Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmad-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas besar mata kuliah Rekayasa Gempa
(TSI402-TSI71W) dengan baik dan tepat pada waktu. Tugas besar yang berjudul
“Desain Struktur Kantor 32 Lantai”.
Tugas ini dibuat untuk menyelesaikan mata kuliah “Rekayasa Gempa
(TSI402-TSI71W)” yang wajib bagi mahasiswa program studi Teknik Sipil
Universitas Bakrie. Selama pengerjaan laporan ini, penulis sering kali menemukan
kesulitan tetapi itu semua dapat teratasi dengan adanya bantuan, motivasi, doa dan
saran dari Dosen maupun Mahasiswa.
Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan. Penulis berharap laporan ini sesuai
dengan harapan dari tim penilai dan berguna bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa laporan Perencanaan Rekayasa Gempa (TSI402-
TSI71W) dengan judul laporan “Desain Struktur Kantor 32 Lantai” masih banyak
kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
untuk menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap apa yang telah dituliskan
dalam Laporan Kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.
Hizkia Christian
M. Yoan Miro Zola
ii
iv
DAFTAR ISI
iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.4. Floor Plan
iv
Pada bagian deskripsi diterangkan mengenai data-data proyek
(Peruntukan bangunan, lokasi, tinggi bangunan, jumlah lantai,
luas) dan juga gambar denah lokasi.
BAB II : Deskripsi Sistem Struktur
Dalam bab ini penulis membahas tentang sistem penahan
gravitasi.
BAB III : Kriteria Analisis dan Desain Struktur
Dalam bab ini penulis menguraikan standar dan peraturan yang
digunakan, kriteria material, kriteria pembebanan (terdiri dari
beban gravitasi), metodologi pemodelan, metodologi analisis
(proses dari analisis statik dan dinamik).
BAB IV : Modelisasi Bangunan
Dalam bab ini menguraikan permodelan gedung memperlihatkan
3D Model gedung dan denah tipikal.
BAB V : Hasil Analisis
Dalam bab ini menguraikan karakteristik dinamik gedung
(pemeriksaan model partisipasi massa, pemeriksaan pola ragam
getar), penerapan beban gempa dan pemeriksaan beban minimal
gempa yang harus diterapkan, simpangan antar lantai, raiylegh,
dan perencanaan penulangan.
iv
BAB II
DESKRIPSI SISTEM STRUKTUR
5
Beban – beban tersebut harus ditampung oleh pelat lantai diteruskan pada balok
lalu menuju ke kolom dan akhirnya sampai ke pondasi.
Elemen pada bangunan yang dapat menahan gaya gravitasi/gaya vertikal yang
berasal dari beban mati dan beban hidup tersebut diantaranya adalah elemen-elemen
utama struktur yang berupa kolom, balok dan pelat. Berikut ini penjelasan lebih lanjut
mengenali kolom, balok dan pelat:
Balok
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan dirancang
untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom
penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebag pengikat kolom-kolom agar
apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu
mempertahankan bentuk dan posisinya semula.
Kolom
Kolom merupakan bagian terpenting dari sebuah bangunan yang merupakan
penghubung antar dinding yang juga berfungsi sebagai pengaku dan penerus
beban baik dari dinding maupun dari bangunan atas atau atap ke pondasi lalu ke
tanah keras
Pelat
Pelat merupakan elemen bidang tipis yang menahan beban-beban melalui aksi
lentur ke masing masing tumpuan. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang
bertumpu pada kolom bangunan.
6
BAB III
KRITERIA ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR
Spesifikasi Material
Beton
Tulangan Baja
3.3. Pembebanan
7
Berat Sendiri (Dead Load)
Berat sendiri adalah berat yang diakibatkan dari struktur itu sendiri.
Beban hidup (live load) adalah beban hidup yang bekerja pada struktur kantor dan
sifatnya tidak konstan. Beban hidup diasumsikan sebagai besar beban tambahan
rata-rata yang diterima struktur akibat adanya beban dari luar selain beban sendiri
dari struktur yang bersangkutan. Beban hidup meliputi beban kendaraan pada
tempat parkir kantor dan beban manusia pada kantor.
