Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Agama Islam

“Manusia Dalam Konsep Islam”

Aulia Ramadhani (4171121003)

Dwi Anggreani Hanifah (4173121011)

Rizka Utari Rahmadani (4173121045)

Bilingual Fisika 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul”agama dan manusia" tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saranmaupunkritikdemimemperbaikimakalaini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil
manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat
permasalahan lain yang relevan pada makalahselanjutnya.

Medan,Februari 2019

Penyusun,
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ........................................................................................................ I

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... II


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LatarBelakang................................................................................................................ 1

1.2RumusanMasalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

2.1 Hakikat Manusia serta Proses Penciptaan Menurut Al-Qur’an ..................................... 2

2.2 Fungsi dan Tugas Manusia ............................................................................................ 3

2.3Tujuan Hidup Manusia ................................................................................................... 3

2.4 Konsep Manusia dalam Al-Qur’an ................................................................................ 4

2.5 Penyebutan Nama Manusia dalam Al-Qur’an ............................................................... 5


2.6 Keistimewaan Manusia dan Tanggung Jawabnya ......................................................... 6
2.7 Dimensi-Dimensi Kemanusiaan .................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manusia dan agama tidak pernah lepas dari perkara dunia, Agama diciptakan pula karena
ada manusia, sedangkan manusia sangat membutuhkan agama sebagai tuntunannya, oleh sebab
itu keduanya memilikipengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang. Agama
sangat berperan penting bagi manusia sebagai sarana menjamin kelapangan dada dan
menumbuhkan ketenangan hati bagi para pemeluknya. Agama dapat memelihara manusia dari
penyimpangan, kerusakan dan menjauhkan tingkah laku negatif yang merugikan dirisendiri
maupun orang lain. Bahkan agama membuat hati manusia menjadi tentram, jernih dan suci. Di
samping itu agama juga sebagai benteng pertahanan generasi muslim dalam berbagai aliran
yang tidak sesuai dengan tataran kehidupan Agama juga berperan penting dalam pembinaan
akidah dan akhlak mulia yang dapat menjadikan individu-individu yang bermoral serta bertaqwa
di masyarakat hingga menjadi teladan yang baik dengan insan yang bermanfaat bagi orang lain
karena kesahajaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep manusia dalam Al-Qur’an?
2. Apa saja sebutan manusia didalam Al-Qur’an?
3. Apa tujuan diciptakan manusia?
4. Apa itu dimensi-dimensi Kemanusiaan?
5. Apa keistimewaan dan tanggung jawab manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah AI (Agama Islam), tujuan dibuatnya makalah ini
adalah demi menambah wawasan tentang hubungan manusia dan agama, mulai dari konsep
manusia dan sebutan manusia dalam Al- Qu’an, tujuan pencitaan manusia, fitrah manusia
sampai keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat manusia serta proses penciptaanya menurut Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah kitabullah yang di turunkan kepada nabi Muhammad saw. Untuk
segenap manusia. Al-Qur’an juga mendorong manusia untuk merenungkan perihal dirinya,
kejaiban penciptaannya. Sebab, pengetahuan manusia terhadap diri nya dapat mengantarkannya
pada ma’rifullah, berkaitan dengan hal ini,terdapat sebuah atsar yang menyebut bahwa “barang
siapa mengenal dirinya,niscaya ia mengenal tuhan nya.” Al Qur’an juga membuat petunjuk
mengenai manusia, sipat sipat dan keadaan biologisnya yang berkaitan pembentukan nya
gambaran yang benar tentang kepribadian manusia, motivasi uta yang mengerakan prilaku
manusia, serta factor-faktor yang mendasari keselarasan dan kesempurnaan kepribadian
manusia dan terhujut nya kesehatan jiwa manusia.Hakikat manusia adalah makluk paling
sempurna yang pernah di ciptakan oleh Allah SWT kesempurnaan yang di miliki oleh manusia
merupakan salah satu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khifah dimuka bumi
ini.Penciptaan manusia menurut Al Qur’an

Al-Qur’an telah memberikita imformasi kepada kita mengenai proses penciptaan


manusia melalui beberapa fase : dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang di bentuk ,
menjadi tanah kering, kemudian Allah SWT. Merupakan ruh kepada nya , lalu tercipta Adam
a.s. hal ini di isyaratkan Allah surat {38} ayat 71-72 {ingatlah} ketika tuhan mu berfirman
kepada maikat ,

