BAB II
HASIL & PEMBAHASAN
A. DATA KAPAL
B. PENAMPANG UTAMA
1. Longitudinal Centre Plane
Stern
a= 0.38 m
b= 1.03 m
c= 0.76 m
e= 0.13 m
Perhitungan
kemudi
1). Luas daun kemudi
((T x Lbp/100) + (25 (B
A = /Lbp ))
= 8.647 m
Stem
Sheer
Buritan Haluan
Untuk Buritan
Kapal
Ap = 25 (LBP/3 + 10) = 905.8333 mm = 0.906 m
11.1 (LBP/3 +
1/3 Ap = 10) = 402.19 mm = 0.402 m
1/6 Ap = 2.8 (LBP/3 +10) = 101.4533 mm = 0.101 m
Untuk Haluan
Kapal
Fp = 50 (LBP/3 + 10) = 1811.667 mm = 1.812 m
22,2 (LBP/3 +
1/3 Fp = 10) = 804.38 mm = 0.804 m
1/6 Fp = 5,6 (LBP/3 + 10) = 202.9067 mm = 0.203 m
O
)(
1
3
0,10 0,12 0,14 0,16 0,18 0,20 0,22 0,24 0,26 0,28 0,30 0,32
F N = V / (g L ) 1 /2
Penulis mendapatkan LCB Hamling = -1.13 %. Jadi, letak LCB adalah -1.13% * 78.7 m =
0.8893 meter dibelakang midship. Setelah didapatkan LCB, maka nilai CPA dan CPF
didapatkan dari diagram hamling
2. Penentuan CPA dan CPF
Untuk menentukan CPA dan CPF, nilai LCB yang telah didapatkan diinput ke dalam diagram
hamling. Caranya yaitu :
Masukkan nilai Cph yang telah didapatkan di prarancangan. Kemudian cari perpotongan antara
LCB (garis vertikal) dan Cph (garis horizontal).
Kemudian buat garis dari perpotongan tersebut yang sejajar dengan garis kotak-kotak yang
ada. Diujung garis itu tinggal dihitung berapa nilai CPA atau CPF yang didapat.
Setelah CPA dan CPF didapatkan, maka plot kedua nilai tersebut ke kurva luasan section. CPF
untuk yang bagian atas sedangkan CPA untuk bagian bawah.
Terakhir, ukur perpotongan tiap garis dengan menggunakan garis bantu yang terletak di setiap
sisi.
No. Faktor
Station Hamlin Am HK1 Fs HK2 Fm HK3
a 0 73.18 0 0.4 0 -10.8 0
b 0 73.18 0 1.6 0 -10.4 0
AP 0 73.18 0 1.4 0 -10 0
-
1 0.167867 73.18 12.28450706 4 49.13802824 -9 442.2422542
2 0.3814 73.18 27.910852 2 55.821704 -8 -446.573632
-
3 0.594133 73.18 43.47865294 4 173.9146118 -7 1217.402282
-
4 0.780333 73.18 57.10476894 2 114.2095379 -6 685.2572273
-
5 0.911466667 73.18 66.70113067 4 266.8045227 -5 1334.022613
-
6 0.963133333 73.18 70.48209733 2 140.9641947 -4 563.8567787
7 0.9948 73.18 72.799464 4 291.197856 -3 -873.593568
8 1 73.18 73.18 2 146.36 -2 -292.72
9 1 73.18 73.18 4 292.72 -1 -292.72
10 1 73.18 73.18 2 146.36 0 0
11 1 73.18 73.18 4 292.72 1 292.72
12 1 73.18 73.18 2 146.36 2 292.72
13 1 73.18 73.18 4 292.72 3 878.16
14 0.991733333 73.18 72.57504533 2 145.1500907 4 580.6003627
15 0.958733333 73.18 70.16010533 4 280.6404213 5 1403.202107
16 0.870333333 73.18 63.69099333 2 127.3819867 6 764.29192
17 0.691066667 73.18 50.57225867 4 202.2890347 7 1416.023243
18 0.469533333 73.18 34.36044933 2 68.72089867 8 549.7671893
19 0.214266667 73.18 15.68003467 4 62.72013867 9 564.481248
FP 0 0 0 1 0 10 0
ΣA.s 3296.193026 ΣA.s.N 593.5777136
Koreksi Displacement
Displacement Rumus
Δrumus = 𝐿𝑊𝐿 × 𝐶𝑏 × 𝐵 × 𝑇 × 𝛾 × 𝐶 = 78.7 × 0.64 × 13.1 × 5.7 × 1.025 × 1.0075
= 4041.8 ton
Displacement Simpson
Δsimpson = 1/3× 𝛴𝐴. 𝑠 × ℎ = 1/3× 3306.45 × 3.935 = 4478.2 𝑡𝑜𝑛
Δrumus−Δsimpson
Koreksi = × 100 = 10.8% (belum memenuhi)
Δrumus
Dikarenakan koreksi volume yang belum memenuhi, maka luas section diubah
sehingga koreksi volume dan koreksi LCB memenuhi. Untuk merubahnya tidak ada aturan
khusus, kita hanya perlu mendistribusikan luasnya sehingga memenuhi koreksi.