SIDL adalah beban-beban tambahan yang selalu berada pada struktur yang ikut
memberikan tambahan beban pada seluruh struktur. SIDL tergolong beban mati.
SIDL meliputi beban berat keramik, plafon, lampu, instalasi listrik, dan sebagainya.
Jenis Pembebanan
SIDL Lantai 171 Kg/m2
SIDL Atap 100 Kg/m2
SIDL Water Tank 4.8 kN/m2
SIDL Genset 4.8 kN/m2
8
3.3.2. Beban Gempa
Terdapat 2 cara yang digunakan untuk merencanakan beban gempa ke
dalam bangunan. Cara pertama adalah motode modal respons spektrum yaitu
perhitungan secara dinamik dan cara kedua adalah metode static equivalen.
Kategori Resiko
Kategori resiko untuk struktur bangunan gedung dan non gedung yang
sesuai dengan pasal 4.1.2. didalam SNI 1726:2013, sementara pengaruh
gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan faktor keutamaan
gempa Ie (nilai Ie dapat dilihat tabel 3.3.)
9
Tabel 3. 3. Faktor Keutamaan Gempa
Kategori Risiko
Nilai 𝑆𝐷𝑆
I atau II atau III IV
𝑆𝐷𝑆 < 0.167 A A
0.167 ≤ 𝑆𝐷𝑆 ≤ 0.33 B C
0.33 ≤ 𝑆𝐷𝑆 ≤ 0.50 C D
0.50 ≤ 𝑆𝐷𝑆 D D
Sumber : SNI 1726:2012 Tabel 6 halaman 24
Kategori Risiko
Nilai 𝑆𝐷1
I atau II atau III IV
𝑆𝐷1 < 0.167 A A
0.067 ≤ 𝑆𝐷1 ≤ 0.133 B C
0.133 ≤ 𝑆𝐷1 ≤ 0.2 C D
0.20 ≤ 𝑆𝐷1 D D
Sumber : SNI 1726:2012 Tabel 7 halaman 25
10
Langkah-langkah mendesain respons spektrum:
1. Menentukan Kategori Pemanfaatan (Occupancy Category)
Bangunan Berdasarkan tabel untuk jenis pemanfaatan bangunan.
Untuk gedung Apartemen adalah kategori risiko II.
2. Menentukan Faktor Keutamaan (Importance Factors) Bangunan
Berdasarkan tabel 3.5 untuk occupancy category II maka diperoleh
faktor keutamaan gempa, Ie = 1.
3. Menentukan nilai Spektral Percepatan (Spectral Response) pada
0,20 detik-Ss dan Spektral Percepatan (Spectral Response) pada
1,00 detik -S1 dari Peta Zonasi Gempa. Berdasarkan peta zonasi
gempa untuk kota Jakarta, didapat:
Ss = 0.674g
S1 = 0,296g
4. Menentukan Klasifikasi Situs (Site Classification) Berdasarkan SNI
1726-2012 Pasal 5.3.2 ditetapkanlah tipe kelas situs E (tanah lunak).
5. Menentukan Koefisien Situs (Site Coefficient), Fa dan Fv
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.3 hal.22 dengan Ss = 0.674
untuk site class E didapatkanlah besar koefisien situs, Fa = 0.9
Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.3 hal.22 dengan S1 = 0,296
untuk site class D didapatkanlah besar koefisien situs, Fv = 2.8
6. Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.3 hal.23, menentukan
Maximum Considered Earthquake (MCE) Spectral Respons
Acceleration pada perioda 0,20 detik, 𝑆𝐷𝑆
SMS = Fa.Ss = 0.9 x 1.524 = 1.372
SDS = 2/3 SMS= 2/3 x 1.372 = 0.6075
7. Menentukan Maximum Considered Earthquake (MCE) Spectral
Respons Acceleration pada perioda 1,0 detik, 𝑆𝐷1
SM1 = Fv.S1= 2.8 x 0,2959 = 0,8296
SD1 = 2/3 SM1 = 2/3 x 0.8286 = 0,5524
8. Berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal 6.5 hal.24-35 Tabel 6 & 7,
menentukan Kategori Desain Seismik-KDS (Seismic Design
Category-SDC). Pada site class E dengan 𝑆𝐷𝑆 = 0,6075g dan 𝑆𝐷1 =
11
0,5524g diperoleh Kategori Desain Seismic-KDS (Seismic Design
Category-SDC) adalah D (resiko gempa tinggi / high seismic risk).
