TINJAUAN KHUSUS
RUMAH SAKIT TK.II.03.05.01 DUSTIRA
Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira berdiri pada masa penjajahan Belanda
dengan nama Militaire Hospital yang didirikan pada tahun 1887 dengan
menempati areal tanah seluas 14 hektar. Pada tahun 1942-1945 waktu
pendudukan Jepang Militaire Hospital dipergunakan untuk tempat perawatan
tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang. Pada tahun 1945-1947
setelah Jepang menyerah oleh Amerika Serikat Militaire Hospital kembali
dikuasai oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration/ Pemerintahan Sipil
Hindia Belanda) (8).
Pada tanggal 19 Mei 1956 dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
Territorium III/ Siliwangi yang ke-10, Rumah Sakit Territorium III diberi nama
Rumah Sakit Dustira oleh Bapak Panglima Territorium III Kolonel Kawilarang
sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa Almarhum Mayor Dr. Dustira
Prawiraamidjaya (8)
31
32
Visi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira adalah Menjadi rumah sakit kebanggaan
prajurit, PNS dan keluarganya serta masyarakat umum di wilayah Kodam III/
Siliwangi yang bermutu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira menganut
nilai-nilai yang berpihak kepada kepentingan prajurit, PNS dan keluarganya serta
masyarakat umum yaitu :
1. Nondiskriminatif
Tidak ada perbedaan dalam pelayanan baik Dinas maupun Umum semuanya
memiliki kesempatan yang sama kecuali kasusnya
2. Profesional
Pelayanan diberikan sesuai bidang ilmu pengetahuan yang dimiliki
3. Solid
Pelayanan diberikan atas dasar kerjasama dan komitmen yang tinggi, untuk
menjaga nama baik satuan
4. Komitmen
Pelayanan dilaksanakan dengan dilandasi komitmen yang tinggi, untuk
menjaga nama baik satuan
5. Transparan dan Akuntabel
Keterbukaan dan mengikuti sistem yang terstandarisasi merupakan pilihan
terbaik menuju good governance.
33
Motto Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira adalah TerPESoNA yaitu Tertib,
Ramah, Professional, Empati, Solid, Nyaman, dan Aman.
Falsafah Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira, diantaranya :
1. Visi tanpa aksi hanya mimpi
2. Aksi tanpa visi buang waktu
3. Visi dengan aksi bangun perubahan
3.1.4 Fasilitas dan Pelayanan Medis Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira
Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira merupakan salah satu institusi pelayanan
kesehatan yang sudah melayani warga Cimahi dan Bandung sejak diserahkan oleh
Tentara Belanda pada tahun 1950 kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berkat loyalitas pada komitmen pelayanan kesehatan yang dipadu oleh inovasi
dan pengembangan, Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira telah mendapatkan
pengakuan dan penghargaan baik di tingkat daerah maupun nasional dari
Pemerintah. Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira juga telah berhasil meraih
berbagai penghargaan diantaranya Penghargaan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Penghargaan Gubernur Jawa Barat pada tahun 2011, dan Sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2012.
34
A Fasilitas dan Dokter di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira antara lain :
1. Jumlah Tempat Tidur : 482 TT (Tempat Tidur)
2. Jumlah Jenis Pelayanan Spesialis : 4 Pelayanan Spesialis (Terdiri dari
Spesialis Anak, Spesialis Obsgyn,
Spesialis Kesehatan Jiwa, dan
Spesialis Kulit/ Kelamin)
3. Jumlah Ketenagaan :
a. Tenaga Medis
1) Dokter Umum : 54 Orang
2) Dokter Gigi : 10 Orang
3) Dokter Spesialis : 35 Orang
b. Tenaga Kesehatan
1) Perawat : 404 Orang
2) Bidan : 48 Orang
3) Non Perawat : 135 Orang
4) Apoteker : 6 Orang
c. Non Kesehatan
1) Sarjana Lain : 180 Orang
2) Lain-lain : 370 Orang
Total Jumlah Ketenagaan di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira sebanyak
