Anda di halaman 1dari 17

PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN TERJADINYA

PENCEMARAN UDARA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pengetahuan Lingkungan
yang dibina oleh Bapak Istamar Syamsuri

Oleh
Offering A
S1 Pendidikan Biologi
Kelompok 13:

Evi Roudhotul Janah (130341614797)


Hanif Achmadi (130341603380)

The Learning University

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

September 2014

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………...............................................................1

1.2 Rumusan Masalah …………………………….............................................................1

1.3 Tujuan Penulisan ……………......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pencemaran udara.......................................................................................4


2.2 Penyebab yang ditimbulkan oleh pencemaran udara...…………………………........
2.3 Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan kesehatan
manusia……………………………………………………………………………...5
2.4 Penanggulangan dan pencegahan pencemaran udara..................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….14

DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………………….15

2
KATA PENGANTAR

Assalamua'laikum Wr, Wb.


Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan karunia dan rahmat nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Dan berkat rahmatnya juga yang telah
memberikan ilmu pengetahuannya, kita menjadi tahu tentang Pencemaran Udara. Berbicara
tentang udara sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Udara dan Manusia bagaikan
dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana udara yang baik selalu mempengaruhi
kesehatan manusia, kemudian udara buruk selalu mempengaruhi kesehatan yang buruk juga.

Makalah ini menyajikan tentang peran udara dalam kehidupan manusia dan dunia.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan usia bumi sudah semakin tua
dan arus modernisasi, globalisasi. Sehingga dari akibat tersebut dapat mempengaruhi
perubahan iklim di muka bumi. Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait didalamnya serta dapat
memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki rasa cinta yang besar terhadap lingkungan
sekitarnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan
ataupun materi. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa kami terima
dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada saudara-
saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa
sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT meridhoi
segala usaha dan langkah kita. Amien.

Malang, 27 Agustus 2014

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia
adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai
dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.
Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai
mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya
berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola
bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia
mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin
bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan
perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari
lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk
memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu
harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini akan
menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam
maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari
lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.

4
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan
lingkungan akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi
bencana lingkungan seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini
akan dibahas lebih dalam mengenai pencemaran udara dan penyebabnya serta cara
penanggulangannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?
3. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan
kesehatan manusia?
4. Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran udara?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pencemaran udara.
2. Untuk mengetahui penyebab yang ditimbulkan oleh pencemaran udara
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada
lingkungan dan kesehatan manusia.
4. Untuk mengetahui cara penanggulangan pencemaran udara.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pencemaran udara


Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai
keadaan atmosfir, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya
dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di
udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di udara yang
dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah
bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang
mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung
dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material
karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya
(Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi, Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan
pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut
berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap
tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).

6
2.2 Penyebab yang ditimbulkan oleh pencemaran udara
Menurut (Sugiarti, 2009) secara umum penyebab pencemaran udara ada dua macam,
yaitu :
a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin
2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik
3. Proses pembusukan sampah organik, dll
b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1. Hasil pembakar bahan bakar fosil
2. Debu/serbuk dari kegiatan industry
3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
C. Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran
yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi
keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat
langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :


1. Polutan primer
Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber
tertentu
2. Polutan Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfersekunder biasanya terjadi karena reaksi dari
dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh
adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal.

2.3 Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan kesehatan
manusia
 Terhadap Lingkungan Alam

7
Menurut (Kartono, 2000), pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan alam, antara lain:
1. Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang
polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan


 Merusak tanaman
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

2. Penipisan Lapisan Ozon


Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian
15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi
bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi
kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozon
sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan
tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan mempercepat lepasnya
ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai lubang ozon
(Kartono, 2000).

3. Pemanasan Global
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi
ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan

8
suhu udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di
seluruh dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan
fenomena pemanasan global (Aripambudi, 2004).

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna

 Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia


 Menurut (Kartono, 2000), dampak pencemaran udara bagi kesehatan yaitu:

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat
pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan.
Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran
pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapannya (Wardhana, Wisnu Arya, 1999).