No. Faktor
Am HK1 Fs HK2 Fm HK3
Station Hamlin
a 73.18 0 0.4 0 -10.8 0
-
b 73.18 2.22 1.6 3.552 -10.4
36.9408
AP 0 73.18 4.5 1.4 6.3 -10 -63
1 0.167867 73.18 13.5 4 54 -9 -486
2 0.3814 73.18 24.5 2 49 -8 -392
3 0.594133 73.18 35.8 4 143.2 -7 -1002.4
4 0.780333 73.18 47.9 2 95.8 -6 -574.8
-
5 0.91146667 73.18 61.289 4 245.156 -5
1225.78
6 0.96313333 73.18 68.46 2 136.92 -4 -547.68
7 0.9948 73.18 72.07 4 288.28 -3 -864.84
8 1 73.18 73.18 2 146.36 -2 -292.72
9 1 73.18 73.18 4 292.72 -1 -292.72
10 1 73.18 73.18 2 146.36 0 0
11 1 73.18 73.18 4 292.72 1 292.72
12 1 73.18 73.18 2 146.36 2 292.72
13 1 73.18 73.18 4 292.72 3 878.16
14 0.99173333 73.18 69 2 138 4 552
15 0.95873333 73.18 57.811 4 231.244 5 1156.22
16 0.87033333 73.18 44.216 2 88.432 6 530.592
17 0.69106667 73.18 30.731 4 122.924 7 860.468
18 0.46953333 73.18 18.223 2 36.446 8 291.568
19 0.21426667 73.18 6.94 4 27.76 9 249.84
FP 0 0 1 0 10 0
-
ΣA.s 2984.254 ΣA.s.N 674.593
Koreksi Displacement
Displacement Rumus
Δrumus = 𝐿𝑊𝐿 × 𝐶𝑏 × 𝐵 × 𝑇 × 𝛾 × 𝐶 = 78.7 × 0.64 × 13.1 × 5.7 × 1.025 × 1.0075
= 4041.8 ton
Displacement Simpson
Δsimpson = 1/3× 𝛴𝐴. 𝑠 × ℎ = 1/3× 2984.254 × 3.935 = 4042.3 𝑡𝑜𝑛
Δrumus−Δsimpson
Koreksi = × 100 =- 0.01% (memenuhi)
Δrumus
Koreksi LCB
LCB Simpson
𝛴𝐴.𝑠.𝑁
LCBsimpson = × ℎ = −0.2261 × 3.935 = 0.8895 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝛴𝐴.𝑠
LCBhamling−LCBsimpson
Koreksi = × 100 = -0.02% (memenuhi)
LCB Hamling
SAC
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
D. BODY PLAN
0
0.00000 1.00000 2.00000 3.00000 4.00000 5.00000 6.00000 7.00000
0
0.00000 1.00000 2.00000 3.00000 4.00000 5.00000 6.00000 7.00000
NS
½B
MS ½B . MS AWL Rancangan = LWL × 𝑇 × 𝐶𝑤𝑙 =
(m)
81.9 × 5.7 × 0.775 = 831.49 𝑚^2
(2) (5)
(1) (3)
= (2).(3) WL simpson = 2/3× 𝛴f.s.B/2 × ℎ = 831.58
- m^2
0.4
0.81321 1.452 0.590
-
1.6 Koreksi =
0.40661 2.514 4.089
0 1.4 WLrumus − Wlsimpson
3.275 4.607 × 100 = 0.01%
WL rumus
1 4
4.370 17.480
2 2
5.086 10.171
3 4
5.497 21.990
4 2
5.810 11.621
5 4
6.073 24.292
6 2
6.310 12.620
7 4
6.430 25.719
8 2
6.550 13.100
9 4
6.550 26.200
10 2
6.550 13.100
11 4
6.550 26.200
12 2
6.550 13.100
13 4
6.550 26.200
14 2
6.420 12.840
15 4
5.535 22.141
16 2
4.475 8.949
17 4
3.292 13.167
18 2
2.212 4.424
19 4
1.098 4.394
20 - 1 0
1 =
316.994
F. BUTTOCK
Garis Tegak Potongan Memanjang ( Buttock Line ). Diumpamakan suatu kapal
dipotong – potong tegak memanjang kapal. Penampang kapal yang terjadi karena