1085 Orang.
4. UGD (Unit Gawat Darurat) 24 Jam
5. Rawat Inap
6. Rawat Jalan
7. Kamar Bedah
8. ICU (Intensive Care Unit)
9. Instalasi Pendidikan
10. Kedokteran Kehakiman
11. Pemulasaran Jenazah
35
B Fasilitas di Rawat Jalan di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira antara lain :
1. Klinik Bedah Umum 14. Klinik Syaraf
2. Klinik Bedah Plastik 15. Klinik Jiwa
3. Klinik Bedah Syaraf 16. Klinik Gigi Umum
4. Klinik Urologi 17. Klinik Gigi Bedah Mulut
5. Klinik Orthopedi dan Traumatologi 18. Klinik Gigi Orthodonti
6. Klinik Kebidanan dan Kandungan 19. Klinik Gigi Pedodonti (Gigi Anak)
7. Klinik Penyakit Dalam 20. Klinik Psikologi
8. Klinik Anak 21. Klinik Gizi
9. Klinik Jantung 22. Klinik Rehabilitasi Medik
10. Klinik Paru 23. Radiologi
11. Klinik Mata 24. Laboratorium
12. Klinik THT (Telinga, Hidung, dan 25. Hemodialisa
Tenggorokan) 26. Endoscopy
13. Klinik Kulit dan Kelamin 27. Depo Rawat Jalan
C Fasilitas Rawat Inap di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira antara lain :
1. Ruang VIP
2. Ruang Kelas Utama
3. Ruang Kelas I/A
4. Ruang Kelas I/B
5. Ruang Kelas II
6. Ruang Kelas III
7. Ruang KelasI/B
8. Depo Rawat Inap
Selain pelayanan medis, Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira juga menyediakan
pelayanan yang sifatnya sebagai penunjang, diantaranya adalah Laboratorium
Patologi Klinik, Laboratorium Patologi Anatomi, Laboratorium Mikrobiologi
Klinik, Laboratorium Forensik, CT-Scan, Ultrasonography (USG),
Elektrokardiografi (ECG), Endoscopy, Treadmill, Echocardiografi yang
digunakan untuk melihat bagian dalam dari tubuh, Echocardiologi,
Elektrokardiogram (EKG) Treadmill, Digital Radiologi, Laproscopi digunakan
untuk pembersihan darah dan juga alat untuk melakukan inseminasi, Hemodialisa,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Konsultasi Gizi, Dapur Unit Gizi, dan Pelayanan
Ambulan.
Farmasi (Apotek) di Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira menyediakan obat paten
dan generik. Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira juga memiliki laboratorium
yang dilengkapi dengan peralatan modern dan canggih untuk hasil yang tepat dan
cepat serta akurat.
Visi Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira adalah Menjadikan
instalasi yang prima dalam pelayanan farmasi Rumah Sakit berdasarkan
“Pharmaceutical Care” (Asuhan Kefarmasian). Sedangkan Misi Istalasi Farmasi
Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira yaitu :
1. Mengelola sumber daya instalasi farmasi secara efektif dan efisien
2. Melaksanakan pelayanan satu pintu pengendalian obat
3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinik
4. Menjadi mitra kerja yang profesional bagi semua pihak
41
3.3.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01
Dustira
Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira melakukan fungsi-fungsi
kefarmasian sebagai berikut :
1. Melaksanakan perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
perbekalan farmasi serta pelayanan resep.
2. Melaksanakan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien.
3.3.4 Uraian Tugas Personil Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01
Dustira
A. Apoteker
Tugas dan tanggung jawab apoteker adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab dalam hal pembelian, penyediaan obat-obatan/bahan
obat, alat kesehatan yang diperlukan rumah sakit sesuai dengan
permintaan dokter atau departemen lain.
2. Mencatat semua pembelian/penerimaan sesuai faktur pengiriman dalam
buku pembelian.
3. Memeriksa semua faktur penagihan dan sisesuaikan dengan buku
pembelian sebelum persetujuan untuk dapat dibayar diberikan kepada
bagian keuangan.
4. Bertanggung jawab terhadap kualitas obat-obatan di farmasi.
5. Menentukan harga jual obat.
6. Bertanggung jawab terhadap semua obat yang disiapkan/diracik sesuai
dengan resep dokter.
7. Pemeriksaan rutin terhadap sistem inventarisasi, memeriksa tanggal
pemasukan, pengeluaran dan sisa sesuai dengan sebenarnya atau tidak.
8. Tiap akhir bulan memeriksa buku permintaan sediaan farmasi dari
departemen-departemen yang sudah dihitung, mencatat jumlah
pengembalian masing-masing untuk kemudian diserahkan kepada bagian
pembelian.
9. Memperhatikan laporan keuangan farmasi yang dikeluarkan dari bagian
keuangan dan melihat hal-hal yang perlu mendapat perhatian yang
berhubungan dengan anggaran belanja dan hasil usaha.
