UNIVERSITAS ANDALAS
Jl. Perintis Kemerdekaan Padang 25127
Telp.: 0751-31746 Fax: 0751-32838
Email: fk2unand@pdg.vision.net.id
1. PROMKES
2. Resusitasi Cairan 3
3. Darah 7
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa kami ucapkan karena telah
selesai menyusun PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIK untuk kegiatan akademik pada blok
3.5. Terdapat tiga jenis ketrampilan yang dilatihkan yakni ketrampilan komunikasi, procedural
dan laboratorium. Masing-masing ketrampilan pada blok ini akan diteruskan pada blok atau
semester berikutnya. Materi yang diberikan merupakan kompetensi yang harus dilatihkan kepada
mahasiswa sehingga secara umum mereka mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
cukup dan memadai untuk menjadi seorang dokter. Oleh karena itu dituntut keseriusan
mahasiswa dalam berlatih dan dedikasi yang tinggi dari instruktur untuk melatih mahasiswa.
Penuntun ketrampilan klinik ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dan instruktur
dalam melakukan kegiatan ketrampilan klinik pada blok ini. Namun diharapkan juga mereka
dapat menggali lebih banyak pengetahuan dan ketrampilan melalui referensi yang
direkomendasikan. Semoga penuntun ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa dan
instruktur ketrampilan klinik yang terlibat.
Kritik dan saran untuk perbaikan penuntun ini sangat kami harapkan. Akhirnya kepada
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan pengadaan penuntun ini, kami ucapkan
terima kasih.
Penyusun
2
JADWAL KEGIATAN KK PADA BLOK 3.5
JUMLAH RUANGAN
PERTEMUAN
No. KEGIATAN*
(Latihan dan ujian)
2. Resusitasi Cairan 3: 2x
Pemasangan Infus dan NGT
3. DARAH 6: 4x Lab.Sentral
Hitung jumlah dan jenis leukosit
DARAH 7:
Rincian jadwal per minggu sesuai dengan daftar dari Bagian Akademik
3
I. KETERAMPILAN KOMUNIKASI
1. PENGANTAR
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup
mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik,
emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun
berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat.
Permasalahan berkaitan dengan perilaku yang sehat, dari penelitian-penelitian yang ada
didapatkan bahwa, meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang
kesehatan, namun perilaku kesehatan masyarakat masih rendah.
Dari berbagai aspek terkait dalam Promosi Kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian
secara seksama adalah tentang metode dan alat peraga yang digunakan dalam promosi kesehatan.
Dengan metode yang benar dan penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan
isi yang perlu dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan diserap
oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan Perilaku sehat lebih mudah terwujud.
Penuntun skills lab ini berisi tentang metode, media promosi kesehatan, serta bagaimana cara
membuat media grafis promosi kesehatan, sehingga mahasiswa mampu membuat media sesuai
dengan kearifan lokal. Diharapkan agar mahasiswa mempunyai peran memberikan informasi dan
pelajaran ketrampilan promosi kesehatan
a. Waktu dan Lokasi
Waktu : 2 x 50 menit dalam 3 pertemuan
Lokasi : ruang skills-lab
b. Prasyarat
Sudah mendapat tentang :
Pengetahuan komunikasi
Pengetahuan tentang penyakit tropis di masyarakat
c. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan dengan membuat salah satu media sesuai dengan kearifan local,
metode yang benar dan penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, mudah diterima, dicerna
dan diserap oleh sasaran.
d. Penilaian
Penilaian berdasarkan proses dan hasil penugasan. Proses meliputi intensitas dan
kreativitas mahasiswa selama diskusi dan penyajian. Penugasan berupa leaflet atau poster
4
2. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Tujuan umum:
Mahasiswa mampu memahami promosi kesehatan, dan media yang tepat dalam promosi
kesehatan.
Tujuan khusus:
Kegiatan ini merupakan kegiatan individual yang diawali dengan diskusi kelompok, agar
Mahasiswa mampu dan dapat memahami;
Definisi dan pengertian promosi kesehatan
Media yang diperlukan dalam promosi kesehatan.
