Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KOMPENSASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) UPJ SEMARANG

Tria Mondiani
Administrasi Bisnis FISIP Universitas Diponegoro
Email: janis@undip.ac.id

Abstract
This research aims to analyze the influence of transformational leadership and compensation towards
employee performace at PT PLN (Persero) UPJ Semarang. The population of this research is all 95
employees of PT. PLN (Persero) UPJ Semarang. Saturation sampling technique was used to
determine the sample. Data analyzed using multiple linear regression analysis. Based on the analysis,
it can be concluded that: (a) transformational leadershid gives positive impact upon employee
performance. The impact given by transformational leadershid upon employee performance is 14.5%;
(b) compensation brings positive influence upon employee performance as much as 14.9%; (c)
transformational leadership and compensation significantly influence employee performance with
coeficient of determination of 29.7%. It is suggested that the leader be more active and vigorous in
giving individual consideration, improving regulations and socializing compensation policy to the
employes to avoid mistakes, conducting training and development, and giving reward to employees
who have good achievement.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan kompensasi
terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Semarang.Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Semarang yang berjumlah 95. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear
berganda. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: (a) variabel kepemimpinan
transformasional mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 14,5%; (b)
variabel kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 14,9%;
(c) variabel kepemimpinan transformasional dan variabel kompensasi mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan dengan koefisien determinasi sebesar 29,7%. Saran yang diajukan
adalah bahwa pimpinan harus lebih aktif dan giat dalam memberikan konsiderasi individual,
meningkatkan pengaturan dan mensosialisasikan kebijakan kompensasi kepada karyawan dengan
jelas agar tidak terjadi kesalahan, mengadakan pelatihan dan pengembangan serta pemberian
penghargaan bagi karyawan yang berprestasi.

Keywords
Transformational Leadership, Compensation, Employee Performance
Kepemimpinan Transformasional, Kompensasi, Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN perusahaan itu sendiri dalam menjalankan


Setiap perusahaan pasti memerlukan tugas mereka masing-masing.
manajemen dalam upaya untuk mencapai Sumber daya manusia merupakan salah
tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Tidak satu faktor yang perlu dikelola dengan baik oleh
hanya pada sektor swasta, sektor publik pun perusahaan. Dimana pengelolaan sumber daya
juga memerlukan manajemen yang baik agar manusia harus dilakukan secara profesional
dapat memberikan pelayanan yang baik pula agar dihasilkan sumber daya manusia yang
kepada publik atau masyarakat yang kompeten sehingga nantinya dapat
memerlukan. Maka dari itu, berhasil atau meningkatkan kinerja dari individu dan
tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai perusahaan. Namun kunci dari keberhasilan
tujuannya tergantung pada keberhasilan dari dalam pengelolaan tersebut terutama bagi para
para individu (sumber daya manusia) karyawan salah satunya adalah bagaimana
kepemimpinan yang digunakan oleh seorang