43
10. Setiap tiga bulan sekali mengedarkan kepada staf dokter obat-obatan
yang sudah lama tidak digunakan lagi untuk mencegah melewati tanggal
kadaluarsa.
11. Mengusahakan mengadakan peningkatan pengetahuan/penyegaran ilmu
bagi karyawan farmasi.
B. Asisten Apoteker
Asisten apoteker di instalasi farmasi mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Setiap pagi memeriksa kelompok obat yang menjadi tanggung jawabnya
terhadap letak dan susunannya dan bila ada obat yang persediaannya
menipis dicatat pada buku defekta.
2. Menyiapkan obat-obatan untuk pasien rawat jalan sesuai dengan
permintaan tertulis dari dokter.
3. Menyiapkan obat-obatan untuk pasien rawat inap sesuai dengan
permintaan tertulis pada lembar permintaan obat.
4. Menyiapkan obat-obatan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
asuransi kesehatan sesuai dengan permintaan tertulis dari dokter.
5. Menyiapkan obat dan alat kesehatan untuk pasien unit gawat darurat
sesuai dengan permintaan tertulis dari dokter.
6. Mencatat semua pengeluaran obat untuk pasien rawat jalan.
7. Mencatat semua pengeluaran obat untuk pasien rawat inap.
8. Mencatat semua pengeluaran obat dan alat kesehatan untuk pasien unit
gawat darurat (UGD)
9. Menghitung harga obat dan perhitungan harga total obat dikirim ke
bagian keuangan.
10. Melaporkan obat-obatan yang sudah menipis persediaannya supaya dapat
dipesan.
11. Menyiapkan keperluan-keperluan untuk bagian-bagian lain yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan permintaan tertulis pada buku
permintaan masing-masing bagian dan pada akhir bulan menghitung
harga obat. Mengawasi kelompok obat tertentu yang menjadi tanggung
44
jawabnya, obat yang mendekati tanggal kadaluarsa dan obat yang sudah
lama tidak diresepkan untuk dilaporkan kepada apoteker.
12. Membuat laporan-laporan yang menjadi tanggung jawabnya.
Jika rencana kebutuhan telah disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi, maka oleh
Kepala Sub Instal Dalfar akan diserahkan kepada Kepala Rumah Sakit (Karumkit)
atau Wakil kepala rumah sakit (Wakarumkit) Dustira. Jika rencana kebutuhan
tersebut disetujui maka formulir rencana kebutuhan (Renbut) dikembalikan ke
45
petugas Dalfar dan dibuat Surat Pesanan (SP) dan dikoordinasikan dengan petugas
barang medis untuk semua barang yang diajukan. Bila data sudah dianggap
lengkap, diserahkan kepada Kepala Instalasi Farmasi untuk ditandatangani dan
selanjutnya ditandatangani oleh Kepala rumah sakit (Karumkit) atau Wakil kepala
rumah sakit (Wakarumkit) Dustira. Setiap tahun, petugas perencanaan dan
pengadaan menyusun rencana kebutuhan (Renbut) perbekalan farmasi, yang
diajukan kepada Kesdam III/Siliwangi. Blanko pemesanan matkes dapat dilihat
pada Lampiran 3 halaman 121.
2. Pengadaan Swadaya
Dana untuk pengadaan swadaya diperoleh dari dana alokasi pusat atas
usulan Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira dan
dari dana pelayanan masyarakat umum (YanMasUm). Dana pelayanan
masyarakat umum (YanMasUm) adalah dana yang berasal dari pelayanan
pasien umum. Pembelian perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan rencana
kebutuhan dari stok gudang dan permintaan bahan baku untuk produksi.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira melakukan rencana
kebutuhan (Renbut) dengan membuat surat pemesanan. Pemesanan pada
pengadaan swadaya dilakukan kepada beberapa Pedagang Besar Farmasi
(PBF) yang telah ditentukan oleh Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Dustira.
Obat-obatan khususnya generik di pesan dari pedagang bessar farmasi
(PBF) Kimia Farma dan Indofarma, sedangkan alat kesehatan (alkes)
dipesan dari beberapa pedagang besar farmasi (PBF) diantaranya pedagang
besar farmasi (PBF) Sariangin, Sidola dan Alkesindo.
47
Obat-obat pada gudang farmasi tidak diletakkan langsung di lantai karena lantai
meningkatkan kelembaban obat yang bersentuhan dengan lantai sehingga dapat
merusak obat. Oleh karena itu lemari penyimpanan harus memiliki jarak dengan
lantai (memiliki kaki) pada bagian bawah lemari agar tidak bersentuhan langsung
dengan lantai.
