Anda di halaman 1dari 20

2.

1 Paham Komunisme
2.1.1 Pengertian Komunisme

Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut paham ini berasal dari


Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels,
sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848
teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas
(sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham


kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum
buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi, dalam perkembangan
selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori
dan cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis internasional.


Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya digunakan oleh
partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis internasional merupakan
racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut
"Marxisme-Leninisme".

Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari pengambil alihan


alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya,
perubahan sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar
(lihat: The Holy Family), namun pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil
dengan melalui perjuangan partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai
think-tank. Dapat diringkas perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan
oleh Politbiro.

Komunisme sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis


sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat menentang kepemilikan

1
akumulasi modal pada individu. pada prinsipnya semua adalah direpresentasikan
sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh alat-alat produksi harus dikuasai
oleh negara guna kemakmuran rakyat secara merata, Komunisme
memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh
elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi
pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis karenanya dalam
paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana terdapat pada
paham liberalisme.

Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika


dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan
mitos, takhayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada
rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama dianggap candu" yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena
dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi).

2.1.2 Ciri-Ciri Ideologi Komunisme


Ciri-ciri ideologi Komunisme adaah sebagai berikut :
a. Bidang ekonomi memberlakukan sistem ekonomi yang dikuasai oleh negara.
Seluruhnya terpimpin dari pusat (etatisme). Sistem ini tidak berhasil
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat karena
mengabaikan hak asasi manusia.
b. Bidang politik, memberlakukan iklim ketertutupan. Kelompok yang berkuasa
adalah para pucuk pimpinan partai komunis. Di negara komunis hanya ada
satu partai yaitu partai komunis. Kebebasan terhambat sehingga hak-hak
politik rakyat terkekang dan rakyat hanya sebagai objek negara sehingga
banyak menimbulkan berbagai macam kekhawatiran.
c. Bidang sosial memberlakukan doktrin bahwa semua orang harus merasakan
sama rata sama rasa. Masyarakat hanya mengenal satu kelas sosial dengan
cita-cita semuanya merasakan hak dan kewajiban yang sama.
d. Tidak percaya dan tidak mengenal adanya Tuhan.
2.1.3 Tokoh Tokoh Paham Ideologi Komunisme

2
Adapun tokoh-tokoh yang mendukung Ideologi komunisme dan
menyebarkannya di seluruh dunia sebagai berikut :

2.1.3.1 Vladimir Lenin (Pemimpin Komunis Di Rusia)


Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama
menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-
citakan Karl Marx. Lenin adalah pemimpin
pergerakan komunis di Rusia.Sebagaimana gurunya,
yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang
evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa
teori Darwin adalah dasar berpijak filsafat materialis
dialektika yang ia agungkan.
2.1.3.2 Joseph Stalin (Pemimpin Komunis Di Rusia)
Joseph Stalin yang merupakan pengganti
lenin, diktator Partai Komunis paling kejam,
Kebijakan2 yang dibuat oleh Stalin membuktikan
kekejaman komunisme .
1. menghilangkan kepemilikan tanah secara
individu
2. mengirim para penentang kebijakannya ke
kamp kerja paksa di Siberia . akibat kebijakan2 stalin,
sekitar tiga puluh juta orang mati terbunuh.
2.1.3.3 Mao Tse Tung (Pemimpin Komunis Di Cina)
Mao mendirikan rezim penindas dan
berdarah, sebagaimana sekutunya Stalin yang
memberinya banyak dukungan. Hukuman mati yang
tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga
puluh juta orang mati kelaparan akibat kebijakan
kejam Mao.

2.1.4 Sejarah Paham Komunisme

3
Komunisme adalah ideologi paling berdarah yang telah menyebabkan
kematian 120 juta orang yang tak berdosa di abad ke-20. Ideologi ini, yang
menjanjikan persamaan dan keadilan, ternyata hanya membawa pertumpahan
darah, kematian, penyiksaan dan ketakutan.

Filsafat Materialisme, yang lahir di Yunani Kuno, memperoleh kemenangan


di abad ke-19. Filsafat kuno ini meraih keberhasilannya melalui dua tokoh filsuf
Jerman, Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels berusaha menjelaskan
filsafat materialis, yang bertahan hidup selama berabad-abad, dengan penjelasan
baru bernama “dialektika”. Secara singkat, dialektika beranggapan bahwa segala
perubahan yang terjadi di alam semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan
kepentingan pribadi antar kekuatan yang saling bertentangan.

Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan


sejarah dunia. Analisis sederhana oleh Marx menyatakan bahwa sejarah
kemanusiaan didasarkan pada konflik, dan konflik yang ada saat ini adalah antara
kaum buruh dan masyarakat kelas atas. Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada
akhirnya akan menyadari bahwa harapan satu-satunya adalah agar mereka bersatu
dan melakukan revolusi.

Marx dan Engels memiliki kebencian mendalam terhadap agama. Sebagai


ateis tulen, mereka menegaskan bahwa penghapusan agama adalah perlu demi
keberhasilan Komunisme. Saat Marx dan Engels sedang merumuskan
pandangannya, muncul perkembangan penting yang dapat memberikan dukungan
bagi teori mereka. Darwin muncul ke permukaan dengan bukunya The Origin of
Species. Darwin menyatakan bahwa di alam kehidupan, makhluk hidup
berevolusi dan bertahan hidup akibat adanya perjuangan untuk mempertahankan
hidup. Hal ini adalah dialektika yang muncul untuk mengingkari segala peran
agama termasuk adanya penciptaan atau Pencipta. Ini adalah kesempatan emas
bagi Marx dan Engels.
Engels sangat terpengaruh oleh teori Darwin sehingga, dalam upaya
memberi sumbangsih pada teori tersebut, ia menulis artikel berjudul: “Peran yang
Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia”. Dengan segera,

4
Engels mengumpulkan seluruh gagasan evolusionisnya dalam sebuah buku
berjudul “Dialectics of Nature”.

2.1.4.1 Buah Komunisme Di Uni Soviet


Pandangan Karl Marx dan Engels tumbuh dan berkembang subur,
khususnya setelah kematian mereka. Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama
menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-citakan Karl Marx.
Lenin adalah pemimpin pergerakan komunis Bolshevik di Rusia. Saat itu,
rejim Tsar diperintah oleh dinasti Romanov. Kaum Bolshevik di bawah pimpinan
Lenin sedang menunggu kesempatan untuk menumbangkan rejim Tsar dengan
kekuatan. Kekacauan akibat Perang Dunia Pertama memunculkan peluang yang
ditunggu-tunggu kaum Bolshevik. Di bulan Oktober 1917, mereka berhasil
mengambil alih kekuasaan. Setelah revolusi, Rusia menjadi ajang perang saudara
berdarah antara kaum komunis melawan para pendukung Tsar. Siapapun yang
dianggap musuh oleh kaum komunis, termasuk keluarga Romanov, dibunuh
secara sadis.
Sebagaimana gurunya, yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang
evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa teori Darwin adalah dasar
berpijak filsafat materialis dialektika yang ia agungkan.
Trotsky adalah nama penting kedua dalam revolusi Bolshevik. Ia juga
sangat menekankan pentingnya Darwinisme, dan menyatakan dukungannya
kepada Darwin dengan mengatakan. "Penemuan Darwin adalah kemenangan
tertinggi dialektika di seluruh alam kehidupan."
Joseph Stalin, sang diktator Partai Komunis paling kejam, menggantikan
Lenin pada tahun 1924. Menengok tiga puluh tahun pemerintahan teror Stalin,
siapapun hampir pasti akan berkata bahwa kebijakan Stalin secara umum adalah
untuk membuktikan kekejaman komunisme.
Di antara kebijakan pertamanya adalah menghilangkan kepemilikan tanah
secara individu. Ia mengerahkan tentara untuk memaksa petani, yang berjumlah
80% dari populasi, agar menggabungkan tanah mereka menjadi lahan-lahan luas
kolektif milik pemerintah. Biji-bijian tanaman pangan dipanen oleh tentara
bersenjata. Kelaparan pun melanda, merenggut nyawa pria, wanita dan anak-anak.

