Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................................ 1

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 2

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3

C. Tujuan ................................................................................................................... 3

Bab II Pembahasan

1. Pengertian Hukum Internasional ........................................................................... 4

2. Sumber-sumber Hukum Internasional .................................................................. 5

3. Subjek Hukum Internasional ................................................................................. 9

4. Perbedaan HI dan HI Perdata .............................................................................. 12

Bab III Penutup

A. Simpulan.............................................................................................................. 13

B. Saran .................................................................................................................... 13

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 14

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Persoalan mengenai hukum internasional selalu memberikan kesan yang


menarik untuk di bahas. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang tinggi
pada setiap orang. Secara teori hukum internasional mengacu pada peraturan-
peraturan dan norma-norma yang mengatur tindakan Negara-negara dan kesatuan
lain yang pada suatu saat akan diakui mempunyai kepribadian internasional,
seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam hal hubungan satu
dengan yang lainnya.

Negara-negara perlu hidup bersama-sama. Hukum internasional disusun


dan lahir karena kebutuhan dan dirancang untuk mencapai ketertiban dan
perdamaian dunia. Suatu sistem yang bertujuan untuk men-cap suatu negara
sebagai “bersalah” dan negara lain sebagai “tidak bersalah” dan partisiapasi utama
dari sistem hukum internasional yaitu negara-negara yang semuanya diperlakukan
sebagai pemilik kedaulatan yang sama.[1]
Hubungan-hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak
selamanya terjalin dengan baik. Seringkali hubungan itu menimbulkan sengketa di
antara mereka.Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa.
Sumber potensi sengketa antar negara dapat berupa perbatasan, sumber daya alam,
kerusakan lingkungan, perdagangan, dll. Manakala hal demikian itu terjadi,
hukum internasional memainkan peranan yang tidak kecil dalam
penyelesaiannya.
Seiring perkembangan zaman, hukum internasional juga terus
berkembang. Sejak pergaulan internasional makin meningkat menjelang abad 19
hukum internasional telah menjadi suatu sistem universil dan pada abad 20 telah
merupakan suatu perluasan yang tidak ada tandingannya.

2
Upaya-upaya penyelesaian terhadapnya telah menjadi perhatian yang
cukup penting di masyarakat internasional sejak awal abad ke- 20. Upaya-upaya
ini ditujukan untuk menciptakan hubungan-hubungan antara negara yang lebih
baik berdasarkan prinsip perdamaian dan keamanan internasional.
Hal itulah yang sangat menarik untuk kita amati, bagaimana peranan yang
seharusnya dilakukan oleh hukum internasional dalam menegakkan keadilan demi
tercapainya perdamaian dunia.
A. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hukum internasional?
2) Apa saja sumber hukum internasional?
3) Apa subjek dan objek hukum internasional?
4) Bagaimana perbedaan HI dan HI perdata?
B. Tujuan
1) Mengetahui pengertian hukum internasional.
2) Mengetahui sumber hukum internasional.
3) Mengetahui subjek dan objek hukum internasional.
4) Mengetahui perbedaan HI dan HI perdata.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Istilah dan Pengertian Hukum Internasional


Hukum internasional (international law) atau hukum internasional publik
(public international law) merupakan istilah yang lebih populer digunakan saat ini
dibandingkan istilah Hukum Bangsa-bangsa (law of nations), hukum antar negara
(inter state law). Dua istilah terakhir ditinggalkan karena dianggap sudah tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum
internasional (publik) adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara-negara
(hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata. 1 Dari pengertian yang
diberikan oleh Mochtar Kusumaatmadja tersebut tampak bahwa hubungan
internasional tidaklah terbatas hubungan yang dilakukan oleh antar negara saja,
tetapi dapat dilakukan oleh negara dengan subjek non-negara atau subjek non-
negara satu sama lain.

Definisi hukum internasional diberikan secara lebih lengkap oleh Shearer


sebagaimana dikutip oleh Satrke dan Alina Kaczorowska:2

International law may be defined as that body of law which is composed for its
greater part of the principles and rules of conduct wich states feel themselves
bound to observe, and therefore, do commonly observe in their relations with
each other, and which includes also:

 The rules of law relating t the functioning of international institutions or


organizations which each other, and their relations with states and
individual

1
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I bagian umum, (Jakarta:
Binacipta, 1982), cet.4, hlm.1
2
Sefriani, Hukum Internasional (suatu pengantar), (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), cet.2,
hlm.2

4
 The rules of law relating to individuals and non-states so far as the rights
or duties of such individuals and non-states entities are the concern of the
international community.
B. Macam-macam Sumber Hukum dalam Hukum Internasional

Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional (MI) senantiasa dijadikan rujukan


pembahasan sumber-sumber HI. Menurut paragraf 1 pasal ini, dalam memutuskan
sengketa internasional uamh diserahkan padanya, hakim MI dapat menggunakan

1. Perjanjian Internasional (Internasional Conventions)


2. Kebiasaan Internasional (Internasional Custom), sebagai bukti praktik
umum yamg diterima sebagai hukum
3. Prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab (General Principles of law recognized by civilized nations)
4. Putusan pengadilan dan doktrin atau karya hukum sebagai sumber hukum
tambahan (subsidiary)

Ada beberapa catatan dan permasalahan penting berkaitan pasal 38 Statuta


Mahkamah Internasional tersebut, catatan pertama adalah bahwa Statuta MI
tidaklah khusus membahas mengenai sumber-sumber HI. Statuta tersebut
merupakan bagian tidak terpisahkan dari piagam PBB yang merupakan aturan
yang mengatur kelembagaan MI secara umum seperti tugas, fungsi, yurisdiksi,
pengangkatan hakim, termasuk sumber hukum yang dapat digunakan hakim
ketika menghadapi perkara. Dengan demikian, pasal 38 sifatnya hanya merupakan
petunjuk bagi hakim untuk mempertimbangkan macam-macam sumber hukum
yang dapat digunakannya. Catatan kedua terhadap pasal 38 sStatuta adalah bahwa
daftar sumber hukum yang tercantum tidaklah hierarki (tingkatan kekuasaan yang
tidak sama tingginya). 3

A. Perjanjian Internasional (Treaties)

3
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm 26-27

5
Perjanjian internasional menurut pasal 2(1a) Konvensi Wina 1969 tentang
Hukum Perjanjian adalah persetujuan yang dilakukan oleh negara-negara,
bentuknya tertulis dan diatur oleh hukum internasional, apakah terdiri dari satu
atau lebih instrumen dan apapun namanya. Maksud dari pembentukan treaty
mensyaratkan persyaratannya harus negara dan bentuknya tertulis semata-mata
untuk memperkecil ruang lingkup semata.4 Jadi, perjanjian Internasional adalah
perjanjian yang diadakan oleh masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan
mengakibatkan hukum tertentu. Perjanjian internasional sekaligus menjadi subjek
hukum internasional. Perjanjian internasional juga lebih menjamin kepastian
hukum serta mengatur masalah-masalah bersama yang penting. Disebut perjanjian
internasional jika perjanjian diadakan oleh subjek hukum internasional yang
menjadi anggota masyarakat internasional.5

B. Hukum Kebiasaan Internasional (Internasional Customary Law)

Menurut Dixon adalah kebiasaan yang berkembang dari praktik atau


kebiasaan negara-negara. Hukum kebiasaan internasional adalah sumber hukum
tertua dalam hukum internasional. 6 Hukum kebiasaan internasional yang telah
diakui mempunyai kekuatan hukum atau sudah diterima sebagai hukum
internasional. Kebiasaan yang dapat dikategorikan sebagai sumber hukum
internasional setidaknya harus memenuhi dua unsur penting, yaitu unsur material
(menunjuk pada kebiasaan yang bersifat umum) dan unsur psikologis (menunjuk
pada kenyataan diterimanya kebiasaan tersebut sebagai hukum internasional).7

C. Prinsip-Prinsip Hukum Umum yang Diakui Oleh Bangsa yang Beradab


(General Principles Recognized Civilized Nations )