Membuat salah satu media promosi kesehatan
Mempresentasikan kegiatan promosi kesehatan
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
Responsi
Pembuatan media promosi
Konsep dari promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam
mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau
kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan
merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986). Promosi Kesehatan merupakan
program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan
lingkungan.
5
Mempertahankan perilaku sehat
• Pengembangan Perilaku
Membiasakan hidup sehat bagi anak-anak
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar
komunikasi dan penyebar-luasan informasi.
Menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang
harus diperhatikan, yaitu : Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan Ide
atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan : dapat
menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir dan dapat memperjelas apa yang
diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap, apa yang diterangkan akan lebih lama diingat,
terutama hal-hal yang mengesankan, dapat menarik serta memusatkan perhatian, dapat memberi
dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
6
b. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan.
Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli
yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam
bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain.
Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang
sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi
tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD,
pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri
dengan perbanyakan sederhana seperti di fotokopi.
7
- Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan
dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian.
Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll
Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup
efektif, karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih
mendalam. Slide sangat menarik terutama bagi kelompok anak sekolah, karena alat ini
lebih “trendi” dibanding dengan gambar, leaflet, dan sebagainya.
Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat disisipi dengan pesan-pesan
yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar, dan kolosal.
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indera penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Dalam media grafis
tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis misalnya Poster, Leaflet,
Reklame, billboard, Spanduk, dll
c. Create trust
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Katakanlah masyarakat
percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare, dan untuk itu harus
dibarengi bahwa harga sabun terjangkau dan mudah didapat didekat tempat tinggalnya.
8
d. Communicate a benefit
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Khalayak sasaran termotivasi
membuat jamban misalnya, karena mereka akan memperoleh keuntungan dimana
anaknya tidak akan terkena penyakit diare misalnya
e. Consistency
Pesan harus konsisten, artinya bahwa sampaikan satu pesan utama dimedia apapaun
secara berulang, misal di poster, stiker, dll, tetapi maknanya akan tetap sama.
g. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong khalayak sasaran untuk bertindak
sesuatu. “ Ayo, buang air besar di jamban agar anak tetap sehat” adalah contoh ungkapan
yang memotivasi kearah suatu tindakan.
Dalam media promosi, pesan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain, atau pesan itu untuk
menghimbau khalayak sasaran agar mereka menerima dan melaksanakan gagasan kita.
a. Himbauan Rasional
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia pada dasarnya makhluk rasiona.
Contoh pesan “Datanglah ke posyandu untuk imunisasi anak Anda. Imunisasi
melindungi anak dari penyakit berbahaya” para ibu mengerti pesan itu, namun kadang
tidak bertindak karena keraguan.
b. Himbauan Emosional
Kebanyakan perilaku manusia, terutama kaum ibu, lebih didasarkan pada emosi daripada
hasil pemikiran rasional. Beberapa hal menunjukan bahwa pesan dengan menggunakan
imbauan emosional sering lebih berhasil dibanding dengan imbauan dengan bahasa
rasional. Contoh: “Diare penyakit berbahaya, merupakan penyebab kematian bayi.
Cegahlah dengan stop BAB Sembarangan” Kombinasikan dalam poster hubungan
gagasan dengan unsur visual dan non verbal, misal dengan gambar anak balita sakit,
kemudian tertera pesan “Lindungi anak Anda”:
9
c. Himbauan Ketakutan
Penggunaan imbauan dengan pesan yang menimbulkan ketakutan harus digunakan secara
berhati-hati. Ada sebagian orang yang mempunyai kepribadian kuat justru tidak takut
dengan imbauan semacam ini, tetapi sebaliknya kelompok orang yang memiliki tingkat
kecemasan tinggi, pesan semacam ini akan lebih efektif.
