Anda di halaman 1dari 32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian metode kuantitatif

menggunakan desain penelitian korelasional. Penelitian korelasional

menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori

yang ada. Penelitian korelasional bertujuan menghubungkan korelatif antar

variabel (Nursalam, 2014). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

sectional yaitu melakukan penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau

observasi data variable dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

perilaku kesiapsiagaan bencana banjir di masyarakat Desa Sriharjo Imogiri

Bantul Yogyakarta.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini menggunakan

masyarakat Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta yang terdiri dari

2.596 KK dari 12 dusun.


2. Sampel dan teknik sampling

Sampel adalah bagian populasi yang dapat digunakan sebagai

subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sampling

merupakan proses menyeleksi jumlah dari populasi untuk dapat mewakili

populasi itu sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa

Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel

menggunakan simple random sampling. Simple random sampling

merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana dengan cara setiap

elemen diseleksi secara acak (Nursalam, 2014). Teknik pengambilan

sampel penelitian dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin

yaitu (Nursalam, 2016) :

𝑁
n=
1 + N(d)²

Keterangan :

n: Jumlah sampel

N: Besar Populasi

d²: Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (10%)

Angka populasi dimasukan dalam rumus besar populasi yaitu :

𝑁
n = 1+N(d)²

2596
n = 1+2596(0,1)²
2596
n = 26,96

n = 97,2 dibulatkan menjadi 97 KK.

Untuk mengantisipasi dropout maka pada peneliti juga

menambahkan rumus antisipasi dropout dengan ditambahkan 10% pada

penelitian dengan rumus (Dahlan, 2010):

𝑛
𝑛t =
1−f

Keterangan :

𝑛t : antisipasi dropout

n : besar sampel yang dihitung

f : perkiraan proporsi dropout 10% (0,1)


𝑛 97
𝑛t = 1−f = 1−10% = 107.7 dibulatkan menjadi 108 KK.

Kemudian peneliti membagi jumlah tersebut sesuai dengan

proporsi setiap dusun, maka di dapat hasil sebagai berikut :


193
Dusun Mojohuro = 2596 × 108 = 8.02 dibulatkan menjadi 8 KK

256
Dusun Sompok = 2596 × 108 = 10.65 dibulatkan menjadi 11 KK

99
Dusun Miri = 2596 × 108 = 4.11 dibulatkan menjadi 4 KK

203
Dusun Pengkol = 2596 × 108 = 8.44 dibulatkan menjadi 8 KK

183
Dusun Ketos = 2596 × 108 = 7.61 dibulatkan menjadi 8 KK

152
Dusun Dogongan = 2596 × 108 = 6.32 dibulatkan menjadi 6 KK
185
Dusun Pelemadu 2596 × 108 = 7.69 dibulatkan menjadi 8 KK

174
Dusun Gondosuli = 2596 × 108 = 7.23 dibulatkan menjadi 7 KK

143
Dusun Trukan = 2596 × 108 =5.94 dibulatkan menjadi 6 KK

397
Dusun Ngerancah = 2596 × 108= 16.51 dibulatkan menjadi 17 KK

299
Dusun Wunut =2596 × 108 = 12.43 dibulatkan menjadi 12 KK

312
Dusun Sungapan = 2596 × 108 = 12.97 dibulatkan menjadi 13 KK

Jumlah besar sampel yang diperlukan peneliti adalah 108 KK dari 2.596

KK yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1. Masyarakat Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta.

2. Masyarakat yang mempunyai pengalaman melakukan

kesiapsiagaan terhadap bencana banjir.

3. Masyarakat bersedia menjadi responden peneliti.

b. Kriteria Eksklusi

1. Masyarakat tidak lengkap pada pengisian kuisioner.

2. Masyarakat yang tidak bersedia menjadi responden.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Sriharjo Imogiri Bantul

Yogyakarta.
2. Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2019.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2016).

