diminta juga untuk mempraktekkan bagaimana
cara menyikat gigi dengan baik dan benar serta bagaimana menggunakan alat
dasar kedokteran gigi. Demo dokter gigi kecil ini bertujuan untuk melihat sejauh
mana materi yang telah diberikan dapat dipahami oleh para kader dokter gigi kecil
serta kemampuannya dalam menjelaskan kepada teman-temannya.

3.1.5 Posttest
Posttest dilakukan setelah penyuluhan dan pelatihan dokter gigi kecil
selesai. Siswa diberikan posttest sebanyak 15 pertanyaan yang dikerjakan selama
15 menit. Pertanyaan yang diberikan pada saat posttest sama dengan pertanyaan

18
pada saat pretest, dengan tujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan
pemahaman peserta setelah pemberian materi.
Kriteria penilaian posttest:
a. Pengetahuan baik : mempunyai nilai posttest > 75%
b. Pengetahuan cukup : mempunyai nilai posttest 60-75%
c. Pengetahuan kurang : mempunyai nilai posttest < 60%
(Bloom dalam Notoatmodjo, 2003)

3.1.6 Aplikasi cara sikat gigi


Sikat gigi bersama dilakukan setelah demonstrasi kader dokter gigi kecil.
Para kader bergabung dengan siswa lain ke lapangan sekolah untuk melakukan
sikat gigi bersama. Kader dokter gigi kecil memimpin di depan dengan membawa
phantom (model gigi) dan sikat gigi untuk membimbing siswa lain melakukan
sikat gigi bersama.

3.2 Alat dan Bahan


1. Buku panduan dokter gigi kecil (booklet);
2. Phantom (model gigi);
3. Alat dasar kedokteran gigi (kaca mulut, sonde lurus dan bengkok, pinset
kedokteran gigi, dan neirbeken);
4. Disposible dental set (alat pemeriksaan gigi sekali pakai);
5. Alkohol 70%;
6. Handscoon , masker
7. Headlamp
8. Tissue, air kumur dan dental floss
9. Sikat dan pasta gigi; dan
10. Pertanyaan pretest dan posttest.

3.3 Sasaran kegiatan


Sasaran dari program Pelatihan Dokter Gigi Kecil, yaitu:
1. Sasaran langsung

19
Sasaran kegiatan adalah siswa-siswi kelas III, kelas IV dan kelas V di
MIMA 28, MIMA 29, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.
Masing-masing sekolah diwakili oleh 6 siswa yang terdiri dari 2 siswa
kelas III, 2 siswa kelas IV dan 2 siswa kelas V. Pemilihan peserta dokter
gigi kecil ini dilakukan oleh guru masing-masing kelas berdasarkan
prestasi siswa. Peserta yang dipilih adalah siswa yang berprestasi dan
dapat berinteraksi dengan baik di setiap kelas.
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dan teman-teman siswa yang telah mengikuti program Pelatihan
Dokter Gigi Kecil.

3.4 Pelaksanaan Kegiatan (Lokasi dan Waktu)


Lokasi :
a. SD 1 Muhammadiyah
b. MIMA 28 Miftahul Ulum
c. MIMA 29 Miftahul Ulum
Acara Waktu
Persiapan 07.00 – 07.15
Pengenalan 07.15 – 07.25
Pretest 07.25 – 07.40
Penyampaian materi oleh operator 07.40 – 08.00
Demonstrasi oleh kader dokter gigi kecil 08.00 – 08.15
Postest 08.15 – 08.30

3.5 Topik kegiatan


Pelatihan dokter gigi kecil mempunyai kegiatan yang meliputi kegiatan
penyuluhan dan kaderisasi dokter gigi kecil. Kegiatan dilaksanakan pada tiga
lokasi, yaitu MIMA 28, MIMA 29, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.
Pengaderan dokter gigi kecil diikuti siswa-siswi dari kelas III, kelas IV dan kelas
V dari masing-masing sekolah yang kemudian mendapatkan bimbingan dan
latihan secara khusus tentang upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

20
dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut, cara pencegahan penyakit gigi dan
mulut sejak dini serta pengenalan alat-alat dasar kedokteran gigi. Peserta
diharapkan dapat berperan sebagai mediator informasi tentang kesehatan gigi dan
mulut bagi lingkungannya.

