Anda di halaman 1dari 3

Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut

agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu
semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang
berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk beragama mendambakan kedamaian. Setiap agama
mengajarkan nilai-nilai toleransi. Sebagian dari hasil temuan bahwa Islam hadir sebagai agama yang
menjunjung tinggi nilai perdamaian dan kerukunan. Islam menawarkan konsep toleransi terhadap
perbedaan yang disebut dengan tasamuh, Sebab di dalam konsep tasamuh terdapat nilai kasih (rahmat),
kebijaksanaan (hikmat), kemaslahatan universal (maslahat ammat), keadilan (adl). Toleransi dalam
konteks ini ditinjau dari beberapa aspek yaitu teologis, sosiologis dan budaya. Dengan toleransi
diharapkan manusia mampu mengakui keragaman termasuk keragaman agama yang disebut pluralism.
Selain toleransi dan pluralism, konsep dialog agama pun hadir untuk menciptakan kerukunan tersebut,
sebagaimana Islam mencontohkan dengan teladan Muhammad Saw sebagai rosul sewaktu di Madinah
yang melindungi setiap warganya baik muslim maupun non muslim dari musuhnya sehingga terciptalah
piagam madinah.

Toleransi agama

Toleransi (Arab: tasamuh, as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik
secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung
dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.

Toleransi mengandung arti membolehkan terbentuknya sistem yang menjamin terjaminnya pribadi,
harta benda dan unsur-unsur minoritas yang terdapat pada masyarakat dengan menghormati agama,
moralitas dan lembaga-lembaga mereka serta menghargai pendapat orang lain serta perbedaan-
perbedaan yang ada di lingkungannya tanpa harus berselisih dengan sesamanya karena hanya berbeda
keyakinan atau agama.

Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan
pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-
masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari
keluarganya sekalipun.

Adapun kaitannya dengan agama, pengertian toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup
masalah - masalah keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang
berhubungan dengan ke-Tuhanan yang diyakininya.
Toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama, yang didasarkan kepada; setiap agama menjadi
tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan system dan
cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang pemeluknya atas
dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam
masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam
pergaulan hidup antara orang yang seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau
kemaslahatan umum.

Sikap Toleransi Dalam Beragama

Dalam memantapkan Toleransi beragama perlu dilakukan suatu upaya-upaya yang mendorong terjadinya
Toleransi beragama secara mantap antara lain adalah sebagai berikut :

Memperkuat dasar-dasar toleransi antar umat beragama, dengan pemerintah.

Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya mendorong dan mengarahkan
seluruh umat beragama untuk hidup rukun dan bertoleransi dalam bingkai teologi dan implementasi
dalam menciptakan kebersamaan

dan sikap toleransi.

Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka memantapkan pendalaman dan
penghayatan agama.

Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari seluruh keyakinan
plural umat manusia yang fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-
prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan memperlihatkan adanya sikap
keteladanan dan tolernasi.

Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi kemanusiaan yang mengarahkan
kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial
kemasyarakatan maupun sosial keagamaan.

Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan cara menghilangkan rasa saling
curiga terhadap pemeluk agama lain, sehingga akan tercipta suasana yang damai

Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan bermasyarakat, oleh sebab itu
hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.

Prinsip-prinsip Toleransi Beragama


Dalam melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip untuk mencapai
kebahagiaan dan ketenteraman. Adapun prinsip tersebut adalah:

Kebebasan Beragama. Hak asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak kemerdekaan atau
kebebasan baik kebebasan untuk berfikir maupun kebebasan untuk berkehendak dan kebebasan di
dalam memilih kepercayaan atau agama.

Penghormatan dan Eksistensi Agama lain. Etika yang harus dilaksanakan dari sikap toleransi setelah
memberikan kebebasan beragama adalah menghormati eksistensi agama lain dengan pengertian
menghormati keragaman dan perbedaan ajaran-ajaran yang terdapat pada setiap agama dan
kepercayaan yang ada baik yang diakui negara maupun belum diakui oleh negara.

“Agree in Disagreement “ (setuju di dalam perbedaan). Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena
perbedaan selalu ada di dunia ini, dan perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan.

Anda mungkin juga menyukai