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variabel independen yaitu

tingkat pengetahuan sedangkan variabel dependen yaitu sikap kesiapsiagaan

bencana banjir.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik yang

dapat diamati (diukur) untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang dapat diulangi lagi oleh orang

lain (Nurasalam, 2014).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur

Tingkat Pemahaman Kuisioner Baik >75% Ordinal


pengetahuan yang dimiliki Cukup 56-
bencana banjir oleh 74%
masyarakat Kurang
tentang <55%
bencana banjir
Sikap Perasaan Kuisioner Baik >75% Ordinal
kesiapsiagaan untuk Cukup 56-
bencana banjir bertindak yang 74%
dimiliki oleh Kurang
masyarakat <55%
untuk
mengantisipasi
terjadinya
korban jiwa
dengan
melakukan
cara yang
tepat

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini

adalah kuisioner, yaitu :

1. Identitas responden

Data berisi identitas responden meliputi nama, usia, jenis kelamin,

alamat, pendidikan, dan pekerjaan.

2. Instrumen yang mengukur tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

bencana banjir dengan skala ordinal. Kuisioner yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan jenis kuisioner skala guttman dengan pilihan

jawaban “Benar” dan “Salah”. Untuk jawaban Benar diberi skor 1

sedangkan Salah diberi skor 0 yang akan dibagi menjadi favourable dan

unfavourable (Sugiyono, 2016).


Tabel 3.2 Favourable Scoring dan Unfavourable Scoring

No Komponen Favourable Unfavourable


Scoring Scoring
1. Benar 1 0
2. Salah 0 1
Pengukuran kuisioner tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

bencana banjir ini menggunakan skala ordinal yang dibedakan menjadi 3

kategori (Arikunto, 2013):

a. Baik, jika skor > 75%

b. Cukup, jika skor 56-75%

c. Kurang, jika skor <56%

3. Instrumen yang mengukur sikap kesiapsiagaan terhadap bencana banjir

dengan skala ordinal. Kuisioner yang digunakan pada penelitian ini

menggunakan jenis kuisioner skala likert dengan pilihan jawaban Sangat

Setuju (SS) diberikan skor 4, Setuju (S) diberikan skor 3, Tidak Setuju (TS)

diberikan skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberikan skor 1

(Nursalam, 2014).

Tabel 3.3 Favourable Scoring dan Unfavourable Scoring

No Komponen Favourable Unfavourable


Scoring Scoring

1. Sangat Setuju 4 1
2. Setuju 3 2
3. Tidak Setuju 2 3
4. Sangat Tidak Setuju 1 4
Pengukuran kuisioner tingkat pengetahuan masyarakat terhadap

bencana banjir ini menggunakan skala ordinal yang dibedakan menjadi 3

kategori (Arikunto, 2013) :

a. Baik, jika skor > 75%

b. Cukup, jika skor 56-75%

c. Kurang, jika skor <56%

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan

No Pernyataan No Pernyataan
No Komponen Total
Favourable Unfavourable
Pengertian
1. 1 2 2
bencana banjir
Penyebab
2. 3, 4 0 2
bencana banjir
3. Jenis banjir 5 0 1
4. Dampak banjir 7 6 2
Komponen
7. 8 0 1
kesiapsiagaan
Faktor yang
8. mempengaruhi 9 0 1
kesiapsiagaan
Upaya
6. kesiapsiagaan 10 0 1
banjir
Jumlah 10
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Sikap

No Pernyataan
No Komponen No Pernyataan Favourable Total
Unfavourable
Upaya 17
1. kesiapsiagaan 1,2,3,4,5,8,11,13,14,15,16, 6,7,9,10,12,17
banjir
Jumlah 17

G. Uji Validitasi Dan Reliabilitas

1. Uji Validitasi

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan

terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur

ketepatan instrument yang digunakan dalam suatu penelitian. Penelitian ini

melakukan uji validitas dengan cara menyebarkan kuisioner (Nursalam,

2013). Jenis uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (Consent

Validity Index). Uji Consent Validity Index (CVI) menunjukkan tingkat

representive isi terhadap konsep variable yang telah dirumuskan dalam

definsi operasional yang dilakukan untuk memperbaiki alat ukur melalui

pemeriksaan butir-butir soal, jika dianggap tidak baik atau tidak memenuhi

syarat maka soal akan dihilangkan, diganti atau diperbaiki. Content

Validity Index (CVI) meliputi 4 skala, yaitu skala 1 (tidak relevan), skala

2 (tidak dapat dikaji relevansi tanpa merevisi item yang bersangkutan),

skala 3 (relevan namun perlu direvisi), dan skala 4 (sangat relevan) (Waltz,
et al. 2010). Suatu kuisioner dikatakan valid apabila mendapatkan nilai ≥