21
22

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan dokter gigi kecil dilakukan di MIMA 28 , MIMA 29 Ambulu,


dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember dengan jumlah 18 siswa. Pelatihan
dokter gigi kecil memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan siswa dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui cara
pencegahan penyakit gigi dan mulut sejak dini, mengetahui macam – macam
penyakit gigi dan mulut serta pengenalan alat-alat dasar kedokteran gigi. Kegiatan
ini diharapkan dapat digunakan sebagai mediator informasi tentang kesehatan gigi
dan mulut bagi siswa dan teman-temannya. Pelatihan dokter gigi kecil
dilaksanakan pada siswa-siswi kelas III, kelas IV dan kelas V di MIMA 28 ,
MIMA 29 Ambulu, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember dengan jumlah
keseluruhan siswa yaitu 18 siswa. Tim pelaksana terdiri dari 2 orang mahasiswa
FKG Universitas Jember dimasing-masing sekolah.

4.1 Hasil
Peserta pelatihan dokter gigi kecil diambil dari siswa kelas III,kelas IV dan
kelas V di MIMA 28 , MIMA 29 Ambulu, dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu
Jember untuk. Jumlah peserta pelatihan dokter gigi kecil sebanyak 18 siswa
(Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Jumlah peserta pengkaderan dokter gigi kecil


No Nama Sekolah Dasar Jumlah Peserta
1. MIMA 28 6 Peserta
2. MIMA 29 6 Peserta
3. SD Muhammadiyah 1 Ambulu 6 Peserta

22
4.1.1 Nilai Pretest dan Protest
Peserta pelatihan diberikan pretest dan posttest. Hasil pretest dan postest
dapat dilihat pada Tabel 4.2, 4.3, 4.4.

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest


SD Muhammadiyah 1 MIMA 29 MIMA 28
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Rata-rata 61 85,3 63 74 55,3 78,6
Min 40 53 53 60 40 66
Max 80 100 73 86 80 93

Tabel 4.2 menunjukan nilai tertinggi untuk nilai pretest pada semua SD yaitu 80
dengan dan nilai terendah yaitu 40 dengan nilai rata-rata tertinggi untuk pretest
yaitu 85,3. Sedangkan nilai posttest tertinggi yaitu 100, dan terendah 53 dengan
nilai rata-rata tertinggi untuk posttest yaitu 85,3.
Nilai pretest dan posttest setiap siswa pada masing-masing sekolah
dikategorikan berdasarkan kriteria baik, cukup, dan kurang, kemudian nilai
tersebut ditampilkan dalam persentase pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi silang berdasarkan nilai pretest dan postest

Nilai PRETEST POST TEST JUMLAH

Sekolah B C K B C K

SD1 Muhammadiyah 1 1 4 5 - 1 12

MIMA 28 1 1 4 4 2 - 12

MIMA 29 - 3 3 4 2 - 12

JUMLAH 2 5 11 13 4 1 36

23
Tabel 4.3 menunjukan distribusi silang berdasarkan nilai pretest dan
postest dengan kategori kurang terbanyak pada MIMA 28 Ambulu dengan
presentase 50 %, nilai pretest dengan kategori cukup terbanyak pada MIMA 29
dengan presentase 83,3 %, nilai pretest dengan kategori baik terbanyak pada SD
Muhammadiyah 1 dengan presentase 25%. Nilai posttest dengan kategori kurang
masih ditemukan pada SD Muhammadiyah 1 namun dengan persentase kecil yaitu
16,7 %, kategori cukup terbanyak pada MIMA 29 dengan presentase 66,7 %, nilai
posttest dengan kategori baik terbanyak pada SD Muhammadiyah 1 dengan
presentase 83,3%. Siswa yang mengalami kenaikan nilai pretest dan posttest pada
masing-masing sekolah secara keseluruhan dalam persen dapat dilihat pada Tabel
4.4.

Tabel 4.4 Persentase jumlah siswa yang mengalami kenaikan nilai


pretest dan posttest
Persentase SD Muhammadiyah 1 MIMA 28 MIMA 29
Naik 100 % 100% 83,3 %
Tetap - - 16,7 %
Turun - - -

Tabel 4.4 menunjukan pada SD Muhammadiyah 1 dan MIMA 28 seluruh siswa


mengalami kenaikan nilai, sedangkan pada MIMA 29 presentase jumlah siswa
yang mengalami kenaikan nilai 83,3% sedangkan yang nilainya tetap 16,7%.

