Anda di halaman 1dari 8

PERANAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA DAKWAH DIERA

MILENIAL

Hendar1)

1
PC Pemuda Persis Paseh,
Jl. Majalaya - Paseh, Sukamantri, Paseh, Bandung, Jawa Barat 40383
e-Mail : 1hendarsundana@gmail.com

ABSTRAK

Diawali dengan munculnya teknologi informasi di tahun 60-an yang sering kita sebut Internet, internet
mampu menghubungkan dan menyalurkan informasi dengan cepat sehingga siapapun yang dapat
mengakses internet dan memiliki ijin untuk membukanya maka informasi itu pun dapat dibuka dan
diterima. Setelah munculnya internet dan dengan perkembangannya yang sangat pesat banyak sekali
penyedia web yang membuat beberapa jenis web dan yang sangat populer dari kalangan remaja, dewasa
sampai lansia yang selalu mereka akses yaitu yang sering kita sebut media sosial, media sosial mulai
muncul di tahun 90-an dan mulai populer di tahun 2000-an, dengan media sosial orang mampu bertukar
informasi dengan cepat, membagikan semua kegitan dan membagikan konten lainnya, media sosial yang
sekarang sedang populer diantaranya ada Facebook,WhatsApp, Twitter, Youtube dan instagram. Dengan
adanya media sosial tentunya ini menjadi peluang dalam pemanfaatan media sosial sebagai media untuk
berdakwah atau media dakwah, media dakwah kalau diartikan merupakan sebuah alat untuk
menyampaikan materi dakwah dari da’i kepada mustami bentuk dari media dakwah melalui media sosial
bisa berupa vidio kajian, visual audio atau berbentuk sebuah tulisan/artikel dan sejenisnya. Selain
menjadi Media dakwah, media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk menganalisis isu dan masalah yang
berkembang di masyarakan menggunakan sebuah alat yang disebut SNA (Social Networking Analisys)
yang mampu menganalilis konten dan perbincangan antar pengguna di media sosial sehingga hasil dari
analisis yang dilakukan SNA mampu menjadi rujukan tema sebuah kajian keislaman yang diharapkan
mampu memberikan solusi terhadap permasalah yang sedang terjadi.