9. Menentukan Spektrum Respons Desain (Design Response
Spectrum)
To = 0,20 SD1/SDS = 0,067 detik
Ts = SD1/SDS = 0,335 detik
12
𝐸 = 𝐸ℎ + 𝐸𝑣
𝐸 = 𝐸ℎ − 𝐸𝑣
13
3.5. Tahapan Permodelan
a. Permodelan Grid Data
b. Material Properties
Untuk Balok dan Pelat menggunakan beton fc’ 25 Mpa
14
c. Frame Section
15
Untuk Kolom Persegi Panjang mengunakan ukuran 1000x600.
d. Wall/Slab/Deck Section
Untuk pelat/slab Menggunakan ukuran 150 mm untuk semua lantai
16
Gambar 3. 9. Wall/Slab/Deck Section Shear Wall
f. Load Combination
Terdapat 19 combo pembebanan
17
g. Property Modifier
18
Gambar 3. 15. Property Modifier Shear Wall
h. Pembebanan
19
Gambar 3. 19. Respons Spektrum
20
Gambar 3. 21. Respons Gempa Arah Y
21
3.6. Metodologi Analisis
Metode analisis untuk beban gempa dapat dilakukan dengan analisis statik
maupun analisis dinamik.
1. Analisis Statik
Analisis statik ekivalen merupakan salah satu metode menganalisis
struktur gedung terhadap pembebanan gempa dengan menggunakan beban
gempa nominal statik ekivalen. Menurut standar perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 1726:2012. Analisis statik
ekivalen cukup dapat dilakukan pada gedung yang memiliki struktur
beraturan. Ketentukan-ketentuan struktur gedung beraturan disebutkan
dalam pasal 4.2.1. dari SNI -1726 – 2012.Apabila gedung memiliki struktur
yang tidak beraturan maka selain dilakukan analisis statik ekivalen juga
diperlukan analisis lebih lanjut, yaitu analisis respon dinamik.
2. Analisis Dinamik
Analisis dinamis digunakan untuur gempa perancangan struktur
tahan gempa dilakukan jika diperlukan evaluasi yang lebih struktur dari
gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur dengan bentuk atau
konfigurasi yang tidak teratur. Analisis dinamis dapat dilakukan dengan
cara elastis maupun inelastis. Pada cara elastis dibedakan analisis ragam
percaoatan gempa dan analisis ragam spektrum respons. (Response
Spectrum Modal Analysis), dimana pada cara ini respon maksimum dari
ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum Respons Rencana (Design
Spectra). Sedangkan pada analisis dinamis elastis digunakan untuk
mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat
dengan cara integrasi langsung (Direct Integration Method).
3. Analisis Getaran
Analisis getaran bebas yang dilakukan adalah eigen analysis. Tahap
ini dilakukan untuk mendapatkan karakteristik dinamik struktur seperti pola
getar, frekuensi alami, dan rasio partisipasi massa. Pola getar dan rasio
partisipasi massa dari gedung harus memenuhi persyaratan desain pada
daerah rawan gempa, yaitu dominan translasi pada dua pola getar pertama.
22
Rasio partisipasi massa juga harus lebih dari 90% untuk derajat kebebasan
Ux, Uy dan Rz. Data ini kemudian digunakan untuk melakukan analisis
gempa baik dinamik maupun statik.