4
Ibid, hlm 28
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_internasional , pada tgl 21 April 2018 pukul 12.45
6
Ibid, hlm 41
7
http://www.temukanpengertian.com/2015/04/pengertian-hukum-kebiasaan-
internasional.html?m=0, pada tgl 21 April 2018 pukul 13.02

6
Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa yang beradab
diperkenalkan oleh statuta PCIJ dengan maksud untuk menghindari masalah
non liquet (yaitu tidak dapat mengadili karena tidak ada hukum yang
mengaturnya) dalam suatu perkara yang dihadapkan pada hakim. Prinsip
hukum umum merupakan prinsip-prinsip hukum secara umum tidak hanya
terbatas pada hukum internasional saja, tetapi mungkin prinsip hukum dalam
perdata, hukum acara, hukum pidana, hukum lingkungan dan lain yang
diterima dalam praktik negara nasional. Dimasukannya prinsip hukum umum
sebagai sumber hukum ketiga dalam Statuta membuktikan bahwa adanya
penolakan terhadap doktrin positivisme yang berpendapat bahwa Hukum
Internasional terdai hanya ketentuan yang merupakan kesepakan negara8.

Prinsip hukum umum seringkali berguna dan berfungsi sebagai keterangan


untuk menginterpretasikan sebuah kebiasaan atau perjanjian internasional. Hal
ini terutama ditemukan dalam naskah persiapan suatu perjanjian internasional9.

Prinsip-prinsip yang pernah digunakan oleh Mahkamah Internasional


antara lain adalah:

a. Good Faith, adalah bahwa perjanjian yang mengikat para pihak harus
dilaksanakan dengan itikad baik;
b. Estoppel, adalah bahwa apabila suatu pihak memberikan pernyataan dan
pihak lainnya mengambil suatu tindakan yang berkaitan dengan
pernyataan pihak pertama, maka pihak pertama tidak diperbolehkan untuk
menarik pernyataan yang telah dikeluarkannya, hal ini timbul disebabkan
karena kerugian bagi pihak kedua;
c. Res Judicata, dimaksudkan bahwa putusan hakim harus dianggap benar
sampai memperoleh kekuatan hukum tetap atau diputus lain oleh
pengadilan yang lebih tinggi; Dalam menyelesaikan suatu sengketa

8
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm 49
9
https://www.dictio.id/t/apa-saja-sumber-sumber-hukum-internasional/9284/ , pada tgl 21 April
2018 pukul 14.14

7
internasional, para pihak dapat menggunakan pembuktian tidak langsung
(circumstantial evidence);
d. Equity, adalah mekanisme untuk menyelesaikan persoalan yang
seharusnya diisyaratkan oleh hukum; (f) Pacta Sunt Servanda, adalah
bahwa perjanjian internasional mempunyai kekuatan mengikat dan harus
ditepati oleh para pihak, dan;
e. Effective occupation, adalah prinsip terkait penguasaan atau pendudukan
suatu wilayah oleh suatu negara secara efektif, dimana wilayah tersebut
tidak dikuasai oleh negara lain atau tidak ditelantarkan oleh penguasa
sebelumnya.

D. Putusan pengadilan dan doktrin atau karya hukum sebagai sumber


hukum tambahan (subsidiary)

Putusan pengadilan dalam pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional


disebutkan sebagai sumber hukum tambahan (subdiary) bagi sumber hukum
diatasnya. Meskipun dikatakan sebagai sumber hukum tambahan tidak berarti
bahwa putusan pengadilan baik putusan pengadilan nasional maupun internasional
mempunyai kedudukan yang lebih rendah dari sumber hukum atasnya. Putusan
pengadilan dikatakan sebagai sumber hukum tambahan, karena sumber hukum ini
tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar putusan yang diambil oleh hakim.
Putusan pengadilan hanya dapat digunakan untuk memperkuat sumber hukum
diatasnya 10 . Keputusan-keputusan peradilan memainkan peranan yang cukup
penting dalam membantu pembentukan norma-norma baru hukum internasional.
Keputusan-keputusan Mahkamah Internasional dapat berupa keputusan yang
bukan atas pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasa prinsip-prinsipkeadilan dan
kebenaran.

