Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA


PENYEBARAN HOAX

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Sosial dan
Budaya

Dosen Pengampu:

Dr. H. Mupid, S. Ag.

Penyusun:

Hijrotun Darojat Utami 1600918

Muhammad Farid Nur Rachman 1605750

Sofie Nurfadila 1600616

Srikandi Rayuni 1601261

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... i

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5

2.1 Teori dan Fakta ................................................................................................... 5


BAB III PENUTUP ..............................................................................................10

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 10


3.2 Saran .....................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11

1
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini terselesaikan dengan
baik. Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dr.
H. Mupid, M. Ag. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya dan
pihak-pihak terkait yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar ini
kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 19 Maret 2018

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya peradaban manusia akan terus menerus berkembang tanpa


ada batasan. Termasuk perkembangan teknologi dan informasi. Pada zaman dahulu
komunikasi dilakukan dengan saling mengirim surat yang diantar oleh kurir. Pada
saat itu mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa pada abad 21 ini pengiriman surat
atau kabar dapat dilakukan dengan begitu mudah. Dengan adanya perkembangan
ini, terutama pada bidang teknologi dan media informasi telah menghantarkan
manusia pada dampak yang dapat berupa dampak positif atau bahkan dampak
negatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Pesatnya penyebaran informasi tidak hanya membuat masyarakat
mendapat informasi dengan mudah dan cepat, tetapi masyarakat juga dapat
memproduksi informasi atau berita dengan begitu mudah dan cepat pula. Produksi
informasi atau berita ini dilakukan melalui berbagai media sosial yang banyak
digunakan masyarakat. Contohnya adalah facebook, twitter, whatsapp, LINE, dan
lain sebagainnya. Hal ini lah yang menjadi permasalahan saat ini. Masyarakat awam
terkadang menelan informasi yang mereka terima bulat-bulat tidak dengan melalui
proses filter yang baik. Akibatnya masyarakat menjadi mudah percaya akan
informasi yang disebar. Untuk lebih parahnya kemuhdahan ini dimanfaatkan oleh
oknum tertentu untuk menyebarkan berita bohong atau hoax. Hal ini akan
memberikan dampak buruk pada kehidupan bermasyarakat. Karena kini informasi
baik berita benar maupun hoax bisa dibaca oleh semua kalangan. Informasi yang
didapat ini akan mempengaruhi emosi, pemikiran dan perasaan atau bahkan
tindakan dari seseorang maupun kelompok tertentu. Dapat kita bayangkan jika
informasi yang tersebar adalah hoax yang merugikan kelompok tertentu. Hal ini
akan menimbulkan opini-opini negatif pada masyarakat. Opini negatif ini lah yang
berbahaya dan dapat mempengaruhi stabillitas kehidupan bermasyarakat di
Indonesia saat ini karena dapat menimbulkan kebencian, rasa takut, perpecahan,
atau bahkan tindakan kriminal. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami

3
mengangkat masalah mengenai penyalahgunaan media sosial untuk penyebaran
berita bohong atau hoax.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan berita hoax?
2. Bagaimana hoax bisa dengan mudah menyebar?
3. Bagaimana dampak dari menyebarnya hoax di masyarakat?
4. Bagaimana faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat mudah
percaya dengan hoax?
5. Bagaimana cara menangani penyebaran hoax?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui penyebab menyebarnya hoax di masyarakat.
2. Mengetahui dampak penyebaran hoax di masyarakat.
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab masyarakat percaya akan hoax.
4. Mengetahui cara menanggulangi penyebaran hoax.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori dan Fakta

Perkembangan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat, hal ini
menandakan bahwa globalisasi di Indonesia sudah menjadi bagian dari kehidupan.
Perkembangan teknologi ini selain digunakan sebagai hal yang positif dapat juga dimanfaatkan
oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan sebuah kejahatan,
contohnya adalah penyebaran hoax.

Hoax adalah berita bohong yang dibuat secara sengaja dengan tujuan untuk menipu
orang lain dengan berita tersebut. Kabar bohong atau hoax beredar di dunia maya, disebar dari
satu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter ke WhatsApp, dan dalam
beberapa jam tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya pesan itu telah mengundang
amarah atau rasa takut pengguna.

Berita hoax yang beredar pada masyarakat memiliki banyak bentuk. Yaitu mulai dari
media cetak, media online bahkan broadcast message yang dengan mudahnya tersebar melalui
media sosial. Hoax juga memberikan provokasi negatif, yaitu dapat menyulut kebencian,
kemarahan, hasutan kepada banyak orang bahkan hoax pun dapat menjadi propaganda negatif
yang merupakan upaya yang disengaja untuk membentuk persepsi, manipulasi pikiran, bahkan
memengaruhi perilaku seseorang agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki oleh
pelaku propaganda.

Hoax dapat menyebar dengan mudah karena :

1. Masyarakat Indonesia sendiri yang dinilai tidak biasa berdemokrasi secara


sehat.
2. Kebanyakan masyarakat tidak terbiasa mencatat dan menyimpan data
sehingga sering berbicara tanpa data.
3. Masyarakat Indonesia juga memiliki sifat dasar suka berbincang, maka
informasi yang diterima itu lalu dibagikan lagi tanpa melakukan verifikasi.

5
Untuk meminimalisir penyebaran hoax, pemerintah sudah menetapkan beberapa
undang-undang mengenai penyebaran berita bohong atau hoax diantaranya yaitu penebar hoax
akan dikenakan KUHP, Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras
dan Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Hoax tidak dapat diminimalisir apabila hanya pemerintah yang berusaha. Kita sebagai
masyarakat pun harus ikut andil dalam menangani penyebaran hoax ini. Salah satu caranya
yaitu dengan melaporkan konten hoax tersebut. Masyarakat dapat melakukan screen capture
disertai url link, lalu mengirimkan data tersebut ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Kiriman
aduan segera diproses setelah melalui verifikasi. Kerahasiaan dan keamanan pelapor dapat
dijamin dan aduan konten hoax tersebut dapat dilihat di laman web trustpositif.kominfo.go.id.

Contoh kasus pada berita hoax ini adalah terkait Gubernur Jakarta yaitu Ahok.
Setelah Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dituding melakukan penistaan
agama sebuah tuduhan masih diselidiki oleh kepolisian. Satu kata bisa mengubah arti. Itulah
yang tercermin dalam sebuah hoax yang tersebar di media sosial. Seseorang mengambil berita
Kompas.com dan mengganti satu kata dalam judul sehingga membuat artinya menjadi sama
sekali berbeda. Contoh kasus hoax dalam kalimat Ahok. Ahok berkata “Kamu kira kami
BOHONG bangun masjid dan naikkan haji marbut?” diubah menjadi “Kamu kira kami NIAT
bangun masjid dan naikkan haji marbut?”

6
Selain itu kabar tentang Ahok yang tersebar akhir Oktober tahun 2016 masih banyak
ditemukan di internet. Isinya seakan-akan seperti laporan via WhatsApp antara anggota polisi
dan komandannya terkait kedatangan ''pasukan Cina yang akan menghadapi demo bela Islam
untuk membela Ahok''. Polisi telah menegaskan berita ini tidak benar. Selanjutnya tentang
kasus hoax foto Habib Rizieq yang berjabat tangan dengan Ahok adalah foto editan yang diolah
oleh seorang seniman Photoshop' bernama Agan Harahap. Dia mengunggah foto editan itu
dalam akun Facebook-nya dan mendatangkan reaksi yang beragam. Orang-orang yang rajin
mengikuti karyanya langsung mengerti bahwa itu adalah editan yang disengaja. "Damai dunia,"
kata satu pengguna. Padahal ini adalah foto hoax yang menimbulkan fitnah.

Masih tentang Ahok selanutnya ada kasus tentang berita bohong terkait video yang
diunggah Buni Yani terkait Ahok yang mengutip surat Al-Maidah memicu debat terkait apakah
sebuah pesan bisa memiliki arti beda ketika dikutip sepotong-sepotong.

Dalam video yang diunggah Buni Yani, video dimulai di tengah kalimat.
''.....bapak/ibu gak bisa pilih saya, ya kan karena dibohongin pakai surat Al-Maidah 51 macem-
macem itu. Itu hak bapak ibu.'' Dalam video yang utuh, kalimat lengkapnya adalah: ''Jadi
jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya
karena dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho. Itu hak bapak ibu, ya.
Jadi kalau bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih, saya takut masuk neraka dibodohin gitu
ya, enggak apa-apa, karena ini kan panggilan pribadi bapak ibu.''

Polisi mengatakan bahwa Buni Yani tidak terbukti melakukan pengeditan atas video
seperti yang banyak dituduhkan. Dalam Facebook-nya, Buni Yani mengklaim dirinya telah
menjadi sasaran teror setelah mengunggah video tersebut. Yang jelas belum diketahui siapa
peneror yang mengatasnamakan Buna Yani sebagai penyebar berita Hoax tersebut.

7
Selanjutnya ada kasus terkait pengamanan unjuk rasa besar yang rencananya
dilakukan 4 November 2016.

Isinya cukup mengkhawatirkan, menjabarkan kemungkinan kerusuhan dibeberapa


titik seperti di Balai Kota, Monas, Bekasi, Tangerang, dan lainnya. Juga memuat adanya pelaku
teror yang menyiapkan aksi bom, penembakan, dan pembunuhan dengan sasaran kantor
kedutaan dan rencana penyerangan ke perumahan elite dan mal. Nyatanya? Ini hanya karangan
belaka, kata polisi. Kepolisian telah mengeluarkan pengumuman di Twitter resmi mereka dan
menegaskan kabar tersebut bohong belaka. "Jangan dipercaya," kata Kepala Divisi Hubungan
Masyarakat Polri Boy Rafli Amar kepada wartawan.
2.3 Analisis

Di zaman modern seperti sekarang ini, sebuah berita dapat menyebar dengan sangat
cepat hanya dalam beberapa jam tanpa dapat diketahui dengan pasti orang pertama yang
menyebarkan berita tersebut. Yang menjadi pokok masalah adalah reaksi dari masyarakat yang
mengetahui atau menerima berita tersebut. Sebuah berita dapat mempengaruhi opini, pikiran,
bahkan tindakan dari masyarakat dalam skala yang besar. Tidak sedikit pihak atau oknum yang
memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarkan berita-berita hoax dengan tujuan untuk
mempengaruhi masyarakat.
Ada beberapa faktor yang mungkin dapat menyebabkan sebuah berita dapat viral di
Indonesia. Pertama, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, ras, dan
agama, dengan latar belakang yang berbeda-beda pula. Berita yang memuat unsur agama dan
suku cenderung dapat dengan mudah menarik perhatian orang-orang untuk membacanya. Hal
inilah yang dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan berita hoax, terlebih
karena hal agama dan suku menjadi hal yang cukup sensitif di masyarakat. Kedua, kemajuan
teknologi kurang diimbangi dengan meningkatnya sikap masyarakat untuk memanfaatkan
teknologi dalam mencari tahu lebih dalam mengenai suatu berita. Kebanyakan masyarakat
cenderung menelan utuh suatu berita tanpa mencari tahu lebih dalam mengenai berita tersebut,
terlebih jika berita tersebut membahas hal-hal yang sensitif seperti agama dan suku. Ketiga,
hoax menyebar melalui media sosial yang dimiliki oleh hampir semua lapisan masyarakat.
Penyebaran melalui media sosial jauh lebih efektif karena tidak melalui media resmi, dan dapat
dengan mudah diakses oleh masyarakat selama ada akses internet dan perangkat yang
memadai. Di zaman modern ini, hampir semua lapisan masyarakat dapat mengakses media
sosial dengan mudah baik melalui smartphone maupun dari layanan warnet.

8
2.4 Solusi
Untuk menghapuskan penyebaran berita hoax merupakan hal yang sulit, walaupun
dengan kemajuan teknologi yang telah ada. Akan selalu ada cara yang dimanfaatkan oknum-
oknum tertentu untuk menyebarkan berita hoax. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan
beberapa produk undang-undang untuk menjerat para pelaku hoax yang terbukti melakukan
kejahatan, seperti Pasal 28 ayat 1 dan 2 UU No. 11 tahun 2008 tentang ITE, Pasal 14 dan 15
UU No. 1 tahun 1946, Pasal 311 dan 378 KUHP, serta UU No. 40 tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskiriminasi Ras dan Etnis.
Sebagai masyarakat yang bijak, kita dapat menanggulangi efek dari berita yang viral
di media sosial dengan beberapa cara. Pertama, selalu mencari tahu asal usul berita atau sumber
berita yang resmi dan terpercaya. Sangat tidak dianjurkan untuk menelan mentah berita yang
dibaca tanpa mencari tahu kebenarannya. Kedua, jangan langsung menyebarkan berita yang
anda dapat sebelum anda mencari tahu kebenaran dari berita tersebut. Hal ini untuk
menghindari penyebaran berita hoax, dan terutama untuk menghindarkan diri anda dari
menjadi salah satu penyebar berita hoax. Ketiga, jika anda mendapati bahwa berita tersebut
adalah berita hoax dan berpotensi untuk mengganggu kondusifitas masyarakat, segera hubungi
pihak berwajib.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran


Berita hoax dapat dengan mudah menyebar di masyarakat tanpa dapat dilacak
sumber asalnya yang pasti. Penyebaran berita tersebut juga dapat dipengaruhi beberapa faktor
yang berhubungan dengan sikap masyarakat. Berita-berita tersebut umumnya disebarkan oleh
oknum-oknum atau kelompok tertentu untuk kepentingan pribadi, seperti mempengaruhi
masyarakat dengan isu-isu sensitif. Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang untuk
mengatasi penyebaran berita hoax, terutama yang menyangkut unsur agama dan ras. Sebagai
masyarakat yang bijak, kita dapat menanggulangi efek negatif dari penyebaran suatu berita
dengan terlebih dahulu mencari sumber terpercaya, kemudian tidak menyebarkan berita yang
terbukti atau terindikasi hoax, lalu menghubungi pihak berwajib.

10
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi, Ahmad. 2017. Ini Cara Melaporkan Konten Hoax. [Online]. Pada laman:
https://kominfo.go.id/content/detail/8732/ini-cara-melaporkan-konten-hoax/0/sorotan_media.
[19 Maret 2018]

Diandra. 2017. Penebar Hoax Bisa Dijerat Segudang Pasal. [Online]. Pada laman:
https://kominfo.go.id/content/detail/8863/penebar-hoax-bisa-dijerat-segudang-
pasal/0/sorotan_media. [19 Maret 2018]

Anonim. 2017. Sketsatorial: Apa Itu Hoax dan Bagaimana Kita Menykapinya?.
[Online]. Pada laman: https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/181912-sketsatorial-
apa-itu-hoax. [19 Maret 2018]

Anonim. Tanpa Tahun. BAB 1 Pendahuluan: Latar Belakang. Pada laman:


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11403/5.%20BAB%20I.pdf?sequenc
e=5&isAllowed=y. [19 Maret 2018]

Juliswara, Vibriza. 2017. Mengembangkan Model Literasi Media yang Berkebhinekaan


dalam Menganalisis Informasi Berita Palsu (Hoax) di Media Sosial. Vol. 4 No. 2. Halaman
142-164.

Abner dkk. 2017. Penyalahgunaan Informasi/Berita Hoax di Media Sosial. [Online].


Pada laman: https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-
media-sosial/. [19 Maret 2018]

Anonim. 2016. Hoax seputar kasus Ahok 14 November 2016. [Online]. Pada laman :
www.bbc.com/indonesia/trensosial-37843842. [19 maret 2018]

11

Anda mungkin juga menyukai