Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani,yang berhubungan
dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan
sebagai pernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logosyang
berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yangdiambil dari kata
kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
1. Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat katadan
dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)2.
3. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk menelitiketepatan
nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)4.
6. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramatusaha
untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang
sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian
logika secara etimologi maupun terminologibahwa logika menegaskandua hal yang
menjadi inti pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logikaadalah elemen
dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atauketrampilan, yakni seni
atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dansemestinya. Sebagai ketrampilan,
logika adalah seni dan kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas
pemikiran agar bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur.
Sejarah Logika
Logika muncul bersama dengan filsafat. Dimulai sejak Thales(624 SM – 548 SM), filsuf
Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul,dan cerita-cerita isapan jempol
dan berpaling kepada akal budi untukmemecahkan rahasia alam semesta.Thales mengatakan
bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsipatau asas utama alam semesta. Saat itu
Thales telah mengenalkan logika induktif itu tidak berarti logika berdiri sendiri sebagai satu
disiplin di samping filsafatmelainkan bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran
yang logis.Untuk menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin.
Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran sistematistentang
logika adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M). menarik,karena Aristoteles sendiri
tidak menggunakanistilah “logika”.
Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan“Analitika” –
penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolakdari putusan-putusan yang
benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadapargumentasi-argumentasi yang bertitik-
tolak dari putusan-putusan yang masih diragukan.
“Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan sebagai satu ilmu di
antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika”adalah persiapan yang mendahului
ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa“logika” adalah alat (organon) untuk mempraktikkan
ilmu pengetahuan.
Logika modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A. de Morgan(1806 – 1871),
George Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan karya besar A. N. Whitehead
dan Bertrand Russel “Principia Mathematica”.
Bagian-bagianLogika
Pembagian logika
Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
1. Logika makna luas dan logika makna sempitDalam arti sempit istilah tersebut dipakai
searti dengan deduktif atau logikaformal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas
pemakaiannya mencakupkesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang
bagaimana
sistem penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai
logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang
mempelajari asas-
asas pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatuke
simpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betulmenurut
bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yangmempelajari
asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai padasuatu kesimpulan
umum yang bersifat boleh jadi.
3. Logika Formal dan MaterialLogika formal adalah mempelajari asas aturan atau
hukum-hukum berfikiryang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar
mencapai kebenaran.Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal serta
menilai hasil-hasillogika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis
sesungguhnya. Logikamaterial mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan,
proses terjadinya pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan
itu.
4. Logika Murni dan TerapanLogika murni adalah merupakan suatu pengetahuan asas
dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan–
pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu
dianalisa kebenarannya dengan aturan semantik. Aturan semantik memproses setiap
hubungan-hubungan antar pernyataan yang ada dalam suatu kalimatsehingga
diketahui kebenaran dari kalimat tersebut. Sebelum melangkah
lebih jauh ke penelusuran nilai kebenaran suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu
penghubung apa yang ada dalam suatu kalimat.
Negasi (not -)
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya-
P = true ; not P = false-
Q = false ; not Q = true
Konjungsi (- and -)
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar barukalimat tersebut
dinyatakan benar.
Disjungsi (- or -)
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimattersebut juga benar.
Implikasi (if
–
then -)
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen benar baru
kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah makakalimat itu benar untuk setiap
keadaan konsekuen.
Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan implikasi bilaantesenden bernilai
benar maka aturan implikasi dengan konsekuen pertamayang menentukan nilai kebenaran
kalimat, sebaliknya bila antesenden bernilai salah maka aturan implikasi negasi antesenden
dengan konsekuenkedua yang menentukan nilai kebenaran kalimat.
Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau bahkan kekeliruan.
Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari pembaca dan kritik konstruktif
sebagai upaya pembangunan mental guna penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya.
Dan, hal itu penulis harapkandengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa.