Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
Muskuloskeletal Carsinoma Tulang”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Padang , September 2018

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit Sendi Degeneratif (osteoarthritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi
yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim, IPD,1997). Atau gangguan pada
sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995). Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi
degeneratif atau osteoarthritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling
sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas) .(keperawatan medikal
bedah 2 )

1.2 TUJUAN UMUM

Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien


Osteoarthitis dengan menggunakan metode proses keperawatan.

1. 3 TUJUAN KHUSUS

1. Mendapatkan gambaran tentang konsep penyakit osteoarthritis


2. Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan osteoarthitis
3. Mampu membuat diagnosa keperawatan berdasarkan kasus tersebut
4. Mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan
BAB 2
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Definisi

Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis


(sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemuka n dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
Osteoartritis adalah golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki
urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui
pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor
umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi.
Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang
dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang
karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru
pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi
perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan
hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian .(kmb2)

2.2 Etiologi
Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Usia/Umur
Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50tahun). Karena pada lansia pembentukkan
kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan.

2. Jenis Kelamin
Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita, tetapi sering ditemukan lebih banyak pada
wanita pascamenopause (osteoartritis primer). Osteoartritis sekunder lebih banyak ditemukan pada
pria.

3. Ras
Lebih sering ditemukan pada orang Asia, khususnya cina, Eropa, dan Amerika daripada kulit
hitam.

4. Faktor Keturunan
Faktor genetik juga berperang timbulnya OA. Bila ibu menderita OA sendi interfalang distal,
anak perempuannya mempunyai kecenderungan terkena OA 2-3 kali lebih sering.

5. Faktor Metabolik/Endokrin
Klien hipertensi, hiperurisemia, dan diabetes lebih rentan terhadap OA. Berat badan
berlebihan akan meningkatkan resiko OA, baik pada pria maupun wanita.

6. Faktor Mekanis
Trauma dan Faktor Predisposisi
Trauma yang hebat terutama fraktur intraartikular atau dislokasi sendi merupaan predisposisi OA.
Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga yang menggunakan sendi berlebihan, dan gangguan
kongruensi sendi akan meningkatkan OA.
2.3 Manifestasi Klinik

1. Rasa nyeri pada sendi


Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak


Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat
memulai kegiatan fisik.

3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi
akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada
osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai
atas.
Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui
penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan
dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

2.4 Anatomi dan Fisiologi Tulang


Anatomi persandian r a n g k a t u b u h m a n u s i a t e r s u s u n d a r i t u l a n g - t u l a n g
y a n g s a l i n g b e r h u b u n g a n . H u b u n g a n antartulang disebut sendi. Dengan adanya sendi,
kaki dan tanganmu dapat dilipat, diputar dansebagainya. Tanpa sendi kamu akan sulit akan
bergerak bahkan tidak dapat bergerak samasekali. Memang ada persendian yang
sangat kaku sehingga tidak memungkinkan adanyagerakan. Namun, banyak
persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Berdasarkan sifat gerak inilah, sendi
dibedakan menjadi sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis),dan sendi gerak (diartrosis).
2.5 Patofisiologi

Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan
progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami
kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi
sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik
tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang
membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.
Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini
disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi
atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa
tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik
sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang
pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang
menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi,
deformitas, adanya hipertropi atau nodulus.

2.6 WOC

2.7 Penatalaksanaan
1. Tindakan preventif
a. Penurunan berat badan
b. Pencegahan cedera
c. Screening sendi paha
d. Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
2. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul
3. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat
ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi
4. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
5. Pembedahan; artroplasti
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi bila osteoartritis tidak ditangani yaitu terjadideformitas atau
kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.Pergeseran ulnar atau jari,
subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas bautonmere dan leher angsa pada kaki terdapat
protrusi (tonjolan) kaput metatarsalyang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.Kelainan sistem
pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptikum yang merupakan komplikasi
utama penggunaan obat anti inflamasinonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit
(disease modifyingantirhematoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas
danmortalitas utama pada arthritis reumatoid.Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran
jelas, sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungandengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA CARSINOMA TULANG

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas pasien


Identitas klien : Identits klien( nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, status
marietal, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis ).