pemotongan ini disebut bidang garis tegak potongan memanjang.Cara menentukan garis
tegak potongan memanjang ( BL ) ini pada gambar rencana garis adalah sebagai berikut :
Misalnya akan mengambarkan BL I yaitu bagaimana mengetahui bentuk bidang garis tegak
potongan memanjang sesuai dengan potongan I yaitu berjarak a terhadap centre line.
1. Pertama – tama yang dikerjakan ialah memotong BL I pada gambar bidang garis air berjarak
a juga dari centre line. Garis ini akan memotong garis air 1, 2, 3, 4, 5, UD, FD dan bulwark
pada titik A, B, C, D, E, F, G dan H.
2. Titik – titik tersebut kita proyeksikan ke atas dimana titik A memotong WL 1 di titik A1,
titik B memotong Wl 2 di titik B1, titik c memotong WL di titik C1 dan seterusnya. ( lihat
gambar ).
3. Selanjutnya pada gambar garis tegak potongan melintang ( pada BODY PLAN ) dimana
BL 1 tadi telah kita potong berjarak a dari centre line , ukurkan harga – harga x1, x2, x3 dan
x4 ini dari basis ( garis dasar ) masing – masing pada station 9 ¼ , station 9 ½ , station 9 ¾
,dan station FP.
4. Jika titik – titik A, B s/d H dan titik – titik ketinggian X1, s/d X 4 kita hubungkan maka
terbentuklah garis lengkung yang laras dan garis ini adalah garis tegak potongan memanjang I
( BL I ). Untuk BL II, BL III dan seterusnya dapat diperoleh dengan cara yang sama. Pemberian
nomor untuk BL ini dimulai dari centre line, dimana centre line ini sendiri adalah garis tegak
potongan memanjang (BL 0).
G. DIAGONAL SENT
Garis sent adalah garis yang ditarik pada salah satu atau beberapa titik yang ada
pada garis tengah ( centre line ) membuat sudut dengan garis tengah. Adapun kegunaan dari
garis sent adalah utuk mengetahui kebenaran dari bentuk gading ukur yang masih kurang baik
atau kurang streamline, maka bentuk dari garis sent ini juga kurang streamline. Cara
menentukan dan membuat garis sent :
1. Pertama-tama menarik garis dari titik M yang ada pada garis centre line dan menyudut
terhadap garis tersebut, sehingga memotong garis ukur ( Station ) 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾ dan
stasion FP dititik A, B, C, D, E, F, dan G.
2. Kemudian harga MA, MB, MC, MD, ME, MF dan MG diukur pada pembagian gading
ukur 8, 8 ½, 9, 9 ¼, 9 ½, 9 ¾, dan FP sehingga mendapat titik A1, B1, C1, D1, E1, F1 dan G1.
Titik tersebut dihubungkan, maka akan mendapatkan garis sent yang bentuknya harus
streamline.