PHI Hukum Internasional
PHI Hukum Internasional
Daftar Isi............................................................................................................................ 1
Bab I Pendahuluan
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan
A. Simpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran .................................................................................................................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2
Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang
cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya
ini ditujukan untuk menciptakan hubungan-hubungan antara negara yang lebih
baik berdasarkan prinsip perdamaian dan keamanan internasional.
Hal itulah yang sangat menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang
seharusnya dilakukan oleh hukum internasional dalam menegakkan keadilan demi
tercapainya perdamaian dunia.
A. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hukum internasional?
2) Apa saja sumber hukum internasional?
3) Apa subjek dan objek hukum internasional?
4) Bagaimana perbedaan HI dan HI perdata?
B. Tujuan
1) Mengetahui pengertian hukum internasional.
2) Mengetahui sumber hukum internasional.
3) Mengetahui subjek dan objek hukum internasional.
4) Mengetahui perbedaan HI dan HI perdata.
3
BAB II
PEMBAHASAN
International law may be defined as that body of law which is composed for its
greater part of the principles and rules of conduct wich states feel themselves
bound to observe, and therefore, do commonly observe in their relations with
each other, and which includes also:
1
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I bagian umum, (Jakarta:
Binacipta, 1982), cet.4, hlm.1
2
Sefriani, Hukum Internasional (suatu pengantar), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), cet.2,
hlm.2
4
The rules of law relating to individuals and non-states so far as the rights
or duties of such individuals and non-states entities are the concern of the
international community.
B. Macam-macam Sumber Hukum dalam Hukum Internasional
3
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm 26-27
5
Perjanjian internasional menurut pasal 2(1a) Konvensi Wina 1969 tentang
Hukum Perjanjian adalah persetujuan yang dilakukan oleh negara-negara,
bentuknya tertulis dan diatur oleh hukum internasional, apakah terdiri dari satu
atau lebih instrumen dan apapun namanya. Maksud dari pembentukan treaty
mensyaratkan persyaratannya harus negara dan bentuknya tertulis semata-mata
untuk memperkecil ruang lingkup semata.4 Jadi, perjanjian Internasional adalah
perjanjian yang diadakan oleh masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan
mengakibatkan hukum tertentu. Perjanjian internasional sekaligus menjadi subjek
hukum internasional. Perjanjian internasional juga lebih menjamin kepastian
hukum serta mengatur masalah-masalah bersama yang penting. Disebut perjanjian
internasional jika perjanjian diadakan oleh subjek hukum internasional yang
menjadi anggota masyarakat internasional.5
4
Ibid, hlm 28
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_internasional , pada tgl 21 April 2018 pukul 12.45
6
Ibid, hlm 41
7
http://www.temukanpengertian.com/2015/04/pengertian-hukum-kebiasaan-
internasional.html?m=0, pada tgl 21 April 2018 pukul 13.02
6
Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa yang beradab
diperkenalkan oleh statuta PCIJ dengan maksud untuk menghindari masalah
non liquet (yaitu tidak dapat mengadili karena tidak ada hukum yang
mengaturnya) dalam suatu perkara yang dihadapkan pada hakim. Prinsip
hukum umum merupakan prinsip-prinsip hukum secara umum tidak hanya
terbatas pada hukum internasional saja, tetapi mungkin prinsip hukum dalam
perdata, hukum acara, hukum pidana, hukum lingkungan dan lain yang
diterima dalam praktik negara nasional. Dimasukannya prinsip hukum umum
sebagai sumber hukum ketiga dalam Statuta membuktikan bahwa adanya
penolakan terhadap doktrin positivisme yang berpendapat bahwa Hukum
Internasional terdai hanya ketentuan yang merupakan kesepakan negara8.
