Anda di halaman 1dari 5

AGAMA

Surat Al Baqarah Ayat 148


Arab
‫ْووام َقب لتسكوفو وو كاو ل لَهمو كَووو لٍّ َةهجِووٍّ ل كُ َلِو‬ ‫ووُكوو لُ كُ ككوونت َ ل‬
‫ْووا كُوُكوفواموَنَيوو ووف َاََيف ل‬ ‫و لَّ هنوو وومة لعَمَ ه‬
‫لنيووٍ َءيَوو كِّ لِووٰى َل هو‬
ُ‫وو‬ ِ ‫ٌر‬
Latin
Walikulli wijhatun huwa muwalliihaa fastabiqul khoiroo ti, ainamaa takuunuu yaktibikumullahu jamiian,
innallaha‫و‬alaa‫و‬kulli‫و‬syai’in‫و‬qodiir.

Artinya
Dan untuk tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (di
membuat) kebaikan. Di mana aja kita berada pasti Allah akan mengumpulkan kita sekalian (di hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Surat Al Fatir ayat 32

َ ‫طفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدن َۚا فَ ِم ْن ُه ْم‬


‫ظا ِل ٌم ِلنَ ْفس ِٖه َۚو ِم ْن ُه ْم‬ َ ‫ص‬ ْ ‫ب الَّ ِذيْنَ ا‬ َ ‫ث ُ َّم ا َ ْو َرثْنَا ْال ِك ٰت‬
ْ َ‫ّٰللاِ ٰۗذ ِل َك ُه َو ْالف‬
‫ض ُل ْال َك ِبي ۗ ُْر‬ ‫ت ِب ِا ْذ ِن ه‬ ِ ‫سا ِب ٌۢ ٌق ِب ْال َخي ْٰر‬
َ ‫صدٌ َۚو ِم ْن ُه ْم‬ ِ َ ‫ُّم ْقت‬
ṡumma auraṡnal-kitāballażīnaṣṭafainā min 'ibādinā, fa min-hum ẓālimul linafsih, wa min-hum
muqtaṣid, wa min-hum sābiqum bil-khairāti bi`iżnillāh, żālika huwal-faḍlul-kabīr

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia
yang besar.

Berkompetisi dalam Kebaikan


Baik dan buruk adalah sifat yang berlawaan dan tidak pernah akan bertemu, membiasakan berbuat baik
sekalipun hanya kecil ternyata tidak mudah. Sebaliknya perbuatan yang jauh dari tuntunan dan syar`i
ternyata tanpa diajarkan meluncur dengan cepat bagaikan salju yang runtuh dalam waktu sekejab.

Berkompetisi dalam berbuat baik harus secara menyeluruh dan mengikut sertakan semua pihak.
Sekolah, orangtua, masyarakat, dunia penerbitan dan komunikasi terlebih dunia hiburan yang banyak
muncul dilingkungan keluarga melalui media elektronik harus ikut pula menunjang agar setiap manusia
terpanggil untuk senantiasa melakukan kebaikan.
Berfastabiqul khoirot hendaknya menjadi motivasi dan motto setiap manusia, sehingga dari setiap
pribadi manusia akan muncul aktivitas yang bermuara kebaikan dan diharapkan akan tercipta
masyarakat yang mempunyai pola hidup berbuat baik

Surat Al Isra ayat 26-27

1. ‫سبِ ْي ِل َو ََل ت ُبَذ ِْر ت َ ْب ِذي ًْرا‬ ِ ‫َو ٰا‬


َّ ‫ت ذَا ْالقُ ْر ٰبى َحقَّ ٗه َو ْال ِم ْس ِكيْنَ َوابْنَ ال‬
wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrā

Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros.

2. ‫شي ْٰط ُن ِل َر ِب ٖه َكفُ ْو ًرا‬ َّ ‫ا َِّن ْال ُمبَذ ِِريْنَ َكانُ ْْٓوا ا ِْخ َوانَ ال‬
َّ ‫ش ٰي ِطي ِْن َۗو َكانَ ال‬
Innal-mubażżirīna kānū ikhwānasy-syayāṭīn, wa kānasy-syaiṭānu lirabbihī kafụrā

Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.

Al isra Ayat 16

‫علَ ْي َها ْالقَ ْو ُل‬ َ َ‫َواِذَآْ ا َ َر ْدنَا ْٓ ا َ ْن نُّ ْه ِل َك قَ ْريَةً ا َ َم ْرنَا ُمتْ َرفِ ْي َها فَف‬
َ ‫سقُ ْوا فِ ْي َها فَ َح َّق‬
‫فَدَ َّم ْر ٰن َها ت َ ْد ِمي ًْرا‬
wa iżā aradnā an nuhlika qaryatan amarnā mutrafīhā fa fasaqụ fīhā fa ḥaqqa 'alaihal-qaulu fa
dammarnāhā tadmīrā
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang
hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di
dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami),
kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu).
Al- Baqoroh ayat 177

Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyanyang

Latin
Laysa albirra an tuwalloo wujoohakum qibala almashriqi waalmaghribi walakinna albirra man amana
biAllahi waalyawmi alakhiri waalmalaikati waalkitabi waalnnabiyyeena waataalmala
AAala hubbihi thawee alqurba waalyatama waalmasakeena waibna alssabeeli waalssaileena wafee
alrriqabi waaqama alssalata waata alzzakata waalmoofoona biAAahdihim itha AAahadoo waalssabireena
fee albasai waalddarrai waheena albasi olaika allatheena sadaqoo waolaika humu almuttaqoona
Artinya

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Asbabun nuzul
MENYANTUNI KAUM DHUAFA

Pengertian Kaum Dhu’afa


Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan,
ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-
orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat.
 Dari segi ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan malas.
 Dari segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas).
 Dari segi Otak : adalah mereka yang kurang cerdas (bukan karena malas)
 Dari segi Sikap : adalah mereka yang terbelakanag (bukan karena malas)
Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk
dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan menyelamatkan diri kita dari api
neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan
menjaga hartanya sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri.
Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan.
Penerapan Sikap Menyantuni Kaum Dhu’afa
Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku,
antara lain sebagai berikut:
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga
terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

GOLONGAN KAUM DHUAFA


1. Anak Yatim
2. Janda
3. Orang tau
4. Anak
5. Kaum wanita
6. Rakyat Jelata
7. Turnanetra,orang cacat
8. Buruh
9. Nelayan
10. Mualaf
Dll
Definisi Nabi

Anda mungkin juga menyukai