Anda di halaman 1dari 10

Laporan Diskusi Topik Blok 1.

2 Minggu 3

Kelompok 24D

1. Hafizh Dzaki Muzaffar (1810312030)


2. M. Aviv Zumafra (1810312070)
3. Faris Hadi Asri (1810312093)
4. Faridatul Lutfi (1810312111)
5. Sherly Febrina (1810311028)
6. Rahma Karimah Ismi (1810312101)
7. Putri Rizki Fitriani (1810311007)
8. Alfin Rahma Fadhilah (1810311057)
9. Annisa Adhelin Risyanda (1810312073)
10. Intan Ratu Anjani (1810312054)

Dosen Tutor : dr. Nur Afrainin Syah. M.Med.Ed. PhD

Program Studi Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran

Universitas Andalas
TRIGGER DISKUSI TOPIK

1. Jika jari tangan anda tertusuk jarum, Bagaimana anda menjelaskan proses yg terjadi pada sistem saraf
sensorik sehingga anda bisa merasakan sesasi nyeri dan mengetahui lokasi nyeri tsb.

(POINT DISCUSSION : peran reseptor raba/suhu/nyeri & respon otak)

2. Jika anda melakukan aktivitas berjalan & naik tangga, bagaimana anda menjelaskan proses yang terjadi
pada sistem saraf motorik sehingga anda dapat berjaln & naik tangga dengan baik dan seimbang.

(POINT DISCUSSION : Jaras Motorik ; piramidalis & ekstrapiramidalis, Muscle Spindle/Golgi Tendon
Aparatus untuk regangan otot, Canalis Semisikularis, ganglia basalis, & cerebellum)

3. Ketika anda sedang berjalan,tiba-tiba datang sebuah mobil melaju dengan kencang kearah anda.
Dengan Reflek anda menghindar. Beberapa saat setelah peristiwa tsb, anda merasakan denyut jantung
anda meningkat. Jelaskan mengapa terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung pada kondisi ini.
(POINT DISCUSSION : Peranan susunan saraf otonom)
PEMBAHASAN TRIGGER

1. Proses yg terjadi pada saraf sensorik sehingga bisa merasakan nyeri

Ketika anda tertusuk jarum -> Jaringan rusak -> Mengeluarkan zat kimia Bradikinin & Prostaglandin ->
Sebagai mediator untuk merangsang nyeri di kulit kita -> Pada free nerve ending diujung2nya terdapat
nociseptor -> Yg akan menerima stimulus nyeri -> Impuls melalui proses transduksi & transmisi ke
medulla spinalis -> Impuls menuju ganglion radiks posterior -> Kornu dorsalis posterior medulla spinalis
-> Melalui 2 jaras yaitu (neospinotalamikus & paleospinotalamikus) yang nantinya akan sampai
ditalamus untuk mengetahui bila ada nyeri -> Korteks Somatosentrik

Jaras yang dilalui :

• Neospinotalamikus : - Berperan pada nyeri yg cepat & tajam

- Serabut saraf A-delta

- Neurotransmitter : Glutamat

• Paleospinotalamikus : - Berperan pada nyeri yg lambat & kronis

- Serabut saraf tipe C

- Neurotransmitter : Substansi P

Pembagian Korteks Somatosentrik :

• Korteks Somatosentrik Primer : Mengetahui lokasi nyeri tsb

• Korteks Somatosentrik Sekunder : Mengetahui Kualitas Nyeri

• Korteks Somatosentrik Asosiasi : Mengkoordinasikan saraf sensorik dan saraf motoric untuk
menentukan respon apa yang akan dilakukan

5 macam reseptor sensoris :

• Mekanoreseptor : perubahan bentuk sel dekat reseptor


• Termoreseptor : perubahan suhu

• Nosireseptor : pendeteksi nyeri akibat kerusakan fisik dan kimia

• Reseptor elektromagnetik : mendeteksi cahaya pada retina mata

• Kemoreseptor : mendeteksi pengecapan, bau, dan lain lain

Jenis jenis reseptor pada kulit

• Korpus pacini : tekanan

• Korpus ruffini : suhu

• Korpus krause dingin

• Korpus meissner : sentuhan

• Ujung saraf terbuka : rasa nyeri

Nyeri terjadi karena kerusakan ujung ujung saraf reseptor akibat perdangan, terjepit, dll. Stimulus yg
diterima reseptor ditransmisikan berupa impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh serabut
bermielin rapat atau serbut A (delta) dan serabut lamban (serabut C).