4.1.2 Evaluasi Keterampilan


Hasil evaluasi keterampilan kader pelatihan dokter gigi kecil dapat dilihat
pada Tabel 4.5.

24
Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Keterampilan
Kelengkapan Materi Penyampaian Materi
No. Nama
0-4 5-8 9-12 0-2 3-4
1. Roihan Nadzif  
2. Akhmal Fauzi  
3. Anindya Z. I. T.  
4. Ahmad Daffa  
5. Bayu Aulia Rahmadanti  
6. Nadya Salva Ayunda  
7 Bachtiar Ahmad Dandy  
8 Seefa Nur Azizah  
9 M. Eka Nazril F.  
10 Sinta Ria Saifitri  
11 M. Zidan Rizky  
12 Dwinda Salsa Bela  
13 Muhammad Raditya R  
14 Muhammad Puspo A  
15 Irgy Fahrezi Putra A  
16 Wahyu Putra  
17 Friska Eka Amelia  
18 Aril Briliand Mahardika  

Tabel 4.5 diatas menunjukan bahwa beberapa siswa cukup baik dalam hal
kelengkapan materi. Terdapat 3 siswa yang masih kurang baik dalam hal
penyampaian materi, hal tersebut dapat dilihat dari bahasa yang digunakan siswa
masih kurang efektif dan tingkat kepercayaan diri dari siswa tersebut yang masih
rendah.

25
4.2 Analisis Data
Analisis data yang pertama kali digunakan bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan kader SD Muhammadiyah 1, MIMA 28 serta MIMA 29
sebelum dan sesudah diberikan pelatihan.
Tabel 4.6 Data hasil uji statistik pretest dan posttest masing-masing sekolah
P Value
Nama sekolah
Uji Kolmogrov-smirnov Uji Wilcoxon
SD Muhammadiyah 1 .821 .000
MIMA 28 .785 .000
MIMA 29 .832 .000
Sig. p>0,05 p<0,05

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pada uji Kolmogorov-smirnov masing-masing


sekolah menunjukkan nilai p>0,05 maka H0 diterima yang berarti data
berdistribusi normal. Uji beda menggunakaan uji Wilcoxon antara nilai pretest
dengan nilai posttest pada SD Muhammadiyah 1, MIMA 28, serta MIMA 29.
Hasil uji beda pada masing-masing sekolah menunjukan nilai p<0,05 maka H0
ditolak yang berarti ada perbedaan saat hasil pretest dan posttest. Uji beda nilai
pretest dan posttest pada seluruh sekolah. Data hasil uji statistik disajikan pada
Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Uji Statistik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest pada seluruh
sekolah
P Value
Nilai
Uji Kolmogorov-smirnov Uji Wilcoxon
Pretest dan posttest .713 .000
Sig. p>0,05 p<0,05

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada uji Kolmogorov-smirnov seluruh sekolah


menunjukkan nilai p>0,05 maka H0 diterima yang berarti data berdistribusi

26
normal. Uji beda menggunakaan uji Wilcoxon antara nilai pretest dengan nilai
posttest pada seluruh SD. Hasil uji beda pada keseluruhan sekolah menunjukan
nilai p<0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan nilai pretest dan posttest.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan setelah
dilakukan penyampaian materi atau hasil postest dengan keterampilan siswa
dalam mempraktikkan materi yang diajarkan, digunakan uji analisis Korelasi
Spearman. Dan didaptkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Statistik Hubungan Nilai Pretest dengan nilai keterampilan
mempraktikan materi yang diajarkan pada seluruh sekolah
Kelompok Nilai
Kelompok Spearman Correlation 1 .802(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
Nilai Spearman Correlation ,802(**) 1
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada uji Kolmogorov-smirnov masing-


masing sekolah menunjukkan nilai p>0,05 maka H0 diterima yang berarti data
berdistribusi normal. Uji korelasi menggunakaan uji Korelasi Spearman antara
nilai pretest dengan nilai keterampilan praktik pada seluruh SD. Hasil uji korelasi
pada keseluruhan sekolah menunjukan nilai p<0,05 maka H0 ditolak yang berarti
ada hubungan antara nilai pretest dengan nilai keterampilan siswa dalam
mempraktikkan materi yang disampaikan.

