Anda di halaman 1dari 6

1.4.

Gejala Klinis

TAMPILAN 0 1 2 NILAI
A Appearance
Badan merah
Seluruh tubuh
Warna kulit Pucat ekstremitas
kemerahan
kebiruan
P Pulse
Denyut jantung Tidak ada < 100 > 100
G Grimace
Reaksi terhadap
Tidak ada Menyeringai Bersin / batuk
rangsangan
A Activity
Ekstremitas
Kontraksi otot Tidak ada Gerakan aktif
sedikit fleksi
R Respiration
Lemah /
Pernafasan Tidak ada Menangis kuat
tidak teratur
Jumlah Nilai
APGAR
Kerangan :
0 – 3 : Asfiksia berat
4 – 6 : Asfiksia sedang
7 – 10 : Asfiksia ringan / Normal

Nilai APGAR
Nilai apgar bukan hanya dipakai untuk menentukan kapan kita memulai
tindakan tetapi lebih banyak kaitannya dalam memantau kondisi bayi dari waktu ke
waktu. Apabila ternyata terjadi penyulit atau gangguan kondisi vital pada bayi baru
lahir, maka nilai tampilan dari tiap-tiap menit kehidupan bayi, dapat dijadikan tolak
ukur perkembangan kondisi vital bayi, dapat dijadikan tolak ukur perkembangan
kondisi vital bayi baru lahir sebagai berikut :
 Bagaimana kondisi bayi sesaat setelah lahir, menit pertama, menit kelima dan
pada menit-menit selanjutnya?
 Apakah kondisi bayi lebih baik pada lima menit pertama atau malah memburuk,
jika dibandingkan dengan menit pertama lahirnya.

1.5. Penatalaksanaan
Apgar score menit 1 : 0 – 3
1. Memperbaiki Ventilasi paru-paru dengan memberikan Oksigen secara
langsung dan berulang-ulang.
2. Melakukan intubasi Endotrakcal dan setelah kateter dima sukkan ke dalam
trakua, O2 diberikan dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml air.
3. Massage jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan diatas tulang
dada secara teratur 80 – 100 x/menit.
Apgar score menit 1 : 4 – 6
1. Melakukan stimulasi untuk menimbulkan reflek pernafasan.
2. Ventilasi dapat dikerjakan dengan cara ventilasi mulut ke mulut atau
Ventilasi kantong ke masker.

1.6. Prinsip Dasar Resusitasi


Gambaran umum dan prinsip-prinsip resusitasi telah dijelaskan mulai dari
pendahuluan hingga perlengkapan yang diperlukan untuk resusitasi.

1.7. Langkah Awal Resusitasi


Pelajaran Langkah awal meliputi :
 Penentuan apakah neonatus memerlukan resusitasi.
 Membuka jalan nafas dan mencegah hipotemi.
 Bagimana jika ketuban mengandung mekonium.
 Memberikan oksigen aliran bebas.
Dalam beberapa detik setelah bayi 5 pertanyaan harus segera dijawab/ ditentukan.
 Apakah cairan amnion dari mekonium?
 Apakah bayi bernafas/ menangis?
 Apakah tonus otot baik?
 Apakah warna kulit kemerahan?
 Apakah bayi lahir cukup bulan?

Bila semua jawaban YA, bayi tidak perlu resusitasi. Mungkin hanya
penghangatan dan pembersihan jalan nafas (mulut dan hidung) dari sisa-sia sekret/ air
ketuban.
Bila salah satu dari pertanyaan diatas ada yang dijawab TIDAK, bayi
memerlukan resusitasi! Dimulai dengan Langkah Awal Resusitasi yaitu :
1. Berikan kehangatan.
2. Posisikan bayi sedikit ekstensi/ tengadah.
3. Bersihkan jalan nafas.
4. mengeringkan tubuh dari air ketuban.
5. reposisi sedikit ekstensi/ tengadah.
6. rangsang taktil.
7. pemberian oksigen aliran bebas.

Memberikan kehangatan :
Bayi diletakkan dibawah alat pemancar panas. Biarkan bayi telanjang agar
panas dari alat pemancar panas dapat mencapai bayi dan untuk mendapat pandangan
penuh pada bayi.
Meletakkan bayi dengan sedikit menengadah kepalanya :
Bayi diletakkan terlentang atau miring dengan kepala sedikit tengadah
(extansi). Dengan demikian posisi farings, larings dan trakea dalam satu garis lurus.
Pada posisi ini jalan nafas terbuka dan mudah dilakukan ventilasi dengan balon-
sungkup. Intubasi endotrakeal juga dilakukan pada posisi telentang dan sedikit
tengadah. Untuk mempertahankan posisi sedikit tengadah ini, letakkan gulungan
kain/ handuk dibawah bahu.
Bersihkan jalan nafas