d. Himbauan Ganjaran
Pesan dengan imbauan ganjaran dimaksudkan menjanjikan sesuatu yang diperlukan dan
diinginkan oleh si penerima pesan. Teknik semacam ini dirasa cukup masuk akal, karena
pada kenyataannya orang akan lebih banyak mengubah perilakunya bila akan
memperoleh imbalan (terutama materi) yang cukup.
e. Himbauan Motivasional
Pesan ini dengan menggunakan bahasa imbauan motivasi yang menyentuh kondisi
internal diri si penerima pesan. Manusia dapat digerakkan lewat dorongan kebutuhan
biologis seperti lapar, haus, keselamatan, tetapi juga lewat dorongan psikologis seperti
kasih sayang, keagamaan, prestasi, dll
Media grafis adalah penyajian visual dua dimensi, yang dibuat berdasarkan unsur dan prinsip
rancangan gambar, dan sangat bermanfaat dan efektif sebagai media penyampai pesan.
3.1. POSTER
Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dengan tujuan untuk mempengaruhi
sesorang agar tertarik pada sesuatu, atau mempengaruhi agar seseorang bertindak akan sesuatu
hal. Poster tidak dapat memberi pelajaran dengan sendirinya, karena keterbatasan kata-kata.
Poster lebih cocok kalau diperuntukkan sebagai tindak lanjut dari suatu pesan yang sudah
disampaikan beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingat
kembali dan mengarahkan pembaca kearah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh komunikator.
Dari isi pesan, poster dapat disebut sebagai Tematik poster, Tractical poster dan Practical
poster. Tematik poster yaitu poster yang menerangkan apa dan mengapa, Tractical poster
menjawab kapan dan dimana, sedangkan Practical poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa,
mengapa dan dimana.
10
Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar warna yang,
mencolok
Dapat dibaca (eye catcher) orang yang lewat
Kata-kata tidak lebih dari 7 kata
Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian
Dapat dibaca dari jarak 6 meter
Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktor IRI, BANGGA, dll
Ukuran yang besar (50X70) cm, kecil (35X50) cm
11
Test/uji poster pada teman, apa poster bisa mencapai maksudnya atau tidak.
12
Huruf-huruf atau tulisan
Koleksi gambar-gambar dalam segala ukuran
3.3. LEAFLET
Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak
tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya
20 x 30 cm, berisi tulisan 200 – 400 kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. Misal
leaflet tentang diare untuk orang-orang yang tinggal di bantaran sungai dan buang air besar
sembarangan.
13
Konsep dites terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hamper sama dengan
kelompok sasaran
Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi
- Buatlah salah satu media alat bantu promosi kesehatan Leaflet ataupun poster untuk
topik dibawah ini:
a. Pencegahan Penularan Malaria
b. Pencegahan penyebaran filariasis
c. DHF/ Demam berdarah
d. PUSKESMAS
e. Posyandu
f. ....dst (terkait dengan blok Pengelolaan Penyakit tropis)
a. Anggota kelompok lainnya berperan sebagi audiens dan mengajukan pertanyaan sesuai
dengan topik promosi kesehatan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
14
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi
Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA, Jakarta 2008
Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi
Kesehatan, Jakarta 2004
15
DAFTAR TILIK PENILAIAN
PROMOSI KESEHATAN DAN MEDIA PENYULUHAN
KETRAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 TROPICAL INFECTION AND EMERGING DISESASES
SEMESTER 6 TA.207/2018
NAMA :
NO.BP :
KELOMPOK :
SKOR
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2 3
Presentasi
1 Mengucapkan salam, memperkenalkan diri
2 Memberikan pengantar penyuluhan
3 Menjelaskan isi penyuluhan dengan cara menarik
4 Bahasa yang digunakan mudah dimengerti
5 Memberikan jawaban dengan baik terhadap pertanyaan dari
audiens
6 Melakukan penutupan
Media Promosi
7 Menarik
8 Mudah dimengerti
9 Sesuai dengan aturan pembuatan leaflet atau poster
10 Pesan dan menjawab 5 W + 1 H
11. Inovatif
12 Kreatif
TOTAL
Keterangan,:
0. = Tidak dilakukan
1. = Dilakukan dengan perlu perbaikan
2. = Dilakukan dengan sempurna
3. = Dilakukan dengan tambahan inovatif & kreatif
Padang, ...............................