23
BAB IV
MODELISASI BANGUNAN
24
Gambar 4. 2. Gambar Tampak Samping
25
Gambar 4. 4. Gambar Floor Plan
26
BAB IV
MODELISASI BANGUNAN
27
Gambar 4. 6. Gambar Tampak Samping
28
Gambar 4. 8. Gambar Floor Plan
29
BAB V
HASIL ANALISIS
30
Gambar 5. 2. Mode 2 (dominan translasi di arah X)
1. 𝑇 = 𝐶𝑡 . ℎ𝑛 𝑥
𝑇 = 0.0466. 1200.9
𝑇 = 3.46 Detik (Minimum)
Keterangan:
hn = ketinggian struktur (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur;
𝐶𝑡 dan x ditentukan dari tabel 15 SNI 1726:2012 hal. 56
31
2. 𝑇 = 𝑇𝑎 . 𝐶𝑢
𝑇 = 3.46 𝑥 1.4
𝑇 = 4.85 Detik (Maksimum)
Keterangan:
𝐶𝑢 = Koefisien pendekatan sesuai tabel 14 SNI 1726:2012 hal. 56
𝑆𝐷𝑆
𝐶𝑠 =
𝑅
𝐼𝑒
0.607
𝐶𝑠 =
8
1
𝐶𝑠 = 0.076
Keterangan:
Nilai Cs maksimum:
32
𝑠𝐷1
𝐶𝑠 =
𝑅
𝑇(𝐼 )
𝑒
0.552
𝐶𝑠 =
8
3.46(1)
𝐶𝑠 = 0.02
Nilai Cs minimum:
𝐶𝑠 = 0.044𝑆𝐷𝑆. 𝐼𝑒 ≥ 0.01
𝐶𝑠 = 0.044𝑆𝐷𝑆 𝑥 1 ≥ 0.01
𝐶𝑠 = 0.027 ≥ 0.01
Keterangan:
𝐶𝐷1 = Parameter percepatan spectrum respons desain pada perioda sebesar 1,0
detik; T = Perioda fundamental struktur (detik); S1 = Parameter percepatan
spectrum respons maksimum yang dipetakan
Geser dasar seismic, V, dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
dengan persamaan berikut:
V = Cs.W
V = 0.027 x 57153.23202 kN
V = 1526.448521 kN
Keterangan:
𝐶𝑠 = Koefisien respons seismic; W= Berat seismik efektif menurut 7.7.2.
Menurut SNI 1726:2012 menyatakan bahwa gaya gempa lateral (Fx) (kN)
yang timbul di semua tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut:
𝐹𝑥 = 𝐶𝑣𝑥 . 𝑉
33
𝑊𝑥.𝐻𝑥 𝑘
𝐶𝑣𝑥 = ∑𝑛 𝑘
𝑖=1 𝑤𝑖.ℎ𝑖
Keterangan:
𝐶𝑣𝑥 = Faktor distribusi vertikal; V = Gaya lateral desain total atau geser didasar
struktur, dinyatakan dalam kilonewton (kN); widanwx = Bagian berat seismik
efektif total struktur (W) yang ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x;
hidanhx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam meter (m); k
= Eksponen yang terkait dalam perioda sebesar 0.5 detik atau kurang, k = 1, untuk
struktur yang mempunyai perioda sebesar 2.5 detik atau lebih, k = 2, untuk struktur
yang mempunyai perioda 0.5 dan 2.5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan
dengan interpolasi linier antara 1 dan 2.