5
Tapi Stalin terus saja mengekspor stok makanan daripada memberi makan
penduduknya. Menurut perhitungan, sekitar sepuluh juta petani tewas dalam
tahun-tahun ini. Enam juta orang mati kelaparan di Ukraina. Dua puluh persen
penduduk Kazakhstan lenyap. Di Kaukasus saja, angka kematian mencapai satu
juta.
Stalin mengirim ribuan para penentang kebijakannya ke kamp kerja paksa di
Siberia. Kamp-kamp ini, tempat para tahanan dipekerjakan sampai mati, menjadi
kuburan bagi kebanyakan mereka. Di samping itu, puluhan ribu orang dibunuh
oleh polisi rahasia Stalin. Di wilayah Krimea dan Turkistan, jutaan orang juga
dipaksa pindah ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet.
Akibat kebijakan berdarah Stalin, sekitar tiga puluh juta orang mati
terbunuh. Menurut para ahli sejarah, Stalin merasakan kenikmatan tersendiri dari
kekejaman ini. Di kantornya di Istana Kremlin, ia merasa senang ketika
memeriksa daftar orang-orang yang dieksekusi dan dibunuh.
Selain karena kondisi kejiwaannya, yang menjadikan Stalin pembunuh
masal kejam adalah keyakinan kuatnya pada filsafat materialis. Dan dasar berpijak
filsafat ini, dalam pengertian Stalin, adalah teori evolusi Darwin. Ia mengatakan:.
"Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar
seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan
ajaran-ajaran Darwin."
Satu lagi yang menunjukkan keyakinan buta Stalin pada teori evolusi adalah
penolakan hukum genetika Mendel oleh sistem pendidikan Soviet. Sejak awal
abad ke-20, hukum Mendel telah diterima oleh kalangan ilmuwan – kecuali di Uni
Soviet. Penemuan ini menggugurkan klaim Lamarck, yang sebagiannya juga
diyakini Darwin, tentang “pewarisan sifat-sifat dapatan kepada generasi
berikutnya”. Ilmuwan Rusia Lysenko menganggap hal ini sebagai pukulan berat
terhadap teori evolusi, dan merumuskan teori alternatif Lamarckis. Stalin kagum
atas ide Lysenko dan kemudian mengangkatnya sebagai kepala lembaga-lembaga
ilmiah milik pemerintah. Hingga kematian Stalin, ilmu genetika tidak diterima di
lembaga-lembaga ilmiah Uni Soviet.

6
2.1.4.2 Evolusi Dan Komunisme Cina
Selama pemerintahan totaliter Stalin, rejim komunis lainnya yang
berlandaskan Darwinisme didirikan di Cina. Pada tahun 1949, setelah perang
saudara yang panjang, kaum komunis memenangkan kekuasaan di bawah
pimpinan Mao Tse Tung. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah,
sebagaimana sekutunya Stalin yang memberinya banyak dukungan. Hukuman
mati yang tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga puluh juta orang
mati kelaparan akibat kebijakan kejam Mao. Selama Revolusi Kebudayaan,
kelompok pemuda militan yang disebut “Pasukan Pengawal Merah Mao”
menghempaskan negeri ini dalam kekacauan dan ketakutan. Mao menjelaskan
landasan filosofis rezimnya dengan menyatakan secara terang-terangan bahwa:
“Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi”. Ahli sejarah
universitas Harvard, James Reeve Pusey juga mengakui pengaruh Darwinis pada
Maoisme. Dalam bukunya yang berjudul “China and Charles Darwin”, Pusey
mengatakan:
Darwin telah membenarkan perubahan dan revolusi dengan kekerasan.
Sungguh, ini adalah satu di antara hal paling berharga yang diberikan Darwin
pada China. Dan ini betul-betul sesuai dengan pemikiran Mao Tse Tung. (James
Reeve Pusey, China and Charles Darwin, Harvard University Press, Cambridge
Massachusetts, 1983, hlm. 450-51)
Komunisme telah menyebabkan teror, perang gerilya dan perang saudara di
banyak negara. Di Kamboja, Khmer merah komunis membantai hampir sepertiga
dari penduduk negeri. Manusia dibunuh hanya karena mengambil sedikit makanan
dari lahan pertanian kolektif atau mengucapkan perkataan yang bertentangan
dengan komunisme. Bukti-bukti pembantaian Kamboja menampakkan
kebiadaban komunisme tanpa perlu dijelaskan lagi.
Selama seratus lima puluh tahun, ideologi komunis, yang identik dengan
pertikaian dan peperangan, senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme.
Kini, kaum Marxis dan komunis masih merupakan pendukung utama
Darwinisme. Di hampir setiap negara,

7
pendukung terdepan teori evolusi cenderung berpandangan Marxis. Mudah
dipahami, sebab sebagaimana perkataan Karl Marx sendiri, teori evolusi berisi
dasar berpijak pada sejarah alam bagi ideologi materialisnya.