Instruktur,
(.......................................................)
16
DARAH 7: KETERAMPILAN LABORATORIUM
PEMBUATAN SEDIAAN DARAH MALARIA & MIKROFILARIA
1. PENGANTAR:
Pembuatan sediaan darah malaria & mikrofilaria pada kaca objek berguna untuk menemukan
parasit malaria & mikrofilaria pada sediaan darah seorang pasien.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mahasiswa mampu membuat sediaan darah malaria & mikrofilaria yang baik dan
menginterpretasinya
3. STRATEGI PEMBELAJARAN:
- Latihan pembuatan dan penilaian sediaan darah tebal malaria & mikrofilaria dibawah
pengawasan instruktur
- Mencoba membuat sendiri dengan ambil darah teman, dilanjutkan spesimen darah yang
disediakan
- Responsi
4. PRASYARAT:
- Mengetahui morfologi sel darah merah dan sel darah putih
- Mengetahui morfologi parasit malaria
- Mengetahui morfologi parasit microfilaria
17
5. TEORI
Parasit-parasit yang dapat dideteksi dari dalam darah adalah Parasit malaria, Mikrofilaria,
Trypanosoma dan Leishmania.
Beberapa parasit (mikrofilaria dan trypanosoma) dapat dideteksi dalam darah segar dari
bentuk dan pergerakannya yang khas. Tetapi identifikasi spesifik dari organisme ini
membutuhkan pulasan permanen. Dianjurkan membuat dua sediaan darah.
Pemeriksaan parasit darah biasanya dilakukan dari sediaan apusan darah tebal dan tipis pada
kaca objek. Dengan pemeriksaan darah tebal jumlah darah yang diperiksa lebih banyak, sehingga
pada infeksi ringan kemungkinan menemukan parasit lebih besar. Sedangkan dengan
pemeriksaan darah tipis digunakan untuk menentukan spesies parasit dengan melihat
morfologinya yang khas.
Untuk pemeriksaan parasit malaria, sediaan darah harus dipulas dengan cara Romanowsky,
misalnya dengan pulasan Giemsa, Wright, Kiewit de Jonge atau Leishman. Yang sering
digunakan adalah pulasan Giemsa. W.B. Romanowsky mendapatkan cara pulasan ini dalam
tahun 1881 dengan menggunakan larutan biru metilen yang dicampur dengan larutan eosin.
Interpretasi dari hasil pewarnaan/pulasan dengan campuran itu ialah : sel darah
berwarna merah muda, inti sel darah putih menjadi lembayung tua, protoplasma parasit
malaria menjadi biru dan butir kromatin parasit menjadi merah-karmin.
Akhir-akhir ini ternyata bahwa hasil pulasan itu tidak disebabkan karena campuran biru
metilen dan eosin, melainkan karena campuran eosin dan azur metilen yang merupakan hasil
oksidasi biru metilen.
Hasil pulasan ini dipengaruhi oleh pH buffer yang dipakai untuk pemeriksaan parasit, pH
buffer sebaiknya ± 7,2 dan untuk pemeriksaan hematologi sebaiknya ±6,8
Sediaan tebal :
a. Sebelum diwarnai : sediaan berbentuk bundar dengan ketebalan sedemikian rupa sehngga
tulisan dibawahnya dapat dibaca
b. Sesudah diwarnai dengan Giemsa :
Dasar sediaan berwarna merah muda/pucat
Inti sel leukosit berwarna ungu tua
Granula eosinofil merah muda
Inti parasit berwarna merah
Parasit tampak sebagai bintik-bintik merah berbentuk seperti koma, tanda seru
18
Sediaan darah tipis
c. Sebelum diwarnai : sediaan makin ke ujung makin tipis dan berbentuk seperti lidah dan
tidak ada rongga-rongga.