4.3 Pembahasan
Peserta yang mengikuti pelatihan dokter gigi kecil adalah 6 siswa yang
sudah ditunjuk oleh guru masing-masing kelas III, IV dan V pada SD
Muhammadiyah 1, MIMA 28 dan MIMA 29 berdasarkan siswa yang memiliki
prestasi tertinggi di setiap kelas. Pelatihan ini diawali dengan pretest yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan dasar siswa terhadap

27
kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan pelatihan. Pemberian materi dan
pelatihan tentang gigi dan mulut dengan menggunakan alat bantu berupa buku
panduan dokter gigi kecil dan alat peraga (phantom dan alat dasar disposible).
Acara diakhiri dengan pemberian soal posttest yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan peserta dokter gigi kecil setelah diberikan penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan mulut dan terlihat adanya peningkatan dari hasil
penilaian posttest hampir pada semua siswa.
Kemampuan peserta dalam penyampaian materi juga diukur dengan
pengisian cek list keterampilan yang terdiri dari beberapa poin seperti bahasa yang
digunakan serta kepercayaan diri dalam penyampaian materi tersebut. Hasil yang
didapat adalah tingginya kemampuan dalam kelengkapan materi, namun beberapa
siswa masih kurang dalam hal penyampaian materi terutama pada poin tingkat
kepercayaan diri.
Kegiatan pretest dan posttest bertujuan untuk melihat perubahan
pengetahuan kader dokter gigi kecil dengan membandingkan nilai yang diperoleh
siswa pada saat pretest dan posttest. Pretest dan posttest berisi 15 soal tentang
materi dasar-dasar kedokteran gigi yang diharapkan dapat disampaikan oleh
peserta pelatihan dokter gigi kecil kepada teman-teman di sekolahnya. Siswa yang
telah diberikan pelatihan dokter gigi kecil sudah dapat menguasai materi pelatihan
yang diberikan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil pretest dan posttest
yang meningkat. Hasil rata-rata pretest pada masing-masing sekolah adalah nilai
60,6 SD Muhammadiyah 1, nilai 54 MIMA 28 dan nilai 58 untuk MIMA 29.
Hasil rata-rata posttest mengalami peningkatan pada masing-masing sekolah yaitu
SD Muhammadiyah 1 mengalami peningkatan nilai sebesar 26,4%, MIMA 28
mengalami peningkatan nilai sebesar 61,6% dan MIMA 29 mengalami
peningkatan nilai sebesar 39,5%.
Materi yang disampaikan para kader saat evaluasi sebagian besar sudah
lengkap dan sesuai dengan list yang kami buat. Evaluasi keterampilan dilakukan
untuk mengetahui penguasaan materi siswa-siswi terhadap materi dan pelatihan
yang disampaikan oleh pemateri. Kader dokter gigi kecil SD Muhammadiyah 1,
MIMA 28 dan MIMA 29 diberi penilaian untuk menyampaikan kembali materi

28
dan pelatihan di depan peserta lainnya. Perwakilan evaluasi kader dokter gigi
kecil pada tiap sekolah sejumlah dua orang.
Penyampaian dimulai dari penyampaian pengenalan bagian gigi, jenis gigi,
bentuk dan fungsi gigi, makanan yang baik dan tidak baik untuk gigi, penyakit
pada gigi dan mulut, demo menyikat gigi yang benar, dan demo pengenalan alat
dasar kedokteran gigi serta dilihat cara penyampaian materi oleh kader kepada
teman-temannya. Hasil yang didapat dalam evaluasi keterampilan menunjukan
keterampilan kader sudah cukup baik dalam hal penyampaian materi.
Data yang didapat menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan berhasil
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan gigi dan mulut
para peserta pelatihan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peserta
pelatihan dokter gigi kecil diharapkan dapat merubah perilaku sehat mereka
menjadi lebih baik terutama dalam kesehatan gigi dan mulut serta dapat
memberikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut untuk lingkungan sekitar
mereka.

29
30

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebelum
dan sesudah adanya pelatihan dokter gigi kecil di MIMA 28 , MIMA 29, dan
SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.
2. Terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sesudah
adanya pelatihan dokter gigi kecil dengan keterampilan meyampaikan materi
kesehatan gigi dan mulut yang dimiliki oleh siswa di MIMA 28 , MIMA 29,
dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.
3. Pelatihan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang kesehatan gigi dan mulut dokter gigi kecil di MIMA 28, MIMA 29
dan SD Muhammadiyah 1 Ambulu Jember.