2.1.5 Komunisme Masuk Ke Indonesia (PKI)


Ada kemungkinan Indonesia menjadi negara komunis andai saja PKI
berhasil berkuasa di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menjadi kenyataan
setelah terjadinya pelanggaran HAM super berat dan pembantaian manusia secara
sia-sia oleh tentara dan kelompok-kelompok agama terhadap orang-orang yang
dicurigai dan dituduh mempunyai hubungan dengan PKI pada pertengahan tahun
1960-an. Hal ini juga membawa kesengsaraan luar biasa bagi para warga
Indonesia dan anggota keluarga yang dituduh komunis meskipun belum tentu
kebenarannya. Diperkirakan antara 500.000 sampai 2 juta jiwa manusia dibantai
di Jawa dan Bali setelah peristiwa Gerakan 30 September. Hal ini merupakan
halaman terhitam sejarah negara Indonesia.
Semenjak jatuhnya Presiden Soeharto, aktivitas kelompok-kelompok
Komunis, Marxis, dan haluan kiri lainnya mulai kembali aktif di lapangan politik
Indonesia, walaupun belum boleh mendirikan partai karena masih dilarang oleh
pemerintah.
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia yang
berideologi komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha melakukan
pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi
pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 dan dicap oleh rezim Orde Baru
ikut mendalangi pemberontakan G30S pada tahun 1965. Namun tuduhan dalang
PKI dalam pemberontakan tahun 1965 tidak pernah terbukti secara tuntas, dan
masih dipertanyakan seberapa jauh kebenaran tuduhan bahwa pemberontakan itu
didalangi PKI. Sumber luar memberikan fakta lain bahwa PKI tahun 1965 tidak
terlibat, melainkan didalangi oleh Soeharto (dan CIA). Hal ini masih
diperdebatkan oleh golongan liberal, mantan anggota PKI dan beberapa orang
yang lolos dari pembantaian anti PKI.
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet
pada 1914, dengan nama Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV)

8
(atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal ISDV pada
dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda, yaitu SDAP
(Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis), yang aktif
di Hindia Belanda.

Pada Oktober 1915 ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa
Belanda, “Het Vrije Woord” (Kata yang Merdeka). Editornya adalah Adolf Baars.

Pada saat pembentukannya, ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia.


Pada saat itu, ISDV mempunyai sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu
hanya tiga orang yang merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian,
partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah
pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di
Belanda, dan yang menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis
dari ISDV memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri, yaitu Partai
Demokrat Sosial Hindia.

Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa


Melayu, “Soeara Merdika”.

Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober


seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti di Indonesia. Kelompok ini berhasil
mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang
ditempatkan di Hindia Belanda. Dibentuklah “Pengawal Merah” dan dalam waktu
tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para
tentara dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut
utama di Indonesia saat itu, dan membentuk dewan soviet. Para penguasa kolonial
menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para pemimpin ISDV
dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin pemberontakan
di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun.
ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di
bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain,
Soeara Ra’jat. Setelah sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa,

9
ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini
pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang
Indonesia. Pada 1919, ISDV hanya mempunyai 25 orang Belanda di antara
anggotanya, dari jumlah keseluruhan kurang dari 400 orang anggota.

2.1.5.1 Pembentukan Partai Komunis


Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah
menjadi Perserikatan Komunis di Hindia. Semaun diangkat sebagai ketua partai.
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari
Komunis Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya
kedua Komunis Internasional pada 1920.
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah, kali ini adalah menjadi Partai
Komunis Indonesia (PKI).

2.1.5.2 Pemberontakan 1962


Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan
pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan
terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh
penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan.
Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke boven Digul,
sebuah kamp tahanan di Papua. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan.
Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan
kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI
dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian
bergerak di bawah tanah.
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri,
terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935
pemimpin PKI Musso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk
menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Musso hanya
tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti
misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di

10
antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis,
Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI.

2.1.5.3 Setelah Kemerdekaan


Setelah pemerintahan Jepang menyerah kalah kepada Tentara Sekutu pada
1945, PKI muncul kembali di panggung politik Indonesia dan ikut serta secara
aktif dalam perjuangan untuk merebut kemerdekaan nasional. Banyak satuan-
satuan bersenjata yang berada di bawah kontrol ataupun pengaruh PKI. Meskipun
milisi-milisi PKI memainkan peranan penting dalam perlawanan terhadap
Belanda, Soekarno khawatir bahwa semakin kuatnya pengaruh PKI akhirnya akan
mengancam posisinya. Lain daripada itu, perkembangan PKI dirasakan sangat
mengancam kelompok-kelompok kanan dalam dunia politik Indonesia, maupun
Amerika Serikat.