| 46
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi … | 47

pemimpin. Dalam proses menciptakan kinerja Semarang hal tersebut tentu dipengaruhi oleh
yang efektif, kepemimpinan dari seorang kepemimpinan yang diterapkan pada
pemimpin memiliki peran yang sangat krusial. perusahaan, dalam hal ini adalah
Berg dan Baron (dalam Anikmah, 2008) kepemimpinan transformasional. Pada
menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan prinsipnya kepemimpinan transformasional
suatu unsur kunci dalam keefektifan organisasi. memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik
Suatu organisasi akan berhasil atau dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain
bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh dapat meningkatkan kepercayaan atau
kepemimpinan (Thoha, 2004). Dalam hal ini keyakinan diri bawahan yang nantinya akan
model kepemimpinan transformasional akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Di
memainkan peranan yang sangat penting bagi sisi lain tuntutan perusahaan terhadap pegawai
setiap organisasi. Kepemimpinan juga harus diimbangi dengan pemberian
transformasional merupakan kemampuan untuk kompensasi yang sesuai. Dengan
memberikan inspirasi dan memotivasi para kepemimpinan transformasional dan pemberian
pengikutnya untuk mencapai hasil-hasil yang kompensasi yang adil dan layak kepada
lebih besar daripada yang direncanakan secara karyawan diharapkan kinerja dari masing-
orisinil dan untuk imbalan internal. Ini meliputi masing pegawai meningkat.
pengembangan hubungan yang lebih dekat Dalam konteks pelayanan publik, prioritas
antara pemimpin dengan pengikutnya, bukan yang paling utama dari PT. PLN (Persero) UPJ
hanya sekedar perjanjian tetapi lebih Semarang tentunya bagaimana memberikan
didasarkan kepada kepercayaan dan komitmen pelayanan yang baik (service excellence)
(Jung dan Avolio, dalam Anikmah, 2008). kepada pelanggan atau konsumen dengan
Selain faktor kepemimpinan, perusahaan harapan tidak terjadi komplain dikarenakan
juga harus memperhatikan pemberian kebutuhan akan pelayanan telah terpenuhi
kompensasi bagi para pegawainya. dengan baik sehingga mereka merasa puas.
Kompensasi merupakan faktor yang juga Dalam hal ini peran dari para karyawan
penting bagi karyawan sebagai individu karena terutama yang berkaitan langsung dengan
besarnya kompensasi mencerminkan ukuran pelayanan sangat penting. Ketika pelanggan
nilai karya mereka di antara para karyawan itu merasa puas karena telah dilayani dengan baik,
sendiri, keluarga, dan masyarakat. Kompensasi maka secara tidak langsung kinerja para
adalah penghasilan yang diberikan oleh karyawan dapat dikatakan baik dan ini
Perseroan kepada Pegawai dalam bentuk uang mengindikasikan bahwa kepemimpinan yang
untuk kurun waktu bulanan atau tahunan diterapkan juga dapat dikatakan berhasil.
(Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. Sebagai imbalan dari keberhasilan tersebut
007.K/DIR/2008). Kompensasi juga merupakan maka perlu diberi kompensasi yang adil dan
imbalan atau balas jasa yang diberikan layak dengan keberhasilan yang dicapai.
perusahaan kepada tenaga kerja sebagai Dengan demikian ketika hasil kerja mereka
akibat dari prestasi yang telah diberikannya dihargai diharapkan para karyawan dapat
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja
Pemberian kompensasi kepada karyawan terutama yang berkaitan langsung dengan
seharusnya mendapat perhatian yang utama pelayanan.
dari pimpinan, karena dengan gaji atau upah Namun dalam kenyataannya masih terjadi
yang cukup dan memadai akan membawa komplain dari masyarakat berkaitan dengan
pengaruh positif terhadap semangat kerja dan pelayanan pada PT. PLN UPJ Semarang, yaitu
kinerja karyawan dibanding dengan sumbangan masih ada petugas lapangan PLN UPJ
tenaga maupun keahlian yang diberikan oleh Semarang Selatan yang melayani pelanggan
perusahaan. Dengan demikian, diharapkan dengan tidak semestinya seperti bersikap
tujuan perusahaan tersebut bisa tercapai arogan dan sombong serta kurang sopan
dengan baik. dalam melayani pelanggan di lapangan
Untuk mencapai kinerja pegawai yang (Suaramerdeka.com). Selain itu ada juga yang
efektif di PT. PLN (Persero) UPJ Kota mengatakan bahwa gaji yang diterima oleh
48 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

para karyawan PLN memang lebih dari cukup, Kompensasi merupakan istilah yang luas
tetapi terdapat perbedaan gaji antara karyawan yang berkaitan dengan imbalan-imbalan yang
tetap dan tidak tetap (outsourcing) yang diterima oleh karyawan. Menurut Simamora
ternyata gajinya tidak ada 1/3 dari gaji (2004) terminologi dalam kompensasi adalah
karyawan tetap PLN golongan terendah, yaitu sebagai berikut: Upah dan gaji, Insentif,
sekitar Rp.1.000.000 bahkan ada yang kurang Tunjangan, Fasilitas.
(terutama di APJ dan UPJ di Jawa Tengah). Secara umum tujuan manajemen
Padahal pekerjaan dan kinerja mereka tidak kompensasi adalah untuk membantu
kalah dengan karyawan tetap bahkan masa perusahaan mencapai tujuan keberhasilan
kerjanya ada yang 10 sampai 20 tahun serta strategi perusahaan dan menjamin terciptanya
mereka juga menjadi ujung tombak di lapangan keadilan eksternal dan internal. Menurut
(forum.detik.com). Veithzal (2004) tujuan manajemen kompensasi
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) efektif adalah: memperoleh SDM yang
mendeskripsikan bagaimana kepemimpinan berkualitas, mempertahankan karyawan yang
transformasional, kompensasi, dan kinerja ada, menjamin keadilan, penghargaan terhadap
karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Semarang; perilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya,
(b) membuktikan pengaruh kepemimpinan mengikuti aturan hukum, memfasilitasi
transformasional terhadap kinerja karyawan PT. pengertian, dan meningkatkan efisiensi
PLN (Persero) UPJ Semarang?; (c) administrasi.
membuktikan pengaruh kompensasi terhadap Penentuan kompensasi menurut Martoyo
kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPJ (1998) adalah sebagai berikut: (a) Menurut
Semarang?; (d) membuktikan pengaruh prestasi, pemberian kompensasi dengan cara
kepemimpinan transformasional dan ini langsung mengaitkan besarnya upah
kompensasi terhadap kinerja karyawan PT. dengan prestasi kerja yang telah ditunjukkan
PLN (Persero) UPJ Semarang? oleh karyawan. Semakin berprestasi seorang
karyawan maka semakin besar kompensasi
KAJIAN TEORI yang diterima; (b) Menurut lamanya kerja,
Kepemimpinan menurut Terry (dalam besarnya kompensasi didasarkan pada lama
Thoha, 2004) adalah aktivitas untuk karyawan menyelesaikan pekerjaan di
mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan perusahaan tersebut. Semakin cepat seorang
mencapai tujuan organisasi. Pemimpin karyawan menyelesaikan pekerjaan maka
transformasional memiliki karakteristik: semakin besar kompensasi yang diterima, (c)
kharisma (memberikan visi dan misi, Menurut senioritas, pemberian kompensasi
menanamkan kebanggaan, memperoleh respek dengan cara ini didasarkan pada masa kerja
dan kepercayaan), inspirasi atau senioritas karyawan. Dasar pemikirannya
(mengkomunikasikan harapan yang tinggi, adalah karyawan senior lebih menunjukkan
menggunakan lambang-lambang untuk kesetiaan yang tinggi dimana dia bekerja.
memfokuskan upaya, mengungkapkan Semakin senior maka semakin tinggi
maksud-maksud penting dalam cara yang loyalitasnya pada organisasi dan semakin pula
sederhana, rangsangan intelektual kompensasi yang akan diberikan; (d) Menurut
(menggalakkan kecerdasan, rasionalitas dan kebutuhan, penentuan kompensasi dengan
pemecahan masalah yang teliti), dan cara ini didasarkan pada tingkat urgensi
pertimbangan yang diindividualkan kebutuhan hidup yang layak dari karyawan.
(memberikan perhatian pribadi, memperlakukan Kinerja merupakan hasil kerja secara
tiap karyawan secara individual, melatih dan kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
menasehati bawahannya). seorang pegawai dalam melaksanakan
Kompensasi menurut Hasibuan (2009) tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
adalah semua pendapatan yang berbentuk diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005).
uang, barang langsung atau tidak langsung Menurut pengertiannya, prestasi kerja tidak
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas hanya dinilai dari hasil fisik yang telah
jasa yang diberikan kepada perusahaan. dihasilkan oleh seorang karyawan melainkan
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi … | 49

secara keseluruhan, yakni kemampuan kerja, H3 : Diduga ada pengaruh antara


kerajinan, kedisiplinan, hubungan kerja, kepemimpinan transformasional dan
prakarsa, kepemimpinan atau hal-hal khusus kompensasi terhadap kinerja karyawan.
yang sesuai dengan bidang dan level pekerjaan
yang dijabatnya (Soeprihanto, 1988). METODE
McCormick dan Tiffin (dalam Lako, 2004) Penelitian ini termasuk tipe penelitian yang
berpendapat terdapat dua variabel yang dapat bersifat menjelaskan dan menyoroti hubungan
mempengaruhi kinerja, yaitu: (a) variabel antar variabel penelitian dan menguji hipotesis
individu, terdiri dari pengalaman, pendidikan, yang telah dirumuskan. Oleh karena itu tipe
jenis kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, penelitiannya disebut Explanatory research.
kepribadian dan sikap; (b) Variabel situasional: Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai
dibagi dua, yaitu faktor fisik dan pekerjaan yang pengaruh antara kepemimpinan
meliputi metode kerja, pengaturan dan kondisi, transformasional dan kompensasi terhadap
perlengkapan kerja, pengaturan ruang kerja, kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPJ
kebisingan, penyinaran dan temperatur; dan Semarang.
faktor sosial dari organisasi yang meliputi Populasi dalam penelitian ini adalah
kebijakan, jenis latihan dan pengalaman, sistem karyawan PT. PLN (Persero) UPJ Semarang
upah dan lingkungan sosial. yang berjumlah 95 orang yang terdiri dari
Kuswadi (dalam Lako, 2004) memberikan karyawan di empat UPJ, yaitu: UPJ Semarang
pendapat yang sedikit berbeda mengenai faktor Tengah, UPJ Semarang Timur, UPJ Semarang
yang mempengaruhi kinerja karyawan. Kuswadi Selatan dan UPJ Semarang Barat. Teknik
mengatakan faktor yang mempengaruhi kinerja pengambilan sampel yang digunakan adalah
karyawan adalah iklim organisasi, gaya teknik sampling jenuh (sensus), yaitu teknik
manajerial, kompetensi dan kebutuhan tugas. pengambilan sampel bila semua anggota
Tetapi hal yang paling mempengaruhi kinerja populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
karyawan adalah iklim organisasi. Apabila iklim 2008). Dalam hal ini, sampel yang digunakan
organisasi yang diciptakan oleh perusahaan, adalah seluruh karyawan tetap di empat UPJ
dalam hal ini manajemen kurang mendukung yang berada di wilayah Kota Semarang yang
maka kemampuan atau potensi kinerja berjumlah 95 orang yang seluruhnya akan
karyawannya tidak akan optimal. dijadikan responden.
Penilaian kinerja merupakan proses yang Adapun skala pengukuran yang digunakan
dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala
kinerja pekerjaan seseorang. Apabila hal itu Likert digunakan untuk mengukur sikap,
dikerjakan dengan benar, maka para karyawan, pendapat, dan persepsi seseorang atau
penyelia mereka, departemen SDM, dan kelompok orang tentang fenomena sosial.
akhirnya perusahaan akan menguntungkan Teknik analisis data dilakukan dengan
dengan jaminan bahwa upaya para individu menggunakan analisis Regresi Linier
karyawan mampu mengkontribusi pada fokus Berganda. Analisis regresi berganda digunakan
strategik dari perusahaan. Namun, penilaian untuk meramalkan bagaimana keadaan
kinerja dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam variabel dependen (Y), bila dua atau lebih
perusahaan dan pada gilirannya mempengaruhi variabel independen (X) sebagai faktor
keberhasilan perusahaan (Mangkuprawira, prediktor berubah. Jadi regresi berganda akan
2004). dilakukan bila jumlah variabel independennya
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian (X) minimal dua (Sugiyono, 2008).
teoritis, maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut: HASIL
H1 : Diduga ada pengaruh antara Sebanyak 82,1% responden menilai
kepemimpinan transformasional terhadap kepemimpinan transformasional pada PT. PLN
kinerja karyawan. UPJ Semarang tergolong baik. Hasil tanggapan
H2 : Diduga ada pengaruh antara kompensasi responden ini mengindikasikan bahwa
terhadap kinerja karyawan. karyawan puas dengan gaya kepemimpinan
50 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

trasnformasional yang diterapkan terkait dan pekerjaan yang dilakukan karyawan dan
dengan pengaruh idealisme, motivasi tepat waktu dalam pembayarannya.
inspirasional, stimulasi intelektual, konsiderasi Sebesar 74,8% memiliki tingkat kinerja
individual, inovasi, pembinaan/pendampingan, yang tinggi, artinya mereka mempunyai
kejujuran dan pendirian kuat yang ditunjukkan pemahaman yang baik terhadap pekerjaan,
pimpinan kepada karyawannya. sering mencapai target yang telah ditetapkan,
Sebanyak 9,5% responden menyatakan kualitas kerja yang dihasilkan juga baik, dan
kepemimpinan transformasional adalah sangat jangka waktu penyelesaian pekerjaan cepat.
baik. Artinya pengaruh idealisme, motivasi Kategori sangat tinggi berarti kinerja
inspirasional, stimulasi intelektual, konsiderasi karyawan sangat baik. Sebanyak 16,8%
individual, inovasi, pembinaan/pendampingan, responden menyatakan bahwa kinerja mereka
kejujuran dan pendirian kuat yang diberikan dalam bekerja sangat tinggi. Artinya mereka
pimpinan kepada karyawannya sangat baik. mereka mempunyai pemahaman yang sangat
Namun, masih ada 8,4% responden yang baik terhadap pekerjaan, selalu mampu
menyatakan kepemimpinan transformasional mencapai target yang telah ditetapkan, kualitas
yang dijalankan kurang baik. Oleh karena itu, kerja yang dihasilkan juga sangat baik, dan
pimpinan harus bisa meyakinkan karyawannya jangka waktu penyelesaian pekerjaan sangat
bahwa kepemimpinan transformasional yang cepat.
diterapkannya mampu mengarahkan dan Ternyata masih ditemukan karyawan yang
memotivasi para karyawan untuk bekerja lebih kinerjanya kurang maksimal, yaitu masuk
giat dan mencapai tujuan yang belum pernah kategori rata-rata sebanyak 8,4% responden.
diraih sebelumnya sehingga dapat memberikan Hal ini membuktikan bahwa kinerja karyawan
kontribusi positif bagi peningkatan kinerja belum maksimal sehingga pemimpin perlu
karyawan. mengarahkan dan lebih memotivasi karyawan
Sebanyak 6,3% responden menyatakan agar mau bekerja untuk mencapai tujuan
bahwa kompensasi yang diterima dari perusahaan yang belum pernah dicapai
perusahaan kurang memuaskan. Artinya bahwa sebelumnya serta perusahaan perlu
besarnya kompensasi yang diberikan memberikan kepuasan kepada karyawan atas
perusahaan kurang sesuai dengan harapan kompensasi yang diterima agar memberikan
dan pekerjaan yang dilakukan karyawan serta dampak positif bagi peningkatan kinerja
masih terdapat keterlambatan di dalam karyawan.
pemberian kompensasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa
Kategori puas berarti kompensasi di koefisien korelasi (r) atau tingkat keeratan
perusahaan sudah baik dan cukup memuaskan hubungan antara variabel kepemimpinan
karyawan. Sebanyak 69,5% responden transformasional dengan kinerja karyawan
menyatakan kompensasi yang diterima baik adalah sebesar 0,380. Berdasarkan tabel
dan memuaskan. Artinya bahwa besarnya interpretasi koefisien korelasi, nilai r sebesar
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan 0,380 terletak pada interval kurang kuat.
sudah baik, sesuai dengan harapan dan sesuai Sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan
pekerjaan yang dilakukan karyawan serta asosiasi (hubungan) linier antara variabel
sudah tepat waktu dalam pemberiannya. kepemimpinan transformasional dan variabel
Kategori sangat puas berarti kompensasi kinerja karyawan pada PT. PLN UPJ Semarang
sudah sangat baik dan sangat memuaskan adalah kurang kuat.
karyawan. Berdasarkan tabel di atas dapat Analisis regresi linier sederhana
diketahui bahwa sebanyak 24,2% responden menghasilkan koefisien regresi variabel
menyatakan kompensasi yang ada di kepemimpinan transformasional (X1) sebesar
perusahaan sangat memuaskan. Artinya bahwa 0,321. Dari hasil analisis diperoleh hasil
kompensasi yang diberikan sudah baik dan koefisien determinasi (R square) sebesar 0,145
diterima dengan rasa puas oleh karyawan, atau 14,5%. Hal ini berarti bahwa pengaruh
besarnya kompensasi sesuai dengan harapan yang diberikan variabel kepemimpinan
transformasional terhadap variabel kinerja
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi … | 51

