DAFTAR ISI.......................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................1
DAFTAR TABEL.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
2.2 Atherosklerosis.......................................................................................................13
2.2.1 Definisi.............................................................................................................13
2.2.3 Epidemiologi.....................................................................................................14
2.2.4 Patogenesis.....................................................................................................14
2.3.8 Pencegahan.....................................................................................................19
1
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................26
LAMPIRAN.......................................................................................................................28
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
Aterosklerosis juga disebabkan faktor genetik serta intensitas dan lama paparan
faktor lingkungan (hemodinamik, metabolik, kimiawi eksogen, infeksi virus dan bakteri,
faktor imunitas dan faktor mekanis), dan atau interaksi berbagai faktor tersebut.
Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat
menderita aterosklerosis kemudian berlanjut ke jantung koroner, penulis tertarik untuk
mempelajari tentang ateroskleosis lebih dalam.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hukum Boyle (P1V1 =P2V2) digunakan pada terapi dekompresi, karena semakin
tinggi tekanan semakin rendah volume gelembung gas.
3. Hukum Henry mengatakan bahwa jumlah gas terlarut dalam cairan sama dengan
jumlah tekanan parsial gas yang ada di permukaan cairan. Hukum ini memungkinkan
kadar oksigen yang terlarut dalam plasma akan meningkat jika diberikan tekanan tinggi.
(4)
6
Gambar 2.1 Kadar Oksigen Darah
1. Hiperoksigenasi : DCS, keracunan CO, oklusi arteri retina centralis, crush injury,
compartment syndome, anemia berat akibat kehilangan darah, stroke
7
5. Proliferasi fiboblas, sintesis kolagen
7. Inhibisi toxin
8. Sinergi antibiotik
9. Infeksi
8
2.1.4.2 Kontraindikasi relatif
Penggunaan Terapi Hiperbarik tergantung dari kondisi yang dialami pasien. Saat
(8)
ini digunakan tiga macam indikasi terapi oksigen hiperbarik di Indonesia
9
Tabel 2.3 Tabel 5 Terapi Oksigen Hiperbarik
10
Tabel 2.4 Tabel 6 Terapi Oksigen Hiperbarik
11
Tabel 2.5 Tabel 6A Terapi Oksigen Hiperbarik
12
Tabel 2.6 Tabel Kindwall Modifikasi Guritno
13
2.2 Atherosklerosis
2.2.1 Definisi
Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Ras
14
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
o Peningkatan lipid serum
o Hipertensi
o Merokok
2.2.3 Epidemiologi
Penyakit kardiovaskular akibat atherosklerosis merupakan penyebab kematian
utama di dunia. Pada tahun 2007, setidaknya 1/3 kematian di Amerika akibat penyakit
jantung, penyakit serebrovaskular, dan hipertensi. Setiap hari ada 3000 serangan
jantung. (9)
2.2.4 Patogenesis
Patogenesis atherosklerosis berawal dari kerusakan berulang dari dinding
vaskular. Hal ini memicu respon hiperplastik dengan komponen pro inflamasi. Beberapa
agen yang menyebabkan peningkatan lemak darah, tekanan darah, peningkatan
15
glukosa darah. Menyebabkan potensi kerusakan dan autoimmune dari vaskular. Plak
pada vaskular yang memiliki fibrous cap yang tipis, berpotensi untuk ruptur sehingga
melepaskan kolesterol dan faktor koagulasi dalam darah yang mengancam nyawa.
Beberapa faktor yang mendukung proses atherogenik : (1,9)
- Trauma fisik atau stress
- Hipertensi
- Kadar ROS yang tinggi dalam darah, berasal dari asap rokok atau polutan udara
- Hiperlipidemia (Kadar LDL atau VLDL yang tinggi dalam darah)
- Kadar gula yang tinggi dalam jangka waktu yang lama
- Homosisteinemia
Lesi awal atherosklerosis adalah fatty streak, yang ditemukan pada aorta dan
pembuluh darah besar pada orang berusia 20 tahun. Fatty streak adalah hasil
akumulasi lipoprotein serum dalam tunika intima pembuluh darah. Fatty streak dapat
berubah menjadi plak fibrous akibat akumulasi lipid yang progresif dan migrasi dari sel
otot polos. Beberapa faktor seperti Platelet-derived growth factor, insulin-like growth
factor, transforming growth factors alpha dan beta (TGF alfa dan β), thrombin, and
angiotensin II (A-II) adalah mitogen poten yang berperan dalam inflamasi di dinding
pembuluh darah. Perumbuhan plak fibrous memicu terjadinya remodelling vascular.
Remodelling vaskular ada 2 macamyaitu remodelling positif dan negatif. (2)
16
Gambar 2.3 Peran Makrofag dalam Patogenesis Atherosklerosis
17
Gambar 2.5 Remodelling Vaskular
18
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian
tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut
oksigen ke jaringan
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada
saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala
aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri
oleh ateroma yang juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi
secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri maka gejalanya akan
timbul secara mendadak.