3.1.2 Riwayat keperawatan:


a. Keluhan utama : Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke rumah sakit
(adanya benjolan dan nyeri).
b. Riwayat penyakit sekarang :
Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Biasanya diteukan
nyeri pada sendi pada saat beraktifitas

c. Riwayat penyakit dahulu :


Perlu dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah dialami sebelumnya
yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan proses keperawatan. Kemungkinan
pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis tinggi. Kemungkinan sering
mengkonsumsi kalsium dengan batas tidak normal. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-
zat toksik seperti : makanan dengan zat pengawet, merokok dan lain-lain.

d. Riwayat penyakit keluarga :


Perlu dikaji untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami oleh klien saat ini ada
hubungannya dengan penyakit herediter. Kemungkinan ada keluarga yang menderita
sarcoma.
3.1.3 Pemeriksaan fisik:
 Kepala : kesemitiras muka, warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala. Wajah
tampak pucat.
 Mata : Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan pupil
terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih lanjut atau
syok hipovolumia reflek pupil (-)
 Hidung : dapat membedakan bau wangi,busuk.
 Telinga : bisa mendengarkan suara dengan baik.

a. PARU
 Inspeksi : bentuk simetris. Kaji frekuensi, irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah
penumpukan sekresi. dipsnea (-), retraksi dada (-), takipnea (+)
 Palpasi : kaji adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan.
 Auskultasi : dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada dan
durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta seperti broncho
pnemonia atau infeksi lainnya.

c. ektermits atas dan bawah


 Inspeksi : px lemas, yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien. Keadaan sakit
diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati
komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
 Palpasi : adakah parese, anesthesia.
 Perkusi : refleks fisiologis dan refleks patologis.

3.1.4 Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola Nutrisi
Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet).
Anoreksia, mual/muntah. Intoleransi makanan. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB
hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot. Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema.
b. Pola eliminasi
Perubahan pola defikasi, BAB dan BAK dilakukan dengan bad rest.
c. Pola istirahat
Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam.
d. Pola aktivitas
Px nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Kelemahan dan atau keletihan. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses


inflamasi, distruksi sendi.
2.Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,ketidaknyamanan,
penurunan kekuatan otot

3.3 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa Nic Noc
1 Nyeri akut Kriteria hasil : a.Kaji keluhan nyeri;
catat lokasi dan
berhubungan dengan a. Menunjukkan nyeri berkurang intensitas nyeri (skala 0
distensi jaringan oleh atau terkontrol – 10). Catat faktorfaktor
yang mempercepat dan
akumulasi b. Terlihat rileks, dapat istirahat, tanda-tanda rasa nyeri
cairan/proses inflamasi tidur dan berpartisipasi dalam non verbal
,distrus sendi aktivitas sesuai b. Beri matras/kasur
kemampuan. keras, bantal kecil.
Tinggikan tempat tidur
c.Mengikutiprogram terapi sesuai kebutuhan
d.Menggunakan keterampilan saat klien
beristirahat/tidur.
relaksasi dan aktivitas hiburan ke
c. Bantu klien
dalam program
mengambil posisi yang
kontrol nyeri. nyaman pada waktu
tidur atau duduk di
kursi.
Tingkatan istirahat di
tempat tidur sesuai
indikasi.

d. Pantau penggunaan
bantal.

e. Dorong klien untuk


sering mengubah posisi.

f. Bantu klien untuk


mandi hangat pada
waktu bangun tidur.

g. Bantu klien untuk


mengompres hangat
pada sendi-sendi yang
sakit beberapa kali
sehari.
2 Hambatan Mobilitas Setelah diberikan asuhankeperawatan a.monitoring vital
Fisik berhubungan selama 3x24 jam,diharapkanhambatan signsebelm/sesudah
mobilisasifisik dapat diatasi dengan latihan dan lihatrespon
dengan deformitas
kriteria pasien saat latihan
skeletal, b.Kaji kemampuan
nyeri,ketidaknyamanan, pasien dalammobilisasi
penurunan kekuatan Klien meningkat dalamaktivitas fisik
otot  Mengerti tujuan
dari peningkatan mobilitas b.Latih pasien dalam
pemenuhankebutuhan
 Memverbalisasikan perasaan ADLs secara
dalammeningkatkan mandirisesuai
kekuatandan kemampuan
kemampuan berpindah
c.Dampingi dan Bantu
 Memperagakan penggunaan alat pasien saatmobilisasi
Bantuuntuk mobilisasi dan bantu
penuhikebutuhan ADLs
ps.

d.Berikan alat Bantu jika


klienmemerlukan

e.Bantu klien melakukan


latihanROM

f.Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan jika

Anda mungkin juga menyukai