5.2 Saran
1. Pelatihan dokter gigi kecil yang diberikanpada siswa-siswi supayalebih sering
dilakukan supaya pengetahuan mereka mngenai kesehatan gigi dan mulut
semakin meningkat.
2. Dilakukan lebih banyak pelatihan dokter gigi kecil di kalangan siswa-siswi
agar dapat membagikan pengetahuannya kepada orang-orang disekitar
mereka.
3. Kader dokter gigi kecil yang dipilih tidak hanya berprestasi tetapi juga
berminat dan memiliki komunikasi yang baik.

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, S. 2011. Status Kebersihan Gigi dan Mulutdengan Status Karies Gigi
(Kajian pada Murid Kelompok Umur 12th di Sekolah Dasar Negeri
Kota Bukit Tinggi). Padang: Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
Kesehatan Padang.

Amil, S., Hari, S. 2004. Angular Cheilitis: Review of Etiology and Clinical
Management. K.D.J. 13 (2): 229-231.

Anie, dkk. 2010. Buku Ajar Penyakit Gigi dan Mulut. Tasikmalaya : Politeknik
Press.

Ekaputri N, Lesteri S. 2003.Perbedaan efektivitas penyikatan gigi antara teknik


Roll dan horizontal scubbing terhadap penyingkiran plak. JurnalMI
Kedokteran gigi .18 (53): 93-7 .

Greenberg, M.S.; Glick, M. 2008. Burket’s Oral Medicine: diagnosis &


Treatment. 10th ed. Philadelphia: BC Decker Inc.

Jamil, J.A. 2011. Hubungan antara Kebiasaan Mengkonsumsi


JajanandenganPengalamanKariespada Gigi SusuAnakUsia 4-6 Tahun di
TK Medan.Medan: FakultasKedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan. 2012.

Kidd Edwina,A.M. 2007. Essentials of Dental Karies. Newyork: Oxford


University Press. Inc.

Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. 2012. Carranza’s Clinical


Periodontology11 th ed. Singapore: Elsevier.,: 219-240.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.


Asdi Mahasatya.

Rakhman,A. Dwi.. 2015. Gambaran Karakteristik dan Penyebab Pencabutan Gigi


Sulung di Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado Pada Tahun 2012.
Jurnal e-Gigi. 3 (1). Januari-Juni 2015.

31
Scully, C. Cawson, R.A. 2012. Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit Mulut.
Jakarta: Hipokrates.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Summit, James B,J. William. J.R., Richard, S. Schwartz. 2006. Fundamentals of


Operative Dentistry: A Contemporary Approach. Illinois: Quintssence
Publishing Co,Inc.

Sutadi,H. 2012. Penanggulangan Karies Rampan serta Keluhannya pada Anak.


Jurnal Kedokteran Gigi Unversitas Indonesia. Vol 9 (1): 5-8

Tarigan R. 2014. Karies Gigi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

http://www.artikelsiana.com (diakses pada 22 Juli 2016)

http://www.medkes.com (diakses pada 22 Juli 2016)

http://www.alodokter.com (diakses pada 22 Juli 2016)

http://www.primehealthchannel.com (diakses pada 26 Juli 2016)

http://health.kompas.com (diakses pada 26 Juli 2016)

http://puskesmasambulu.blogspot.co.id/2015/09/plan-of-action-puskesmas-
ambulu.html (diakses pada 28 Juli 2016)

32
LAMPIRAN

Lampiran 1. Soal Pretest dan Posttest

SOAL PRETEST DOKTER GIGI KECIL


PKL IGM III
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER

1.Dibawah ini manakah yang tidak termasuk fungsi darai giig secara umum?
A. Memotong dan memperkecil bahan makannan pada waktu mengunyah
B. Mempertahankan suara
C. Merobek bungkus makanan
D. Memberi bentuk yang selaras pada wajah

2. Apa salah satu penyebab gigi berlubang?


A. Kebiasaan menghisap jari
B. Kebiasaan menggigit pensil
C. Makan terlalu manis dan plak
D. Semua jawaban salah

3. Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi?