Kata Kunci : Internet, Media sosial, Media Dakwah, SNA


1. Pendahuluan
Berdasarkan visi dan misi pemuda persatuan islam yaitu membangun generasi muda islam dan kaum
muslimin pada umumnya agar mampu memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan akidah, syari’ah,
dan ahlak islam berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam segala ruang dan waktu [1]. kita ambil poin
mendakwahkan dari visi dan misi pemuda persatuan islam.
Dakwah secara hukum, hukumnya wajib, dijanjikan pahala besar bagi yang melakukannya dan
siksaan berat bagi yang meninggalkannya. Karena itulah para Nabi dan Rasul melaksankannya, sejak
Nabi Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa AS sampai Nabi dan Rasul terakhir yang tidak akan ada lagi Nabi dan
Rasu; setelahnya, ya’ni Nabi Muhammad SAW lalu dilanjutkan para sahabat, para tabi’in dan para
pendakwah setelah mereka hingga dimasa kini [2]. diantaranya yang menunjukan kewajian dakwah dari al-
qur’an dan dari hadist diantaranya:
1) Qs. Ali ’imran surat ke 3 ayat 104 : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.
2) Qs. Al-’Ashr surat ke 103 ayat 1-3 : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
3) Hadist Riwayat Muslim [3]
: Ubaidah bin ash-Shamit berkata, ”Kami pernah berbai’at kepada
Rasulullah SAW untuk ta’at dan mendengar, baik dalam keadaan lapang atau sempit, dalam
keadaan semangat atau terpaksa dan lebih mementingkan kepentingannya dari pada diri sendiri,
tidan menentang perintah yang berwenang dan untuk mengatakan kebenaran di mana saja kami
berada, serta tidak takut (dalam menegakkan kalimat) Allah terhadap celaan orang-orang yang
mencela”.
4) Hadist Riwayat al-Bukhariy dari an-Nu’man bin al-Basyir [4]
: Perumpamaan orang yang
menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapnya seperti sekelompok orang yang
berlayar dengan sebuah kapal lalu sabagian dari mereka ada yang mendapatkan tempat diatas
dan sebagian lagi dibagian bawah perahu. Lalu orang yang berada dibawah perahu bila mereka
mencari air untuk minum mereka haus melewati orang-orang yang berada di bagian atas seraya
berkata; ”seandainya boleh kami melubangi saja perahu ini untuk mendapatkan bagian kami
sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami.” Bila orang yang berada
diatas membiarkan saja apa yang diinginkan orang-orang yang dibawah itu maka mereka akan
binasa semuanya. Namun bila mereka mecegah dengan tangan mereka maka mereka akan
selamat semuanya.
5) Hadist Riwayat al-Bukhariy [5]
: Zainab binti Jahsy bertanya, ”Wahai Rasulullah, apakah kita
akan binasa sedangkan di tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?” beliau
menjawab, ”Benar, jika keburukan telah merajalela.”
2. Media Dakwah Rasulullah dan Persis
2.1. Media Dakwah Rasulullah SAW Di Periode Madinah Ke Luar Jazirah Arabiah
Rasulullah SAW menyeru umat manusia di luar Jazirah Arab agar memeluk agama Islam, dengan
jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah Rasulullah SAW kepada para penguasa
atau para pembesar mereka. Para penguasa atau para pembesar negar yang dikirimi surat dakwah
Rasulullah SAW itu seperti:
a) Heraclius, Kaisar Romawi Timur
Yang menerima surat dakwah Rasulullah, melalui utusannya Dihijah bin Khalifah. Heraclius
tidak menerima seruan dakwah Rasulullah itu, karena tidak mendapat persetujuan dari para pembesar
negara dan para pendeta. Namun surat dakwah itu dibalasnya dengan tutur kata sopan, di samping
mengirimkan hadiah untuk Rasulullah SAW.
b) Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir
Rasulullah SAW mengirim surat dakwah kepada Muqauqis melalui utusannya yang bernama
Hatib. Setelah surat itu dibaca Muqauqis belum bisa menerima seruan untuk masuk Islam, namun dia
menyampaikan surat balasan kepada Rasulullah SAW dan mengirim hadiah-hadiah berupa seorang
budak wanita, kuda, keledai, dan pakaian-pakaian.
c) Syahinsyah, Kaisar Persia
Syahinsyah adalah penguasa yang lalim dan sombong. Karena kesombongannya surat dakwah
Rasulullah SAW itu dirobek-robeknya. Mengetahui surat dakwah itu dirobek-robek, Rasulullah SAW
menjelaskan bahwa Syahinsyah yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam
Selasa tanggal 10 Jumadil Awal tahun ke-7 hijriah. Apa yang diucapkan Rasulullah SAW ternyata
sesuai dengan kenyataan. Syahinsyah dibunuh oleh anaknya sendiri Asy-Syirwaih karena
kelalimannya.
Kemudian surat dakwah Rasulullah SAW dikirimkan pula kepada An-Najasyi (Raja Ethiophi),
Al-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali (Raja Yamamah), dan Al-Haris (Gubernur
Romawi di Syam). Di antara. Penguasa-penguasa tersebut yang menerima seruan dakwah Rasulullah
SAW, hanyalah Al-Munzir bin Sawi penguasa Bahrain yang menyatakan masuk Islam dan mengajak
para pembesar negara dan rakyatnya agar masuk Islam.
2.2. Media Dakwah Tokoh Persis.
Para tokoh persis seperti A Hassan, Muhammad Natsir dan tokoh lainnya selain berdakwah
diruang kajian, dalam menghadapi problematika permasalahan yang muncul di negri ini para tokoh
kita juga memberi masukan-masukan dan menyebarkan dakwah melalui tulisan-tulisan yang
diterbitkan melalui surat kabar seperti koran dan majalah-majalah keislaman, memang pada saat itu
media yang sangat populer adalah surat kabar yang berperan sebagai media informasi yang di
konsumsi oleh masyarakat pada waktu itu.
Dalam berbagai kesempatan, Persis selalu menggunakan publikasi dan jurnalistik untuk
menyebarkan pemikiran-pemikirannya. Upaya ini dimaksudkan agar masyarakat luas dapat
memahami secara tepat kedudukan Persis sebagai organisasi sosial keagamaan dengan tugas
mendidik masyarakat Islam sesuai dengan dasar-dasar Al-Quran dan As-Sunnah. Untuk kepentingan
ini, Persis membuat majalah yang bernama Pembela Islam.
M. Natsir memanfaatkan kesempatan emas untuk memberikan konstribusi pemikirannya melalui