a. Good Faith, adalah bahwa perjanjian yang mengikat para pihak harus
dilaksanakan dengan itikad baik;
b. Estoppel, adalah bahwa apabila suatu pihak memberikan pernyataan dan
pihak lainnya mengambil suatu tindakan yang berkaitan dengan
pernyataan pihak pertama, maka pihak pertama tidak diperbolehkan untuk
menarik pernyataan yang telah dikeluarkannya, hal ini timbul disebabkan
karena kerugian bagi pihak kedua;
c. Res Judicata, dimaksudkan bahwa putusan hakim harus dianggap benar
sampai memperoleh kekuatan hukum tetap atau diputus lain oleh
pengadilan yang lebih tinggi; Dalam menyelesaikan suatu sengketa
8
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm 49
9
https://www.dictio.id/t/apa-saja-sumber-sumber-hukum-internasional/9284/ , pada tgl 21 April
2018 pukul 14.14
7
internasional, para pihak dapat menggunakan pembuktian tidak langsung
(circumstantial evidence);
d. Equity, adalah mekanisme untuk menyelesaikan persoalan yang
seharusnya diisyaratkan oleh hukum; (f) Pacta Sunt Servanda, adalah
bahwa perjanjian internasional mempunyai kekuatan mengikat dan harus
ditepati oleh para pihak, dan;
e. Effective occupation, adalah prinsip terkait penguasaan atau pendudukan
suatu wilayah oleh suatu negara secara efektif, dimana wilayah tersebut
tidak dikuasai oleh negara lain atau tidak ditelantarkan oleh penguasa
sebelumnya.
10
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm.50
8
tentang adanya atau kebenaran dari suatu norma hukum. Pendapat para sarjana
akan lebih berpengaruh jika dikemukakan oleh perkumpulan profesional.
11
Ibid. Hlm 103
9
f. hak dan kewajiban negara atas lingkungan dan yuridiksi negara12
3. Individu
Pasal 3 draft code of crimes against the peace and security of mankind
1987 yang dikeluarkan international law commission menyatakan bahwa individu
13
adalah person dalam hukum internasional . Kewarganegaraan merupakan
penghubung antara individu dan hukum internasional. Karena
kewarganegaraannya individu dapat memanfaatkan hukum internasional. Karena
kewarganegaraan itu individu tersebut dilindungi hukum internasional.
12
http://pkn-ips.blogspot.com/2017/03/subjek-hukum-internasional.html, pada tgl 21 April 2018
pukul 19.45
13
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm.147
10
kemanusiaan, memberikan perlindungan terhadap korban perang baik skala
domestik maupun internasional.14
Perjanjian tersebut di sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas
eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri,
walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara,
sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya
memiliki kekuatan moral saja.15
14
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada tgl 21 April
2018 pukul 20.31
15
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada tanggal 21
April 2018 pukul 20.38
16
Dr. H. Ishaq. S.H., M.Hum. Pengantar Hukum Indonesia(Depok: Rajawali Pers,2016)hlm.296
11
D. Perbedaan Hukum Internasional dan Hub Internasional Perdata
a. Hukum internasional merupakan keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata.
b. Hukum internasional dapat dibagi ke dalam dua ketegori : hukum
internasional publik dan hukum internasional privat, yang mengatur
mengenai hubungan antara individu yang memiliki kewarganegaraan yang
berbeda.
c. Berbeda dalam definisi HPI (Hukum Perdata Internasional) merupakan
keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata
yang melintasi batas Negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum
perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berlainan.
d. Perbedaan yang sangat menonjol antara HI dan HPI terletak pada sumber
hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional,
yaitu Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan internasional,
asas umum hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, keputusan hakim
(yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI
menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih untuk
menyelesaikan permasalahan.
e. Antara HI dan HPI terdapat titik taut, atau persamaan yaitu, keduanya
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, yang biasa
disebut dengan internasional, namun sifat hukum atau persoalan yang
diaturnya atau objeknya berbeda.17
17
http://hasibabdillah92.blogspot.com/2014/02/perbedaan-hukum-internasional-dengan.html,
pada tanggal 21 April 2018 pukul 21.30
12
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum internasional (publik) adalah
keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara-negara (hubungan internasional) yang
bukan bersifat perdata. Sumber-sumber hukum internasional diantaranya:
2. Saran
13
negeri ini, apalagi menyangkut pelaksanaan dari hukum internasional yang
semakin hari semakin melemah pengimplementasiannya demi tercapainya
perdamaian dunia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15