Pendapat para sarjana terkemuka, mengenai suatu masalah tertentu, meskipun


bukan merupakan hukum positif, seringkali dikutip untuk memperkuat argumen

10
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm.50

8
tentang adanya atau kebenaran dari suatu norma hukum. Pendapat para sarjana
akan lebih berpengaruh jika dikemukakan oleh perkumpulan profesional.

C. Macam-macam Subjek Hukum Internasional


1. Negara

Sejak lahirnya hukum internasional, negara telah diakui sebagai subjek


hukum internasional, bahkan masih ada anggapan bahwa hukum internasional
pada hakikatnya adalah hukum antarnegara. Pada pasal 1 Konvensi Montevideo
1933 menyatakan bahwa karakteristik negara sebagai berikut

a. memiliki a defined territory


b. memiliki a permanent population
c. memiliki pemerintahan
d. memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan internasional
dengan negara lain11

Sebagai subjek hukum internasional, negara sebagai pengemban hak dan


kewajiban diatur oleh hukum internasional. Hak dan kewajiban itu dapat
dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan


kedudukannya terhadap negara lain,
b. hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan wilayah
dalam masyarakat internasional,
c. hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan orang yang
ada dalam masyarakat internasional,
d. hak dan kewajiban negara yang berhubungan dengan benda-benda
dalam masyarakat internasional,
e. hak dan kewajiban negara atas kepentingan ekonomi,

11
Ibid. Hlm 103

9
f. hak dan kewajiban negara atas lingkungan dan yuridiksi negara12

2. Organisasi (Publik) Internasional

Merupakan organisasi yang dibentuk dengan perjanjian internasional oleh


dua negara atau lebih berisi fungsi, tujuan, kewenangan, asas, struktur organisasi.
Tidak semua organisasi internasional memiliki status sebagai subjek hukum
internasional. Organisasi internasional yang diakui sebagai subjek hukum
internasional harus memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. dibentuk dengan suatu perjanjian internasional oleh lebih dari dua


negara, apapun itu namanya dan tunduk pada rezim hukum
internasional
b. memiliki sekretariat tetap

3. Individu

Pasal 3 draft code of crimes against the peace and security of mankind
1987 yang dikeluarkan international law commission menyatakan bahwa individu
13
adalah person dalam hukum internasional . Kewarganegaraan merupakan
penghubung antara individu dan hukum internasional. Karena
kewarganegaraannya individu dapat memanfaatkan hukum internasional. Karena
kewarganegaraan itu individu tersebut dilindungi hukum internasional.

4. ICRC (Internasional Committee on The Red Crows)

Meskipun mendapat status sebagai subjek hukum internasional, tetapi


dalam ruang lingkupnya sangat terbatas. ICRC hanya bergerak dibidang

12
http://pkn-ips.blogspot.com/2017/03/subjek-hukum-internasional.html, pada tgl 21 April 2018
pukul 19.45
13
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta Rajawali
Pers,2011), hlm.147

10
kemanusiaan, memberikan perlindungan terhadap korban perang baik skala
domestik maupun internasional.14

5. Tahta Suci (Vatikan)

Tahta Suci Patikan diakui sebagai subjek hukum internasional berdasarkan


Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci
Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma.

Perjanjian tersebut di sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas
eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri,
walaupun tugas dan kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara,
sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya
memiliki kekuatan moral saja.15

6. Pemberontakan dan pihak dalam sengketa

Pemberontak dan pihak dalam sengketa dianggap sebagai suatu subjek


hukum internasional karena mereka memiliki hak yang sama untuk:
a. Menentukan nasibnya sendiri;
b. Memilih sistem ekonomi, politik dan sosial sendiri;
c. Menguasai sumber kekayaan alam di wilayah yang didudukinya16.