𝑉𝑥 = ∑𝑛𝑖=𝑥 𝐹𝑖 ………………………………………………………………......(39)
Keterangan:
Fi = bagian dari geser dasar seismik (V) yang timbul di tingkat i dalam satuan (kN)
34
Tabel 5. 2. Perhitungan Distribusi Vertikal Gaya Gempa (a)
Tinggi lantai
Tinggi Massa Lantai Berat lantai
Lantai Level kumulatif (hi)
Lantai (m) (Mi) (KGf) (Wi) (KN)
(m)
STORY 32 32 4.5 130.5 435026.5372 42676.1033
STORY 31 31 4.5 130.5 498968.4243 48948.80242
STORY 30 30 4.5 130.5 498968.4243 48948.80242
STORY 29 29 4.5 126 498968.4243 48948.80242
STORY 28 28 4.5 121.5 498968.4243 48948.80242
STORY 27 27 4.5 117 498968.4243 48948.80242
STORY 26 26 4.5 112.5 498968.4243 48948.80242
STORY 25 25 4.5 108 498968.4243 48948.80242
STORY 24 24 4.5 103.5 498968.4243 48948.80242
STORY 23 23 4.5 99 498968.4243 48948.80242
STORY 22 22 4.5 94.5 498968.4243 48948.80242
STORY 21 21 4.5 90 498968.4243 48948.80242
STORY 20 20 4.5 85.5 498968.4243 48948.80242
STORY 19 19 4.5 81 498968.4243 48948.80242
STORY 18 18 4.5 76.5 498968.4243 48948.80242
STORY 17 17 4.5 72 498968.4243 48948.80242
STORY 16 16 4.5 67.5 498968.4243 48948.80242
STORY 15 15 4.5 63 498968.4243 48948.80242
STORY 14 14 4.5 58.5 498968.4243 48948.80242
STORY 13 13 4.5 54 498968.4243 48948.80242
STORY 12 12 4.5 49.5 498968.4243 48948.80242
STORY 11 11 4.5 45 498968.4243 48948.80242
STORY 10 10 4.5 40.5 498968.4243 48948.80242
STORY 9 9 4.5 36 498968.4243 48948.80242
STORY 8 8 4.5 31.5 498968.4243 48948.80242
STORY 7 7 4.5 27 498968.4243 48948.80242
STORY 6 6 4.5 22.5 498968.4243 48948.80242
STORY 5 5 4.5 18 498968.4243 48948.80242
STORY 4 4 4.5 13.5 498968.4243 48948.80242
STORY 3 3 4.5 9 498968.4243 48948.80242
STORY 2 2 4.5 4.5 498968.4243 48948.80242
293692.8145
35
Tabel 5. 3. Perhitungan Distribusi Vertikal Gaya Gempa (b)
Saat perhitungan equivalent lateral force sudah dibuat, maka nilai yang diambil
untuk mendapatkan scale factor :
Seismic Base Shear arah x
Equivalen Lateral Force (static), Velf = 22283.9423 kN
36
0.85 x Velf = 18941.3561 kN
Dynamic Base Shear (Dynamic), VCQC = 38883.2 kN
Scale Factor, = 0.4871
Seismic Base Shear arah y
Equivalen Lateral Force (static), Velf = 22283.9423 kN
0.85 x Velf = 18941.3561 kN
Dynamic Base Shear (Dynamic), VCQC = 32726.78 kN
Scale Factor, = 0.5787
37
URSXECC
STORY2-20 Bottom 0 21988.6 1371.72 371383 39416.72 656449.7
MAX
URSXECC
STORY2-19 Bottom 0 23183.78 1464.24 391407.4 45982.38 757733.1
MAX
URSXECC
STORY2-18 Bottom 0 24293.11 1551.54 410009.1 52934.34 863353.4
MAX
URSXECC
STORY2-17 Bottom 0 25334.56 1633.76 427511.9 60248.8 972919.2
MAX
URSXECC
STORY2-16 Bottom 0 26324.1 1710.99 444206.3 67902.5 1086106