0.8 (Polit & Back, 2014). Dengan rumus sebagai berikut :

v = Ʃs / [n(C-1)]

Keterangan :

s = r-Lo

Lo = angka penilaian terendah (misalnya 1)

C = angka penilaian tertinggi (misalnya 4)

r = angka yang diberikan penilai

Proses pengujian dilakukan pada setiap item soal melalui

konsultasi dengan 3 dosen pakar di Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Tiga dosen tersebut adalah ibu Azizah Khoiriyati,

S.Kep.,Ns.,M.Kep, ibu Nina Dwi Lestari, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom, dan

ibu Erna Rochmawati, S.Kep.,MNSc.,M.Med.Ed.,P.hd. Kuisioner yang

telah dinilai oleh ahli pakar kemudian diolah dengan menggunakan

program Microsoft excel dan mendapatkan hasil untuk masing-masing

kuisioner, yaitu pengetahuan 15 pernyataan dan sikap 20 pernyataan yang

layak untuk di uji validitas.

Proses kuisioner dikatakan layak kemudian peneliti membagikan

kuisioner kepada masyarakat di Desa Selopamiro Siluk, Imogiri, Bantul,


Yogyakarta yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel

penelitian sebanyak 30 sampel. Uji validitas instrument tingkat

pengetahuan menggunakan uji Korelasi Poin Biserial dilakukan untuk uji

validitas instrument tes bentuk dikotomi, yaitu benar skornya 1 dan salah

skornya 0 dibantu dengan program computer yaitu Microsoft Excel,

dengan rumus Korelasi Poin Biserial ;

𝑀𝑝𝑖 − 𝑀𝑡 𝑝𝑖
𝑌𝑝𝑏𝑖 = √
𝑆𝑡 𝑞𝑖

Keterangan:

Ypbi : koefisien korelasi bise

Mp : Rerata skor subjek menjawab benar ke-i

Mt : rerata skor total

St : Standar Deviasi skor total

Pi : Peluang menjawab benar butir ke-i

Qi : peluang menjawab butir salah

Instrument dikatakan valid apabila jika korelasi lebih besar dari

kriteria standar minimal uji validitas yaitu 0,35. Hasil uji valid penelitian

ini kemudian dikumpulkan dan diolah menggunakan Microsoft excel,

berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan menggunakan rumus maka

didapatkan hasil uji valid kuisioner pengetahuan yaitu ada 10 pernyataan.


Uji validitas instrument sikap kesiapsiagaan diuji menggunakan

teknik korelasi Product Pearson Moment dengan melihat item total

correlation menggunakan program computer Microsoft excel dengan

rumus uji korelasi Product Pearson Moment yaitu :

r nΣXiYi−(ΣXi)(ΣYi)
𝑥𝑦 =
√((𝑛𝛴𝑋ⅈ 2 −(𝛴𝑋ⅈ)2 )(𝑛𝑋𝑌ⅈ 2 −(𝛴𝑌ⅈ)2 )

Keterangan:
r
𝑥𝑦 =Koefisien Korelasi

n = Jumlah Responden Uji Coba

X = Skor Tiap Item

Y = Skor Seluruh Item Responden Uji Coba

Instrument dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dar r

table (0,3061). Hasil uji instrument sikap kesiapsiagaan sebanyak 17

pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas suatu instrument dilakukan setelah uji validitas

untuk mengukur sejauh mana hasil pengukuran itu konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2012). Pengukuran instrument tingkat pengetahuan

menggunakan uji reliabilitas Kuder-Richardson-20 yang dibantu dengan

program komputer. Suatu instrument dikatakan reliable apabila memiliki

nilai r ≥0,6 (Arikunto, 2014). Uji reliabilitas tingkat pengetahuan


dilakukan dengan menguji responden berjumlah 30 responden yang

disebarkan di Desa Selopamioro Siluk Imogiri, Bantul, Yogyakarta dengan

rumus Kuder-Richardson-20 sebagai berikut :

