DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
Tahun 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas tentang “PETANI BAKAU”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sumber Daya Alam ....................................................... 2
2.2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) ................ 2
2.3. Cara mengelola Sumber Daya Alam ............................................... 5
2.4. Manfaat Sumber daya alam bagi kehidupan manusia ..................... 9
BAB III
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 11
4.2. Saran ................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
ii
ABSTRAK
Sumber daya alam merupakan semua kekayaan baik berupa benda mati maupun benda
hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya alam yang akan habis terpakai karena tidak dapat dibuat baru secara cepat,
melainkan proses pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun untuk menjadi
sumber daya alam tersebut atau yang disebut dengan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Sedangkan Sumber daya alam yang tidak akan habis bila terus-
menerus digunakan, karena masih bias diusahakan agar tetap ada dan selalu tersedia
adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Lingkungan akan baik tergantung orang yang ada disekitarnya merawat dengan baik.
Baik buruknya suatu daerah adalah penduduk yang mendiami daerah tersebut.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam
hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan, merupakan salah satu aset
yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebagai modal
dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi
dengan cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus
dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin
besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.
Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip
ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam
memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada
terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia.
Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat
mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah
kehidupan bisa terganggu. Oleh karena kabupaten Siak memilki SDA hutan bakau serta
pemanfaatannya yang kurang, kami memiliki inovasi yaitu perekat tannin dari bakau
(PETANI BAKAU).
1
BAB II
2
PEMBAHASAN
Sumber daya alam adalah semua yang terdapat di alam (kekayaan alam) yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya.
Sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam hayati dan sumber daya alam
non hayati. Sumber daya alam hayati disebut juga sumber daya alam biotik yaitu semua
yang terdapat di alam (kekayaan alam) berupa makhluk hidup. Sedangkan sumber daya
alam non hayati atau sumber daya alam abiotik adalah semua kekayaan alam yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa benda mati.
3
Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,
dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Lestari yang
dimaksud disini adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya
dengan tujuan mempertahankan sifat dan bentuknya. Jadi, prinsip lestari adalah segala
daya upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber daya alam yang ada, tetap ada, baik
dilihat dari sifatnya maupun dari bentuknya. Dengan demikian, sumber daya alam
harus senantiasa dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan
nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan diseluruh sektor
dan wilayah, menjadi prasyarat utama untuk diinternalisasikan kedalam kebijakan dan
peraturan perundangan, terutama dalam mendorong investasi pembangunan jangka
menengah. Prinsip-prinsip tersebut, saling bersinergis dan melengkapi dengan
pengembangan tata pemerintahan yang baik berdasarkan pada asas partisipasi,
transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaan sumber
daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Contoh konsep lestari dalam
pengelolaan SDA:
1) Menggunakan pupuk alami atau organik
Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan
pilihan yang sangat tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan
mineral serta zat-zat didalam pupuk organik, sangat cocok untuk menyuburkan
tanah, dan zat-zat tersebut tidak mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat
ramah lingkungan. Oleh karenanya, kesuburan tanah yang dipupuk dengan
pupuk organik, tidak akan mudah hilang, karena selalu mengalami regenerasi
oleh jasad hidup yang terkandung didalam pupuk organik. Berbeda dengan
pupuk kimia, tidak semua dapat diuraikan oleh jasad renik didalam tanah,
sehingga dalam jangka waktu yang lama akan mengendap dan akan merusak
tanah.
2) Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan
Dalam industri pertanian, penggunaan pestisida merupakan hal yang mutlak
dilakukan untuk mencegah serangan hama penyakit. Namun, untuk mendukung
kelestarian sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan
kebutuhan, agar residu yang dihasilkan tidak begitu banyak dan mengendap.
Sebab, jika residu yang mengendap sudah terlalu banyak pada tempat yang
sama, dapat mempengaruhi kesuburan tanah serta kualitas tanamannya sendiri,
karena terlalu banyak mengandung bahan kimia.
3) Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring / perbukitan)
4
Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang miring posisi
tanahnya, perlu dibangun terasering atau sengkedan untuk menghambat lajunya
aliran air hujan.
4) Pelestarian udara Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap
organisme bernapas memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga udara, agar tetap bersih dan sehat, antara lain:
a. menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia, dan
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Disamping
itu, tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara
akan tetap terjaga,
b. mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa
pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap
yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor dan cerobong asap,
merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan
kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke
udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik,
c. mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atsmosfer. Gas freon yang digunakan untuk
pendingin pada AC atau kulkas serta dipergunakan diberbagai produk
kosmetik, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon sehingga
mengakibatkan lapisan ozon meyusut.
5) Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini,
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: reboisasi
atau penanaman kembali hutan yang gundul, melarang pembabatan hutan,
menerapkan sistem tebang-pilih dalam menebang pohon, menerapkan sistem
tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan, dan menerapkan sanksi yang
berat, bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengolahan hutan.
5
tersebut, akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh sebab itu,
kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi
kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah: mendirikan cagar alam
dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar.
7) Pelestarian laut dan pantai Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang
sangat luas dan banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan
biota laut dan pantai, lebih banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, pengrusakan hutan bakau, dan pengrusakan hutan
bakaukarang di laut merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai,
dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman
bakau di areal sekitar pantai.
b. Melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar pantai maupun
di dasar laut.
c. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya, dalam
mencari ikan.
Cara penggunaan sumber daya alam oleh manusia yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan cara sebagai berikut :
1. Selektif, yaitu memilih, menggunakan, dan mengusahakan sumber daya alam
dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan kehidupan.
6
2. Menjaga kelestarian(Untuk menggali dan mengolah sumber daya alam perlu
menggunakan teknologi maju sehingga memungkinkan terpeliharanya
kelestarian).
3. Menghemat( Perlu dihindarkan pemborosan dalam mengolah sumber daya
alam).
4. Memperbarui ( Perlu adanya upaya untuk memperbarui sumber daya alam )
dengan cara :
a) Reboisasi dan penghijauan lahan yang gundul.
b) Mengembangbiakkan hewan dan tumbuhan secara modern melalui
tindakan pelestarian.
c) Penanaman ladang secara bergilir.
d) Pengolahan tanah pertanian dengan pancausaha pertanian
Cara Mengelolah Sumber Daya Alam yang dapat diperbarui
1. Pengelolaan dibidang pertanian
Mekanisme pertanian tanpa perhitungan yang tepat dapat menurunkan
kesuburan tanah. Hal ini dapat terjadi karena rusaknya lapisan bagian atas tanah yang
mengandung humus dan dapat menyebabkan terjadinya pengikisan tanah yang
disebabkan oleh air. Dengan demikian, perlu dijaga keseimbangan antara tuntutan untuk
memperoleh hasil yang berlimpah dengan efek samping yang merusakkan lingkungan.
Usaha untuk memperoleh hasil pertanian yang berlimpah ditempuh dengan
sebutan revolusi hijau. Langkah ini ditempuh dengan industrialisasi pertanian, yaitu
adanya perubahan dari petani kecil (dengan lahan sempit), menjadi petani industri
(dengan lahan luas). Aktivitas ini memberikan dampak sosial ekonomis kepada petani
kecil yang kehilangan tanah garapan dan pekerjaan.
7
(1) Perlindungan anak ikan, yaitu larangan penangkapan ikan yang belum dewasa
dengan menggunakan alat penangkapan yang ukuran jaringnya ditentukan.
(2) Sistem kuota, yaitu menentukan bagian perairan yang boleh diambil ikannya
pada musim tertentu. Penggunaan sistem ini harus disertai kontrol yang baik.
(3) Penutupan musim penangkapan dengan tujuan agar jumlah induk ikan tidak
berkurang, kemudian pada waktu pemijahan serta pembesaran anak ikan tidak
terganggu. Pada musim tersebut dilarang melakukan penangkapan ikan-ikan
tertentu.
(4) Penutupan daerah perikanan, yaitu larangan penangkapan ikan di daerah
pemijahan dan pembesaran ikan, terutama di daerah yang populasinya
menurun.
Cara Mengelolah Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbarui
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati merupakan sumber daya alam alami yang dapat
diperbarui, tetapi pelestariannya tergantung kepada manusia. Dalam memanfaatkan
sumber daya alam hayati terdapat dua pilihan, yaitu mengambil hasil dengan
memikirkan kelestariannya atau mengambil hasil sebanyak mungkin tanpa memikirkan
kelestariannya. Dalam pemanfaatannya manusia harus memperhatikan kelestarian
sumber daya alam hayati agar tetap terjaga keseimbangannya.
8
(4) Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sumber obat-obatan (lebih dikenal
dengan apotek hidup) seperti kumis kucing, jahe, kencur, kunyit, temulawak,
dan beberapa jenis tanaman lainnya yang digunakan untuk obat tradisional.