MAX
URSXECC
STORY2-15 Bottom 0 27273.64 1783.31 460318.7 75872.71 1202653
MAX
URSXECC
STORY2-14 Bottom 0 28191.63 1850.8 476015.4 84137.18 1322355
MAX
URSXECC
STORY2-13 Bottom 0 29085.53 1913.5 491438.1 92674.09 1445055
MAX
URSXECC
STORY2-12 Bottom 0 29963.74 1971.45 506729 101462 1570636
MAX
URSXECC
STORY2-11 Bottom 0 30835.03 2024.64 522019.1 110479.7 1699027
MAX
URSXECC
STORY2-10 Bottom 0 31705.74 2073.08 537386.5 119706.6 1830193
MAX
URSXECC
STORY2-9 Bottom 0 32576.71 2116.76 552812.9 129121.9 1964132
MAX
URSXECC
STORY2-8 Bottom 0 33442.54 2155.68 568172.8 138705.4 2100866
MAX
URSXECC
STORY2-7 Bottom 0 34293.85 2189.83 583270.2 148437.1 2240419
MAX
URSXECC
STORY2-6 Bottom 0 35120.91 2219.24 597900.9 158297.4 2382808
MAX
URSXECC
STORY2-5 Bottom 0 35915.64 2243.95 611882.5 168266.9 2528032
MAX
URSXECC
STORY2-4 Bottom 0 36669.96 2264.05 625035.9 178327 2676065
MAX
URSXECC
STORY2-3 Bottom 0 37370.99 2279.7 637120.9 188459.7 2826853
MAX
URSXECC
STORY2-2 Bottom 0 37996.26 2291.13 647768 198648 2980296
MAX
URSXECC
STORY2-1 Bottom 0 38512.98 2298.69 656465.9 208876.3 3136231
MAX
URSXECC
STORY2 Bottom 0 38883.2 2302.86 662642 219130.9 3294414
MAX
URSXECC
STORY1 Bottom 0 39073.93 2304.39 665802.3 229400.8 3454497
MAX
38
Tabel 5. 5. Story Shear Arah Y
39
URSYECC
STORY2-8 Bottom 0 2040.72 27472.54 1630721 1694286 126946.5
MAX
URSYECC
STORY2-7 Bottom 0 2087.66 28382.3 1686046 1799319 135933.8
MAX
URSYECC
STORY2-6 Bottom 0 2131.53 29270.38 1740237 1907518 145087.7
MAX
URSYECC
STORY2-5 Bottom 0 2171.8 30113.75 1791591 2019015 154397.9
MAX
URSYECC
STORY2-4 Bottom 0 2207.85 30885.32 1838228 2133863 163853.2
MAX
URSYECC
STORY2-3 Bottom 0 2239.05 31555.8 1878293 2252020 173440.4
MAX
URSYECC
STORY2-2 Bottom 0 2264.8 32097.58 1910221 2373338 183144.6
MAX
URSYECC
STORY2-1 Bottom 0 2284.53 32490.18 1933038 2497561 192949
MAX
URSYECC
STORY2 Bottom 0 2297.81 32726.78 1946642 2624348 202834.6
MAX
URSYECC
STORY1 Bottom 0 2304.38 32821.39 1952080 2753305 212780.7
MAX
40
Tabel 5. 5. Story Drift Arah X
41
STORY2-27 URSYECC 0.000672 5.5 0.003696 0.02 OK
STORY2-26 URSYECC 0.000692 5.5 0.003806 0.02 OK
STORY2-25 URSYECC 0.000709 5.5 0.0038995 0.02 OK
STORY2-24 URSYECC 0.000724 5.5 0.003982 0.02 OK
STORY2-23 URSYECC 0.000737 5.5 0.0040535 0.02 OK
STORY2-22 URSYECC 0.000746 5.5 0.004103 0.02 OK
STORY2-21 URSYECC 0.000753 5.5 0.0041415 0.02 OK
STORY2-20 URSYECC 0.000757 5.5 0.0041635 0.02 OK
STORY2-19 URSYECC 0.000758 5.5 0.004169 0.02 OK
STORY2-18 URSYECC 0.000757 5.5 0.0041635 0.02 OK
STORY2-17 URSYECC 0.000754 5.5 0.004147 0.02 OK
STORY2-16 URSYECC 0.000749 5.5 0.0041195 0.02 OK
STORY2-15 URSYECC 0.000742 5.5 0.004081 0.02 OK
STORY2-14 URSYECC 0.000733 5.5 0.0040315 0.02 OK
STORY2-13 URSYECC 0.000723 5.5 0.0039765 0.02 OK
STORY2-12 URSYECC 0.000712 5.5 0.003916 0.02 OK
STORY2-11 URSYECC 0.0007 5.5 0.00385 0.02 OK
STORY2-10 URSYECC 0.000686 5.5 0.003773 0.02 OK
STORY2-9 URSYECC 0.000671 5.5 0.0036905 0.02 OK
STORY2-8 URSYECC 0.000654 5.5 0.003597 0.02 OK
STORY2-7 URSYECC 0.000636 5.5 0.003498 0.02 OK
STORY2-6 URSYECC 0.000614 5.5 0.003377 0.02 OK
STORY2-5 URSYECC 0.00059 5.5 0.003245 0.02 OK
STORY2-4 URSYECC 0.000561 5.5 0.0030855 0.02 OK
STORY2-3 URSYECC 0.000526 5.5 0.002893 0.02 OK
STORY2-2 URSYECC 0.000482 5.5 0.002651 0.02 OK
STORY2-1 URSYECC 0.000423 5.5 0.0023265 0.02 OK
STORY2 URSYECC 0.000339 5.5 0.0018645 0.02 OK
STORY1 URSYECC 0.000203 5.5 0.0011165 0.02 OK
5.2.6 Penulangan
1. Balok
Desain Tulangan Utama Balok
42
1192 1192 1192
43
0.51 0.43 0.32
44
Desain Tulangan Torsi
Detail dari luas tulangan torsi pada balok yang ditinjau pada Gambar
5.6. ditunjukkan sebagai berikut.
45
Perbandingan lebar dan tinggi minimal 0,3
b = 450 mm, h = 600 mm, b/ h = 450/ 600
Jadi 0,5 > 0,3 →OK.
√𝑓𝑐′ √30
Asmin = x b x d = 4𝑥400 x 450 x 741 = 1095,9 mm2
4𝑓𝑦
1,4 1,4
Asmin = 4𝑓𝑦 x b x d = 4𝑥400 x 450 x 741 = 259,35 mm2
46
Pmax = 0,75 x Pb = 0,75 x 0,0379 = 0,0284
47
Tabel 5. 4. Rekapitulasi Detail Penulangan Balok
2. Kolom
Perhitungan tulangan longitudinal kolom :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐴𝑠𝑙) = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑥 𝑅𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐴𝑠𝑙) = (700 𝑥 700) 𝑥 1%
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝐴𝑠𝑙) = 4900 𝑚𝑚²
Jadi menggunakan 10 tulangan berdiameter 25 mm (10D25)
Perhitungan tulangan sengkang kolom berdasarkan SNI 2847-2013:
Berdasarkan pasal 21.6.4.3 spasi tulangan tidak boleh melebihi yang terkecil dari:
a. Seperempat dimensi komponen struktur minimum
b. Enam kali diameter batang tulangan longitudinal yang terkecil, dan
c. So didefinisikan melalui persamaan 4, so tidak boleh melebihi 150 mm dan
tidak perlu diambil kurang dari 100 mm
350 − ℎ𝑥
𝑆𝑜 = 100 +
3
𝑠. 𝑏𝑐. 𝑓 ′ 𝑐 𝐴𝑔
𝐴𝑠ℎ = 0.3 [( ) − 1]
𝑓𝑦𝑡 𝐴𝑐ℎ
𝑠. 𝑏𝑐. 𝑓′𝑐
𝐴𝑠ℎ = 0.09
𝑓𝑦𝑡
48
Perhitungan Ash harus ditinjau dua kali, yaitu terhadap sb x dan terhadap sb y
kolom. Perhitungan dari peninjaun terhadap lebar kolom :
100.620.45 700𝑥700
𝐴𝑠ℎ = 0.3 [(620𝑥620) − 1] = 574.839 mm2
400
100.620.45
𝐴𝑠ℎ = 0.09 = 627.75 mm2
400
Jadi Ash yang digunakan untuk sb x adalah Ash bernilai 627.75 mm2 yang
digunakan sebagai desain tulangan sengkang dan ties.
