Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

A. Pengertian
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam) yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen.(Wong, 2008)
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada lambundan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah. (Capenito,2010)

B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
- Faktor infeksi :
1. Infeksi virus
a. Retavirus : penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai
dengan muntah, timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musin dingin.
b. Enterovirus : Biasanya timbul pada musim panas
c. Adenovirus : Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran
pencernaan/pernafasan
d. Norwalk : Epidemik, dapat sembuh sendiri.
2. Infeksi bakteri
a. Stigella
b. Salmonella
c. Escherichia coli
d. Campylobacter
e. Yersinia enterecolitica
- Faktor Non Infeksiosus
Malabsorbsi :
a. Malabsorbsi karbohidrat

1
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin
- Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy, food
allergy, down milk protein senditive enteropathy CMPSE)
- Faktor psikologis : Rasa takut, cemas.
(Capernito, 2010)

C. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari diare, yaitu :
1) Haus
2) Lidah kering
3) Turgor kulit menurun
4) Suara serak
5) Nadi meningkat
6) Keringat dingin
7) Muka pucat
8) Mual, muntah
9) Demam
10) Nyeri perut/kejang perut
11) Mata cekung

Pengkajian fisik meliputi semua parameter. Untuk pengkajian dehidrasi seperti


berkurangnya haluaran urine menurunnya berat badan, membran mukosa kering, turgor kulit
menurun, ubun-ubun yang cekung, kulit yang pucat. Pada dehidrasi yang lebih berat, gejala
meningkatnya frekuensi nadi dan respirasi, menurunnya tekanan darah, dan waktu pengisian
ulang kapiler yang memanjang (> 2 detik) yang dapat menunjukan syok yang
mengancam.(Wong, 2008)

2
D. Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (rotravirus, adenovirus enteris,
virus Norwalk), bakteri atau toksin (campylobacter, salmonella, escherihia coli, bersinia dan
lainnya). Parasit (biardia lambia, cryptosporidium) .Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enteroksin atau cytotoksin dimana merusak
sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui kekal oral dari satu klien ke klien lain,
beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektronik ke dalam rongga usus. Isi rongga
usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin di dinding usus , sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan siklus darah. (Nurfanida, 2015)

3
E. Pathway

Syok Merangsang
Hipotalamus
Penurunan
Cardiac Out
Hipetermi Kekurangan
Put
volume cairan

Intoleransi
Aktivitas

Sumber :Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC

4
F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Maltrunisi
6. Hipoglikemia
(Nurfanida, 2015)

G. Tingkat Dehidrasi Gastroenteritis


1. Dehidrasi ringan : kehilangan cairan 2-5 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastic, suara serak klien belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran klinik
seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot – otot kaku sampai sianosis. (Nurfanida, 2015)

H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan tinja
a. Mikroskopis dan Makroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila di duga
terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan
a. pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, kalium, kalsium dan fosfor)
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui foal ginjal
3. Doudenal Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama di
lakukan pada penderita diare kronik. (Capernito, 2010)

5
I. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan
a. Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan di berikan
per oral berupa cairan yg berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa.
Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar
natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula)
atau air tajin yang diberi gula dengan garam.
b. Cairan parenteral :
 Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg
BB/oral
 Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg
BB/oral
 Dehidrasi berat :
a) Untuk anak umur 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam
pertama : 40 ml/kg BB/jam : 10 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml : 15 tetes
atau 13 tetes/kg BB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam : 3 tetes/kg
BB/menit (infuse set 1ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125 ml/kg BB oralit
per oral, bila anak mau minum, teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes/kg
BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
b) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam
pertama 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infuse set 1 ml : 15
tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam kemudian 127
ml/kg BB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan
dengan 2A intra vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
c) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama 20 ml/kg
BB/jam atau 5 tetes /kg BB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam
berikutnya 105 ml/kg BB oralit per oral.
2. Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu

6
diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang mengandung
cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
3. Obat-obatan
a. Obat antiseri
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat anti biotik
(Capernito, 2010)

J. Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian menurut Virginia Henderson :
1) Pola pernafasan
Kemampuan pasien dalam melakukan ekspirasi dan inspirasi.Apakah menggunakan
otot-otot pernafasan, bagaimana frekuensi pernafasan, pengukuran tidak volume dan
warna mukosa.
2) Kebutuhan nutrisi
Kemampuan pasien dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum, tentang prilaku
makan dan minum, kemampuan menetukan makan dan minum yang memenuhi syarat
kesehatan dan menyiapkan makanan sendiri.
3) Kebutuhan eliminasi
Mengkaji kemampuan BAB / BAK serta fungsi dari organ -organ tersebut dan
bagaimana pasien mempertahankan fungsi normal dari BAB / BAK
4) Kebutuhan istirahat dan tidur
kemapuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan tidur ( pola, jumlah, kualitas tidur )
5) Kebutuhan gerak aktivitas
Kemamppuan aktifitas dan mobilitas kehidupan klien sehari-hari
6) Kebutuuhan mempertahankan suhu tubuh
Pasien dalam hal mempertahankan suhu tubuh tetap normal.
7) Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri pasien terjaga.Apakah ada kesulitan dalam memelihara kebersihan

dirinya.