𝑘 𝑠2 𝑥−∑ 𝑝𝑞
KR-20=𝑘−1 ( )
𝑠2 𝑥

Menetukan varians Skor Total


2
(∑ 𝑋𝑖)
2
∑ 𝑋𝑖 −
𝑠2𝑥 = 𝑛
𝑛−1

Keterangan:

KR-20 : Koefisien Reliabilitas

K : banyaknya butir

S2x : varians skor total

P : peluang menjawab benar butir ke- 1 (banyaknya responden

menjawab benar butir ke-1 dibagi dengan total responden)

Q : peluang menjawab salah

Xi : skor total responden ke-i

n : banyaknya sampel

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan rumus uji

reliable didapatkan nilai reliable sebesar 0,65.

Proses uji reliabilitas instrument sikap kesiapsiagaan

menggunakan Alpha Cronbach dibantu dengan menggunakan program

computer Microsoft Excel. Suatu instrument dikatakan reliable apabila


memiliki nilai r Alpha Cronbach ≥0,6 (Arikunto, 2014). Rumus yang

digunakan sebagai berikut :

Rumus Alpha cronbach :

𝐾 𝛴𝑎𝑏 2
𝑅 =( ) (1 − )
𝐾−1 𝐺12

Keterangan:

R = Reliabilitas Instrumen

K = Banyak Jumlah Soal

𝛴𝑎𝑏 2 = Jumlah Varian Item

𝐺12 = Total Varian

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan rumus uji

reliable Alpha cronbach didapatkan nilai reliabel 0,70.

H. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner

kepada masyarakat Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta pada setiap dusun

setelah mendapatkan izin dari Desa Sriharjo Imogiri Bantul, pengumpulan data

ini akan dilakukan door to door ke masing-masing dusun, cara pengumpulan

data penelitian akan meliputi empat tahap yaitu :


1. Tahap persiapan

Tahap persiapan dimulai dari bulan September 2018 dimulai

dengan mencari fenomena tentang tingkat pengetahuan dengan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir. Peneliti membuat surat studi pendahuluan di

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan melakukan studi

pendahuluan ke BPBD DIY dengan Nomor Surat : 122/B.3-

III/PSIK/VIII/2018, BPBD Bantul Nomor Surat : 134/B.3-

III/PSIK/VIII/2018, dan Kepala Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta

Nomor Surat : 250/B.3-III/PSIK/X/2018. Surat studi pendahuluan sudah

keluar peneliti datang ke BPBD DIY, BPBD Bantul mendapatkan hasil

yang sering terjadi banjir di DIY ada di Kabupaten Bantul di Kecamatan

Imogiri dan banjir yang terparah tahun 2017 ada di Desa Sriharjo.

Proses selanjutnya peneliti datang ke kantor Kepala Desa

Sriharjo Imogiri Bantul sekaligus melakukan wawancara singkat dengan

beberapa masyarakat tentang tingkat pengetahuan bencana banjir dan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir di masyarakat Desa Sriharjo Imogiri Bantul

Yogyakarta. Peneliti membuat penyusunan proposal penelitian, konsultasi

dengan dosen pembimbing dan peneliti melakukan seminar proposal.

Proses selanjutnya peneliti melakukan revisi hasil seminar proposal,

konsultasi dengan dosen pembimbing dan dosen penguji.


Peneliti melakukan uji CVI kuisioner dengan 3 pakar dosen

PSIK FKIK UMY yaitu ibu Azizah Khoiriyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep, ibu

Nina Dwi Lestari,M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom,dan ibu Erna Rochmawati,

S.Kep.,MNSc.,M.Med.Ed.,P.hd. Peneliti membuat surat izin uji validitas

ke PSIK FKIK UMY dengan Nomor Surat : 137/C.6-III/PSIK/I/2019.

Proses selanjutnya peneliti melakukan uji validitas dengan menyebarkan

kuisioner pada 30 responden di Desa Selopamiro Siluk Imogiri Bantul

Yogyakarta. Peneliti menghitung hasil uji validitas dan reliabilitas

menggunakan program komputer micrsoft excel. Peneliti membuat surat

pengantar pengajuan Etik di PSIK FKIK UMY dengan Nomor Surat :

110/C.6-III/PSIK/XII/2018.