2.1.5.4 Peristiwa Madiun 1948


Pada Februari 1948 PKI dan unsur-unsur kiri dari Partai Sosialis Indonesia
membentuk sebuah front bersama, yaitu Front Demokratis Rakjat. Front ini tidak
bertahan lama, namun unsur-unsur kiri Psi kemudian bergabung dengan PKI.
Pada saat ini milisi-milisi Pesindo berada di bawah kontrol PKI.
Pada 11 Agustus 1948 Musso kembali ke Jakarta setelah mengembara
selama 12 tahun di Uni Soviet. Politbiro PKI dibentuk kembali, dengan
pemimpinnya antara lain Dipa Nusantara Aidit, M.H. Lukman dan Njoto.
Setelah penandatanganan Perjanjian Renville (1948), banyak satuan-satuan
bersenjata republiken yang kembali dari daerah-daerah konflik. Hal ini
memberikan rasa percaya diri di kalangan kelompok sayap kanan Indonesia
bahwa mereka akan mampu menandingi PKI secara militer. Satuan-satuan gerilya
dan milisi yang berada di bawah pengaruh PKI diperintahkan untuk membubarkan
diri. Di Madiun, sekelompok militer yang dipengaruhi PKI yang menolak perintah
perlucutan senjata tersebut dibunuh pada bulan September tahun yang sama.
Pembunuhan ini menimbulkan pemberontakan bersenjata. Hal ini menimbulkan
alasan untuk menekan PKI. Sumber-sumber militer menyatakan bahwa PKI telah
memproklamasikan pembentukan “Republik Soviet Indonesia” pada 18

11
September 1948 dengan Musso sebagai presidennya dan Amir Sjarifuddin sebagai
perdana menterinya. Pada saat yang sama PKI menyatakan menolak
pemberontakan itu dan menyerukan agar masyarakat tetap tenang. Pemberontakan
ini ditindas oleh pasukan-pasukan republik, dan PKI kembali mengalami masa
penindasan. Pada 30 September Madiun berhasil dikuasai oleh pasukan-pasukan
Republik dari Divisi Siliwangi. Beribu-ribu kader partai dibunuh dan 36.000
orang dipenjarakan. Di antara mereka yang dibunuh termasuk Musso yang
dibunuh pada 31 Oktober dengan alasan bahwa ia berusaha melarikan diri dari
penjara. Amir Sjarifuddin, tokoh Partai Sosialis Indonesia, pun dibunuh pada
peristiwa berdarah ini. Aidit dan Lukman mengungsi ke Republik Rakyat
Tiongkok. Namun PKI tidak dilarang dan terus berfungsi. Pada 1949 partai ini
mulai dibangun kembali.

2.1.5.5 Bangkit Kembali


Pada 1950, PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya, dengan organ-
organ utamanya yaitu Harian Rakjat dan Bintang Merah. Pada 1950-an, PKI
mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N. Aidit, dan
mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil oleh
Presiden Soekarno. Adit dan kelompok di sekitarnya, termasuk pemimpin-
pemimpin muda seperti Sudisman, Lukman, Njoto dan Sakirman, menguasai
pimpinan partai pada 1951. Pada saat itu, tak satupun di antara mereka yang
berusia lebih dari 30 tahun. Di bawah Aidit, PKI berkembang dengan sangat
cepat, dari sekitar 3.000-5.000 anggota pada 1950, menjadi 165 000 pada 1954
dan bahkan 1,5 juta pada 1959.
Pada Agustus 1951, PKI memimpin serangkaian pemogokan militan, yang
diikuti oleh tindakan-tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta.
Akibatnya, para pemimpin PKI kembali bergerak di bawah tanah untuk sementara
waktu.

