Anda di halaman 1dari 2

a.

Prinsip kerja teknologi boiler


Boiler Stocker
proses kerjanya adalah dengan meniupkan udara panas dari bawah rantai sehingga bahan bakar
padat(misalnya batu bara) dapat terbakar. Stoker Type Boiler adalah sistem pembakaran dengan
memasukkan bahan bakar padat pada bed pembakaran yang tetap, udara yang digunakan untuk proses
pembakaran dioperasikan dengan kecepatan yang kecil.
Boiler Fulvurized
Prinsip kerjanya adalah dengan menggunakan mill untuk menggiling batu bara sehingga menjadi serbuk
sebelum diumpankan ke dalam ruang bakar. Kemudian disalurkan menuju ruang pembakaran dengan
menggunakan udara. Pada awal proses start up bahan bakar dengan menggunakan minyak HSD atau
solar. Setelah memenuhi syarat kemudian diganti menggunakan bahan bakar batu bara.
Boiler Circulating Fulvurized Bed (CFB)
Prosesnya menggunakan tumpukan (bed) partikel pasir yang diletakkan di bagian bawah ruang bakar
boiler sebagai media untuk memanaskan udara dan ruang bakar secara keseluruhan. Udara dengan
tekanan dan kecepatan tinggi dihembuskan dari dasar tungku melalui nozzel-nozzel dan menembus
tumpukan pasir sehingga batu bara yang berada di atas pasir tersebut dapat melayang dan terbakar di
dalam ruang bakar. Batubara yang telah terbakar namun belum habis dan ikut bersama-sama dengan
aliran gas hasil pembakaran dipisahkan dengan siklon untuk dikembalikan ke ruang bakar agar terbakar
secara sempurna.
Tiga tipe ini dibedakan berdasarkan proses pembakarannya. Tiap tipe boiler ini juga memiliki fungsi
masing-masing pada tiap kegunaannya dan bahan bakar yang digunakan

 Boiler Stocker
Sebagai bahan bakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang tidak terlalu rendah dan berukuran
maksimum sekitar 30mm. Selain itu, karena adanya pembatasan sebaran ukuran butiran batubara
yang digunakan, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur ke dalam
batubara tersebut. Sehingga abu hasil pembakaran berupa fly ash jumlahnya sedikit.
 Boiler Fulvurized
Pada tipe ini bahan bakar biasanya dengan menggunakan batubara adalah yang memiliki sifat
ketergerusan dengan HGI (Hardgrove Grindability Index) di atas 40 ( semakin rendah nilai HGI
berarti batubara tersebut semakin keras. Semakin tinggi kualitas/nilai kalor batubara maka batubara
semakin keras atau HGI rendah) dan kadar air kurang dari 30%, serta rasio bahan bakar (fuel ratio)
kurang dari 2. Pembakaran dengan metode PCC ini akan menghasilkan abu yang terdiri diri
dari clinker ashsebanyak 15% dan sisanya berupa fly ash.
 Boiler Circulating Fulvurized Bed (CFB)
Pada pembakaran dengan metode CFB, batubara diremuk terlebih dulu dengan
menggunakan crusher sampai berukuran maksimum 25mm. Tidak seperti pembakaran
menggunakan stoker yang menempatkan batubara di atas kisi api selama pembakaran atau metode
Fulvurized yang menyemprotkan campuran batubara dan udara pada saat pembakaran. Persyaratan
spesifikasi bahan bakar yang akan digunakan untuk CFB tidaklah seketat pada metode pembakaran
yang lain. Secara umum, tidak ada pembatasan yang khusus untuk kadar zat terbang ( volatile
matter), rasio bahan bakar (fuel ratio) dan kadar abu. Bahkan semua jenis batubara termasuk
peringkat rendah sekalipun dapat dibakar dengan baik menggunakan metode CFBC ini.
c. pembangkit besar lebih cocok ke boiler tipe fulvurized karena :

 Merespon cepat dalam perubahan beban;


 Menaikkan efisiensi thermal;
 Kemampuan memasukkan sejumlah besar bahan bakar melalui burner.

PENGERTIAN BOILER CFB ( CIRCULATING FLUIDIZED BED )

 CIRCULATING : Terjadinya sirkulasi batu bara yang belum habis terbakar dari FURNACE ke
CYCLONE kemudian masuk ke SEALPOT dan kembali ke FURNACE.
 FLUIDIZED : Penghembusan udara primer untuk menjaga material bed dan batu bara tetap
melayang didalam furnace.
 BED : Material material berupa partikel partikel kecil ( pasir kuarsa, bottom ash ) yang bsigunakan
sebagai media awal transfer panas dari pembakarn HSB kepembakaran batu bara ( 100 ton )

A. Boiler jenis Circulating Fludize Bed (CFB), boiler ini ukuran diameter batubaranya sekitar sekitar kurang
lebih 6 mm dan dilengkapi dengan cyclon diantara ruang bakar dan outlet asapnya. Fungsi Cyclon untuk
memisahkan (separator) gas untuk dibuang melalui cerobong asap dan partikel yang tidak terbakar untuk
dikembalikan ke ruang bakar (proses sirkulasi).
B. Batubara (Coal) di masukkan ke Furnace melalui coal feeder secara bertahap sesuai kebutuhan
pembakaran. begitu juga untuk penambahan limestone (Kapur).
C. Jumlah batubara yang masuk ke dalam boiler diatur oleh sebuah control valve sedangkan jumlah
udara diatur oleh damper, keduanya dihubungkan secara mekanikal sehingga setiap perubahan jumlah
batubara yang masuk akan selalu diikuti oleh jumlah udara yang masuk ke boiler.
D. Kendala yang mungkin terjadi pada boiler CFB

 Tube failure : Kecepatan bed material, Ketahanan Material.


 Kerusakan pada refraktori : Korosi (reaksi kimia), Erosi (Penggerusan), Spalling (Thermal), Shock
Thermal (Kejut Suhu, Overheating), Material refraktori, Faktor usia.

Anda mungkin juga menyukai