C. Penyimpanan di Depo Farmasi Rawat Jalan dan Depo Farmasi Rawat Inap
Sistem Penyimpanan sediaan farmasi di di Depo Farmasi Rawat Jalan dan Depo
Farmasi Rawat Inap sama dengan sistem penyimpanan obat di gudang obat yaitu
berdasarkan Spot location system, Sequence location system, golongan, bentuk
sediaan dan berdasarkan sifat fisika dan kimia obat.
50
D Pengeluaran Barang
Pengeluaran perbekalan farmasi yang dilakukan di RS Dustira menggunakan
sistem First In First Out (FIFO) dan First Expire First Out (FEFO). Pengeluaran
barang secara First In First Out (FIFO) yaitu barang yang pertama masuk harus
dikeluarkan terlebih dahulu dan pengeluaran barang secara First Expire First
Out (FEFO) yaitu pengeluaran barang di lihat dari masa kadaluarsanya,
walaupun barang tersebut datang terakhir tetapi jika masa expired date barang
tersebut lebih cepat maka dikeluarkan terlebih dahulu. Setiap pengeluaran
barang di catat pada kartu stok, kemudian di entry ke dalam komputer sebagai
bukti barang keluar sehingga dapat memudahkan dalam pemeriksaan barang dari
kehilangan.
Sakit melalui sistem, kemudian resep di proses sesuai dengan kaidah cara
dispensing yang baik dan obat kemudian didistribusikan kepada pasien.
Keuntungan dari sistem distribusi obat resep individual yaitu: Semua resep dikaji
langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberikan keterangan atau informasi
kepada perawat berkaitan dengan obat pasien dan memberi kesempatan interaksi
profesional antara apoteker-dokter-perawat-pasien. Keterbatasan dari sitem ini
adalah kemungkinan keterlambatan obat sampai pada pasien, memerlukan jumlah
perawat dan waktu yang lebih banyak untuk penyiapan obat di ruang pada waktu
konsumsi obat dan kemungkinan terjadinya kesalahan obat karena kurang
pemeriksaan pada waktu penyiapan konsumsi.
Sistem distribusi obat di Depo Farmasi Rawat Inap untuk pasien rawat inap di
Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira untuk obat-obat umumnya didistribusikan
sejumlah persediaan obat untuk selama tiga hari. Obat bisa dikembalikan oleh
pasien sehingga mengurangi biaya pengobatan pasien. Jika pasien telah sembuh
atau meninggal dunia dan obat-obatnya tidak dipakai lagi maka obat dapat
dikembalikan ke Instalasi Farmasi Rumah Sakit sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Distribusi sediaan farmasi di bagian Depo Farmasi Rawat Jalan juga berdasarkan
sistem distribusi resep individual. Order resep dari pasien disiapkan di Depo
Farmasi Rawat Jalan lalu langsung diserahkan kepada pasien dengan penjelasan
mengenai cara penggunaan obat.
di Depo Farmasi Rawat Inap dan Depo Farmasi Rawat Jalan dilakukan oleh
apoteker dan masing-masing asisten apoteker. Pengendalian persediaan oleh
internal auditor dilakukan sebulan sekali. Pihak internal auditor akan memeriksa
kebenaran data mengenai perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran
sediaan farmasi yang diterima bagian keuangan dan bagian akuntan. Pemeriksaan
yang dilakukan oleh internal auditor bersifat rutin dan sewaktu-waktu.
Pemeriksaan rutin dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada
instalasi farmasi, sedangkan pemeriksaan sewaktu-waktu dilakukan tanpa
pemberitahuan yang dilakukan atas perintah direktur.
3.4.6 Pelaporan
Sistem pelaporan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II
03.05.01 Dustira yaitu pelaporan intern yang meliputi laporan harian, bulanan,
pengambilan dari departemen lain, pembelian berdasarkan pemasok, pembelian
bulanan, persediaan obat yang sudah habis, dan laporan terhadap faktur yang telah
dilunasi. Sedangkan pelaporan ekstern meliputi laporan penggunaan narkotika,
psikotropika, morphin dan petidin.
lembar resep berwarna kuning, pengambilan obat di Depo Rawat Jalan. Pasien
umum menggunakan lembar resep berwarna merah muda, pengambilan obatnya
di Depo Umum Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira atau dapat juga di beli di
apotek di luar Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira. Pada pelayanan rawat jalan,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit TK.II 03.05.01 Dustira tidak melayani resep obat
narkotika. Contoh salinan resep dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 127.