12
2.1.5.6 Pemilu 1955
Pada pemilu 1955, PKI menempati tempat keempat dengan 16% dari
keseluruhan suara. Partai ini memperoleh 39 kursi (dari 257 kursi yang
diperebutkan) dan 80 dari 514 kursi di Dewan Konstituante.
Perlawanan terhadap kontrol Belanda atas Papua merupakan masalah yang
seringkali diangkat oleh PKI selama tahun 1950-an.
Pada Juli 1957, kantor PKI di Jakarta diserang dengan granat. Pada bulan
yang sama PKI memperoleh banyak kemajuan dalam pemilihan-pemilihan di
kota-kota. Pada September tahun yang sama, Masjumi secara terbuka menuntut
supaya PKI dilarang.
Pada 3 Desember, serikat-serikat buruh, yang pada umumnya berada di
bawah pengaruh PKI, mulai menguasai perusahaan-perusahaan milik Belanda.
Penguasaan ini merintis nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan yang dimiliki
oleh asing. Perjuangan melawan para kapitalis asing memberikan PKI kesempatan
untuk menampilkan diri sebagai sebuah partai nasional.
Pada Februari 1958 terjadi sebuah upaya kudeta yang dilakukan oleh
kekuatan-kekuatan pro Amerika Serikat di kalangan militer dan politik sayap
kanan. Para pemberontak, yang berbasis di Sumatra dan Sulawesi, mengumumkan
pada 15 Februari terbentuknya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI). Pemerintahan yang disebut revolusioner ini segera menangkapi ribuan
kader PKI di wilayah-wilayah yang berada di bawah kontrol mereka. PKI
mendukung upaya-upaya Soekarno untuk memadamkan pemberontakan ini,
termasuk pemberlakuan Undang-Undang Darurat. Pemberontakan ini pada
akhirnya berhasil dipadamkan.
Pada 1959 militer berusaha menghalangi diselenggarakannya kongres PKI.
Namun demikian, kongres ini berlangsung sesuai dengan jadwal, dan Presiden
Soekarno sendiri menyampaikan sambutannya. Pada 1960, Soekarno melancarkan
slogan Nasakom, yang merupakan singkatan dari Nasionalisme, Agama, dan
Komunisme. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno
dilembagakan. PKI membalasnya dengan menanggapi konsep Nasakom secara
positif, dan melihatnya sebagai sebuah front bersatu yang multi-kelas.

13
Meskipun PKI mendukung Sukarno, ia tidak kehilangan otonomi politiknya.
Pada Maret 1960, PKI mengecam penanganan anggaran yang tidak demokratis
oleh Soekarno. Pada 8 Juli 1960, Harian Rakjat memuat sebuah artikel yang kritis
terhadap pemerintah. Para pemimpin PKI ditangkap oleh militer, namun
kemudian dibebaskan kembali atas perintah Soekarno.
Ketika gagasan tentang Malaysia berkembang, PKI maupun Partai Komunis
Malaya menolaknya. Dengan berkembangnya dukungan dan keanggotaan yang
mencapai 3 juta orang pada 1965, PKI menjadi partai komunis terkuat di luar Uni
Soviet dan RRT. Partai itu mempunyai basis yang kuat dalam sejumlah organisasi
massa, seperti SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda
Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia (BTI), Lembaga Kebudayaan Rakyat
(Lekra) dan Himpunan Sarjana Indonesia (HSI). Menurut perkiraan, seluruh
anggota partai dan organisasi-organisasi yang berada di bawah payungnya
mungkin mencapai seperlima dari seluruh rakyat Indonesia.
Pada Maret 1962, PKI bergabung dengan pemerintah. Para pemimpin PKI,
Aidit dan Njoto, diangkat menjadi menteri penasihat. Pada bulan April, PKI
menyelenggarakan kongres partainya. Pada 1963, pemerintah Malaysia, Indonesia
dan Filipina terlibat dalam pembahasan tentang pertikaian wilayah dan
kemungkinan tentang pembentukan sebuah Konfederasi Maphilindo, sebuah
gagasan yang dikemukakan oleh presiden Filipina, Diosdado Macapagal. PKI
menolak gagasan pembentukan Maphilindo dan federasi Malaysia. Para anggota
PKI yang militan menyeberang masuk ke Malaysia dan terlibat dalam
pertempuran-pertempuran dengan pasukan-pasukan Britania dan Australia.
Sebagian kelompok berhasil mencapai Malaya, lalu bergabung dalam perjuangan
di sana. Namun demikian, kebanyakan dari mereka ditangkap begitu tiba.
Kebanyakan dari satuan-satuan tempur PKI aktif di wilayah perbatasan di
Kalimantan.
Pada Januari 1954, PKI mulai menyita hak milik Britania kepunyaan
perusahaan-perusahaan Britania di Indonesia.