14
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada tgl 21 April
2018 pukul 20.31
15
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada tanggal 21
April 2018 pukul 20.38
16
Dr. H. Ishaq. S.H., M.Hum. Pengantar Hukum Indonesia(Depok: Rajawali Pers,2016)hlm.296

11
D. Perbedaan Hukum Internasional dan Hub Internasional Perdata
a. Hukum internasional merupakan keseluruhan kaidah dan asas hukum yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan
internasional) yang bukan bersifat perdata.
b. Hukum internasional dapat dibagi ke dalam dua ketegori : hukum
internasional publik dan hukum internasional privat, yang mengatur
mengenai hubungan antara individu yang memiliki kewarganegaraan yang
berbeda.
c. Berbeda dalam definisi HPI (Hukum Perdata Internasional) merupakan
keseluruhan kaedah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata
yang melintasi batas Negara atau hukum yang mengatur hubungan hukum
perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berlainan.
d. Perbedaan yang sangat menonjol antara HI dan HPI terletak pada sumber
hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional,
yaitu Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan internasional,
asas umum hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, keputusan hakim
(yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI
menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih untuk
menyelesaikan permasalahan.
e. Antara HI dan HPI terdapat titik taut, atau persamaan yaitu, keduanya
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara, yang biasa
disebut dengan internasional, namun sifat hukum atau persoalan yang
diaturnya atau objeknya berbeda.17

17
http://hasibabdillah92.blogspot.com/2014/02/perbedaan-hukum-internasional-dengan.html,
pada tanggal 21 April 2018 pukul 21.30

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, hukum internasional (publik) adalah
keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara-negara (hubungan internasional) yang
bukan bersifat perdata. Sumber-sumber hukum internasional diantaranya:

1. Perjanjian Internasional (Internasional Conventions)


2. Kebiasaan Internasional (Internasional Custom), sebagai bukti praktik
umum yamg diterima sebagai hukum
3. Prinsip-prinsip umum hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab (General Principles of law recognized by civilized nations)
4. Putusan pengadilan dan doktrin atau karya hukum sebagai sumber hukum
tambahan (subsidiary)

Subjek dan objek hukum inetrnasional, adalah:


1. Negara
2. Organisasi
3. Individu
4. ICRC
5. Tahta suci
6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa

2. Saran

Keberadaan hukum internasional sangat dirasakan demi tercapainaya


ketertiban dunia. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa dewasa ini ketegasan
dari hukum internasional sudah mulai melemah seiring berkembangnya kekuatan-
kekuatan yang terpusat pada beberapa negara tertentu.
Sebagai generasi penerus yang akan menjalankan tugas-tugas pemerintahan
pada masa akan datang, sangat diharapkan keseriusan dari semua pihak khususnya
mahasiswa untuk kritis terhadap isu-isu, baik yang terjadi di dalam maupun diluar

13
negeri ini, apalagi menyangkut pelaksanaan dari hukum internasional yang
semakin hari semakin melemah pengimplementasiannya demi tercapainya
perdamaian dunia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Ishaq. S.H., M.Hum. Pengantar Hukum Indonesia(Depok: Rajawali


Pers,2016)hlm.296
http://hasibabdillah92.blogspot.com/2014/02/perbedaan-hukum-internasional-
dengan.html, pada tanggal 21 April 2018 pukul 21.30
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada
tgl 21 April 2018 pukul 20.31
http://materiku86.blogspot.com/2016/06/subjek-hukum-internasional.html, pada
tanggal 21 April 2018 pukul 20.38
http://pkn-ips.blogspot.com/2017/03/subjek-hukum-internasional.html, pada tgl
21 April 2018 pukul 19.45
http://www.temukanpengertian.com/2015/04/pengertian-hukum-kebiasaan-
internasional.html?m=0, pada tgl 21 April 2018 pukul 13.02
https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_internasional , pada tgl 21 April 2018
pukul 12.45
Ibid, hlm 28
Ibid, hlm 41
Ibid. Hlm 103
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Buku I bagian umum,
(Jakarta: Binacipta, 1982), cet.4, hlm.1
Sefriani, Hukum Internasional (suatu pengantar), (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2010), cet.2, hlm.2
Sefriani, S.H.,M.Hum, Hukum Internasional Suatu Pengantar,(Jakarta: Jakarta
Rajawali Pers,2011), hlm.147

15

Anda mungkin juga menyukai