Anda di halaman 1dari 3

Kegiatan Belajar 2

Penilaian di Berbagai Jenjang Pendidikan

A. Pedoman Pelaksanaan Penilaian di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah


PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 63 menyebutkan bahwa
penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan
3. Penilaian hasil belajarr oleh pemerintah

Dari rincian penilain pendidikan tersebut, terdapat beberapa bentuk penilaian yang digunakan
untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu:
1. Ulangan harian
2. Tugas-tugas
3. Ulangan tengah semester
4. Ulangan akhir semester
5. Ulangan kenaikan kelas
6. Pengamatan terhadap perubahan perilaku / sikap dan psikomotorik.
7. Bentuk penilaian lain yang sesuai dengan karkateristik materi yang dinilai
8. Ujian sekolah
9. Ujian nasional
10. Bentuk penilaian lain seperti penilaian diri, kuisioner, penilaian proyek, dan portofolio.

Berdasarkan pedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dikembangkan oleh BNSP
(Badan Nasional Standar Pendidikan), ditetapkan:
1. Ketuntasan Belajar
Pelaksanaan ketuntasan belajar diwujudkan dengan adanya ketentuan Standar Ketuntasan Belajar
Minimal (SKBM) untuk setiap mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
2. Kenaikan Kelas
Kriteria kenaikan kelas adalah:
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua
semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai dibawah Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
3. Kriteria Kelulusan
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran ESTETIKA, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. Lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
d. Lulus Ujian Nasional
Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran berbasis kompetensi :
a. Alat penilaian
1. Aspek kognitif, berupa tes objektif, tes uraian dan tes berbentuk soal terbuka.
2. Aspek Psikomotorik, berupa tes tertulis , tes simulasi, dan tes contoh kerja (work sample)
3. Aspek Afektif, non test penilaian sikap dan penilaian diri, baik berbentuk kuisioner, pegamatan,
maupun laporan diri.

b. Penyekoran
1. Skor Tes Objektif 6.23)
Dapat ditentukan dengan menyertakan faktor koreksi ataupun bisa menyertakan faktor
koreksi.

2. Skor Tes Uraian 6.24)


Skor uraian ditentukan berdasarkan pedoman penyekoran. Dalam pedoman penyekoran skor
diberikan berdasarkan kecocokan jawaban terhadap “kata kunci”.

3. Skor Aspek Afektif 6.25)


Pemberian skor didasarkan pada kriteria penilaian dalam skala tertentu. Selanjutnya skor dari
setiap aspek afektif yang dinilai dijumlahkan menjadi skor total.

4. Skor Aspek Psikomotorik 6.26)

Ditentukan berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan pada pedoman penyekoran yang
mencakup aspek-aspek yang dinilai dan rentang skor yang dapt diberikan untuk aspek
tersebut, serta bobot untuk setiap aspek yang dinilai.

B. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Perguruan Tinggi


Penilaian di perguruan tinggi dikembangkan oleh lembaga yang bersangkutan sesuai UU
Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989; PP No. 60 Tahun 1999, dan SK Mendiknas No.
233/U/2000 Tahun 2000. SK Mendiknas mengenai Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Bab V
Pasal 12 , 14, 15 dan 16.

Pasal 12 :
1. Terhadap kegiatan kemajuan belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang dapat
berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan oleh dosen;
2. Ujian dapat dilaksanakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, ujian akhir akhir
program study, ujian skripsi, ujian tesis, dan ujian disertasi;
3. Penilaian hasil belajar dinyatakan dalam A, B, C, D, dan E yang masing-masing bernilai 4,3,2,1,
dan 0.
Pasal 14:
1. Syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah SKS yang disyaratkan
dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimum;
2. Perguruan tinggi menetapkan jumlah SKS yang harus ditempuh sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dengan berpedoman pada kisaran beban studi bagi masing-masing program sebagaimana
ditetapkan dalam pasal 5, pasal 6, pasal 8;
3. IPK minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh masing-masing perguruan
tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2,00 untuk program sarjana dan program diploma, dan sama
atau lebih tinggi dari 2,75 untuk program magister.
Pasal 15:
1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan dengan pujian,
yang dinyatakan pada transkrip akademik;
2. IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah:
a. IPK 2,00 – 2,75: memuaskan;
b. IPK 2,76 – 3,50: sangat memuaskan;
c. IPK 3,51 – 4,00: dengan pujian.
3. Predikat kelulusan untuk program magister;
a. IPK 2,75 – 3,40: memuaskan;
b. IPK 3, 41 – 3,70: sangat memuaskan;
c. IPK 3,71 – 4,00: dengan pujian.
4. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan pula dengan memperhatikan masa studi maksimum,
yaitu n tahun (masa studi minimum) ditambah 1 tahun untuk program sarjana dan 0,5 tahun untuk
program magister;
5. redikat kelulusan untuk program doktor diatur oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.
Pasal 16:
1. Penilaian terhadap hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan
dengan cara yang sesuai dengan karakteristik pendidikan yang bersangkutan;
2. Untuk mendorong pencapaian prestasi akademik yang lebih tinggi dapat dikembangkan sistem
penghargaan mahasiswa dan lulusan yang memperoleh prestasi tinggi.

Perguruan tinggi menanggapi Pasal 12 ayat (1) dengan memperhatikan pasal 5 ayat (1) yang
menyatakan bahwa beban studi program S1 ada pada rentangan 144 sampai dengan 160 SKS.
Dalam hal ini perguruan tinggi (Fakultas, Jurusan, Program Studi) dapat menentukan jumlah SKS
yang harus ditempuh program sarjana. Contoh penilaian di Universitas Terbuka:
a. Ujian Akhir Semester (UAS) minimal 40%
b. Tugas Mandiri (TM) 15%
c. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Online 15 %
d. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tatap Muka Rancangan Khusus (TTMRK) 30%
e. Tugas dan Partisipasi dalam Tutorial Tertulis (Tutis) 15%
f. Praktikum (termasuk bimbingan) 30%
g. Praktek 30%
h. Tugas Mata Kuliah 15% atau 30%

Anda mungkin juga menyukai