karyawan sebesar 14,5%, sedangkan sisanya interpretasi koefisien korelasi, hasil perhitungan
sebesar 85,5% dipengaruhi oleh variabel lain tersebut terletak pada interval cukup kuat,
selain variabel kepemimpinan transformasional, sehingga dapat dikatakan bahwa kekuatan
misalnya seperti budaya perusahaan, dan asosiasi (hubungan) linier antara variabel
lingkungan kerja. kepemimpinan transformasional dan
Nilai t hitung menunjukkan angka sebesar kompensasi secara simultan terhadap variabel
3,966 sedangkan nilai t tabel adalah 1,9855. Nilai kinerja karyawan adalah cukup kuat.
t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Untuk menguji pengaruh variabel bebas
Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan yang terdiri dari kepemimpinan
bahwa variabel kepemimpinan transformasional transformasional dan kompensasi secara
(X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja simultan (bersama-sama) terhadap kinerja
karyawan (Y). Dengan demikian hipotesis karyawan digunakan uji regresi linier berganda.
pertama yang berbunyi ”Diduga ada pengaruh Persamaan regresi linier berganda yang
antara kepemimpinan transformasional terbentuk dalam pengujian statistik
terhadap kinerja karyawan” diterima. kepemimpinan transformasional dan
Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui kompensasi secara simultan terhadap kinerja
kuat atau tidaknya hubungan variabel karyawan adalah: Y=0,324X1 + 0,288X2.
kompensasi terhadap kinerja karyawan pada Untuk mengetahui persentase (%)
PT. PLN (Persero) UPJ Semarang. Dari hasil pengaruh antara kepemimpinan
perhitungan SPSS diperoleh koefisien korelasi transformasional (X1) dan kompensasi (X2)
(r) atau tingkat keeratan hubungan antara terhadap kinerja karyawan (Y) dengan
variabel kompensasi dengan kinerja karyawan menggunakan koefisien determinasi (R
adalah sebesar 0,386. Berdasarkan tabel Square), dimana diperoleh angka sebesar
interpretasi koefisien korelasi (tabel 3.52), nilai r 0,297 yang artinya bahwa kepemimpinan
sebesar 0,386 terletak pada interval kurang transformasional dan kompensasi
kuat. Sehingga dapat dikatakan bahwa mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 0,297
kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara x 100% = 29,7%. Sedangkan sisanya 100% -
variabel kompensasi dan variabel kinerja 29,7% = 70,3% dipengaruhi variabel lain selain
karyawan pada PT. PLN UPJ Semarang adalah variabel kepemimpinan transformasional dan
kurang kuat. kompensasi, seperti variabel budaya
Koefisien regresi variabel kompensasi (X2) perusahaan, pelatihan, motivasi dan lingkungan
adalah sebesar 0,285. Dari hasil analisis kerja.
diperoleh hasil koefisien determinasi (R square)
sebesar 0,149 atau 14,9%. Hal ini berarti PEMBAHASAN
bahwa pengaruh yang diberikan variabel Kepemimpinan merupakan suatu hal yang
kompensasi terhadap variabel kinerja karyawan penting dalam sebuah perusahaan atau
sebesar 14,9%, sedangkan sisanya sebesar organisasi. Karena tanpa adanya
85,1% dipengaruhi oleh variabel lain selain kepemimpinan yang baik maka perusahaan
variabel kompensasi seperti variabel pelatihan tidak akan berjalan dengan baik dan kinerja dari
dan motivasi. masing-masing karyawan pun tidak akan
Nilai t hitung menunjukkan angka sebesar tercapai dengan baik pula. Teori kepemimpinan
4,034. Nilai t hitung > t tabel, yaitu 4,034 > 1,9855 transformasional sangat efektif dalam
sehingga dapat disimpulkan bahwa kompensasi mengembangkan kinerja karyawan atau pun
(X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja anggota dalam suatu organisasi.
karyawan (Y). Kepemimpinan transformasional sering
Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh juga diidentikkan dengan kepemimpinan
bahwa koefisien korelasi (r) atau tingkat karismatik yang mana selalu memperhatikan
keeratan hubungan antara kepemimpinan hubungan yang baik antara atasan dan
transformasional dan kompensasi secara bawahan dalam sebuah organisasi ataupun
simultan dengan variabel kinerja karyawan perusahaan. Menurut Eka (2004)
adalah sebesar 0,545. Dalam tabel pedoman kepemimpinan transformasional adalah
52 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