 Menurut (Ahmad, 2004), dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1. Karbon monoksida (CO)
Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal
tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek,
sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,

9
fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam
darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
2. Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.
3. Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.
4. Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang,
katarak dan melemahnya sistem daya tahan tubuh
5. Timbal (Pb)
Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta
mempengaruhi kecerdasan otak.
6. Ozon (O3)
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
 Menurut (Ahmad, 2004), dampak pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara
lain:
1. Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai
makanan pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
2. Hujan asam
Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan
hewan, pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia
yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut
yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah
pesisir pantai.
 Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
1. Hujan Asam

10
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena
memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan
mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.
2. Penipisan Lapisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon di stratosfer berawal dari adanya emisi molekul gas yang
mengandung klor dan brom yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia dan proses
alamiah. Karena tidak bereaksi dan tidak larut dalam air, molekul gas tersebut terakumulasi di
bagian bawah atmosfir. Akibat pergerakan udara, molekul gas akan terbawa ke bagian
atmosfer yang lebih tinggi hingga mencapai stratosfer. Reaksi yang terjadi mengakibatkan
molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya
reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer (Kartono, 2000).

11
Gambar 1. Faktor-faktor yang menyebabkan lapisan ozon terkikis
(Sumber:http://smkpenghulusaad.wordpress.com)

Gambar 2. Kesan-kesan penipisan lapisan ozon


(Sumber: http://smkpenghulusaad.wordpress.com)

12
3. Pemanasan global
Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk
bertahan hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4. Gas CFC
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).

2.4 Penanggulangan dan pencegahan pencemaran udara


Karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat
merugikan manusia maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila
mungkin meniadakannya sama sekali. Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi
pencemaran adalah sebagai berikut :
1. Mengganti penggunaan bahan mebel yang berbahan sterophom dan beralih pada bahan
organic seperti serabut kelapa, bulu angsa, dll. Selain itu menggunakan alat elektonik
pendingin yang tidak mengandung CFC (Lazuardi, 2003).
2. Setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap
pabriknya sebelum di buang ke udara bebas. Pengolahan yang dapat dilakukan adalah
untuk udara yang mengandung gas atau uap. Dengan cara mencuci, yaitu udara
dialirkan ke dalam air atau cairan yang mudah bereaksi dengan gas atau uap yang
terdapat dalam udara kotor tersebut sehingga terikat. Dengan jalan membakar, yaitu
udara yang kotor di lewatkan pada alat pembakar agar terbakar semua.
3. Untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan bakar yang sedikitnya mencemari udara,
seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar matahari. Logam Pb yang mencemari
udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel.
Saat ini pemerintah telah mengupayakan penghapusan Pb dalam bensin dan
menggunakan bahan pengganti Tetra Etil Lead (TEL) guna menghilangkan efek
buruk yang ditimbulkan oleh Pb terhadap kesehatan (Gusnita, 2012)
4. Melakukan penghijauan kota, karena tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan oksigen
pada siang hari di samping menyerap karbon dioksida dari udara. Menurut Marutui,
2013 menyatakan, vegetasi atau komunitas tumbuhan yang tersedia di alam,