2. Tahap Pelaksanaan

Proses uji etik keluar di FKIK UMY Nomor Surat : 020/EP-FKIK-

UMY/1/2019. Peneliti membuat surat izin penelitian di PSIK FKIK UMY

yang ditujukan kepada BAPPEDA Kabupaten Bantul dengan Nomor Surat

: 255/C.6-III/PSIK/1/2019. Peneliti ke BAPPEDA Kabupaten Bantul

untuk mengurus surat perizinan, dan mendapatkan surat keterangan izin

penelitian nomor : 070/Reg/0332/S1/2019. Proses selanjutnya peneliti

memberikan surat tembusanya ke Bupati Bantul (sebagai laporan),

Ka.Kantor Camat Kesatuan Bangsa dan Politik Kab.Bantul, Camat


Imogiri, Lurah Desa Sriharjo Imogiri dan Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UMY.

Peneliti menyebarkan kuisioner penelitian ke masyarakat Desa

Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta sebanyak 108 KK mulai dari bulan

Februari – Maret 2019. Proses selanjutnya peneliti memberikan lembar

permohonan untuk menjadi responden, memberikan penjelasan pada

responden mengenai tujuan dan meminta kesediaan responden untuk

menjadi responden penelitian dan responden mengisi lembar persetujuan

dan menandatangani lembar persetujuan penelitian. Peneliti membagikan

dua kuisioner yaitu kuisioner pengetahuan bencana banjir dan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir ke setiap responden yang bersedia.

Peneliti memberikan penjelasan cara mengisi kuisioner terlebih

dahulu dengan cara mengerjakan diberikan tanda centang. Responden

mengisi dua kuisioner tentang pengetahuan bencana banjir dan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir. Peneliti mengecek kembali kelengkapan

kuisioner dan mengembalikan kuisioner ke responden untuk dilengkapi

ketika isi kuisioner tidak lengkap. Proses pengambilan data dilakukan door

to door ke setiap masing-masing dusun per KK Desa Sriharjo Imogiri

Bantul Yogyakarta.
3. Tahap Analisis

Pada tahap analisis peneliti mengumpulkan semua kuisioner dan

peneliti memasukan data yang diperoleh dari responden ke dalam

program komputer yaitu Microsoft Excel untuk diolah dan dianalisa, dan

mengolah data dengan analisis korelasi menggunakan program SPSS

yang kemudian menginterpretasikan hasil dalam laporan penelitian.

4. Tahap Akhir

Pada tahap akhir peneliti menyusun laporan penelitian dalam

bentuk bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data pada penelitian dilakukan menggunakan

tahapan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2018)

a. Editing data

Editting data merupakan pengechekan kembali kelengkapan

kuisioner responden dengan memeriksa jawaban dan data responden,

apabila belum lengkap maka ditanyakan kembali kepada responden.

Proses editing peneliti melakukan pengechekan ulang pada lembar

kuesioner responden, dalam pengambilan data responden mengisi

semua data yang diperlukan.


b. Coding data

Coding data bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan

pengolahan data dan diikuti dengan mengklarifikasi. Peneliti

melakukan pengkodean pada dengan mengubah data yang berbentuk

kalimat menjadi angka. Pengkodean dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin laki-laki (1) dan perempuan (2), pendidikan SD (1), SMP (2),

SMA (3), D3 (4) dan S1 (5), pekerjaan petani (1), ibu rumah tangga (2),

guru (3), PNS (4), buruh (5), swasta (6),dan wiraswasta (7), dusun

sungapan (1), gondosuli (2), trukan (3), pengkol (4), mojohuro (5),

sompok (6), miri (7), ngerancah (8), wunut (9), ketos (10), pelemadu

(11), dan dogongan (12), umur 19-27 (1), 28-36 (2), 37-45 (3), dan 46-

55 (4).

c. Entry data

Entry data memasukan data yang terkumpul kedalam komputer

yang sudah dilakukan pengkodean dengan menggunakan program

software komputer yaitu menggunakan program Microsoft Excel dan

SPSS.

d. Cleaning

Cleaning merupakan pembersihan data dengan melakukan cek

ulang setelah data dimasukan untuk melihat ada tidaknya kesalahan.

Pada tahap cleaning peneliti melakukan cek ulang kembali setelah data

masuk untuk melihat apakah ada kesalahan atau tidak.