d. Sesudah diwarnai dengan Giemsa :
Eritrosit berwarna merah pucat
Leukosit : Inti ungu, sitoplasma purple pucat
Granula eosinofil merah muda
Parasit : di dalam eritrosit
Inti merah
Sitoplasma biru telur itik
SEDIAAN DARAH TIPIS
KEUNTUNGAN/KEBAIKAN KEBURUKAN/KELEMAHAN
19
Tidak terjadi hemolisis, selanjutnya eritrosit masih ada
6. PROSEDUR KERJA
20
CDC Web Search at http://www.cdc.gov/search.htm
21
CARA KERJA :
1. Sediaan darah tipis difiksasi dengan metil-alkohol ± ½ menit.
2. Sediaan darah tebal dihemolisir dengan air sampai pucat, biarkan kering.
22
6. Keringkan. Untuk ini sandarkan sediaan pada buku tebal atau barang lain sehingga
air dapat turun.
Hasil:
7. Periksa dibawah miroskop pembesaran okuler 100x dengan oli imersi diteteskan
keatas sediaan. Hasil boleh dinyatakan negatif bila tidak ditemukan parasit sedikitnya
dalam 100 lapangan pandang.
Buatlah sediaan darah tebal pada waktu malam hari sekitar jam 22.00 (20.00-24.00)
Banyaknya darah kira-kira 20 m3 dan lebarkan tetesan darah sebesar diameter 1,5 cm dan
keringkan.
23
B. PEMULASAN SEDIAAN DARAH
1. Hemolisis sediaan darah dengan air sampai warna merah hilang
2. Keringkan
3. Fiksasi dengan metilalkohol 1-2 menit
4. Pulas dengan larutan Giemsa selam 15 menit
5. Cuci dengan air pipa sampai warna kelebihan hilang (hati-hati jangan sampai
darah tebal terlepas)
6. Keringkan dan periksa dibawah miroskop
24
Gambar tahapan pembuatan sediaan mikrofilaria
DAFTAR PUSTAKA
25
DAFTAR TILIK PENILAIAN
PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH MALARIA DAN MIKROFILARIA
KETRAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 TROPICAL INFECTION AND EMERGING DISESASES
SEMESTER 6 TA. 2017/2018
26
13. Membersihkan ujung jari tengah dengan kapas alkohol, dibiarkan
kering
14. Menusuk ujung jari dengan lanset darah yang steril, meghapus
tetesan pertama dengan kapas kering.
15. Membuat sediaan apus darah tebal
B.PEMULASAN SEDIAAN DARAH
16. Melakukan hemolisa sediaan darah dengan air sampai warna merah
hilang, dibiarkan kering
17. Melakukan Fiksasi dengan metilalkohol 1-2 menit
18. Memulas dengan larutan Giemsa selam 15 menit
19. Mencuci dengan air pipa sampai warna kelebihan hilang,
dikeringkan
20. Melakukan pemeriksaan dibawah mikroskop
21. Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan
Keterangan :
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan dengan perlu perbaikan
2 = Dilakukan dengan sempurna
42
Padang, ..............................
Instruktur
(…………………………..)
27
Cairan 3 : VENA PUNCTURE (Pemasangan Infus)
PENGANTAR
Pemasangan kateter intravena (iv line catheter) adalah menempatkan cairan steril melalui
jarum langsung ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrien (biasanya glukosa), vitamin atau obat. Pemasangan kateter intravena digunakan
untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok,
untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau
glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau untuk memberikan medikasi.