kemampuan untuk memberikan inspirasi dan pendapatan yang berbentuk uang, barang
memotivasi para pengikutnya untuk mencapai langsung atau tidak langsung yang diterima
hasil-hasil yang lebih besar daripada yang karyawan sebagai imbalan atas jasa yang
direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan diberikan kepada perusahaan.
internal. Kompensasi yang diberikan perusahaan
Kepemimpinan transformasional yang tergolong memuaskan karyawan. Ini
dilaksanakan di PLN tergolong baik, hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diterima
menunjukkan bahwa pemimpin telah dari perusahaan sesuai dengan harapan serta
menerapkan dan menjalankan tipe waktu pemberian kompensasi yang tepat pada
kepemimpinan transformasional yang terkait waktunya. Namun jika dilihat dari tabel induk
dengan indikator pengaruh idealisme, motivasi variabel kompensasi, maka masih terdapat 6
inspirasional, stimulasi intelektual, konsiderasi (6,3%) responden yang menganggap
individual, inovasi, pembinaan/pendampingan, kompensasi yang mereka terima kurang
kejujuran, dan pendirian kuat yang dimiliki memuaskan. Hal tersebut terkait dengan
pimpinan. Namun jika dilihat dari tabel induk pemberian tunjangan perawatan kesehatan,
variabel kepemimpinan transformasional, masih bonus dan uang cuti. Padahal jika dilihat dari
ada 8 (8,4%) responden yang menganggap penghasilan yang diterima, mereka
bahwa kepemimpinan transformasional yang berpenghasilan antara Rp3.000.000 hingga
dijalankan kurang baik, hal tersebut terkait Rp5.700.000 per bulan dengan kategori kinerja
dengan indikator konsiderasi individu/perhatian rata-rata dan tinggi. Mereka pun merasakan
pribadi pimpinan terhadap bawahan, bahwa dampak kepemimpinan transformasional
pembinaan atau pendampingan dari pimpinan yang telah dijalankan sudah baik.
serta kejujuran yang ditunjukkan pimpinan Kompensasi berpengaruh positif dan
dalam setiap tindakannya. Padahal kompensasi signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin
yang mereka terima memuaskan dengan baik/puas karyawan dengan kompensasi yang
tingkat kinerja yang tinggi. Sebagian besar dari diterima dari perusahaan, maka kinerja akan
mereka masa kerjanya berkisar antara 20-39 semakin meningkat. Sebaliknya semakin tidak
tahun, dengan frekuensi umur > 49 tahun. baik kompensasi yang diberikan, maka kinerja
Variabel kepemimpinan transformasional karyawan juga akan semakin menurun.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya
kinerja karyawan. Semakin baik kepemimpinan oleh Widodo (2007) yang membuktikan
transformasional yang dijalankan, maka kinerja terdapat pengaruh yang signifikan secara
karyawan akan meningkat. Sebaliknya semakin serempak dan parsial kompensasi finansial dan
kurang baik kepemimpinan transformasional kompensasi non finansial terhadap kinerja
yang dijalankan, maka kinerja karyawan juga karyawan. Sesuai dengan teori yang
akan menurun. Konsisten dengan hasil diungkapkan Mangkuprawira (2004) yang
penelitian sebelumnya oleh Anikmah (2008) menyebutkan jika kompensasi dikelola dengan
yang membuktikan bahwa kepemimpinan baik, maka akan membantu perusahaan untuk
transformasional berpengaruh positif terhadap mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara
kinerja karyawan. Selain itu, sesuai dengan dan menjaga karyawan dengan baik.
studi Bass et.al. (dalam Mariam, 2009) yang Setelah mengetahui kepemimpinan
menunjukkan pengaruh yang lebih kuat transformasional dan kompensasi yang ada di
kepemimpinan transformasional terhadap perusahaan, kinerja dari masing-masing
kinerja karyawan dibandingkan kepemimpinan karyawan pun penting untuk diketahui. Karena
transaksional. kinerja merupakan hasil dari apa yang
Selain kepemimpinan transformasional, dilakukan oleh karyawan (Thomson, 2002). Jika
faktor kompensasi juga berpengaruh terhadap dilihat dari tabel induk variabel kinerja
kinerja karyawan. Apabila kompensasi dikelola karyawan, sebagian besar kinerja karyawan
dengan baik, adil serta layak maka kinerja masuk ke dalam kategori kinerja yang tinggi. Ini
karyawanpun akan meningkat. Kompensasi menunjukkan bahwa indikator dari kinerja telah
menurut Hasibuan (2009) adalah semua terlaksana sesuai dengan apa yang diinginkan
Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Kompensasi … | 53