2. Analisis data :

a. Analisis Univariat

Analisa univariat pada setiap variable penelitian menggunakan

analis korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan

mengetahui frekuensi serta presentase dari setiap variable

(Notoatmodjo, 2010). Analis univariat dalam penelitian ini meliputi

data demogerafi yaitu nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan,

dan pekerjaan. Analisis ini menjelaskan tentang tingkat pengetahuan

dan sikap kesiapsiagaan bencana banjir. Analisa data disajikan dalam

bentuk jumlah (frekuensi) dan presentase dengan menggunakan

rumus:
𝑎
P = 𝑏 x 100%

Keterangan :

P = persentase

A = jumlah jawaban benar

b = jumlah seluruh pertanyaan

100 % = constant
Table tingkat pengetahuan dan sikap kesiapsiagaan bencana banjir

No Nilai Indeks Kategori


1. >75% Baik
2. 56-74% Cukup
3. <55% Kurang
Sumber : Budiman dan Riyanto (2013)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variable independen dengan variable

dependen terdiri : tingkat pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan

bencana banjir di masyarakat. Analisa bivariat pada penelitian ini

menggunakan uji statistic Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan

uji non parametris yang paling banyak digunakan ketika data yang

dimiliki berupa skala kategorik ordinal.

J. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan rujukan prinsip etis yang diaplikasikan

masyarakat sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam melakukan

penelitian dalam menilai apa yang dianut oleh masyarakat (Notoatmodjo,

2010). Peneliti dilakukan dengan memenuhi aspek etik sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan suatu bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Pada proses informed consent peneliti memberikan lembar


persetujuan menjadi responden. Proses selanjutnya peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian. Jika responden sudah memahami maka

peneliti menyerahkan lembar informed consent dan responden diminta

untuk tanda tangan menjadi responden.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Anonymity merupakan jaminan dalam penggunaan objek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar atau alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. Pada

proses anonymity peneliti merahasiakan nama responden menggunakan

angka dalam pengolahan data penelitian yang bertujuan untuk menjaga

kerahasian responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality merupakan jaminan kerahasian hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainya. Pada proses

confidentiality peneliti menjamin hak kerahasian nama responden dan

merahasikan informasi pada saat penyajian data maupun pengambilan

data.

4. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (Right to self determination)

Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah mereka

bersedia menjadi subjek penelitian atau tidak, tanpa adanya sanksi

apapun.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Desa Sriharjo berdiri pada tahun 1946. Desa Sriharjo diambil dari

geografis wilayah dan mata pencaharian penduduknya bercocok tanam padi

dan menurut mitos jawa pemberian dari Dewi Sri sedang harjo yaitu raharjo

atau sejahtera, jadi Desa Sriharjo berarti Desa yang sejahtera dari bercocok

tanam padi. Desa Sriharjo merupakan salah satu desa di kecamatan Imogiri,

Bantul, Yogyakarta, Indonesia yang terletak di bagian selatan Kecamatan

Imogiri. Jumlah penduduknya sebanyak 9.191 orang yang terdiri dari 4.603

berjenis kelamin laki-laki dan 4.588 berjenis perempuan. Desa ini terletak

50 m diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata 27 C.

Jarak dari pusat kecamatan adalah 3 km, dan dari Kota Yogyakarta

adalah 18 km. Luas wilayah Desa Sriharjo adalah 615,7 ha dan ini

merupakan yang terbesar ketiga dalam Kecamatan Imogiri setelah Desa

Selopamioro (2,3 ha) dan Desa Wukirsari (1,5 ha). Dari luas wilayah Desa

Sriharjo, 335,9 ha adalah tanah pertanian, 183,6 ha adalah bangunan dan

pekarangan, 5,3 ha adalah hutan Negara, dan untuk lain-lain 90,9 ha. Desa

Sriharjo terdapat 13 dusun yaitu Mojohuro, Miri, Jati, Pelemadu, Pengkol,

Sompok, Wunut, Sungapan, Gondosuli, Trukan, Dogongan, Ketos, dan


Ngerancah. Batas-batas Desa Sriharjo adalah di sebelah utara berbatasan

dengan Desa Kebonagung dan Desa Karangtengah, di sebalah selatan desa

Selopamioro dan Kecamatan Pundong, di sebalah Barat desa Srihardono,

dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mangunan.