(5) Jenis tanaman untuk keperluan industri. Orang membudidayakan beberapa jenis
tanaman secara luas dalam bentuk perkebunan.
Contoh: teh, kopi, tebu, tembakau, lada, gambir, vanili, dan sebagainya.
(6) Jenis tanaman yang dimanfaatkan manusia sebagai sumber minyak atsiri, antara
lain cengkih, serai, tengkawang, kayu putih, dan kenanga.
(7) Berbagai jenis tanaman yang dimanfaatkan manusia sebagai tanaman hias dapat
menyemarakkan kehidupan manusia dan juga meningkatkan nilai budaya.
Contoh: anggrek, mawar, melati, dan lain-lain.
(8) Tanaman yang dimanfaatkan sebagai sumber protein adalah kedelai, kacang
hijau, serta jenis kacang-kacangan lainnya.
9
1) Sumber daya alam yang cepat habis, sebab nilai konsumtifnya tinggi dan
digunakan dalam jumlah yang banyak. Jenis sumber daya alam ini daur
ulangnya sukar dilakukan.
Contoh: minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
2) Sumber daya alam yang tidak cepat habis, sebab nilai konsumtifnya kecil dan
manusia hanya memanfaatkan dalam jumlah sedikit. Sumber daya alam ini
dapat dipakai secara berulang-ulang sehingga tidak cepat habis.
Contoh: intan, batu permata, dan logam mulia (emas).
10
3. Berbagai jenis kayu telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan mebel,
seperti kayu jati dan kayu-kayu yang lain yang telah dibudidayakan dari hutan,
seperti meranti, rasamala, rotan, dan bambu.
4. Tanamah ada juga yang digunakan sebagai bahan obat-obatan yang lebih dikenal
dengan apotek hidup, seperti kumis kucing, jahe, kencur, kunyit, temulawak.
BAB III
3.2.1 Dextrin
11
Dekstrin merupakan salah satu produk hasil hidrolisa pati berwarna putih hingga
kuning (SII, 1985). Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim
atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada
beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-
mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6-10 molekul) yang
disebut dekstrin. Dekstrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya
dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa (Somaatmadja, 1970) dalam ebook
pangan. Dekstrin dapat di temukan di komoditas pertanian seperti, sagu dan
singkong.
12
Berdasarkan reaksi warnanya dengan yodium, dextrin dapat diklasifikasikan atas
amilodextrin, eritrodextrin dan akrodextrin. Pada tahap awal hidrolisa, akan
dihasilkan amilodextrin yang masih memberikan warna biru bila direaksikan
dengan yodium. Bila hidrolisa dilanjutkan akan dihasilkan eritrodextrin yang akan
memberikan warna merah kecoklatan bila direaksikan dengan yodium. Sedangkan
pada tahap akhir hidrolisa, akan dihasilkan akrodextrin yang tidak memberikan
warna bila direaksikan dengan yodium.
Berdasarkan reaksi warnanya dengan yodium, dextrin juga dapat dibedakan dengan
amilosa dan amilopektin. Pati bila berikatan dengan yodium akan menghasilkan
warna biru karena struktur molekul pati yang berbentuk spiral, sehingga akan
mengikat molekul yodium dan membentuk warna biru. Berdasarkan percobaan
diperoleh bahwa pati akan merefleksikan warna biru bila 2 polimer glukosanya
lebih besar dari 20 (seperti amilosa). Bila polimer glukosanya kurang dari 20,
seperti amilopektin, akan dihasilkan warna merah. Sedangkan polimer yang lebih
kecil dari lima, tidak memberi warna dengan yodium.
13
mendekati 20 jam menghasilkan produk dengan warna yang lebih gelap dari pada
dextrin putih.
3.2.2 Tanin
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa tanaman. Tanin
mampu mengikat protein, sehingga protein pada tanaman dapat resisten terhadap
degradasi oleh enzim protease di dalam silo ataupun rumen (Kondo et al., 2004). Tanin
selain mengikat protein juga bersifat melindungi protein dari degradasi enzim mikroba
maupun enzim protease pada tanaman (Oliveira et al., 2009), sehingga tanin sangat
bermanfaat dalam menjaga kualitas silase.
Tanin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam senyawa polifenol (Deaville et
al., 2010). Tanin mempunyai kemampuan mengendapkan protein, karena tanin
mengandung sejumlah kelompok ikatan fungsional yang kuat dengan molekul protein
yang selanjutnya akan menghasilkan ikatan silang yang besar dan komplek yaitu protein
tanin. Tanin mempunyai berat molekul 0,5-3 KD. Tanin alami larut dalam air dan
memberikan warna pada air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang sampai
warna merah gelap atau coklat, karena setiap tanin memiliki warna yang khas
tergantung sumbernya (Ahadi, 2003).
Tanin pada tanaman diklasifikasikan sebagai tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.
Tanin terhidrolisis merupakan jenis tanin yang mempunyai struktur poliester yang
mudah dihidrolisis oleh asam atau enzim, dan sebagai hasil hidrolisisnya adalah suatu
asam polifenolat dan gula sederhana. Golongan tanin ini dapat dihidrolisis dengan
asam, mineral panas dan enzim-enzim saluran pencernaan. Sedangkan tanin
terkondensasi, yang sering disebut proantosianidin, merupakan polimer dari katekin dan
epikatekin (Maldonado, 1994). Tanin yang tergolong tanin terkondensasi, banyak
terdapat pada buah-buahan, biji-bijian dan tanaman pangan, sementara yang tergolong
tanin terhidrolisis terdapat pada bahan non-pangan (Makkar, 1993), untuk lebih jelas
struktur tanin dapat dilihat pada Gambar 1.
14
Menurut Susanti (2000), sifat utama tanin pada tanaman tergantung pada gugus
fenolik-OH yang terkandung dalam tanin. Secara garis besar sifat tanin dapat dijabarkan
sebagai berikut :
2. Semua jenis tanin dapat larut dalam air, kelarutannya besar dan akan bertambah
besar apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu pula dalam pelarut organik seperti
metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya.
3. Reaksi warna terjadi bila disatukan dengan garam besi. Reaksi ini digunakan
untuk menguji klasifikasi tanin. Reaksi tanin dengan garam besi akan memberikan
warna hijau dan biru kehitaman, tetapi uji ini kurang baik karena selain tanin yang
dapat memberikan reaksi warna, zat-zat lain juga dapat memberikan reaksi warna
yang sama.
4. Tanin mulai terurai pada suhu 98,8 0C.
15
6. Ikatan kimia yang terjadi antara tanin-protein atau polimer lainnya terdiri dari
ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.
7. Tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah dioksidasi
menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin amorf (tidak berbentuk) dan tidak
mempunyai titik leleh.
8. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya atau dibiarkan di udara
terbuka.
9. Tanin mempunyai sifat bakteristatik dan fungistatik.
3.2.3 Formaldehida
16
supaya ianya tahan terhadap serangan bakteri yang lain pada masa akan datang.
(Kardono, 2006)
Bahan baku utama dalam penelitian ini adalah kulit kayu bakau, aquadest,
etanol CuSO4.5H2O, CdCl2.H2O, H2SO4, HCl, formaldehid 37%, FeCl3 dan
gelatin . Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah microwave, hot
plate, leher tiga, timbangan elektrik, termometer, kertas saring, oven dan
peralatan gelas.
Sampel kulit kayu bakau dikeringkan dengan oven. Setelah dikeringkan, sampel
dihaluskan menggunakan ballmill. Kemudian, sampel diayak menggunakan
ayakan 50 mesh hingga diperoleh serbuk kulit kayu Bakau.
BAB IV
ANALISA EKONOMI
Suatu pabrik harus dievaluasi kelayakan berdirinya dan tingkat pendapatannya
sehingga perlu dilakukan analisa perhitungan secara teknik. Selanjutnya, perlu juga
dilakukan analisa terhadap aspek ekonomi dan pembiayaannya. Hasil analisa tersebut
17
diharapkan berbagai kebijaksanaan dapat diambil untuk pengarahan secara tepat. Suatu
rancangan pabrik dianggap layak didirikan bila dapat beroperasi dalam kondisi yang
memberikan keuntungan.
Berbagai parameter ekonomi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan
layak tidaknya suatu pabrik didirikan dan besarnya tingkat pendapatan yang dapat
diterima dari segi ekonomi. Parameter-parameter tersebut antara lain:
1. Modal investasi / Capital Investment (CI)
2. Biaya produksi total / Total Cost (TC)
3. Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
4. Titik impas / Break Even Point (BEP)
5. Laju pengembalian Modal / Return On Investment (ROI)
6. Waktu pengembalian Modal / Pay Out Time (POT)
7. Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
4.1 Modal Investasi
Modal investasi adalah seluruh modal untuk mendirikan pabrik dan mulai
menjalankan usaha sampai mampu menarik hasil penjualan. Modal investasi terdiri
dari:
4.1.1 Modal Investasi Tetap / Fixed Capital Investment (FCI)
Modal investasi tetap adalah modal yang diperlukan untuk menyediakan segala
peralatan dan fasilitas manufaktur pabrik. Modal investasi tetap ini terdiri dari:
1. Modal Investasi Tetap Langsung (MITL) / Direct Fixed Capital Investment
(DFCI), yaitu modal yang diperlukan untuk mendirikan bangunan pabrik, membeli dan
memasang mesin, peralatan proses, dan peralatan pendukung yang diperlukan untuk
operasi pabrik.
Modal investasi tetap langsung ini meliputi:
Modal untuk tanah
Modal untuk bangunan dan sarana
Modal untuk peralatan proses
Modal untuk peralatan utilitas
Modal untuk instrumentasi dan alat kontrol
Modal untuk perpipaan
Modal untuk instalasi listrik
Modal untuk insulasi
18
Modal untuk investaris kantor
Modal untuk perlengkapan kebakaran dan keamanan
Modal untuk sarana transportasi
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap
langsung, MITL sebesar Rp 377.430.675.601,-
2. Modal Investasi Tetap Tak Langsung (MITTL) / Indirect Fixed Capital
Investment (IFCI), yaitu modal yang diperlukan pada saat pendirian pabrik
(construction overhead) dan semua komponen pabrik yang tidak berhubungan secara
langsung dengan operasi proses. Modal investasi tetap tak langsung ini meliputi:
Modal untuk pra-investasi
Modal untuk engineering dan supervisi
Modal biaya legalitas
Modal biaya kontraktor (contractor’s fee)
Modal untuk biaya tak terduga (contigencies)
Dari perhitungan pada Lampiran E diperoleh modal investasi tetap tak langsung,
MITTL sebesar Rp 139.084.004.479,-
Maka total modal investasi tetap,
Total MIT = MITL + MITTL
= Rp 377.430.675.601,-+ Rp 139.084.004.479,-
= Rp 516.514.680.080,-
4.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC)
Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk memulai usaha sampai mampu
menarik keuntungan dari hasil penjualan dan memutar keuangannya. Jangka waktu
pengadaan biasanya antara 1 – 3 bulan, tergantung pada cepat atau lambatnya hasil
produksi yang diterima. Dalam perancangan ini jangka waktu pengadaan modal kerja
diambil 1 bulan. Modal kerja ini meliputi:
Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas
Modal untuk kas
Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan
jumlahnya tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, biaya
administrasi umum dan pemasaran, pajak, dan biaya lainnya.
Modal untuk mulai beroperasi (start-up)
Modal untuk piutang dagang
19
Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan
yang dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual tiap
satuan produk.
Dari hasil perhitungan diperoleh modal kerja sebesar Rp 671.195.667.478,-
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp 516.514.680.080,- + Rp 671.195.667.478,-
= Rp 1.187.710.347.550,-
Modal investasi berasal dari :
Modal sendiri/saham-saham sebanyak 60% dari modal investasi total Modal
sendiri adalah Rp 712.626.208.530,-
Pinjaman dari bank sebanya 40 dari modal investasi total Pinjaman bank
adalah Rp 475.084.139.020,-
4.2 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC)
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik
beroperasi. Biaya produksi total meliputi:
4.2.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah
produksi, meliputi:
Gaji tetap karyawan
Bunga pinjaman bank
Depresiasi dan amortisasi
Biaya perawatan tetap
Biaya tambahan industri
Biaya administrasi umum
Biaya pemasaran dan distribusi
Biaya laboratorium, penelitian dan pengembangan
Biaya hak paten dan royalti
Biaya asuransi
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dari hasil perhitungan diperoleh biaya tetap (FC) adalah sebesar Rp
319.468.156.285,-
4.2.2 Biaya Variabel (BV) / Variable Cost (VC)
20
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi.
Biaya variabel meliputi:
Biaya bahan baku proses dan utilitas
Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan,
pemasaran dan distribusi.
Biaya variabel lainnya
Dari hasil perhitungan diperoleh biaya variabel (VC) adalah sebesar Rp
3.247.572.852.740,-
Maka, Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 319.468.156.285,- + Rp 3.247.572.852.740,-
= Rp 3.567.041.009.020,-
4.3 Total Penjualan (Total Sales)
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk tanin adalah sebesar Rp
404.867.502.980,- .Maka laba penjualan adalah sebesar Rp 113.362.900.834,-
4.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha
Dari hasil perhitungan diperoleh:
1. Laba sebelum pajak (bruto) = Rp 404.867.502.980,-
2. Pajak penghasilan (PPh) = Rp 113.362.900.834 ,-
3. Laba setelah pajak (netto) = Rp 291.504.602.146,-
4.5 Analisa Aspek Ekonomi
4.5.1 Profit Margin (PM)
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak
penghasilan PPh terhadap total penjualan.
PM =
= 10,19 %
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 10,19%, maka pra
rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
4.5.2 Break Even Point (BEP)
21
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung
dan tidak rugi.
= 44,10 %
Kapasitas produksi pada titik BEP = 44,10% x 27.775,584 ton/tahun
= 0,44 x 27.775,584 ton/tahun
= 12.249.032 ton/tahun
Nilai penjualan pada titik BEP = 44,10 % x Rp 3.971.908512.000,-
= Rp 1.751.611.653.790,-
Dari data feasibilities, (Timmerhaus, 1991) :
- BEP ≤ 50%, pabrik layak (feasible)
- BEP ≥ 70%, pabrik kurang layak (infeasible).
Dari perhitungan diperoleh BEP = 44,10%, maka pra rancangan pabrik ini layak.
4.5.3 Return on Investment (ROI)
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari
penghasilan bersih.
ROI = 24,54%
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total
dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah:
ROI ≤ 15 % resiko pengembalian modal rendah.
15 ≤ ROI ≤ 45 % resiko pengembalian modal rata-rata.
ROI ≥ 45 % resiko pengembalian modal tinggi.
Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 24,54 %; sehingga pabrik yang
akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata – rata .
4.5.4 Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan
22
penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas
penuh setiap tahun.
RON = 40,90 %
4.5.6 Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan
besarnya sama. Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka
pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku
maka pabrik dianggap rugi.
Dari perhitungan diperoleh IRR = 46,17 % sehingga pabrik akan
menguntungkan karena lebih besar dari bunga bank sebesar 15%
BAB V
23
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan alam baik berupa benda mati
maupun benda hidup yang berada di alam atau bumi yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam yang tidak akan habis bila terus-
menerus digunakan, karena masih bisa diusahakan agar tetap ada dan selalu tersedia
(Sumber daya alam yang dapat diperbaharui), sedangkan sumber daya alam yang akan
habis terpakai karena tidak dapat dibuat baru secara cepat, melainkan proses
pembentukannya memerlukan waktu jutaan tahun untuk menjadi sumber daya alam
tersebut. Sumber daya ala mini terdapat dalam jumlah yang relative statis, karena tidak
ada pembentukan dan pembaharuannya (sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui).
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut:
a. Total modal investasi : Rp. 1.187.710.347.550,-
b. Biaya Produksi : Rp. 3.567.041.009.020,-
c. Hasil penjualan/ tahun : Rp. 3.971.908.512.000,-
d. Laba Bersih : Rp. 291.504.602.146,-
e. Profit Margin : 10,19 %
f. Break Even Point (BEP) : 44,10 %
g. Return of Investment (ROI) : 24,54 %
h. Return On Network (RON) : 40,90 %
i. Pay Out Time (POT) : 4,07 tahun
j. Internal Rate of Return (IRR) : 46,17 %
4.2 Saran
Ekologi Sumber Daya Alam sangatlah penting maka dari itu kita harus bisa
menjaga dan melestarikan semaksimal mungkin agar ekologi dan sumber daya alam
tetap terjaga. Kita sebagai penerus bangsa harus sadar akan ekologi sumber daya alam.
Oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan SDA dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan kebutuhan, jangan terlalu berlebihan. Karena kelak anak cucu kita pasti
memerlukan SDA untuk kelangsungan hidupnya.
24
25
DAFTAR PUSAKA
See more at: http://gumiraputradesign.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-manfaat-
sumber-daya-alam.html#sthash.g9oWgMGn.dpuf.
http://bungsuku.blogspot.com/2011/07/v-behaviorurldefaultvml-o.html
Reso Sudarmo, Sudjiran. (1958). Ilmu Bumi Alam. Bandung
Sumber: http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/12/prinsip-prinsip-pengelolaan-sumber-
daya.html
Hardjanti S, 2006. Potensi Daun Suji Sebagai Sumber Zat Warna Alami dan
Stabilitasny Selama Pengeringan Bubuk Menggunakan Binder Maltodekstrin,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Lineback, D.F and G.E. Inlett. 1982. Food Carbohydrates. The AVI Publishing Co. West
Port.
26