14
2.1.5.7 Genosida
Dengan alasan ‘keterlibatan PKI dalam G30S’, partai ini dilarang oleh
Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat
Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno.
Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan
orang tak bersalah — terutama di pulau Jawa dan Bali — dibantai secara sia-sia
karena dituduh komunis.
Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa sampai 2 juta jiwa tewas
dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau dibuang ke pulau Buru.
Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang diprakarsai oleh (mantan)
presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai presiden diprotes beberapa
partai, terutama yang berlatar belakang agama di Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh
Gus Dur telah membuka kesempatan bagi orang-orang yang masih percaya pada
ideologi berhaluan kiri untuk kembali aktif dalam politik Indonesia.

15
Sikap kebangsaan

Setiap warga Negara dari suatu Negara, sudah barang tentu memiliki
keterikatan emosional dengan Negara yang bersangkutan sebagai
perwujudan rasa bangga dan memiliki bangsa dan negaranya. Perasaan
bangga dan memiliki terhadap bangsanya, akan mampu melahirkan sikap
rela berkorban untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan serta
kedaulatan Negara. Hal ini merupakan keterikatan kepada tanah air, adatistiadat
leluhur, serta penguasa setempat yang menghiasi rakyat/warga
setempat sejak lama atau disebut dengan “sikap kebangsaan”.
Nasionalisme adalah perasaan satu keturunan, senasib, sejiwa dengan
bangsa dan tanah airnya. Nasionalisme yang dapat menimbulkan perasaan
cinta kepada tanah air disebut patriotisme.
Nasionalisme dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Nasionalisme dalam arti luas yaitu perasaan cinta / bangga terhadap
tanah air dan bangsanya dengan tidak memandang bangsa lain lebih
rendah derajatnya.
10
b) Nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan cinta/bangga terhadap
tanah air dan bangsanya secara berlebihan dengan memandang bangsa
lain lebih rendah derajatnya.
Sri Jutmini (2004 : 23) mengatakan bahwa dengan berpijak pada sila ketiga
Pancasila, nasionalisme Indonesia adalah sikap kebangsaan pada diri setiap
warga Negara Indonesia yang bercirikan :
a. Memiliki rasa cinta tanah air (patriotisme)
b. Bangga menjadi bangsa dan menjadi bagian dari masyarakat
Indonesia
c. Menempatkan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri dan
golongan atau kelompoknya
d. Mengakui dan menghargai sepenuhnya keanekaragaman pada diri
bangsa Indonesia
e. Bersedia mempertahankan dan memajukan Negara dan nama baik

16
bangsanya
f. Menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah sebagai bagian dari bangsa
lain untuk menciptakan hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan.
Dengan demikian nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap
bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi warga Negara harus diserahkan
kepada Negara kebangsaan atau nation state. Nasionalisme juga
mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa
kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa.
Nasionalisme dalam makna persatuan dan kesatuan merupakan bentuk
sebuah kesadaran keanggotaan di suatu bangsa yang secara potensial atau
actual bersama – sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan
identitas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, karena didalam jiwa
nasionalisme tertanam sebuah keinginan untuk membangun Negara sesuai
11
dengan cita – cita, harapan, dan kemampuan bangsa sendiri. (Budiyanto,
2006 : 31).
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang berdasarkan Pancasila
yang selalu menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Nasionalisme Indonesia adalah perasaan
bangga/cinta terhadap bangsa dan tanah airnya dengan tidak memandang
bangsa lain lebih rendah derajatnya. Dalam membina nasionalisme harus
dihindarkan paham kesukuan chauvinisme, ekstrimisme, kedaulatan yang
sempit. Pembinaan nasionalisme juga perlu diperhatikan paham kebangsaan
yang mengandung pengertian persatuan dan kesatuan Indonesia, artinya
persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Patriotisme berasal dari kata patriot yang berati pecinta/pembela tanah air.
Patriotisme diartikan sebaga isemangat/jiwa cinta tanah air yang berupa
sikap rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya.
Patriotisme tidak hanya cinta kepada tanah air saja, tapi juga cinta bangsa
dan negara. Kecintaan terhadap tanah air tidak hanya ditampilkan saat
bangsa Indonesia terjajah, tetapi juga diwujudkan dalam mengisi