“sesungguh nya aku menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah kesempurnaan
kejadian dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) ku, maka hendak lah kamu menyukuri dengan
bersujud pada nya.” (Q.S Shaad {38}: 71-72.)Kemudian, dalam ayat lain juaga di sebutkan
mengenai permulaan pencipta manusia yang berasal dari tanah. Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguh nya kami telah
menjadikan kamu dari tanah, kemunian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadian nya dan yang tidak sempurna, agar
kami jelas kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai
waktu yang sudah di tentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
beransur ansur ) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada di wafatkan dan(
ada pula) di antara kamu di panjangkan umur nya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesungguh pun yang dahulu nya telah di ketahui. Dan, kamu liat bumi ini kering, kemudian
apabila telah kami turun kan air diatas nya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh tumbuhan yang indah.

(Q.S. al- Hajj{22}:5 Q.S AL-mu’minun 23:13-14 :


Yang artinya : kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang di simpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-beulang, lalu
tulang-beulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (
berbentuk ) lain. Maka, mahasuci lah ALLAH, pencipta yang paling baik.

(Q.S. AL-MU’MINUN 23:13-14).

2.2 fungsi dan tugas manusia


Peran / fungsi kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah Atau jabatan kita sebagai
manusia ciptaan Allah apa sih di dunia ini?Fungsi / Peran kita di dunia ini tidak lainadalah
sebagai khalifah seperti firman Allah SWT:

"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di mukabumi...".(QS.35:39). "Ingatlah ketika


Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi...".(QS.2:30)

.Kata "khalifah" berakar dari kata"khulafa'" yang pada mulanya berarti "di belakang". Dari
sini,kata khalifah seringkali diartikan sebagai "pengganti" (karena yang menggantikan selalu
beradaatau datang di belakang, sesudah yang digantikannya).Ini berarti manusia dijadikan oleh
Allahsebagai pengganti/wakil untuk mengurus dan memakmurkan dunia dengan jalan
melaksanakansesuatu perbuatan yang diridhai-Nya di muka bumi ini.

Tugas manusia : .

a) Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah ('Abdullah)


b) Tugas Manusia Sebagai Khalifah

Tugas manusia sebagai khalifah banyak sekali,tugas-tugas kekhalifahan tersebut


menyangkut tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah
tangga,tugas kekhalifahan dalam masyarakat,dan tugas kekhalifahan terhadap alam. Tugas
Kekhalifahan terhadap diri sendiri

2.3 tujuan hidup manusia

Tujuan penciptaan manusia tiada lain adalah untuk beribadah kepada Allah seperti firman-Nya:

"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi/beribadahkepada-Ku".(QS.51:56)

Di dalam segala aktivitas kita diatur agar aktivitas kita bernilai ibadah,menurut penulis
tidak ad asuatu agama yang mengatur aktivitas manusia serinci agama Islam,contoh kecil adalah
rumah,ketika bercermin,ketika naik kendaraan,ketika hujan,ketika mendengar petir,ketika
hendak berhubungan suami istri,bahkan orang bersinpun didoakan (salingjawab-menjawab) dan
masih banyak yang lainnya.

Hubungan manusia dan agama Manusia adalah makluk ciptaan tuhan yang paling
sempurna di banding kan makluk ciptaan tuhan yang lain nya. Manusia merupakan makluk
tuhan yang memiliki tuntutan untuk menyebab dan bersyukur atas segala sesuatu yang telah di
ciptakan sehingga manusia dapat bertahan hidup dan melestarikan populasinya. Manusia
memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Walaupun kepercayaan manusaia banyak yang
berbeda tetapi dari keseluruh kepercayaan , kepercayaan tersebut memiliki satu tujuan yang
jelas. Keprcayaan dan agama memberikan segala sesuatu panjelasan bahwa manusia adalah
makluk yang harus bersukur kepada dia dan memiliki potensi untuk bersikap baik atau buruk ,
bersikap jujur atau dusta dan dalam diri manusia selalu terdapat aspek hawa nafsu, seks dan rasa
ingin berkuasa.

2.4 Konsep Manusia dalam Al-Quran Manusia


Telah disebutkan dalam Al-Quran bahwasannya manusia diciptakan dari segumpal
darah “Al’Aaq” yang mulanya berasal dari air mani (nutfah) yaitu air mani laki –laki yang
bercampur dengan air mani perempuan hingga membentuk sebuah zigot (mughdah) yang
disimpan di tempat yang kokoh yaitu dalam rahim, kemudian membentuk segumpal darah
sampai tiba ditiupkan nyawa kepada janin tersebut oleh Allah S.W.T. Sebagaimana penciptaan
manusia, telah disebutkan oleh Allah s.w.t dalam firmanNya:

”Maka, hendaklah manusia merenungkan, dari apa ia diciptakan. Ia diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.” (Q.S. at- Taariq : 5-7).

Berkaitan dengan hal ini, terdapat sebuah atsar yang menyebutkan bahwa “Barang siapa
mengenal dirinya, niscaya ia mengenal Tuhan-nya.” Manusia adalah makhluk Allah yang paling
baik dan sempurna.sebagaimana di sebutkan didalam Al-Quran:

“Sungguh kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baikbentuk.” (At-Tin: 4)

Berbicara tentang manusia berarti kita berbicara tentang diri kita sendiri sebagai
makhluk yang paling unik di bumi ini. Banyak di antara ciptaan Allah yang telah disampaikan
lewat wahyu yaitu kitab suci. Manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibandingkan
dengan makhluk yang lain. Menurut Ismail Rajfi manusia adalah makhluk kosmis yang sangat
penting, karena dilengkapi dengan semua pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan.
Manusia mempunyai kelebihan yang luar biasa. Kelebihan itu adalah dikaruniainya akal.
Dengan dikarunia akal, manusia dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya
serta mampu mengatur dan mengelola alam semesta ciptaan Allah adalah sebagai amanah.
Selain itu manusia juga dilengakapi unsur lain yaitu qolbu (hati). Dengan qolbunya manusia
dapat menjadikan dirinya sebagai mahkluk bermoral, merasakan keindahan, kenikmatan
beriman dan kehadiran Illahi secara spiritual.
2.5 Penyebutan Nama Manusia dalam Al-Quran
a) Manusia sebagai An-Nas Kata An-Nas dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali
dalam 53 surat. Kata al-nas menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk
hidup dan makhluk sosial, secara keseluruhan, tanpa melihat status keimanan atau
kekafirannya, atau suatu keterangan yang jelas menunjuk kepada jenis keturunannabi
Adam. Kata al-Nas dipakai al-Qur’an untuk menyatakan adanya sekelompok orang atau
masyarakat yang mempunyai berbagai kegiatan (aktivitas) untuk mengembangkan
kehidupannya. Dalam menunjuk makna manusia, kata al- nas lebih bersifat umum bila
dibandingkan dengan kata al-Insan. Keumumannya tersebut dapat di lihat dari
penekanan makna yang dikandungnya.

b) Manusia sebagai Al-Insan Adapun penamaan manusia dengan kata al-insan yang berasal
dari kata al-uns, dinyatakan dalam al-Qur’an sebanyak 73 kali dalam 43 surat. Secara
etimologi, al- insan dapat diartikan harmonis, lemah lembut, tampak, atau pelupa. Kata
insane digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan kepada manusia dengan seluruh
totalitas jiwadan raga. Manusia berbedaantara seseorang dengan yang lain, akibat
perbedaan fisik, mental dan kecerdasannya serta sebagai makhluk dinamis. Perpaduan
antara aspek fisik dan psikis telah membantu manusia untuk mengekspresikan
dimensial-insandanal-bayan, yaitu sebagai makhluk berbudaya yang mampu berbicara,
mengetahui baik dan buruk, dan lain sebagainya. Kata al- insan juga digunakan dalam
al-Qur’an untuk menunjukkan proses kejadianmanusia sesudah adam. Kejadiannya
mengalami proses yang bertahap secara dinamis dan sempurna didalam rahim dan
mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab)
mengembanamanah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu, al-bayan (pandai
bicara), al-‘aql (mampu berpikir), al-tamyiz (mampu menerapkan dan mengambil
keputusan), melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang iamilikidan
memilikikedudukan, derajat dan martabat yang tinggi disbanding makhluk-
makhluklainnya. Dengandemikian, makna manusia dalam al-Qur’an dengan istilah al-
basyar, al- insan, al-nas dan bani adam mencerminkan karakteristik dan kesempurnaan
penciptaan Allah terhadap makhluk manusia, Bukan saja sebagai makhluk biologis dan
psikologis melainkan juga sebagai makhluk religius, makhluk social dan makhluk
bermoral serta makhluk cultural yang kesemuanya mencerminkan kelebihan dan
keistimewaan manusia daripada makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Penggolongan
manusia : a. Yang dicintai Allah b. Yang dimurkai Allah : 1. Muhsinin 5. Muqsithin 1.
Fasiqin 6. KhowwaninKafur 2. Mutawakkilan 6. Tawwabin, Mutathohhirin 2. Mufsidin
7. Mustakbirin 3. Muttaqin 3. Zholimin 8. Musrifin 4. Shobirin 4. Kafirin 9. Kadzibun
Kaffar 5. MusrifunKadzab.
2.6 Keistimewaan Manusia dan Tanggung Jawabnya
Sudah selayaknya kita sebagai manusia pandai-pandai bersyukur atas segala karunia Allah
S.W.T, termasuk dalam penciptaan manusia dengan cara dan sifat yang istimewa. Berikut
beberapa keistimewaan manusia yang patut untuk disyukuri.