2.3.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan atherosklerosis dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.pemeriksaa fisik yang dapat dilakukan : Adanya
kelemahanatau ketiadaan denyut di daerah penyempitan arteri, suara bising di seluruh
arteri, penurunan tekanan darah pada salah satu ektermias yang terpengaruh, dan
adanya xanthelasma pada kelopak mata.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
aterosklerosis yaitu dengan cara:
19
2.3.7 Penatalaksanaan Medis
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk
pembuluh darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol,
asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan
clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan
aliran darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu
pembedahan untuk mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur
yang sangat invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan
untuk membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam
darah (contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol,
lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah
yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat
invasif, dimana arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk
membuat jembatan guna menghindari arteri yang tersumbat.
2.3.8 Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-
faktor resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang
hendaknya:
20
Berolah raga secara teratur.
Penelitian menunjukkan TGF β ditemukan dalam kadar tinggi pada apoE HDL
,yang menunjukkan kadar TGF β yang tinggi merupakan bagian dari kondisi vaskular
yang normal. Hiperlipidemia diketahui dapat membuat reseptor sinyal TGF β tidak
berjalan dengan baik, statin sendiri juga dapat meningkatkan kinerja TGF β pada
(9)
dinding vaskular.
TGF β diketahui dapat memnbuat dinding arteri menjadi kaku, dan mengurangi
komplians arteri, sehingga dapat mengubah sintesis nitric oxide dan menganggu aliran
darah. (9)
21
TGF β juga berasosiasi dengan stabilitas plak. TGF β dengan kadar rendah
berasosiasi dengan instabilitas plak. TGF dengan kadar tinggi ditemukan pada keadaan
plak yang stabil. (9)
TGF β berasosiasi dengan inhibisi dan migrasi dan proliferasi sel vaskular.. TGF
β juga memiliki efek yang bergantung dosis. TGF β dengan konsentrasi rendah
menstimulasi migrasi dan proliferasi endotel, namun TGF konsentrasi tinggi
(9)
menghambat migrasi dan proliferasi endotel.
TGF β memicu terjadinya apoptosis dari sel otot halus vaskular, dan sel endotel.
TGF β juga dapat menghambat migrasi dan proliferasi endotel pada otot halus aorta
orang dewasa. (9)
22
Pada penelitian Taleb (2014), TGF β memiliki peran protektif pada
atherosklerosis, dengan bantuan regulasi TH 17 dan interleukin 6 dengan stablisasi
plak ateroma.
23
(3)
didalam ruang periselular dan jauh dari sel .
Sintesis MMPs diregulasi oleh ekspresi gen. Dalam jaringan ikat normal,
ekspresi MMPs secara fisiologis rendah, tetapi meningkat pada proses patologis seperti
pada kondisi OA dan RA. MMP-1, MMP-3, MMP-9, dan MMP-13 diinduksi oleh IL-1
beta dan TNF-alpha. IL-1 beta dan TNF-alpha meregulasi gen MMP melalui jalur
tranduksi signal seperti MAPKs (Mitogen-Activated Protein Kinases). Dengan
demikian,jalur MAPKs sangat penting sebagai signal mediator dari sitokin pada proses
inflamasi. (3)
MMP diduga memiliki peran terhadap proses patologi dari atherosklerosis. MMP
mendegradasi kolagen dan membuat sel otot polos bermigrasi dalam dinding pembuluh
darah. Beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi kerja MMP adalah
(10)
homosistein, hidrogen disulfida dan nitrit oksida.
Inhibisi dari MMP saat ini dalam penelitian sebagai target terapi dalam
atheroskleoris. (Roycik 2013). MP juga berperan dalam degradasi matriks ekstraseluler
sehingga menimbulkan remodelling vaskular yang meruhgikan pada patogensess
atherosklerosis. (11)
Pada penelitian Niu (2010), terapi HBO dapat menurunkan jumlah produksi MMP
yang disebabkan karena penurunan jumlah sitokin IL-1 akibat block sinyal MAPK serta
didapatkan peningkatan jumlah TIMP (5)
Penelitan Zhang (2013) menunjukkan bahwa pemberian terapi HBO 100% 2.4
ATA selama 90 menit selama 7hari menyebabkan penurunan jumlah MMP pada luka
kronis dan peningkatan ekspresi TIMP-2 sehingga secara konsisten mengurangi
(12)
terjadinya degradasi dari matrix.
24
Gambar 2. 7 Peran MMP dalam Pathogenesis Atherosklerosis
25
BAB III
KERANGKA KONSEP
HBO
Fatty Streak
IL-6 IL-23
Stable Plaque
Unstable Plaque
Ruptur Plaque
26
BAB IV
PENUTUP
Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih
berganti. Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan
rupture plak.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendalami hubungan MMP dan TGF β
dengan kejadian atherosklerosis sehingga menjadi target terapi masa depan sehingga
morbiditas dan mortalitas penderita bisa ditekan.
27
DAFTAR PUSTAKA
12. Zhang dan Gould. 2013. Hyperbaric Oxygen Reduces Matrix Metalloproteinases
in Ischemic Wounds through a Redox-Dependent Mechanism. Journal of
28
investigative Dermatology. Jan;134(1):237-246. doi: 10.1038/jid.2013.301. Epub
2013 Jul 18.
LAMPIRAN
29
30
31
32
33
34