Proses pelayanan resep untuk pasien rawat jalan sebagai berikut :
1. Dokter menuliskan resep dan menyerahkan kepada pasien
2. Pasien menyerahkan resep tersebut ke Depo Rawat Jalan Rumah Sakit TK.II
03.05.01 Dustira (dinas dan umum)
3. Resep di terima oleh apoteker untuk dilakukan pengkajian resep dan di
periksa persediaan obat yang tercantum dalam resep tersedia atau tidak di
apotek. Apabila persediaan obat tersedia di apotek maka langsung dituliskan
etiket sesuai dengan signa yang tercantum dalam resep, jika persediaan obat
tersebut tidak ada maka dibuat salinan resepnya. Kemudian etiket dan resep
tersebut diserahkan kepada asisten apoteker keruangan peracikan untuk
disiapkan obatnya. Contoh etiket dapat dilihat pada Lampiran 10.
4. Obat yang telah siap kemudian di periksa kelengkapannya oleh apoteker di
tempat penyerahan obat.
5. Obat diserahkan kepada pasien disertai informasi mengenai obat
diantaranya indikasi obat, penjelasan cara pakai, aturan pakai, efek samping
dan interaksi obat.
Secara umum sistem distribusi dan pelayanan untuk penderita rawat inap melalui
tahapan sebagai berikut :
54
Untuk pasien rawat inap yang akan pulang, perawat di ruangan akan
mengembalikan semua sisa obat pasien yang ditulis dalam slip permintaan obat
yang akan dibawa pulang oleh pasien dengan menggunakan discharge planning
yang diberi tanda Home Med dengan memuat nama, dosis dan cara pemakaiannya.
Slip ini diberi harga dan direkapitulasi yang akan diteruskan kepada bagian
keuangan untuk menghitung total tagihan penderita.
Pada saat penyerahan obat kepada pasien yang akan pulang, petugas akan
menanyakan kelengkapan data pasien, nomor telepon pasien lalu apoteker atau
asisten apoteker akan menjelaskan cara pemakaian obat.
2. Aspek Medik
Suatu rekam medik mempunyai nilai medik karena catatan dalam rekam
medik dapat digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau
perawatan yang akan diberikan kepada pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai hukum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum dan keadilan. Hal ini
berguna dalam rangka menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti
untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat
dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan
kesehatan bagi pasien.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat digunakan untuk penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai pendidikan karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan
pelayanan medik yang diberikan kepada penderita. Informasi tersebut dapat
digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai dokumentasi karena isinya dpat
menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dapat digunakan
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
59
3.7.1 Alur Pencatatan Rekam Medik Pasien di Rumah Sakit TK.II 03.05.03
Dustira
Penderita baru yang mendaftarkan diri ke bagian pendaftaran Rumah Sakit TK.II
03.05.01 Dustira didata terlebih dahulu nama, alamat, umur dan data umum lain
yang diperlukan, kemudian diinput ke dalam program komputer. Untuk setiap
penderita dibuatkan nomor rekam medik.
Untuk penderita rawat jalan, data rekam medik dibawa ke ruang perawat bagian
rawat jalan guna pemeriksaan awal yang meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tekanan darah dan temperatur tubuh. Kemudian data rekam medik
diserahkan kepada dokter yang memeriksa pasien. Dokter mencatat obat yang
diberikan dalam resep dan perawatan yang harus diberikan kepada penderita
dalam kartu rekam medik penderita tersebut.
Untuk penderita rawat inap data rekam medik diisi setiap hari oleh dokter dan
perawat yang memeriksa dan merawat penderitadi ruang perawatan. Semua jenis
pelayanan kesehatan penderita dicatat dalam kartu tersebut. Perkembangan
penderita setiap hari juga dicatat dalam kartu data rekam medik tersebut sampai
penderita diijinkan pulang (sembuh, belum sembuh atau meninggal dunia).
Kemudian data rekam medik penderita tersebut dikembalikan ke bagian rekam
medik rumah sakit untuk disimpan di ruang khusus tempat penyimpanan berkas
rekam medik.
PIO saat penyerahan obat dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker kepada
pasien atau keluarga pasien secara satu arah, sedangkan informasi kepada tenaga
kesehatan lainnya seperti dokter dan perawat dilakukan oleh apoteker melalui
rapat PFT, secara personal melalui telepon atau pertemuan langsung tentang
informasi obat yang dibutuhkan.