a) Makhluk paling mulia dan utama Manusia mendapat kedudukan tinggi daripada makluk
Allah yang lain. Ia merupakan makhluk yang paling mulia dan utama karena manusia
dianugerahkan Tuhan dengan akal/otak yang paling maju dibanding makhluk lain. “Dan
sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat
dan di laut, dan Kamiberi mereka rezeki dari yang baik-baikdan Kami lebihkan mereka
di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”
(Q.S:17:70).

b) Makhluk yang paling cerdas Keistimewaan yang satu ini dikarenakan Allah SWT
mengkaruniakan kita akal/otak. Otak tersebut mampu memproses banyak sekali data
yang masuk kemudian mengubahnya menjadi suatu tindakan positif, kreatif,
komunikatif bahkan negatif. Namun, sekali lagi anugrah otak itu pula yang memberikan
tanggung jawab kepada manusia agar dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Baru- baru ini para ilmuwan telah mampu mempelajari bagaimana otak membentuk
jaringan saraf. Dimulai pada rahim dan seluruh kehidupan ini jaringan yang luas terus
berkembang, beradaptasi, dan belajar, Bahkan di usia tua, masih tumbuh neuron baru,
meskipun dalam jumlah kecil. Stimulasi mental meningkatkan fungsi otak dan benar-
benar melindungi terhadap penurunan kognitif, seperti halnya latihan fisik. Penurunan
mental yang berat biasanya disebabkan oleh penyakit, sedangkan sebagian besar
berkaitan dengan usia. Kerugian dalam memori atau keterampilan motorik semata-mata
disebabkan aktivitas dan kurangnya latihan dan stimulasi mental. Dengan kata lain,
gunakan atau hilang.
c) Khalifah Setiap manusia menurut pandangan Islam adalah pemimpin, sesuai dengan
tingkatan dan kemampuannya masing-masing. Minimal sebagai pemimpin untuk dirinya
sendiri. Dan setiap pemimpin bertanggungjawab terhadap apa yang dipimpinnya, baik
lahir maupun batin, di dunia maupun di akhirat. “Dan Dia-lah yang menjadikankamu
sebagai khalifah-khalifahdi bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas
yang lain, untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang” (Q.S: 6;165).
d) Makhluk yang paling baik Selain sebagai makhluk yang paling sempurna manusia juga
dijadikan Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki keluhuran dan kemuliaan lebih
baik dari malaikat, lebih sempurna kejadian fisiknya maupun rohaniahnya. “Sungguh
Kami telah mencipakan manusia, dalam bentuk yang sebaik- baiknya” (Q.S:95;4) Oleh
karena itu, manusia harus menggunakan anugerah Tuhan yang tidak ternilai ini dengan
penuh rasa tanggung jawab dan bijaksana. Karena bersyukur bukan hanya oleh kata.
Namun, juga tindakan yang nyata. Dan Semoga kita termasuk dalam golongan manusia
yang mulia. Amien..

2.7 Dimensi-dimensi Kemanusiaan


Dimensi dimensi kemanusiaan saling berhubungan dalam diri manusia.Hal terpenting dari
sejumlah dimensi dimensi itu ialah:
 Al-Jasad

Dilihat dari penciptaannya, manusia tersusun dari unsur bumi. Unsur bumi menyumbang
tanah sebagai unsur penciptaannya; setelah proses penciptaan fisiknya sempurna dari
tanah ini, lalu ruh ditiupkan Allah kepadanya.

Dengan fitrah tertentu sebagai makhluk ia diciptakan atas fitrah Islam sebagaimana
makhluk lain (QS Ar-Rum 30:30). Dan sebagai manusia ia tidak pernah menjadi
malaikat yang tercipta dari cahaya atau iblis yang tercipta dari api.