majalah Pembela Islam. Di dalam majalah ini, M. Natsir mencurahkan pemikirannya dan mendapat
tanggapan dari rohaniawan selain Islam. dengan pemikirannya yang dituangkan dalam Pembela
Islam, ternyata mengundang pro dan kontra, baik yang datang dari dalam tubuh umat Islam sendiri
maupun dari kalangan masyarakat luas. Hal ini adalah lumrah dan wajar-wajar saja, mengingat misi
agama yang dikembangkan oleh Persis itu memang radikal. sehingga kesiapan masyarakat –termasuk
para intelktualnya- tentunya masih perlu penyesuaian dengan apa yang dikembangkan oleh Persis
tersebut. Syafiq A. Mughni menulis bukunya, Hassan Bandung Pemikiran Islam Radikal yang
menguraikan itu. Pemikiran yang tertuang didalam buku tersebut, termasuk tulisan M. Natsir,
memang sepintas telihat radikal dalam arti yang positif, karenanya, bisa dipahami mengapa Pembela
Islam dengan pemikiran M. Natsir di dalamnya, dikenal radikal pula.
Disamping Pembela Islam, Persis dengan Ahmad Hassan sebagai penyandang dana, juga
menerbitkan majalah Al-Fatwa (1933-1935) yang mebicarakan masalah-masalah agama semata tanpa
ada tendensi politik menentang pihak-pihak bukan Islam. Al-Lisan (1935-1942) At-Taqwa (1937-
1941), Soal-Jawab (1931-1940) yang mebicarakan dan melaporkan masalah agama dan perdebatan
yang diadakan oleh Persis dengan pihak lain serta jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh
para pembaca. Melalui publikasi inilah menurut Howard Federspiel, Persis menjadi dikenal oleh
masyarakat Islam Indonesia.[6]
Selain melalui surat kabar persis dan tokoh persis berdakwah melalui tulisan, salah satunya A
Hassan adalah ulama yang sangat produktif dalam menulis. Di antara puluhan buku yang ditulisnya,
beberapa yang paling populer adalah: Tafsir Al-Furqan, Soal-Jawab tentang Berbagai Masalah Agama
(4 jilid), Kitab Pengajaran Shalat, dan Terjemah Bulughul Maram disertai catatan dari A Hassan. [7]
3. Media Sosial Sebagai Media Dakwah
3.1. Pengertian Media Sosial
Jejaring Sosial (social network) adalah bentuk struktur sosial yang terdiri dari simpul-simpul
yang saling terkait dan terikat oleh satu atau lebih tipe hubungan yang spesifik. Simpul-simpul yang
dimaksudkan disini dapat berupa individu maupun organisasi. Istilah jejaring sosial pertama kali
diperkenalkan oleh Professor J.A Barnes pada tahun 1954.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan
oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online
yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun
di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran
user-generated content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat halaman web pribadi,
kemudian terhubung dengan temannya untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial
terbesar antara lain Facebook, WhatsApp, Youtube, dan Twitter. Jika tradisional menggunakan media
cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa
saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka,
[8].
memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas
3.2. Konten Dakwah di Media Sosial
Konten media sosial sangat beragam dimulai dari tulisan atau sering disebut postingan,
gambar, video, audio, audio visual, animasi dan lainnya.
Kalau pada saat zaman Rasulullah dalam menyebarkan Al-qur’an dan asunnah di periode
Madinah menggunakan surat yang dikirim ke pada raja-raja, tokoh persis melalui surat kabar dan
tulisan-tulisan berbentuk buku, di era milenial seperti sekarang dengan adanya internet dengan
didukung oleh media sosial kita sebagai pemuda persis sangat dimudahkan dalam menyebarkan
ajaran islam melalui media sosial yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Asunnah berupa video kajian
islam, tulisan-tulisan berupa artikel yang di muat di blog/website, visual audio yaitu berupa audio
kajian islam yang dirubah bentuknya menjadi video dan poster-poster yang memuat kutipan hadits-
hadits dan ayat Al-qur’an. Dengan memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah konten dakwah
kajian islam mampu diakses oleh siapa pun selama bisa mengakses internet dan memiliki ijin untuk
membukanya kapanpun dimanapun orang dapat mendegar, melihat, dan membacanya.
a) Dampak Positif Media sosial sebagai media dakwah.
 Konten mudah dicari.
 Konten mudah dibuka.
 Penyebaran konten relatif lebih cepat.
 Dimanapun kapanpun konten dapat diakes.
 Komunikasi 2 arah.
 Konten yang disajikan beragam bukan hanya bisa dibaca tapi dapat didengar dan
dilihat sebagai contoh vidio kajian islam.
b) Dampak Negatif Media sosial sebagai media dakwah.
 Konten dengan mudah dapat direkayasa.
3.3. Munculnya SNA (Social Networks Analisys)
Dengan munculnya media sosial yang memanfaatakan basisdata no relational atau yang
terkenal disebut dengan istilah Bigdata sehinga muncul beberapa tools analisis yang memanfaatkan
data besar tersebut salah satunya tool SNA (Social Networks Analisys). Secara umum, SNA (Social
Networks Analysis) melakukan analisis hubungan social dalam hal teori jaringan, dengan simpul yang
mewakili individu dan ikatan yang mewakili hubungan antar individu. Social networks/Jejaring sosial
membuat kumpulan hubungan individu (Pertemanan) berdasarkan berbagai aspek interaksi mereka.
Kita dapat menemukan informasi penting seperti hobi (untuk rekomendasi produk) atau siapa yang
memiliki opini paling berpengaruh didalam kelompok (sentralitas). [9]
Kenapa SNA di masukan dalam pembahasan ini, karena saya kira SNA ini merupakan tools
yang apabila kita manfaatkan dengan maksimal fungsinya SNA mampu menganalisis segala sesuatu
yang pengguna media sosial bagikan berdasarkan dari hubungan pertemanan dan aspek interaksi
mereka. Sebagai contoh SNA mampu menganalisis konten trending yang sedang hangat di
perbincangkan berdasarkan tag yang di posting oleh tokoh tertentu dan dibagikan oleh pengguna yang
mengikutinya. Contoh gambaran SNA dapat dilihat di bawah ini:

