Makalah Agama
Makalah Agama
Agama Islam
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul”agama dan manusia" tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saranmaupunkritikdemimemperbaikimakalaini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalahselanjutnya.
Medan,Februari 2019
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................................ I
1.2RumusanMasalah ........................................................................................................... 1
“sesungguh nya aku menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah kesempurnaan
kejadian dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) ku, maka hendak lah kamu menyukuri dengan
bersujud pada nya.” (Q.S Shaad {38}: 71-72.)Kemudian, dalam ayat lain juaga di sebutkan
mengenai permulaan pencipta manusia yang berasal dari tanah. Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguh nya kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemunian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadian nya dan yang tidak sempurna, agar
kami jelas kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai
waktu yang sudah di tentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
beransur ansur ) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada di wafatkan dan(
ada pula) di antara kamu di panjangkan umur nya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesungguh pun yang dahulu nya telah di ketahui. Dan, kamu liat bumi ini kering, kemudian
apabila telah kami turun kan air diatas nya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh tumbuhan yang indah.
.Kata "khalifah" berakar dari kata"khulafa'" yang pada mulanya berarti "di belakang". Dari
sini,kata khalifah seringkali diartikan sebagai "pengganti" (karena yang menggantikan selalu
beradaatau datang di belakang, sesudah yang digantikannya).Ini berarti manusia dijadikan oleh
Allahsebagai pengganti/wakil untuk mengurus dan memakmurkan dunia dengan jalan
melaksanakansesuatu perbuatan yang diridhai-Nya di muka bumi ini.
Tugas manusia : .
Tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah untuk beribadah kepada Allah seperti firman-Nya:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi/beribadahkepada-Ku".(QS.51:56)
Di dalam segala aktivitas kita diatur agar aktivitas kita bernilai ibadah,menurut penulis
tidak ad asuatu agama yang mengatur aktivitas manusia serinci agama Islam,contoh kecil adalah
rumah,ketika bercermin,ketika naik kendaraan,ketika hujan,ketika mendengar petir,ketika
hendak berhubungan suami istri,bahkan orang bersinpun didoakan (salingjawab-menjawab) dan
masih banyak yang lainnya.
Hubungan manusia dan agama Manusia adalah makluk ciptaan tuhan yang paling
sempurna di banding kan makluk ciptaan tuhan yang lain nya. Manusia merupakan makluk
tuhan yang memiliki tuntutan untuk menyebab dan bersyukur atas segala sesuatu yang telah di
ciptakan sehingga manusia dapat bertahan hidup dan melestarikan populasinya. Manusia
memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Walaupun kepercayaan manusaia banyak yang
berbeda tetapi dari keseluruh kepercayaan , kepercayaan tersebut memiliki satu tujuan yang
jelas. Keprcayaan dan agama memberikan segala sesuatu panjelasan bahwa manusia adalah
makluk yang harus bersukur kepada dia dan memiliki potensi untuk bersikap baik atau buruk ,
bersikap jujur atau dusta dan dalam diri manusia selalu terdapat aspek hawa nafsu, seks dan rasa
ingin berkuasa.
”Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.” (Q.S. at- Taariq : 5-7).
Berkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah atsar yang menyebutkan bahwa “Barang siapa
mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya.” Manusia adalah makhluk Allah yang paling
baik dan sempurna.sebagaimana di sebutkan didalam Al-Quran:
Berbicara tentang manusia berarti kita berbicara tentang diri kita sendiri sebagai
makhluk yang paling unik di bumi ini. Banyak di antara ciptaan Allah yang telah disampaikan
lewat wahyu yaitu kitab suci. Manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibandingkan
dengan makhluk yang lain. Menurut Ismail Rajfi manusia adalah makhluk kosmis yang sangat
penting, karena dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan.
Manusia mempunyai kelebihan yang luar biasa. Kelebihan itu adalah dikaruniainya akal.
Dengan dikarunia akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya
serta mampu mengatur dan mengelola alam semesta ciptaan Allah adalah sebagai amanah.
Selain itu manusia juga dilengakapi unsur lain yaitu qolbu (hati). Dengan qolbunya manusia
dapat menjadikan dirinya sebagai mahkluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan
beriman dan kehadiran Illahi secara spiritual.