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan persiapan alat dan bahan dan melakukan pemasangan iv
line catheter.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan untuk pemasangan kateter intravena
2. Mahasiswa mampu menentukan ukuran kateter intravena yang digunakan
3. Mahasiswa mampu menentukan lokasi insersi atau penusukan kateter intravena pada
ekstremitas atas
4. Mahasiswa mengetahui persiapan psikologis pasien yang akan dilakukan pemasangan
kateter intravena
5. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter intravena
6. Mahasiswa mengetahui komplikasi dari pemasangan kateter intravena
Strategi Pembelajaran :
1. Responsi
2. Mengenalkan alat dan bahan untuk pemasangan kateter intravena, mengenalkan warna
dan ukuran kateter intravena, dan mengenalkan lokasi penusukan kateter intravena pada
ekstremitas atas
3. Berlatih melakukan pemasangan kateter intravena
4. Tugas kelompok di rumah (menjelaskan tentang komplikasi pemasangan kateter
intravena)
Intravena Line Catheter
Untuk pemilihan kateter intravena, pilihlah alat dengan panjang terpendek, diameter terkecil
yang memungkinkan administrasi cairan dengan benar.
29
An
atomi
Pembuluh darah yaitu arteri dan vena terdiri dari beberapa lapisan,masing-masing dengan
struktur dan fungsi khusus :
1. Tunika intima
Merupakan lapisan paling dalam dan berkontak langsung dengan aliran vena. Lapisan ini
dibentuk oleh lapisan tunggal sel-sel endotel yang menyediakan permukaan yang licin dan
bersifat nontrombogenik. Pada lapisan ini terdapat katup, tonjolan semilunar, yang membantu
mencegah refluks darah. Kerusakan lapisan ini dapat terjadi akibat kanulasi traumatik, iritasi
oleh alat yang kaku atau besar, serta cairan infus dan partikel yang bersifat iritan.
2. Tunika media
Merupakan lapisan tengah, terdiri dari jaringan ikat yang mengandung serabut muskular dan
elastis. Jaringan ikat ini memungkinkan vena mentoleransi perubahan tekanan dan aliran
dengan menyediakan rekoil elastis dan kontraksi muskular.
3. Tunika adventisia
Merupakan lapisan terluar, terdiri dari serabut elastis longitudinal dan jaringan ikat longgar
Vena perifer atau superfisial terletak di dalam fasia subkutan dan merupakan akses paling
mudah untuk terapi intravena.
1. Metakarpal → Titik mulai yang baik untuk kanulasi intravena.
2. Sefalika → Berasal dari bagian radial lengan. Sefalika aksesorius dimulai pada pleksus
belakang lengan depan atau jaringan vena dorsalis.
3. Basilika → Dimulai dari bagian ulnar jaringan vena dorsalis, meluas ke permukaan anterior
lengan tepat di bawah siku di mana bertemu vena mediana kubiti.
4. Sefalika mediana → Timbul dari fossa antekubiti.
5. Basilika mediana → Timbul dari fossa antekubiti, lebih besar dan kurang berliku-liku
daripada sefalika.
30
6. Anterbrakial mediana → Timbul dari pleksus vena pada telapak tangan, meluas ke arah atas
sisi ulnar dari lengan depan
31
Pemasangan infus
Pelaksanaan dalam pemasangan infus harus dilaksanakan sebaik-baiknya guna menghindari
terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan. Berikut cara umum dalam pemasangan infus:
1. Persiapkan alat dan bahan seperti tiga buah potongan plester sepanjang 2,5 cm. Belah dua
salah satu plester sampai ke bagian tengah, jarum atau kateter, kapas alkohol atau antiseptik.
2. Sambungkan cairan infus dengan infus set terlebih dahulu dan periksa tidak ada udara pada
infus set.
3. Pasang torniket pada daerah proksimal vena yang akan dikaterisasi 60-80 mmHg.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
5. Pilih vena yang akan dilakukan pemasangan, untuk anak-anak lakukan teknik transiluminasi
untuk mendapatkan vena.
6. Dengan kapas alkohol atau antiseptik yang tepat, bersihkan tempat insersi dan biarkan hingga
mengering.
7. Dorong pasien untuk tarik nafas dalam agar pasien relaksasi dan nyaman.
8. Masukkan kateter ke vena sejajar dengan bagian terlurus vena, tusuk kulit dengan sudut 30-45
derajat, setelah keluar darah pada ujung kateter, tarik sedikit jarum pada kateter, dorong
kateter sampai ujung, dan ditekan ujung kateter dengan 1 jari.