Nyeri pada suatu jaringan mengakibatkan pelepasan histamin, serotonin, dll.

Proses penghantaran transmisi nyeri ke SSP :

• Serabut A (delta), bermielin, jalur nyeri cepat, seperti tertusuk

• Serabut C, tidak bermielin, bersifat nyeri tumpul berdenyut atau terbakar, serta nyeri kronis

2. Proses yg terjadi pada sistem saraf motorik sehingga bisa berjalan dan naik tangga dengan baik
dan seimbang

Proses yg terjadi pada sistem saraf motorik sehingga bisa berjalan dan naik tangga dengan baik dan
seimbang :

Stimulus (melihat tangga)reseptor sensorikaferenmedulla spinalisSSP (cerebelum, ganglia


basalis, dan canalis semusirkularis)cornu ventraliseferenotot dan golgi tendonberjalan/naik
tangga
JARAS MOTORIK

• Kortikospinal (piramidalis) : untuk menghantarkan impuls gerakan disadari & gerakan dilatih

 Traktus Kortikospinal Lateralis

Berakhir pada interneuron di region intermediet dan substansia grisea medula spinalis dan
menyebabkan kontraksi otot

 Traktus Kortikospinal Anterior / Ventralis

Menyilang ke sisi berlawanan seperti leher dan regio thorax bagian atas. Berperan dalam
pengendalian gerak postural bilateral oleh korteks motorik suplementer

 Traktus Kortikobulbar

Mengontrol gerakan volunteer kepala dan leher

• Ekstrapiramidal : Mengatur gerakan volunteer kasar & tak terlatih seperti gerakan tangan ketika
berjalan

 Traktus Vestibulospinalis

Bekerja pada neuron motorik dalam kolumna grisea anterior mempermudah otot ekstensor,
menghambat aktifitas otot fleksor yang berkaitan dalam keseimbangan

 Traktus Tektospinal

Mengontrol gerakan kepala dalam merespon terhadap rangsangan visual

KANALIS SEMISIRKULARIS

 Berperan dalam menjaga keseimbangan pada saat terjadi perubahan perputaran kepala

 Memiliki fungsi peramal dalam menjaga keseimbangan sehingga apabila akan terjadi
ketidakseimbangan, pusat keseimbangan akan mengadakan tindakan pencegahan / antisipasi yang
sesuai
 Kanalis semisirkuler meupakan 3 saluran yg berisi cairan yg berfungsi menjaga keseimbangan

GANGLIA BASALIS.

 Mengatur aktivitas motorik yang kompleks bersama dengan korteks serebri dan traktus
kortikospinalis

 Pengaturan kognitif dari aktivitas motoric

 Ganglia basalis membantu merencanakan dan mengendalikan pola gerakan otot yg kompleks.
Ganglia basalis mengatur pola pola seperti menulis, memotong kuku, menendang bola,
memotong kertas, dll (pola yang tidak disadari tetapi telah dipelajari)

CEREBELLUM

• Mengkoordinasi gerakan agar berjalan lancar

• Pengaturan otot yg akan dikontraksikan atau direlaksasikan berhubungan dengan gerakan

• Terdapat muscle spindle & golgi tendon untuk ditegangkan pada salah satu kaki sehingga bisa
menopong badan,namun pada kaki yg lain muscle spindle & golgi tendon direlaksasikan sehingga
kaki bisa diangkat

• Cerebellum, berperan penting dalam menentukan aktivitas motorik dan pengendalian cepat dan
mulus dari satu gerakan ke gerakan berikutnya. Cerebellum mengkoordinasikan gerakan seperti
berlari, mengetik, main piano, dan berbicara

MUSCLE SPINDEL

Muscle spindel terletak di dalam otot yg merupakan suatu reseptor yg menerima rangsangan dari
regangan otot. Rangsangan yang kuat akan menyebabkan refleks muscle spindel yaitu mengirim
impuls ke spinal cord menuju jaringan otot dengan cepat menyebabakan kontraksi otot. Muscle
spindel berperan dalam proses pergerakan motorik.
Muscle spindel berfungsi untuk mendeteksi perubahan panjang serabut otot dan berperan dalam
proses pergerakan motorik.

GOLGI TENDON ORGAN ( GTO )

Merupakan reseptor di tendon otot. Refleks GTO akibat tegangan berlebihan menyebabkan

hambatan ke medula spinalis untuk mencegah terjadinya sobekan otot.