2.5 Penyebutan Nama Manusia dalam Al-Quran
a) Manusia sebagai An-Nas Kata An-Nas dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali
dalam 53 surat. Kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk
hidup dan makhluk sosial, secara keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau
kekafirannya, atau suatu keterangan yang jelas menunjuk kepada jenis keturunannabi
Adam. Kata al-Nas dipakai al-Qur’an untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau
masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas) untuk mengembangkan
kehidupannya. Dalam menunjuk makna manusia, kata al- nas lebih bersifat umum bila
dibandingkan dengan kata al-Insan. Keumumannya tersebut dapat di lihat dari
penekanan makna yang dikandungnya.
b) Manusia sebagai Al-Insan Adapun penamaan manusia dengan kata al-insan yang berasal
dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dalam 43 surat. Secara
etimologi, al- insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata
insane digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitas jiwadan raga. Manusia berbedaantara seseorang dengan yang lain, akibat
perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya serta sebagai makhluk dinamis. Perpaduan
antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengekspresikan
dimensial-insandanal-bayan, yaitu sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara,
mengetahui baik dan buruk, dan lain sebagainya. Kata al- insan juga digunakan dalam
al-Qur’an untuk menunjukkan proses kejadianmanusia sesudah adam. Kejadiannya
mengalami proses yang bertahap secara dinamis dan sempurna didalam rahim dan
mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab)
mengembanamanah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu, al-bayan (pandai
bicara), al-‘aql (mampu berpikir), al-tamyiz (mampu menerapkan dan mengambil
keputusan), melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang iamilikidan
memilikikedudukan, derajat dan martabat yang tinggi disbanding makhluk-
makhluklainnya. Dengandemikian, makna manusia dalam al-Qur’an dengan istilah al-
basyar, al- insan, al-nas dan bani adam mencerminkan karakteristik dan kesempurnaan
penciptaan Allah terhadap makhluk manusia, Bukan saja sebagai makhluk biologis dan
psikologis melainkan juga sebagai makhluk religius, makhluk social dan makhluk
bermoral serta makhluk cultural yang kesemuanya mencerminkan kelebihan dan
keistimewaan manusia daripada makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Penggolongan
manusia : a. Yang dicintai Allah b. Yang dimurkai Allah : 1. Muhsinin 5. Muqsithin 1.
Fasiqin 6. KhowwaninKafur 2. Mutawakkilan 6. Tawwabin, Mutathohhirin 2. Mufsidin
7. Mustakbirin 3. Muttaqin 3. Zholimin 8. Musrifin 4. Shobirin 4. Kafirin 9. Kadzibun
Kaffar 5. MusrifunKadzab.
2.6 Keistimewaan Manusia dan Tanggung Jawabnya
Sudah selayaknya kita sebagai manusia pandai-pandai bersyukur atas segala karunia Allah
S.W.T, termasuk dalam penciptaan manusia dengan cara dan sifat yang istimewa. Berikut
beberapa keistimewaan manusia yang patut untuk disyukuri.
a) Makhluk paling mulia dan utama Manusia mendapat kedudukan tinggi daripada makluk
Allah yang lain. Ia merupakan makhluk yang paling mulia dan utama karena manusia
dianugerahkan Tuhan dengan akal/otak yang paling maju dibanding makhluk lain. “Dan
sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat
dan di laut, dan Kamiberi mereka rezeki dari yang baik-baikdan Kami lebihkan mereka
di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”
(Q.S:17:70).
b) Makhluk yang paling cerdas Keistimewaan yang satu ini dikarenakan Allah SWT
mengkaruniakan kita akal/otak. Otak tersebut mampu memproses banyak sekali data
yang masuk kemudian mengubahnya menjadi suatu tindakan positif, kreatif,
komunikatif bahkan negatif. Namun, sekali lagi anugrah otak itu pula yang memberikan
tanggung jawab kepada manusia agar dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Baru- baru ini para ilmuwan telah mampu mempelajari bagaimana otak membentuk
jaringan saraf. Dimulai pada rahim dan seluruh kehidupan ini jaringan yang luas terus
berkembang, beradaptasi, dan belajar, Bahkan di usia tua, masih tumbuh neuron baru,
meskipun dalam jumlah kecil. Stimulasi mental meningkatkan fungsi otak dan benar-
benar melindungi terhadap penurunan kognitif, seperti halnya latihan fisik. Penurunan
mental yang berat biasanya disebabkan oleh penyakit, sedangkan sebagian besar
berkaitan dengan usia. Kerugian dalam memori atau keterampilan motorik semata-mata
disebabkan aktivitas dan kurangnya latihan dan stimulasi mental. Dengan kata lain,
gunakan atau hilang.
c) Khalifah Setiap manusia menurut pandangan Islam adalah pemimpin, sesuai dengan
tingkatan dan kemampuannya masing-masing. Minimal sebagai pemimpin untuk dirinya
sendiri. Dan setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya, baik
lahir maupun batin, di dunia maupun di akhirat. “Dan Dia-lah yang menjadikankamu
sebagai khalifah-khalifahdi bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas
yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang” (Q.S: 6;165).
d) Makhluk yang paling baik Selain sebagai makhluk yang paling sempurna manusia juga
dijadikan Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki keluhuran dan kemuliaan lebih
baik dari malaikat, lebih sempurna kejadian fisiknya maupun rohaniahnya. “Sungguh
Kami telah mencipakan manusia, dalam bentuk yang sebaik- baiknya” (Q.S:95;4) Oleh
karena itu, manusia harus menggunakan anugerah Tuhan yang tidak ternilai ini dengan
penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana. Karena bersyukur bukan hanya oleh kata.
Namun, juga tindakan yang nyata. Dan Semoga kita termasuk dalam golongan manusia
yang mulia. Amien..
Dilihat dari penciptaannya, manusia tersusun dari unsur bumi. Unsur bumi menyumbang
tanah sebagai unsur penciptaannya; setelah proses penciptaan fisiknya sempurna dari
tanah ini, lalu ruh ditiupkan Allah kepadanya.
Dengan fitrah tertentu sebagai makhluk ia diciptakan atas fitrah Islam sebagaimana
makhluk lain (QS Ar-Rum 30:30). Dan sebagai manusia ia tidak pernah menjadi
malaikat yang tercipta dari cahaya atau iblis yang tercipta dari api.
ۚ ََّللاِ ذَ ِلك
ق ه ِ علَ ْيهَا فَأَقِ ْم َوجْ َهكَ ِلل ِد
ِّين َحنِيفًا فِ ْط َرتَ ه
ِ َّللاِ الهتِي َل ت َ ْبدِي َل ِل َخ ْل َ اس ِ ال ِدِّينُ ا ْلقَ ِِّي ُم َو َلـ ِكنه أ َ ْكثَ َر النه
َ اس فَ َط َر ال هن
٣٠﴿ َ﴾ َل يَ ْعلَ ُمون
(30) Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas)
fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan
pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
Al-Ruh
Ruh adalah sesuatu yang tak terdefinisikan karena tidak terindera,bersifat spiritual dan
gaib.
ً َار َو ْاْل َ ْفئِ َدةَ قَ ِل
ْ َيًل هما ت
َشك ُُرون َ س ْم َع َو ْاْلَ ْبص
وح ِه َۖو َجعَ َل لَ ُك ُم ال ه َ ث ُ هم
ِ س هواهُ َونَفَ َخ فِي ِه ِمن ُّر
(QS As_Sajdah 32 : 9)
Akal untuk memilih. Jikalau Allah menghendaki, manusia bisa diciptakan tanpa akal
pikiran sehingga ia tidak dapat memilih apa yang ingin dilakukan.
Dengan keistimewaan akal dan hatinya, manusia diciptakan sebagai makhluk pilihan,
yang bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri.
ست َ ِغيثُوا ُ ارا أ َحَا َط ِب ِه ْم
ْ َس َرا ِدقُ َها َوإِن ي ً ََوقُ ِل ا ْلحَقُّ ِمن هر ِِّب ُك ْم ۖفَ َمن شَا َء فَ ْليُؤْ ِمن َو َمن شَا َء فَ ْليَ ْكفُ ْر إِنها أ َ ْعتَ ْدنَا ِلل هظا ِل ِمينَ ن
سا َءتْ ُم ْرتَفَ ًقا
َ اب َو ُ ْس الش َهر َ ش ِوي ا ْل ُو ُجو َه بِئْ َيُغَاثُوا بِ َماءٍ كَا ْل ُم ْه ِل ي
(Alkahfi :29) Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Al-Nafs
Nafsu adalah dimensi kemanusiaan yaitu batin yang berpotensi sebagai pendorong
manusia berbuat kebaikan dan keburukan.
Surah Asy-Syams ayat 7-8
a) Manusia diciptakan oleh Allah dengan konsep yang penuh dengan perhitungan yang
sempurna sebagai makhluk yang special dan lebih sempurna dari makhluk-makhluk lain.
b) Manusia memiliki sebutan yang bermacam-macam, dan penyebutan itu dapat ditentukan
oleh karakter maupun tingkah polah manusia itu sendiri.
c) Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki tujuan, termasuk dalam penciptaan
manusia. Ada banyak sekali tujuan penciptaan manusia, dan salah satu tujuan utamanya
adalah agar manusia selalu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d) Manusia diciptakan dengan penuh keistimewaan. Namun, keistimewaan itu pula yang
menjadi tugas manusia untuk mempertanggungjawabkannya di dunia maupun di
akhiratNya.
e) Dalam islam ada 4 dimensi kemanusiaan yaitu Al-Jasad, Al-Ruh, Al-Aql, Al-Nafs
DAFTAR PUSTAKA
Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media
Persada, 2001.
Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al-Qur’an, PT Kuala Musi
Raharja, Palembang
Bucaille, Maurice, 1992. Asal Usul Manusia Menurut Bibel Al-qur’an Sains, Mizan, Bandung,
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya
Shihab, M. Quraish. 2007. Wawasan Al-Quran. PT Mizan Pustaka : Bandung.
f)