yang berkaitan dengan pemahaman terhadap permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
pekerjaan, pencapaian target kerja, kualitas bahwa dalam kenyataannya masih ditemukan
pekerjaan, ketepatan waktu dalam adanya keluhan/komplain dari para pelanggan
penyelesaian pekerjaan serta frekuensi atas kinerja dari karyawan yang belum
kesalahan yang dilakukan karyawan. sepenuhnya maksimal.
Namun masih ada 8 (8,4%) responden Setiap karyawan menginginkan
yang kinerja mereka masih termasuk dalam pemimpinnya menerapkan serta menjalankan
kategori rata-rata. Hal tersebut berkaitan tipe kepemimpinan transformasional yang baik.
dengan indikator kualitas/mutu pekerjaan dan Selain itu karyawan juga ingin mendapatkan
frekuensi kesalahan yang dilakukan oleh kompensasi yang memuaskan dan tepat waktu.
karyawan. Padahal kompensasi yang mereka Untuk itu bila kepemimpinan transformasional
terima dari perusahaan sudah termasuk dalam dan kompensasi terpenuhi dengan baik
kategori memuaskan dengan dampak kemungkinan untuk meningkatkan kinerja
kepemimpinan transformasional yang baik. karyawan akan semakin besar sehingga
Rata-rata dari mereka berpendidikan terakhir keluhan/komplain dari para pelanggan pun
SLTA dan Akademi/Diploma, dengan tingkat dapat diminimalisir dan ditangani dengan baik
umur >39 tahun, dan dengan masa kerja > 19 pula oleh perusahaan.
tahun.
Kepemimpinan transformasional dan KESIMPULAN DAN SARAN
kompensasi merupakan faktor-faktor yang Kepemimpinan Transformasional sudah
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal terlaksana dan diterapkan dengan baik.
tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh Kompensasi yang diberikan perusahaan
McCormick dan Tiffin (dalam Lako, 2004) yang tergolong memuaskan, hal ini dibuktikan
berpendapat bahwa terdapat dua variabel yang dengan penilaian responden yang menilai
mempengaruhi kinerja, yaitu variabel individu kompensasi yang diberikan perusahaan masih
dan variabel situasional. Variabel situasional masuk dalam kategori memuaskan. Kinerja
sendiri dibagi menjadi dua, salah satunya karyawan di perusahaan dapat dikatakan
adalah faktor sosial dari organisasi yang tergolong tinggi.
meliputi kebijakan, jenis latihan dan Berdasarkan hasil uji statistik pada variabel
pengalaman, sistem upah dan lingkungan kepemimpinan transformasional terhadap
sosial. kinerja karyawan, diperoleh bahwa variabel
Kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transformasional mempunyai
kompensasi secara bersama-sama pengaruh positif terhadap variabel kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap karyawan. Nilai koefisien determinasinya
kinerja karyawan yang diperoleh dari hasil uji adalah 0,145 atau 14,5% yang berarti bahwa
regresi linear berganda. Apabila pemimpin pengaruh yang diberikan variabel
menjalankan kepemimpinan transformasional kepemimpinan transformasional terhadap
dengan baik maka kinerja karyawan akan variabel kinerja karyawan adalah sebesar
semakin tinggi. Kompensasi yang diberikan 14,5% sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,5%
perusahaanpun sudah membuat karyawan merupakan pengaruh dari variabel lain selain
merasa puas. Hal ini juga dapat dilihat dari kepemimpinan transformasional.
tabel silang antara kompensasi dan kinerja Variabel kompensasi mempunyai pengaruh
karyawan, apabila kompensasi yang diberikan positif terhadap variabel kinerja karyawan. Nilai
dapat membuat karyawan merasa puas maka koefisien determinasinya adalah sebesar 0,149
kinerja karyawan pun akan semakin tinggi. atau 14,9% yang berarti bahwa pengaruh yang
Secara keseluruhan kinerja dari tiap-tiap diberikan variabel kompensasi terhadap
karyawan tergolong tinggi, hal tersebut variabel kinerja karyawan adalah sebesar
dipengaruhi oleh variabel kepemimpinan 14,9% sedangkan sisanya 85,1% merupakan
transformasional dan kompensasi. Tetapi ada pengaruh variabel lain selain kompensasi.
sebagian kecil karyawan yang kinerjanya masih Variabel kepemimpinan transformasional
tergolong rata-rata. Hal itu mendukung dan variabel kompensasi secara simultan
54 | Jurnal Administrasi Bisnis Volume I Nomor 1 September 2012