7
8) Kebutuhan rasa nyaman dan aman
Kemampuan pasien dalam melakukuan keamanan dan pencegahan pada saat
melaksanakan aktifitas hidup sehari–hari, termasuk faktor lingkungan, faktor sensori,
serta faktor psikososial.
9) Kebutuhan berpakaian
Adakah kesulitan pasien dalam memakai pakaian.
10) Kebutuhan berkomunikasi dengan oranglain
Komunikasi dan interaksi sosial pasien dengan cara mengidentifikasi kemampuan pasien
dalam berkomunikasi.
11) Kebutuhan bekerja
Mengkaji bagaimana aktivitas bekerja pasien saat ini dan pekerjaan yang lalu
12) Kebutuhan belajar
Pasien bersedia mengikuti prosedur keperawatan dan mampu mengikuti pada saat
pemberian informasi mengenai penyakit yang diderita pasien.Pasien mampu mengikuti
nasehat-nasehat yang diberikan oleh tenaga medis.
13) Kebutuhan rekreasi
Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luang, pasien menonton TV dan kadang –
kadang berbincang-bincang dengan keluarga atau kerabat.
14) Kebutuhan spiritual
Mengkaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan spiritualnya sebelum dan ketika sakit.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output dan elektrolit berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
3. Nyeri akut berhubungan dengan reflek spasme otot pada dinding perut
4. Hipertermia berhubungan dengan sirkulasi darah yang menurun
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

8
15) Intervensi Keperawatan
No. Dx Keperawatan NOC NIC
1. kekurangan volume Kriteria hasil : Intervensi :
cairan berhubungan - Tanda vital dalam batas 1. Monitor status hidrasi (
dengan output dan normal kelembaban membrane
elektrolit berlebihan - Membrane mukosa mukosa, nadi adekuat)
lembab 2. Pertahankan catatan intake
- Turgor kulit baik dan output yang akurat
- Mata tidak cekung 3. Monitor vital sign
- Jumlah dan irama 4. Monitor status nutrisi
pernafasan dalam batas 5. Berikan cairan oral
normal 6. Dorong keluarga untuk
- Intake oral dan intravena membantu pasien makan
dekuat 7. Monitor status hidrasi (
kelembaban membrane
mukosa, nadi adekuat)
8. Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
9. Monitor vital sign
10.Monitor status nutrisi
11.Berikan cairan oral
12.Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan

2. Perubahan nutrisi Kriteria hasil : Intervensi :


kurang dari kebutuhan - Intake klien meningkat 1. Kaji pola nutrisi klien dan
tubuh berhubungan - Diet habis 1 porsi yang perubahan yang terjadi
dengan intake tidak disediakan 2. Timbang berat badan klien
adekuat - Tidak ada mual muntah 3. Kaji faktor penyebab
gangguan peenuhan nutrisi
4. Monitor turgor kulit

9
5. Monitor kekeringan, rambut
kusam
6. Anjurkan banyak minum
7. Kolaborasi dengan dokter
tentang suplemen makanan

3. Nyeri akut Kriteria hasil : Intervensi :


berhubungan dengan - Pasien mampu 1. Lakukan pengkajian nyeri
reflek spasme otot pada mengontrol nyeri secara komprehensif
dinding perut - Melaporkan bahwa nyeri 2. Observasi reaksi non verbal
berkurang dari ketidaknyamanan
- Menyatakan rasa nyaman 3. Ajarkan tehnik non
setelah nyeri berkurang farmakologi seperti
- Tanda vital dalam relaksasi, nafas dalam dan
rentang normal kompres hangat
4. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
5. Monitor vitalsign sebelum
dan sesudah pemberian
analgetik

4. Hipertermia Kriteria hasil : Intervensi :


berhubungan dengan - Suhu tubuh dalam batas 1. Monitor suhu tubuh sesering
sirkulasi darah yang normal dengan hasil 36℃ mungkin
menurun - 37℃ 2. Monitor warna dan suhu
- Nadi dan RR dalam kulit
rentang normal 3. Monitor tekanan darah dan
- Tidak ada perubahan RR
warna kulit dan tidak ada 4. Ajarkan klien dan keluarga
pusing pentingnya mempertahankan

10
masukan yang adekuat
5. Monitor intake dan output
dehidrasi
6. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila

5. Intoleransi aktivitas Kriteria hasil : Intervensi :


berhubungan dengan - Toleransi aktivitas respon 1. Kaji tingkat kemampuan
kelemahan fisik fisiologis terhadap pasien untuk berpindah
gerakan yang memakan tempat tidur, berdiri,
energy dalam aktivitas ambulasi dan kemampuan
sehari – hari ADL
- Energy psikomotor, 2. Kaji respon emosi, sosial
dorongan dan energy dan spiritual terhadap
individu untuk aktivitas
mempertahankan aktivitas 3. Evaluasi motivasi dan
hidup sehari – hari, nutrisi keinginan pasien untuk
dan kemampuan personal meningkatkan aktivitas
- Perawatan diri, ADL 4. Patau respon nutrisi untuk
kemampuan untuk memastikan sumber –
melakukan tugas fisik sumber energy yang adekuat
yang paling dasar dan 5. Ajarkan tentang pengaturan
aktivitas perawatan aktivitas dan tehnik
pribadi secara mandiri manajemen waktu untuk
dengan atau tanpa alat mencegah kelelahan
bantu 6. Bantu pasien untuk
mengubah posisi secara
berkala jika perlu

11
DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Lynda Juall. 2010. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Marion, Johnson. 2017.Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.

Mc. Closkey. 2017. Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby

Librianty, Nurfanida. 2015. Panduan Mandiri Melacak Penyakit. Jakarta : Lintas Kata

Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2017. NANDA
International

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai