Anda di halaman 1dari 3

Perbandingan politik merupakan salah satu cabang dari ilmu atau studi politik.

Perbandingan politik ini menjelaskan metode dan mekanisme serta penjelasan dari perbandingan
politik tersebut. Perbandingan politik dalam teori dan praktiknya membutuhkan penjelasan dan
mekanisme sosial yang menyebabkan sebab akibat. Mekanisme sosial ini yang merupakan
bagian paling tepat untuk membentuk prinsip-prinsip penjelas dan bisa di simpulkan dengan
menghipotesiskan apa yang individu ketahui, percaya, bagaimana interaksi sosialnya,
ekonominya dan kehidupan politiknya.
Mekanisme politik tentunya sangat erat kaitannya dengan sosial atau bisa disebut
mekanisme sosial. Mekanisme sosial ini merupakan bagian dari kategori umum mekanisme,
dibedakan dari mekanisme lain dengan menerapkan prinsip individualisme metodologis atau
lebih jelasnya adalah cara-cara atau teknik penanaman atau pembentukan nilai-nilai politik
kepada individu atau anggota masyarakat untuk memperkuat dan mengarahkan orientasi politik
yang telah ada dalam dirinya. Mekanisme sosial ini juga menggambar pada teori dan temuan dari
seluruh ilmu sosial, dan lalu diterapkan untuk meneliti keberpihakan, pemilihan, dan kekerasan
politik. Mekanisme sosial ini juga dipandang sebagai bentuk pembelajaran sosial yang mengacu
pada proses sosial, di mana pengaruhnya saling timbal balik dan orang-orang akan saling
mempengaruhi satu sama lain. Posisi yang berbeda jelas menyiratkan berbagai mode analisis
empiris, serta hubungannya dengan penjelasan.

Jika berbicara mengenai penjelasan, mekanisme sosial ini berhubungan dengan pilihan
politik yang tentu saja membantu untuk memperjelas kegunaan mekanisme sosial untuk
penjelasan dalam ilmu politik. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Zuckerman.

Examining social learning with regard to political choice helps to clarify the utility of
social mechanisms for explanations in political science. First, I explore analyses that apply both
types of social learning to partisan decisions in established democracies. The next discussion
examines the social mechanisms of political violence, where instrumentalist assumptions without
social learning abound. The discussion focuses on how to account for choices and highlights
efforts that approach political decisions as endogenous to social circumstances. It offers,
therefore, a selective interpretation of wide-ranging literatures. (Zuckerman 2009)

Ia menilai bahwa pemilihan politik atau keputusan politik seorang individu merupakan
sebuah endogen terhadap keadaan sosial individunya, maka dari itu ia menawarkan interpretasi
yang lebih selektif dari berbagai literature yang membahas mekanisme sosial. Mekanisme sosial
dalam penelitian terbaru dalam perbandingan politik adalah keberpihakan pada satu pihak dan
pemilihan. Hal ini bisa saja berkaitan dengan pemilihan umum atau lebih dikenal dengan
pemilu. Pemilu merupakan suatu aktifitas politik atau fungsi dari sebuah system sosial
demokrasi. Sesuai dengan yang dipaparkan oleh Zuckerman setiap individu akan menghadapi
perbandingan politik salah satunya adalah pemilu, kenapa pemilu? Karena pemilu menuntut
individu untuk membandingkan calon yang akan ia pilih dengan tanpa sadar menggunakan
perbandingan politik setelah itu ia akan memilihnya sesuai dengan pilihannuya tentunya setelah
dengan mempertimbangkan segala sesuatu melalui pengenalan atau pendekatan yang ia lakukan.
Pengenalan ini bisa dilakukan melalui partai politik. Melalui partai politik orang-orang membuat
keputusan. Mereka memperhitungkan preferensi, nilai, harapan, dan persepsi keluarga, teman,
kolega, dan tetangga mereka. Orang-orang akan mempengaruhi satu sama lain, dan karenanya
setiap keputusan menanggapi sebuah pandangan tertentu dengan dipengaruhi pandangan
campuran dalam sebuah jaringan sosial dari masyarakat. Karena kebanyakan orang hidup
bersosialisasi atau bersama orang lain dan seperti biasanya mereka akan lebih percaya terhadap
orang terdekat atau yang tinggal bersama mereka, seperti misalnya anggota keluarga mereka -
biasanya suami, istri, orang tua, dan anak-anak dan bahkan tetangga atau teman serta pergaulan
juga akan sangat memengaruhi keputusan politik. Hal ini disebut dengan proses sosial langsung.
Selanjutnya masing-masing proses sosial langsung ini juga masuk kedalam posisi sosial yang
lebih jauh - terutama yang dari kelas sosial dan agamanya. Disini mekanisme sosial itu yang
akan menarik pada asumsi instrumentalis, dengan diterapkannya "logika sosial."
Logika sosial yang dimaksud merupakan logika yang diterapkan pada kanca mekanisme
sosial yang mencakup serangkaian pilihan endogen dan kompleksitas tentang keberpihakan dan
pemilihan. Keberpihakan ini didapatkan setelah mendapat sebuah asumsi-asumsi dari
instrumental dan opsi-opsi melalui sumber- sumber informasi dari lingkungan sekitarnya atau
sumber informasi seperti tv, internet dll. Oleh karena itu dapat disebutkan bahwa mekanisme
sosial ini bisa sangat berpengaruh pada keberpihakan dan pemilihan. Seperti contoh anak anak
yang sebelumnya belum mengetahui tentang politik akan mendapatkan informasi dari orang
tuanya, dan otomatis akan mengikuti pilihan sesuai dengan orang tuanya dengan berharap akan
menjadi seperti orang tuanya ketika berpihak pada partai politik tertentu. Seperti apa yang
dikatakan oleh Achen dalam Zuckerman 2009.
Jadi bisa dinilai bahwa keberpihakan dan pemilihan itu membutuhkan kepercayaan yang
biasanya didapatkan dari orang terdekat atau orang yang tinggal bersama individu itu sendiri
karena politik perbandingan ini menuntut detail, pengetahuan politik yang jelas serta tes kuat
tentang validitas empiris.
Berangkat dari situ perbandingan politik melebarkan jangkauannya sebagai teori
penelitian yang banyak digunakan oleh kalangan-kalangan mahasiswa ini juga yang menjadikan
liberalisme sebagai sebuah subjek kajiannya. Yang mana akan membutuhkan pemikiran tentang
liberalisme yang tidak hanya sebagai kumpulan konsep dan panduan abstrak saja melainkan
sebuah kajian yang akan membandingkan negara-ekonomi, negara-masyarakat, negara-negara,
dan aturan untuk keanggotaan secara simultan dalam fluks, mempertanyakan kapasitas
liberalisme untuk merestrukturisasi statusnya dan bersaing dengan kemungkinan-kemungkinan
rezim yang lain. Kajian ini akan dikelola pusat fitur struktural liberalismenya secara konsisten
dengan dasar-dasar prinsip yang normatif. Akan tetapi kajian liberalisme ini jangkauan untuk
studi bandingnya sangat tinggi karena perlu ditingkatkannya tekanan peneliti pada hubungan
relasional antara negara bagian dan warga negara, negara bagian dan pasar, negara bagian dan
negara bagian lain; dan penekanan mereka pada identitas, etnis, dan politik keanggotaan, yang
membuka prospek penelitian diharuskan lebih murah hati dan akan mendesak program yang
secara luas berorientasi oleh imajinasi struktural dan konfiguratif untuk pendekatan secara
kausal. Dan nampaknya sangat beresiko hal ini bisa disimpulkan perbandingan politik yang
menjadikan ilmu sosial sebagai kajiannya adalah yang terbaik karena hanya menggabungkan
pernyataan dengan kesederhanaan. Program penelitian liberalisme ini bergerak maju paling
produktif ketika disbanding yang lain yang menjadikan tanda bahwa kekuasaan sering
tergantung pada pemahaman bahwa mode yang beragam dan sering berbeda pengetahuan dapat
menerangi berbagai aspek pertanyaan penting. Tidak ada subjek yang dapat mencukupi, dan
tidak ada mode analisis yang bisa sepenuhnya mandiri.

Anda mungkin juga menyukai