ۚ َ‫َّللاِ ذَ ِلك‬
‫ق ه‬ ِ ‫علَ ْيهَا فَأَقِ ْم َوجْ َهكَ ِلل ِد‬
‫ِّين َحنِيفًا فِ ْط َرتَ ه‬
ِ ‫َّللاِ الهتِي َل ت َ ْبدِي َل ِل َخ ْل‬ َ ‫اس‬ ِ ‫ال ِدِّينُ ا ْلقَ ِِّي ُم َو َلـ ِكنه أ َ ْكثَ َر النه‬
َ ‫اس فَ َط َر ال هن‬
٣٠﴿ َ‫﴾ َل يَ ْعلَ ُمون‬
(30) Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas)
fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan
pada fithrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.
 Al-Ruh

Ruh adalah sesuatu yang tak terdefinisikan karena tidak terindera,bersifat spiritual dan
gaib.
ً ‫َار َو ْاْل َ ْفئِ َدةَ قَ ِل‬
ْ َ‫يًل هما ت‬
َ‫شك ُُرون‬ َ ‫س ْم َع َو ْاْلَ ْبص‬
‫وح ِه َۖو َجعَ َل لَ ُك ُم ال ه‬ َ ‫ث ُ هم‬
ِ ‫س هواهُ َونَفَ َخ فِي ِه ِمن ُّر‬
(QS As_Sajdah 32 : 9)

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan) -


Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.
 Al-`Aql

Akal untuk memilih. Jikalau Allah menghendaki, manusia bisa diciptakan tanpa akal
pikiran sehingga ia tidak dapat memilih apa yang ingin dilakukan.

Dengan keistimewaan akal dan hatinya, manusia diciptakan sebagai makhluk pilihan,
yang bebas memilih dan menentukan nasibnya sendiri.
‫ست َ ِغيثُوا‬ ُ ‫ارا أ َحَا َط ِب ِه ْم‬
ْ َ‫س َرا ِدقُ َها َوإِن ي‬ ً َ‫َوقُ ِل ا ْلحَقُّ ِمن هر ِِّب ُك ْم ۖفَ َمن شَا َء فَ ْليُؤْ ِمن َو َمن شَا َء فَ ْليَ ْكفُ ْر إِنها أ َ ْعتَ ْدنَا ِلل هظا ِل ِمينَ ن‬
‫سا َءتْ ُم ْرتَفَ ًقا‬
َ ‫اب َو‬ ُ ‫ْس الش َهر‬ َ ‫ش ِوي ا ْل ُو ُجو َه بِئ‬ْ َ‫يُغَاثُوا بِ َماءٍ كَا ْل ُم ْه ِل ي‬
(Alkahfi :29) Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka
Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin
(kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
 Al-Nafs

Nafsu adalah dimensi kemanusiaan yaitu batin yang berpotensi sebagai pendorong
manusia berbuat kebaikan dan keburukan.
Surah Asy-Syams ayat 7-8

َ ‫ فَأ َ ْل َه َمهَا فُ ُج‬v ‫س هوىهَا‬


ᴧ ‫ور َها َوتَ ْق َوىهَا‬ َ ‫َونَ ْف ٍس َو َما‬
dan jiwa (nafs) serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

a) Manusia diciptakan oleh Allah dengan konsep yang penuh dengan perhitungan yang
sempurna sebagai makhluk yang special dan lebih sempurna dari makhluk-makhluk lain.

b) Manusia memiliki sebutan yang bermacam-macam, dan penyebutan itu dapat ditentukan
oleh karakter maupun tingkah polah manusia itu sendiri.

c) Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki tujuan, termasuk dalam penciptaan
manusia. Ada banyak sekali tujuan penciptaan manusia, dan salah satu tujuan utamanya
adalah agar manusia selalu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d) Manusia diciptakan dengan penuh keistimewaan. Namun, keistimewaan itu pula yang
menjadi tugas manusia untuk mempertanggungjawabkannya di dunia maupun di
akhiratNya.

e) Dalam islam ada 4 dimensi kemanusiaan yaitu Al-Jasad, Al-Ruh, Al-Aql, Al-Nafs
DAFTAR PUSTAKA

Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media
Persada, 2001.

Anwar, Husnel. 2017. Islam Kaffah. Medan: Perdana Publishing

Setiawan, Abdul Aziz. 2011. Eksistensi Manusia Menurut Islam.Jakarta

Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al-Qur’an, PT Kuala Musi
Raharja, Palembang
Bucaille, Maurice, 1992. Asal Usul Manusia Menurut Bibel Al-qur’an Sains, Mizan, Bandung,
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya
Shihab, M. Quraish. 2007. Wawasan Al-Quran. PT Mizan Pustaka : Bandung.
f)

Anda mungkin juga menyukai