Golgi tendon berfungsi mendeteksi ketegangan otot.

3. Jelaskan mengapa denyut jantung meningkat setelah refleks menghindar

Mata (melihat mobil kencang ke arah kita) -> Nervous opticus -> Medulla spinalis -> Saraf
simpatis pada thoracal -> Stress/mode bahaya menstimulasi thalamus -> Kelenjar adrenal ->
Sekresi hormone norepinefrin -> Kontraksi pembuluh darah -> Peningkatan frekuensi denyut
jantung -> Fight or flight reaction -> Otot kontraksi -> Metabolisme meningkat -> Membutuhkan
O2 dan nutrisi -> Jantung memompa dengan cepat

Pada saat terkejut tubuh akan mengaktifkan mode perlindungan (Fight or Flight). Saraf simpatik terlibat
dan mengarahkan darah menjauh dari pinggiran tubuh dan menuju jantung, paru paru, dan otak.
Peningkatan denyut jantung memberikan orang tersebut energi untuk persiapan fight or flight.

Otak bereaksi dengan cara memproduksi zar kimia berupa hormon adrenalin dan senyawa
neurotransmitter yang berlebihan. Hormon adrenalin mengalir menuju sel sel otot jantung sehingga
jantung berkontraksi hebat.

SISTEM SARAF OTONOM

 Sistem saraf simpatis berasal dari regio torakolumbal medula spinalis.

Sistem saraf simpatis memiliki serat praganglion kolinergik (mengeluarkan asetilkolin) yang
pendek dan serat pascaganglion adrenergik (mengeluarkan norepinefrin) yang panjang.
Saraf simpatis secara stimulan melepaskan impuls sebagai unit lengkap yaitu pelepasan impuls
masal ( mass discharge ). Peristiwa ini seringkali timbul bila hipotalamus di aktivasi oleh rasa
takut atau cemas yg hebat. Timbul reaksi menyebar ke seluruh tubuh yaitu respon stress, sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan aktivitas fisik yg berat

 Sistem saraf parasimpatis berasal dari otak dan regio sakrum medula spinalis.

Sistem saraf parasimpatis memiliki serat praganglion kolinergik yang panjang dan serat
pascaganglion adrenergik yang pendek.

Pada umumnya, serat pascaganglion simpatis dan parasimpatis bersama-sama menyarafi organ
efektor yang sama. Saat terjadi peningkatan denyut jantung saraf yang bekerja di sini adalah saraf
simpatis.
FISIOLOGI SISTEM SARAF OTONOM

– Serat-serat saraf simpatis maupun parasimpatis mensekresikan salah satu dari kedua bahan
transmiter sinaps ini, asetilkolin atau norepinefrin.

– Serabut postganglion sistem saraf simpatis mensekresikan norepinefrin sebagai neurotransmitter.

– Neuron-neuron yang mengeluarkan norepinefrin ini dikenal dengan serabut adrenergik.

– Serabut postganglion sistem saraf parasimpatis mensekresikan asetilkolin sebagai


neurotransmitter dan dikenal sebagai serabut kolinergik.

– Sedangkan asetilkolin yang dilepaskan dari serabut preganglion mengaktivasi baik postganglion
simpatis maupun parasimpatis.

EFEK PERANGSANGAN SIMPATIS DAN PARASIMPATIS TERHADAP TEKANAN ARTERI

 Tekanan arteri ditentukan oleh dua faktor, yaitu daya dorong darah dari jantung dan tahanan
terhadap aliran darah ini yang melewati pembuluh darah.

 Perangsangan simpatis meningkatnya daya dorong oleh jantung dan tahanan terhadap aliran
darah, yang biasanya menyebabkan tekanan menjadi sangat meningkat.

RESPON “TANDA BAHAYA” DARI SARAF SIMPATIS

 Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis melepaskan impuls pada saat yang bersamaan –
yakni yang disebut pelepasan impuls secara massal – maka dengan berbagai cara keadaan ini
akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas otot yang besar :

1. Peningkatan tekanan arteri

2. Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan dengan penurunan


aliran darah ke organ-organ, seperti traktus gastro intestinal dan ginjal, yang tidak
diperlukan untuk aktivitas motorik yang cepat

3. Peningkatan kecepatan metabolisme sel diseluruh tubuh


4. Peningkatan konsentrasi glukosa darah

5. Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot

6. Peningkatan kekuatan otot

7. Peningkatan aktivitas mental

8. Peningkatan kecepatan koagulasi darah

Anda mungkin juga menyukai