berpengaruh signifikan terhadap kinerja Eka, Nuraini Rachmawati. 2004. Paradigma


karyawan. Nilai koefisien determinasinya Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.
adalah sebesar 0,297 atau 29,7% yang berarti Jakarta: FEUI.
bahwa kontribusi yang diberikan oleh variabel
Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen Sumber
kepemimpinan transformasional dan variabel
Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
kompensasi terhadap kinerja karyawan adalah
sebesar 29,7% sedangkan sisanya yaitu Lako, Andreas. 2004. Kepemimpinan dan
sebesar 70,3% merupakan pengaruh dari Kinerja Organisasi. Yogyakarta: Amara
variabel lain selain kepemimpinan Books.
transformasional dan kompensasi. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005.
Diharapkan pemimpin dapat lebih aktif dan Manajemen Sumber Daya Manusia
giat dalam memberikan konsiderasi individual Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
yaitu perhatian pribadi kepada bawahan yang Rosdakarya.
membutuhkan perhatian khusus berkaitan
dengan pekerjaan, pembinaan/pendampingan Mangkuprawira, Sjafri. 2004. Manajemen
dari pimpinan sebaiknya pimpinan menuangkan Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
waktu untuk melatih beberapa karyawan yang Ghalia Indonesia.
memerlukan pelatihan atau pimpinan dapat Mariam, Rani. 2009. Pengaruh Gaya
mendatangkan seorang instruktur yang Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
berpengalaman untuk melatih karyawan sesuai terhadap Kinerja Karyawan Melalui
dengan bidang masing-masing. Serta Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
diperlukan kejujuran dari pimpinan dalam Intervening. Tesis. eprints.undip.ac.id/
semua tindakannya. Semua hal tersebut untuk 188830/1/RANI_MARIAM.pdf. Diunduh
mendorong agar kinerja karyawan lebih baik pada 12 Desember 2010.
lagi dari sebelumnya.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam Martoyo, Susilo. 1998. Manajemen Sumber
mengurusi kompensasi sehingga tidak terjadi Daya Manusia edisi 2. Yogyakarta: BPFE.
keterlambatan (pemberian bonus, pemberian Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
tunjangan perawatan kesehatan, pemberian Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
uang cuti) dan ketidak puasan dari karyawan,
Soeprihanto, John. 1988. Penilaian Kinerja
maka sebaiknya pihak manajemen lebih rapi
dan Pengembangan Karyawan.
lagi dalam mengurusi kompensasi,
Yogyakarta: BPFE.
meningkatkan pengaturan dan sosialisasi
kebijakan kompensasi kepada karyawan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
dengan jelas agar tidak terjadi kesalahan lagi. Bandung: CV. Alfabeta.
Untuk meningkatkan kualitas/mutu Thoha, Miftah. 2004. Kepemimpinan dalam
pekerjaan karyawan perlu diadakan pelatihan Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
dan pengembangan serta pemberian Persada.
penghargaan bagi karyawan yang berprestasi.
Sedangkan untuk frekuensi tingkat kesalahan Thomson. 2002.Manajemen Sumber Daya
yang pernah dibuat oleh karyawan sebaiknya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
dilakukan tindakan koreksi dan perbaikan agar Widodo, Glenn Adiprana. 2007. Analisis
tidak terjadi kesalahan di masa mendatang. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja
Karyawan Bagian Penjualan Pada
DAFTAR REFERENSI Karoseri Gajah Mada di Sidoarjo. Skripsi.
Anikmah. 2008. Pengaruh Kepemimpinan Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Transformasional dan Motivasi kerja http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_8375.ht
terhadap Kinerja Karyawan. ml. Diunduh 14 Desember 2010.
Skripsi.etd.eprints.ums.ac.id/2205/2/B2000
40362.pdf. Diunduh pada 10 Desember
2010.

Anda mungkin juga menyukai