A. setiap mandi pagi hari
B. setiap mandi sore hari
C. pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
D. setiap mandi pagi dan sore hari

4. Manakah jenis makanan berikut ini yang tidak mudah merusak gigi?
A. makanan yang manis
B. makanan yang berserat
C. makanan yang berzat tepung
D. makanan bersifat lengket

5. Manakah dari jenis jajanan berikut ini yang tidak merusak gigi?
A. es krim
B. keripik
C. buah-buahan
D. burger

6. Bagian manakah pada gigi yang harus disikat saat menyikat gigi?
A. bagian sebelah depan
B. bagian sebelah dalam
C. bagian depan dan dalam

33
33
D. seluruh permukaan gigi yaitu bagian depan, dalam dan dataran pengunyahan.

8. Dari manakah awal proses terjadinya lubang pada gigi?


A. lapisan email
B. lapisan dentin
C. lapisan dalam gigi
D. akar gigi

9. tidak termasuk gejala gigi berlubang :


A. sakit
B. ngilu
C. bengkak
D. menular

10. Bagaimana cara membersihkan plak?


A. kumur-kumur saja
B. hilang dengan sendirinya
C. dicongkel dengan tusuk gigi
D. menyikat gigi

11. Dibaawah ini manakah yang termasuk contoh kebiasaan yang baik adalah?
A. memakai sikat gigi secara bersama
B. jajan diantara jam makan
C. sering minum minuman manis
D. berkumur setelah makan dan minum yang manis

12.Apakah alat yang berfungsi untuk membersihkan jaringan gigi yang


berlubang?
A. Sonde
B. Pinset
C. Kaca mulut
D. Ekskavator

13. Berapa jumlah gigi normal pada orang dewasa?


A. 18
B. 25
C. 32
D. 36

14.Dimanakah letak bagian pulpa dalam struktur gigi?


A. Bagian gigi yang berada tepat di bawah email, dapat merasakan sensasi dingin
dan panas pada gigi
B. Bagian terluar, keras dan berwarna putih pada mahkota gigi
C. Bagian rongga tengah gigi yang berisi pembuluh-pembuluh darah halus, serat
syaraf
D. Bagian gigi yang tertanam di dalam tulang dan ditutupi oleh gusi

34
15. Di bawah ini manakah yang tidak termasuk nama jenis gigi ?
A. Insisivus
B. singulum
C. premolar
D. caninus

SOAL POSTEST DOKTER GIGI KECIL


PKL IGM III
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER

1.Dibawah ini manakah yang tidak termasuk fungsi darai giig secara umum?
A. Memotong dan memperkecil bahan makannan pada waktu mengunyah
B. Mempertahankan suara
C. Merobek bungkus makanan
D. Memberi bentuk yang selaras pada wajah

2. Apa salah satu penyebab gigi berlubang?


A. Kebiasaan menghisap jari
B. Kebiasaan menggigit pensil
C. Makan terlalu manis dan plak
D. Semua jawaban salah

3. Kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi?


A. setiap mandi pagi hari
B. setiap mandi sore hari
C. pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur
D. setiap mandi pagi dan sore hari

4. Manakah jenis makanan berikut ini yang tidak mudah merusak gigi?
A. makanan yang manis
B. makanan yang berserat
C. makanan yang berzat tepung
D. makanan bersifat lengket

5. Manakah dari jenis jajanan berikut ini yang tidak merusak gigi?
A. es krim
B. keripik
C. buah-buahan
D. burger

6. Bagian manakah pada gigi yang harus disikat saat menyikat gigi?
A. bagian sebelah depan

35
B. bagian sebelah dalam
C. bagian depan dan dalam
D. seluruh permukaan gigi yaitu bagian depan, dalam dan dataran pengunyahan.

8. Dari manakah awal proses terjadinya lubang pada gigi?


A. lapisan email
B. lapisan dentin
C. lapisan dalam gigi
D. akar gigi

9. Tidak termasuk gejala gigi berlubang :


A. sakit
B. ngilu
C. bengkak
D. menular

10. Bagaimana cara membersihkan plak?


A. kumur-kumur saja
B. hilang dengan sendirinya
C. dicongkel dengan tusuk gigi
D. menyikat gigi

11. Dibaawah ini manakah yang termasuk contoh kebiasaan yang baik adalah?
A. memakai sikat gigi secara bersama
B. jajan diantara jam makan
C. sering minum minuman manis
D. berkumur setelah makan dan minum yang manis