Untuk persalinan dimana ketuban mengandung mekonium :


Bila terdapat mekonium dalam ketuban, petugas yang menolong persalinann
harus menghisap cairan dari mulut, farings dan hidung bayi sebelum bahu dilahirkan,
agar bayi tidak mengalami aspirasi mekonium jika bayi menangis/ bernafas sesaat
setelah lahir. Kemudian bayi dilahirkan dan harus segera dinilai “bugar” atau
“tidak bugar” (tidak bugar : apneu/ gasping, tonus otot jelek, frekuensi jantung
< 100/menit).
Jika bayi tidak bugar harus dilakukan pernghisapan mekonium dari trakea
(dengan cara laringoskopi dan intubasi trakea, kemudian cabut pipa endotrakeal
sambil melakukan penghisapan). Prinsipnya kita harus membersihkan jalan nafas
dulu sebelum memberikan nafas buatan.

Untuk persalinan dimana ketuban tidak mengandung mekonium :


Bila tida ada mekonium, lahirkan bayi kemudian hisap lendir dari mulut bayi
terlebih dahulu, selanjutnya penghisapan dilakukan melalui hidung kiri-kanan. Jangan
menghisap terlalu dalam, terlalu lama atau terlalu kuat (gunakan kekuatan
penghisapan – 100 mmHg). Penghisapan terlalu dalam/ lama mengakibatkan
bradikardi.
Mulut dihisap terlebih dahulu sebelum hidung, karena penghisapan hidung
merangsang bayi bernafas dan akan terjadi aspirasi jika farings belum bersih.

Mengeringkan :
Pengeringan membantu mengurangi kehilangan suhu tubuh dan juga
merupakan rangsangan agar bayi bernafas/ menangis. Jika ada 2 penolong bisa
dilakukan bersama tindakan pembersihan/ pembebasan jalan nafas (posisi sedikit
tengadah, penghisapan sekret). Handuk yang digunakan untuk mengeringkan harus
diganti dengan yang baru/ masih kering dan hangat sebagai selimut.
Rangsang taktil :
Setelah bayi dibebaskan/ dibersihkan jalan nafasnya dan dikeringkan tetap
apnea/ tidak menangis, berikan rangsang taktil agar bernafas/ menangis.
Cara rangsang yang aman :
 menepuk atau menyentil telapak kaki.
 Menggosok punggung, perut, atau ekstremitas bayi.

Rangsangan berbahaya Akibat yang bisa terjadi


Menepuk punggung Perlukaan
Menekankan rongga dada Patah tulang, pneumothorax, distres nafas
Menekankan dada ke perut Pecahnya hati, limpa
Mendilatasi sfingter ani Sfingter ani robek
Kompres dingin, panas Hipo/ hipertemi
Mengguncang-guncang tubuh Kerusakan otak

Pemberian oksigen aliran bebas :


Jika bayi bernafas tapi penilaian warna kulit menunjukkan adanya sianosis
sentral (mukosa bibir, lidah kebiruan), berikanlah oksigen aliran bebas 100% sampai
sianosis sentral hilang.
Setelah menghangatkan, memposisikan, membersihkan jalan nafas,
mengeringkan, memberikan oksigen bila perlu, kita melakukan penilaian untuk
menentukan tindakan lebih lanjut.

Penilaian bayi baru lahir ini meliputi :


 Pernafasan :
Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan. Nafas
tersengal-sengal erarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan seperti apneu.
Jika pernafasan telah efektif/ menangis, kita melangkah ke penilaian
selanjutnya.
 Frekuensi jantung :
Frekuensi denyut jantung harus > 100/menit. Cara yang termudah dan cepat
adalah meraba pulsasi pada pangkal tali pusat. Cara lain dengan stetoskop
mendengarkan denyut jantung. Kerugian cara ini, kita harus menghentikan
ventilasi.
Kita menghitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = frekuensi denyut
jantung selama 1 menit). Cara ini tujuannya untuk tidak membuang waktu. Jika
FJ (frekuensi jantung) < 100/menit, lakukan VTP (ventilasi tekanan positif)
meskipun nafas sudah spontan. Jika FJ > 100/menit kita melangkah ke penilaian
selanjutnya.
 Warna kulit :
Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi
kemerahan.
Jika masih ada sianosis sentral, berikan oksigen aliran bebas 100% hingga
sianosisnya hilang. Jika tidak juga hilang (sianosis sentral yang menetap), coba
lakukan VTP + oksigen 100% hingga sianosis sentral hilang.

Anda mungkin juga menyukai