362.42 362.42
𝑁= = = 1.8 ≈ 2 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝐷16 201.062
100.620.45 700𝑥700
𝐴𝑠ℎ = 0.3 [(620𝑥620) − 1] = 574.84 mm2
400
100.620.45
𝐴𝑠ℎ = 0.09 = 627.75 mm2
400
Jadi Ash yang digunakan untuk sb x adalah Ash bernilai 627.75 mm2 yang
digunakan sebagai desain tulangan sengkang dan ties.
49
627.75 = (2𝑥𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷13) + 𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑡𝑖𝑒𝑠 = 627.75 − 265.33
𝑡𝑖𝑒𝑠 = 362.42 mm2
3. Pelat
Perhitungan tulangan pada pelat menggunaan PBI 1997 N.I.-2 :
Tabel 5. 6. Hasil perhitungan tulangan pelat
DL 1.68 kN/m2
SW 3.60 kN/m2
LL 3.92 kN/m2
q 11.82 kN/m2
50
LOC C Mu Rn Rasio Rasio As Amin REBAR Jarak Jarak Jarak
&
Nmm/'m Mpa Perlu Min Mm2 mm2 D mm mm Min Digunakan
DIR
Mid- 36 3830995 0.33 0.00084 0.0018 270.00 270.00
D 10 290.74 450 200
x
Desain pelat ini menggunakan pembebanan yaitu beban live load sebesar 3.92
kN/m2, beban self weigh sebesar 3.6 kN/m2, dan beban dead load sebesar 0.43. Tebal
selimut beton yang digunakan ada 25 mm dengan bentang arah x 5.354 meter dan
bentang y 3.750 meter. Support didapatkan dari PBI pasal 13.3. Fy adalah 400 Mpa.
D adalah diameter tulangan yang digunakan.
51
Karena dalam pemodelan, pelat dimodelkan terjepit pada semua sisinya maka,
pelat termasuk kedalam tipe II, maka nilai support pada tabel akan mengikuti nilai dari
tipe pelat tersebut. Nilai lx dibagi dengan ly adalah 1.4. Nilai koefisien diambil
berdasarkan nilai tipe dan nilai lx dibagi dengan ly.
𝑀𝑛
𝑅𝑛 =
0.8 𝑥 1000 𝑥 (𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/2)
0.85 𝑓 ′ 𝑐 2𝑥𝑅𝑛
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 = (1 − √1 − )
𝑓𝑦 0.85𝑥𝑓 ′ 𝑐
0.0018 𝑥 400
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 =
𝑓𝑦
*Jika rasio lebih kecil dari pada rasio minimum maka rasio minimum yang
digunakan dalam perhitungan selanjutnya
Jarak yang digunakan adalah jarak yang kurang dari jarak minimum, jika
jarak lebih besar dari jarak minimum maka jarak minimum digunakan. Jadi
kesimpulan dari desain pelat tersebut adalah :
52
Arti dari desain tersebut adalah bahwa sb - x adalah tulangan memanjang
dengan tulangan D10 – 200 pada bagian tengah dan tulangan D10 – 200 pada
bagian samping. Sementara untuk sb – y sebagai tulangan pembagi dengan tulangan
D10 – 200 pada bagian tengah dan tulangan D10 – 200 pada bagian samping.
Tulangan memanjang di tentukan dari panjang bentang yang terbesar, sementara
untuk tulangan pembagi diambil dari panjang bentang terkecil. Dalam pemasangan
di lapangan, tulangan memanjang ada di urutan paling atas dan tulangan pembagi
ada di bagian bawahnya.
53
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Budiono dan Lucky Supriatna, 2011. Studi komparasi desain bangunan
tahan gempa. Bandung: ITB.
54
LAMPIRAN 1
55