12.Apakah alat yang berfungsi untuk membersihkan jaringan gigi yang


berlubang?
A. Sonde
B. Pinset
C. Kaca mulut
D. Ekskavator

13. Berapa jumlah gigi normal pada orang dewasa?


A. 18
B. 25
C. 32
D. 36

14. Dimanakah letak bagian pulpa dalam struktur gigi?


A. Bagian gigi yang berada tepat di bawah email, dapat merasakan sensasi dingin
dan panas pada gigi
B. Bagian terluar, keras dan berwarna putih pada mahkota gigi
C. Bagian rongga tengah gigi yang berisi pembuluh-pembuluh darah halus, serat

36
syaraf
D. Bagian gigi yang tertanam di dalam tulang dan ditutupi oleh gusi

15. Di bawah ini manakah yang tidak termasuk nama jenis gigi ?
A. Insisivus
B. Singulum
C. Premolar
D. Caninus

Lampiran 2. Nilai Pretest dan Posttest


Tabel Nilai Pretest dan Posttest SD Muhammadiyah 1 Ambulu, Jember
Perubahan Perubahan
No. Nama Kelas Pretest Postest Keterampilan
Nilai Nilai (%)
1. Anindya Z.I.T III 60 93 87,5 33 55,00
Nadya Salva
2. V 60 93 93,75 33 55,00
Ayunda
3. Roihan Nadzif V 66 93 87,5 27 40,91
4. Ahmad Daffa III 40 53 87,5 13 32,50
Ackmal Fauzi
5. IV 60 80 100 20 33,33
F
Bayu Aulia
6. IV 80 100 62,5 20 25,00
Rahmadhanti

Tabel Nilai Pretest dan Posttest MIMA 28 Ambulu, Jember


Perubahan Perubahan
No. Nama Kelas Pretest Postest Keterampilan
Nilai Nilai (%)
M. Zidan Riski
1. IV 66 80 93 14 21,21
Hasik
Sinta Ria
2. V 60 80 100 20 33,33
Saefitri
M. Eka Nazril
3. V 46 66 100 20 43,48
F
Bachtiar
4. Achmad Dandi III 40 73 68,75 33 82,50
K
Dwinda Salsa
5. IV 40 80 87,5 40 100,00
Bella A
Sefia Nur
6. III 80 93 100 13 16,25
Azizah

37
37
Tabel Nilai Pretest dan Posttest MIMA 29 Ambulu, Jember
Perubahan Perubahan
No. Nama Kelas Pretest Postest Keterampilan
Nilai Nilai (%)
Muhammad
1.
Raditya R IIIa 60 73 93,75 13 21,67
Muhammad
2. Puspo A IIIb 73 86 93,75 13 17,81
Irgi Fahrezi
Putra
3. Alamsyah Iva 60 73 93,75 13 21,67
4. Wahyu Putra IVb 66 66 87,5 0 0,00
Frizka Eka
5. Amalia Va 53 60 68.750 7 13,21
Aril Brilliand
6. Mahardika Vb 66 86 100 20 30,30

Lampiran 3. Check List Keterampilan Dokter Gigi Kecil


CHECK LIST KETERAMPILAN DOKTER GIGI KECIL

Nama :
Kelas :

Kriteria scoring
Melakukan
Melakukan Tidak
namun
NO. MATERI dengan tepat melakukan
kurang tepat
(2) (0)
(1)
1. Penyuluhan cara menyikat
gigi
a. Menggerakkan sikat gigi
pada bagian labial dan
bukal dari arah gusi ke
arah insisal gigi
b. Menggerakkan sikat gigi
pada bagian lingual dan
palatal dari arah gusi ke
arah insisal gigi
c. Menggerakkan sikat gigi
maju mundur pada bagian
oklusal gigi
2. Cara penggunaan alat dasar

38
38
kedokteran gigi
a. Mengetahui nama – nama
alat dasar kedokteran gigi
b. Mengetahui fungsi dari
alat-alat dasar kedokteran
gigi
c. Mengetahui cara
penggunaan alat dasar
kedokteran gigi
3. Penyampaian materi
a. Bahasa yang digunakan
b. Kepercayaan diri ketika
menyampaikan materi
Total

NILAI = Nilai yang diperoleh x 100% = .........


Nilai Maksimal
/

Lampiran 4. Check List Keterampilan Dokter Gigi Kecil


Penyampaian
Kelengkapan Materi
No. Nama Materi
0-4 5-8 9-12 0-2 3-4
1. Roihan Nadzif  
2. Akhmal Fauzi  
3. Anindya Z. I. T.  
4. Ahmad Daffa  
5. Bayu Aulia Rahmadanti  
6. Nadya Salva Ayunda  
7 Bachtiar Ahmad Dandy  
8 Seefa Nur Azizah  
9 M. Eka Nazril F.  
10 Sinta Ria Saifitri  
11 M. Zidan Rizky  
12 Dwinda Salsa Bela  
13 Muhammad Raditya R  
14 Muhammad Puspo A  
15 Irgy Fahrezi Putra A  
16 Wahyu Putra  
17 Friska Eka Amelia  
18 Aril Briliand Mahardika  

39
39
Lampiran 5. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Normalitas dan Uji beda antara pretest dan posttest pada masing-masing
sekolah
a. SD Muhammadiyah 1 Ambulu, Jember
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest

N 8 8
Normal Parametersa Mean 60.62 76.62
Std. Deviation 19.116 11.807
Most Extreme Absolute .155 .262
Differences Positive .155 .262
Negative -.097 -.129
Kolmogorov-Smirnov Z .438 .742
Asymp. Sig. (2-tailed) .991 .640

Test distribution is Normal.

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


nilai - kelompok Negative Ranks 0(a) ,00 ,00
Positive Ranks 12(b) 6,50 78,00
Ties 0(c)
Total 12
a nilai < kelompok
b nilai > kelompok
c nilai = kelompok

Test Statistics(b)

nilai -
kelompok
Z -3,069(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

40
40
b. MIMA 28 Ambulu, Jember
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest

N 8 8
Normal Parametersa Mean 54.00 87.25
Std. Deviation 9.899 9.780
Most Extreme Absolute .353 .176
Differences Positive .272 .176
Negative -.353 -.154
Kolmogorov-Smirnov Z .998 .497
Asymp. Sig. (2-tailed) .272 .966

a. Test distribution is Normal.

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


nilai - kelompok Negative Ranks 0(a) ,00 ,00
Positive Ranks 12(b) 6,50 78,00
Ties 0(c)
Total 12
a nilai < kelompok
b nilai > kelompok
c nilai = kelompok

Test Statistics(b)

nilai -
kelompok
Z -3,065(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

41
41
c. MIMA 29 Ambulu, Jember
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest

N 8 8
Normal Parametersa Mean 58.00 80.88
Std. Deviation 10.664 15.085
Most Extreme Absolute .305 .167
Differences Positive .305 .167
Negative -.195 -.164
Kolmogorov-Smirnov Z .864 .472
Asymp. Sig. (2-tailed) .445 .979

a. Test distribution is Normal.

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


nilai - kelompok Negative Ranks 0(a) ,00 ,00
Positive Ranks 12(b) 6,50 78,00
Ties 0(c)
Total 12
a nilai < kelompok
b nilai > kelompok
c nilai = kelompok

Test Statistics(b)

nilai -
kelompok
Z -3,064(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

42
42
2. Uji Normalitas serta Uji beda nilai pretest dan posttest seluruh sekolah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai

N 48
Normal Parametersa Mean 69.56

Std. Deviation 17.775


Most Extreme Absolute .163
Differences Positive .163

Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z 1.130
Asymp. Sig. (2-tailed) .156

a. Test distribution is Normal.

Wilcoxon Signed Rank Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


nilai - kelompok Negative Ranks 0(a) ,00 ,00
Positive Ranks 36(b) 18,50 666,00
Ties 0(c)
Total 36
a nilai < kelompok
b nilai > kelompok
c nilai = kelompok

Test Statistics(b)

nilai -
kelompok
Z -5,240(a)
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Based on negative ranks.
b Wilcoxon Signed Ranks Test

43
43
3. Uji Normalitas serta Uji hubungan antara nilai pretest dan nilai keterampilan
seluruh sekolah
Kelompok Nilai
Kelompok Pearson Correlation 1 .802(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36
Nilai Pearson Correlation .802(**) 1
Sig. (2-tailed) .000
N 36 36

44
Lampiran 6. Presensi

45
46
47
Lampiran 7. Sertifikat

48
Lampiran 8. Dokumentasi

Suasana Pre-test Dokter Gigi Kecil

Memberikan materi pada Kader Dokter Gigi Kecil

49
Demonstrasi pemeriksaan gigi antar teman pada kader dokter gigi kecil

Pemberian sertifikat

Pemberian sertifikat dan pin kepada kader dokter gigi kecil

50

Anda mungkin juga menyukai