2. Gambaran karakteristik responden

Karakteristik responden pada penelitian ini diklasifikasi berdasarkan

usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Berikut distribusi frekuesni

karakteristik responden penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden masyarakat

Desa Sriharjo Imogiri Bantul Yogyakarta.

No Karakteristik Frekuensi (n) Presentase (%)

1. Usia
- 19-27 11 10,2 %
- 28-36 31
28,7 %
- 37-45 29
26,9 %
- 46-55 37
- 34,3 %

2. Jenis Kelamin
Laki-laki 65 60,2 %
Perempuan 43
39,8 %

3. Pendidikan
SD 24 22,2 %
SMP 24
22,2 %
SMA 44
40,7 %
D3 4 3,7 %
S1 12 11,1 %

4. Pekerjaaan
Petani 27 25,0 %
Ibu Rumah Tangga 19
17,6 %
Guru 1
0,9 %
PNS 17
Buruh 21 15,7 %
Swasta 22 19,4 %
Wiraswasta 1 20,4 %
0,9 %

Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden

terbanyak berdasarkan usia adalah responden berusia 46-55 tahun ada 37 orang

(34,3%), mayoritas terbanyak jenis kelamin laki-laki 65 (60,2%), pendidikan

terbanyak adalah SMA 44 orang (40,7 %), dan mayoritas pekerjaan terbanyak

adalah petani 27 orang (25,0 %).

3. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana banjir

Berikut adalah distribusi tingkat pengetahuan masyarakat tentang

kesiapsiagaan bencana banjir yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan masyarakat tentang

kesiapsiagaan bencana banjir.


No Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Presentase (%)

1. Tingkat Pengetahuan
tentang kesiapsiagaan
bencana banjir 103 95,4 (%)
Baik 5 4,6 (%)
Cukup 0 0 (%)
Kurang
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang tingkat pengetahuan

masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana banjir yaitu sebanyak 103 orang

(95,4%) dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 orang (4,6%).

4. Sikap masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana banjir

Berikut adalah distribusi sikap kesiapsiagaan masyarakat tentang

kesiapsiagaan bencana banjir yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi sikap kesiapsiagaan masyarakat tentang

kesiapsiagaan bencana banjir.

No Sikap Kesiapsiagaan Frekuensi (n) Presentase (%)

1. Sikap kesiapsiagaan
bencana banjir
Baik 100 92,6 (%)

Cukup 8 7,4 (%)

Kurang 0 0 (%)

Sumber : Data Primer 2019


Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

memiliki sikap kesiapsiagaan bencana banjir yang baik yaitu sebanyak 100

orang (92,6%).

5. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan bencana banjir

Berikut adalah distribusi hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir yang disajikan dalam bentuk tabel :

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi hubungan tingkat pengetahuan dengan

sikap kesiapsiagaan bencana banjir.


Kategori_Sikap Total
Baik Cukup Baik
Kategori_Pengetah Baik Count 97 6 103
uan Expected
95,4 % 7,6 % 103,0
Count
Cuku Count 3 2 5
p Expected
4,6% 0,4% 5,0
Count
Total Count 100 8 108
Expected
100,0 8,0 108,0
Count
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan table 4.4 diatas terlihat bahwa terdapat 97 (95,4%)

responden memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang baik tentang hubungan

tingkat pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan bencana banjir.


Chi-Square Tests
Asymp. Exact Exact
Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-
8,120(b) 1 ,004
Square
Continuity
3,902 1 ,048
Correction(a)
Likelihood Ratio 4,546 1 ,033
Fisher's Exact
,043 ,043
Test
Linear-by-Linear
8,045 1 ,005
Association
N of Valid Cases 108
Sumber : Data Primer 2019
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,37.

Berdasarkan tabel diatas mendeskripsikan masing-masing sel untuk

nilai observed dan expected. Nilai observed untuk masing-masing sel 97, 6, 3

dan 2, sedangkan expectednya masing-masing 95.4, 7.6, 4.6 dan 0.4. Tabel

dibawahnya menunjukkan hasil uji Chi Square. Nilai yang dipakai significancy

nya adalah 0,004, berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir.