9. Lepaskan torniket. Sambungkan kateter dengan cairan infus.
10. Lakukan fiksasi dengan plester atau ikat pita.
11. Lakukan monitoring kelancaran infus (tetesan, bengkak atau tidaknya tempat insersi)
12. Mencatat waktu, tanggal dan pemasangan ukuran kateter
REFERENSI
1. Smith‐Temple, J., & Johnson Young, J. (2010). Nurses’ guide to clinical procedures
(6th ed). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
2. The Joint Commission. (2014). 2014 National patient safety goals. Retrieved April,
2014 from http://www.jointcommission.org/standards_information/npsgs.aspx
32
3. Scales K. 2005. Vascular access: a guide to peripheral venous canulation. Nursing
Standard : 19, 48-52. Date of acceptance : June 13.
Pengertian
Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) adalah prosedur memasukkan pipa panjang yang terbuat
dari polyurethane atau silicone melalui hidung, esofagus sampai kedalam lambung dengan
indikasi tertentu. Sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk mengetahui cara pemasangan
pipa NGT dan mengetahui pipa NGT tersebut sudah masuk dengan benar pada tempatnya.
Indikasi
Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT :
1. Dekompresi isi lambung
Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik peritonitis dan
pankreatitis akut.
Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk bilas lambung (mengeluarkan cairan
lambung)
2. Memasukkan Cairan/Makanan ( Feeding, Lavage Lambung)
Pasien tidak dapat menelan oleh karena berbagai sebab
Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik
Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi lambung.
Kontraindikasi
33
Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1. Pasien dengan maxillofacial injury atau fraktur basis cranii fossa anterior. Pemasangan
NGT melalui nasal berpotensi untuk misplacement NGT melalui fossa cribiformis,
menyebabkan penetrasi ke intrakranial
2. Pasien dengan riwayat striktur esofagus dan varises esofagus.
3. Pasien dengan tumor esofagus
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat pemasangan NGT:
1. Iritasi hidung, sinusitis, epistaksis, rhinorrhea, fistula esophagotracheal akibat
pemasangan NGT jangka lama.
2. Pneumonia Aspirasi.
3. Hypoxia, cyanosis, atau respiratory arrest akibat tracheal intubation
Prosedur Kerja
34
Gambar 1. Peralatan pemasangan NGT
35
Gambar 3. Whoosh test
36
DAFTAR TILIK PENILAIAN
PEMASANGAN INFUS
KETRAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 TROPICAL INFECTION AND EMERGING DISESASES
SEMESTER 6 TA. 2017/2018
ASPEK PENILAIAN 0 1 2
Keterangan :
Skor Penilaian :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan dengan perlu perbaikan
2 : Dilakukan dengan sempurna dan terstruktur
Nilai = × 100
Nilai Akhir =
Padang, ..........................
Instruktur,
(.......................................)
37
DAFTAR TILIK PENILAIAN
PEMASANGAN NGT
KETRAMPILAN KLINIK 6 BLOK 3.5 TROPICAL INFECTION AND EMERGING DISESASES
SEMESTER 6 TA .2017/2018
Nama Mahasiswa : .........................................
No.BP : ..........................................
Kelompok : ..........................................
SKOR
No. ASPEK PENILAIAN 0 1 2
1. Memperkenalkan diri dan melakukan informed consent
tindakan pemasangan NGT
2. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemasangan NGT
3. Memperkirakan ukuran kedalaman NGT yang diinsersikan
4. Menjelaskan persiapan psikologis pasien sebelum
memasang NGT dan instruksi –instruksi selama pemasangan
5. Melakukan pemasangan NGT
6. Menjelaskan intruksi pasca pemasangan NGT dan
mengucapkan terima kasih
Total
Keterangan :
Skor Penilaian :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan dengan perlu perbaikan
2 : Dilakukan dengan sempurna dan terstruktur
Nilai = × 100
Nilai Akhir =
Padang, ..........................
Instruktur,
(.......................................)
38