17
kemerdekaan.
Ciri-ciri patriotisme :
a) Cinta tanah air
b) Rela berkorban untuk kepentingan nusa dan bangsa
c) Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bansga dan negara
di atas kepentingan pribaadi dan golongan
12
d) Bersifat pembaharuan
e) Tidak kenal menyerah
f) Bangga sebagai bangsa Indoensia.
Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan
bangsa Indonesia. Hal ini mengingat kondisi :
a. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau
keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya dan
wilayah.
b. Alam Indonesia, dimana kepualauan nusantara terletak pada posisi
silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.
c. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan
separatisme (gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa),
apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.
Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme
dan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Warga negar yang emmiliki
semangat kebansgaan yang tinggi akan memiliki nasionalisme dan
patriotisme yang tinggi pula.
2.1.1 Perwujudan Nasionalisme dalam Kehidupan
Perwujudan nasionalisme dan patriotisme bagi bangsa Indonesia dapat
dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain :
a. Sebelum Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indonesia untuk membela tanah air atau jiwa
patriotisme sebelum kebangkitan nasional, masih bersifat kedaerahan,
13
tergantung pada pemimpin, belum terorganisir dan tujuan perjuangan

18
belum jelas.
b. Masa Kebangkitan Nasional
Perjuangan bangsa Indoensia tidak lagi bersifat kedaerahan, tapi
bersifat nasional. Perjuangan dilakukan dengan cara organisasi
modern, dimana sejak berdirinya Budi Utomo merupakan titik awal
kesadaran nasionalisme. Masa ini disebut angkata nperintis, sebab
disamping merintis kesadaran nasional juga merintis berdirinya
organisasi.
c. Masa sumpah pemuda
Sumpah pemuda merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan bangsa
Indonesia. Yang jelas dan tegas dalam menuntut kemerdekaan bagi
bngsa Indonesia. Sumpah pemuda mengandung nilai yang sangat
tinggi yaitu nilai persatuan dan kesatuan yan gmerupakan modal
perjuangan untuk mencapai kemerdekaan. Masa ini d sebut angkatan
penegas, sebab angkatan inilah yang menegaskan pentingnya
persatuan dan kesatuan bangsa dalam berjuang mencapai
kemerdekaan.
d. Masa proklamasi kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan merupakan titik kulminasi (puncak)
perjuangan bangsa Indoensia, juga merupakan wujud perjuangan yan
gberdasarkan persatuan Indonesia. Oleh karena itu, semangat
kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
mengantarkan Indoensis mencapai tonggak sejarah yang paling
14
fundamental harus kita jaga dan kita pertahankan. Proklamasi
kemerdekaan merupakan jembatan emas yan gakan mengantarkan
bangsa Indoensia menuju cita-cita nasional yaitu masyarakat yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Perwujudan semangat kebangsaan dan patriotisme yang berupa sikap rela
berkorban untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara sebagai tempat
hidup dan kehidupan dengan segala apa yang dimiliki, akan memperkuat

19
pertahanan dan keamanan nasional, proklamasi kemerdekan yang dicitacitakan
telah terwujud, berkas perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.
Maka kita harus dapat mengisi kemerdekaan ini dengan membangun
berbagai macam bidang agar dapat mempercepat tercapainya tujuan bangsa
Indonesia.
Guna mencapai tujuan bangsa diharapkan peran serta seluruh bangsa dalam
membangun negara, karena kita sebagian besar tidak mengalami peristiwa
perjuangan kemerdekaan, maka perlunya dipahami, dimengerti akan arti
perjuangan para pejuang, niscaya tujuan negara yang diidam-idamkan akan
segera terwujud.
2.1.2 Perwujudan Patriotisme dan Nasionalisme dalam kehidupan
Sikap patriotisme dan nasionalisme dapat diwujudkan dalam berbagai
lingkungan kehidupan :
a. Lingkungan keluarga
Jiwa dan semangat patriotisme dapat ditanamkan dan dimulai di
lingkungan keluarga, misalnya kita harus selalu berbuat baik di
15
lingkungan kita untuk menjaga nama baik keluarga, melestarikan
ketentraman keluarga, membantu meringankan beban keluarga.
b. Lingkungan sekolah
Berbagai macam tingkah laku atau kegiatan yang mengacu pada nilai
kesopanan dan kebaikan, baik terhadap guru, karyawan maupun
teman, mengikuti upacara dengan tertib.
Menjadi anggota OSIS, menjaga nama baik sekolah, menjadi team
olah raga, menghidnari tawuran pelajar, menjaga kebersihan dan
ketertiban sekolah dan lain sebagainya.
c. Lingkungan masyarakat
Sikap patriotisme di masyarakat dapat ditumbuhkan dan dilaksanakan
melalui menjaga keamanan lingkungan, menaikkan bendera di depan
rumah pada hari besar nasional, membersihkan lingkungan, aktif
dalam kegiatan desa dan ikut membela negara bila diperlukan.

20

Anda mungkin juga menyukai