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

a. Usia

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa presentase

responden berdasarkan usia didominasi berusia 46-55 tahun ada 37 orang 34,3

%. Usia tersebut termasuk dalam usia pertengahan (middle age) yaitu usia 45-
59 tahun (WHO, 2017). Usia dapat mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi.

Semakin tua atau bertambahnya usia seseorang, maka semakin banyak

pengalaman yang dimiliki individu dalam menentukan sikap akan semakin

tinggi dan jumlah informasi yang didapat akan semakin banyak sehingga akan

meningkatnya pengetahuan (Malahika, 2016). Bertambahnya usia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Budiman & Riyanto,

2013).

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa presentase

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki

yang berjumlah 65 orang 60,2 % hal ini dikarenakan jumlah responden

berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.

Mayoritas jenis kelamin yang ada di Desa Sriharjo adalah laki-laki dari

jumlah penduduk. Hal tersebut didukung berdasarkan Perka BNPB No.

13/2014 tentang Pengarusutamaan Gender di Bidang penanggulangan dan

mitigasi bencana bahwa tidak ada kesenjangan antara laki-laki dan


perempuan. Berdasarkan temuan data responden bahwa laki-laki lebih

unggul sikap dan pengetahuan dalam mitigasi bencana dibandingkan

perempuan hal tersebut didukung oleh penelitian Suwaryo, et al (2017)

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat

dalam mitigasi bencana alam tanah longsor bahwa laki-laki mengungguli

pengetahuan perempuan tentang mitigasi bencana karena dalam hal

penanggulangan dan mitigasi bencana laki-laki memiliki kedudukan yang

tinggi dibandingkan perempuan.

c. Pendidikan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa presentase

karakteristik responden berdasarkan pendidikan didominasi oleh tingkat

pendidikan SMA yang berjumlah 44 orang 40,7%. Jenjang pendidikan

seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam memahami

sesuatu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ansar Rante (2012)

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kesiapsiagaan

masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Pengetahuan sangat erat

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuanya. Namun, perlu


ditekankan bahwa seorang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula (Budiman & Riyanto, 2012).

d. Pekerjaan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat bahwa presentase

karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didominasi sebagai petani.

Petani merupakan jenis pekerjaan yang paling banyak ada di Desa Sriharjo

Imogiri Bantul Yogyakarta, hal ini sesuai dengan lokasi wilayah dimana

terdapat banyak sawah. Penelitian yang dilakukan oleh Pangesti (2012)

menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap

pengetahuan dan pengalaman seseorang. Penjelasan mengapa pekerjaan

berpengaruh terhadap seseorang adalah ketika pekerjaan tersebut lebih sering

menggunakan otak daripada menggunakan otot. Kinerja kemampuan otak

seseorang dalam menyimpan (daya ingat) bertambah atau meningkat ketika

sering digunakan, hal ini berbanding lurus ketika pekerjaan seseorang lebih

banyak menggunakan otak daripada otot.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana banjir

3. Sikap masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana banjir

4. Hubungan tingkat pengetahuandengan sikap kesiapsiagaan bencana banjir

Berdasarkan tabel hasil statistik mendeskripsikan masing-masing sel

untuk nilai observed dan expected. Nilai observed untuk masing-masing sel 97,

6, 3 dan 2, sedangkan expectednya masing-masing 95.4, 7.6, 4.6 dan 0.4. Tabel
dibawahnya menunjukkan hasil uji Chi Square. Nilai yang dipakai significancy

nya adalah 0,004, berarti terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap

kesiapsiagaan bencana banjir.

Hal tersebut didukung dengan penelitian Herni (2014), yang berjudul

hubungan tingkat pengetahuan dan kesiap siagaan bencana alam gempa bumi

di SMA Cawas Klaten, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara pengetahuan siswa dan kesiapsiagaan bencana alam gempa bumi

di SMA Cawas Kalten.

C. Kekuatan dan kelemahan peneliti

1. Kekuatan Peneliti

2. Kelemahan Peneliti

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN:

https://www.bnpb.go.id/pengarustamaan-gender-dalam-penanggulangan-

bencana

Anda mungkin juga menyukai