Gambar. 1 Contoh SNA yang dimiliki oleh DroneEmprit [10]


Gambar .1 ini merukan output atau visualisasi dari hasil analisis media sosial twitter
tentang isu yang mencap kasus penembakan di new zealand, antara penembakan atau kasus
teroris, output tersebut dapat menghasilkan data orang/pengguna yang mencap teroris dan
mencap penembakan.
Gambar.2 Chart SNA [10]
Gambar.2 Ini merupakan contoh kecil dari SNA, dengan kemampuanya dalam menganalisis
data media sosial SNA menjadi alat yang mampu memberikan informasi-informasi dan isu isu yang
hangat di perbincangkan. Dan dari hasil analilis konten dan perbincangan antar pengguna di media
sosial, hasil dari analisis yang dilakukan SNA mampu menjadi rujukan tema sebuah kajian keislaman
yang diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalah yang sedang terjadi.
3.4. Manfaat Fitur Hastag Disosial Media
Terdapat sebuah fitur di media sosial yaitu hastag, hastag dapat dimanfaatkan untuk
menghususkan konten yang dibagikan sebagai contoh, ketika kita mempunyai konten dakwah tentang
poligami, di dalam caption konten tersebut kita berikan hastag (#poligami) secara otomatis konten
kita akan diidentifikasikan konten tersebut mengandung pembahasan tentang poligami. Sehingga
hastag tersebut akan mempermudah SNA dalam menganalisis dan mengelompokan data berdasarkan
hastag yang diberikan seperti gambar 1 dan gambar 2 pada pembahasan SNA.

4. Kesimpulan
Dengan adanya media sosial penyebaran konten dakwah dapat dengan mudah dilakukan,
ditambah dengan adanya SNA kita mampu mengetahui isu-isu dan masalah yang sedang hangat di
perbincangkan oleh pengguna media sosial dan dengan memanfaatkan fitur hastag konten kita mampu
mudah dicari orang/pengguna lain berdasarkan key word yang dimasukan di mesin pencarian yang di
sediakan oleh media sosial. Penyabaran konten pun dapat dengan mudah dilakukan oleh pengguna
yang berteman atau berhubungan dengan akun kita sehingga konten dakwah yang kita posting di
media sosial dapat dilihat dan diakses oleh banyak orang. Jika dulu rasulullah menyebarkan ajaran
islam melalui surat, tokoh persis melalui suarat kabar, untuk generasi kita, kita manfaatkan media
sosial sebgai media dakwah.
5. Daftar Pusataka
[1] Visi dan Misi Pemuda Persis - QAQD Pemuda Persis Hal 3.
[2] Kado untuk Mubaligh Teko – Abu Nabhan Hal 5.
[3] Shahih Muslim, Kitab Al-Imarah, no. 1709, Syarh an-Nawawiy, XII: 180.
[4] Shahih Al-Bukharaiy, Kitab asy-Syirkah, no. 2493.
[5] Shahih al-Bukhariy, Kitab Ahadits al-Anbiya, no. 3346.
[6] M Natsir dan Persis – Web Cabang margaasih, https://cabangmargaasih.blogspot.com/2013/10/m-
natsir-dan-persatuan-islam-persis.html.
[7] A Hassan Ulama Nasional yang serba Bisa – Web Cabang Margaasih,
https://cabangmargaasih.blogspot.com/2013/10/a-hassan-ulama-nasional-yang-serba-bisa.html
[8] Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia - Anang Sugeng
Cahyono.
[9] Practical Data Analysis “Transform, model, and visualize your data through hands-on projects,
developed in open source tools” – Hector Cuesta, Ch1 19-20.
[10] Globally, We Agree It was an Act of a Terrorist – Web Drone Emprit,
https://pers.droneemprit.id/globally-we-agree-it-was-an-act-of-a-terrorist/

Anda mungkin juga menyukai