13
merupakan solusi yang paling menjanjikan untuk mengatasi pencemaran udara. Oleh
karena itu, melakukan aksi penghijauan harus segera dilakukan agar pencemaran udara
tidak semakin parah. Semua tumbuhan hijau akan mengubah gas CO2 menjadi O2
melalui proses fontosistesis. Namun selain berhijau daun, pemilihan jenis tanaman
penghijauan seyogyanya juga mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh yang
dapat memperbaiki iklim mikro, dan juga dapat berfungsi sebagai barrier/penahan
terhadap penyebaran pulusi udara dari kendaraan. Tanaman peneduh merupakan
tanaman yang ditanam sebagai tanaman penghijauan. Adapun tanaman peneduh yang
ditanam di pinggir jalan raya selain berfungsi sebagai penyerap unsur pencemar secara
kimiawi, juga berfungsi sebagai peredam suara baik kualitatif maupun kuantitatif
(Anatari dan Sundra, 2002 dalam Martuti, 2013).
Beberapa program pemerintah yang ditujukan untuk menangani masalah pencemaran
udara sektor transportasi dalam rangka pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara
lain:
 Car Free Day
Seperti kita tahu, untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau
pencemaran udara, beberapa kota besar seperti Kota Malang telah menerapkan program “Car
Free Day”. Memang, setidaknya ada dua hal yang bisa ditarik manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi perlunya lingkungan sehat. Dengan “Car Free Day’’ masyarakat dapat
berolahraga dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor itu sekaligus mengurangi
tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor
semakin signifikan setiap bulan. Meskipun tidak mudah menyukseskan program ini, namun
“Car Free Day’’ sangat positif untuk ditindaklanjuti agar permasalahan polusi udara tidak
semakin mengerikan sekaligus mengancam kesehatan masyarakat di Ibukota khususnya.
Semakin banyak yang mendukung “Car Free Day’’ berarti jumlah kendaraan akan berkurang
dan otomatis polusi udara juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program “Car Free Day’’ bisa menyadarkan masyarakat untuk
menggunakan alternatif baru dalam bidang transportasi, seperti menggunakan kendaraan bus
umum atau dengan jarak dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah.
Dengan demikian jumlah kendaraan bermotor di jalan raya berkurang.
 Fun Bike

14
Fun Bike merupakan kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day. Penggunaan sepeda
sebagai alat transportasi yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah satu sarana
penunjang kesehatan khususnya sebagai sarana sehat untuk berolahraga. Kegiatan Funbike
telah terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke


dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada
kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Penyebab
pencemaran udara ada dua macam, yaitu faktor internal (secara alamiah) serta faktor eksternal
(karena ulah manusia. Penanggulangan dan pencegahan pencemaran udara untuk
mengurangi dan menanggulangi pencemaran antara lain, mengganti penggunaan bahann
mebel yang berbahan sterophom dan beralih pada bahan organic seperti serabut kelapa, bulu
angsa, setiap pabrik diwajibkan melakukan pengolahan terlebih dahulu terhadap asap
pabriknya sebelum di buang ke udara bebas, untuk kendaraan bermotor, digunakan bahan
bakar yang sedikitnya mencemari udara, seperti bahan bakar gas atau bahan bakar sinar
matahari, serta melakukan penghijauan kota.

16
DAFTAR RUJUKAN

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Aripambudi, A.A. 2014. Pengertian, Sebab, dan Akibat Penipisan Ozon.


(Online).(http://smkpenghulusaad.wordpress.com).Diakses tanggal 31 Agustus 2014.

Gusnita Dessy, 2012, Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya
Penghapuan Bensin Bertimbal: Beritata Dirgantara vol.13 No.3.

Kartono, Hari. 2000. Pencemaran Lingkungan. Makalah pada Pelatihan Dosen MBB Ilmu
Kealaman Dasar. Universitas Jember.
Lazuardi, 2003, Penipisan Lapisan Ozon dan Penanggulangannya: Jurnal pendidikan
Science Vol.27 No.3, Periode September 2003.

Murtiti. M.K.T, 2013, Peranan Tanaman terhadap Pencemaran Udara Di Jalan Protokol
Kota Semarang: Biosantifika Vol.5 No.1, Periode Maret 2013.

Mukono, 2006. Prinsip dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua, Surabaya : Airlangga
University Press.
Ruth, Safrina, 2009, Hubungan Antara Karakteristik Responden dan Kualitas Fisik terhadap
Kejadian SBS pada Karyawan PT. Elnusa Tbk di Kantor Pusat Graha Elnua Tahun
2009: Skripsi, Universitas Indonesia
Sugiarti, 2009, Gas Pencemar udara Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan Manusia: Jurnal
Chemica Vol.10 No.1, Periode Juni 2009.

Wardhana, Arya Wisnu. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Andi


Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai