Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN STRUKTUR PERKERASAN

MODUL 9
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN DARI AGREGAT KASAR

KELOMPOK R7
Maria Hardina Wea 1606950560
Audy Christian Rayvano Kalalo 1606822251
Glenaldi Naufal Adhiputranto 1606833274
Nyoman Prayoga Widyadhana Hariarsa 1606887434

Tanggal Praktikum : 13 April 2019


Asisten Praktikum : Raihan Adillah
Tanggal Disetujui :
Paraf :
Nilai :

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
J-09 - BERAT JENIS DAN PENYERAPAN DARI AGREGAT KASAR

A. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (apparent), dan penyerapan dari agregat kasar dan
medium.
a) Berat jenis (bulk specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat kering
dan air suling yang isinya sama dengan agregat dalam keadaan jenuh pada suhu
tertentu.
b) Berat kering permukaan jenuh (SSD), yaitu perbandingan antara berat agregat
kering permukaan jenuh dan berat air suling yang isinya sama dengan agregat
dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.
c) Berat jenis semu (apparent specific gravity) ialah perbandingan antara berat agregat
kering dan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan
kering pada suhu tertentu.
d) Penyerapan ialah persentasi berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat
kering.
B. TEORI TAMBAHAN

Perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material terhadap berat air dengan
volume yang sama pada temperatur yang ditentukan. (SNI-1969-2008)

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang
kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan aspal
yang banyak dan sebaliknya.

Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak
karena banyak aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan
banyak pori ditentukan berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai penyerapan
adalah perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat pada
kondisi kering.

C. PERALATAN
1. Wadah penampung agregat kasar dan medium.
2. Keranjang kawat ukuran 3,55 mm atau 2,36 mm (No. 6 atau No. 8) dengan kapasitas
kira-kira 5 kg.
3. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan. Tempat ini
harus dilengkapi dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.
4. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang ditimbang
dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang.
5. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5) 0C.
6. Kain lap.

D. BENDA UJI
Benda uji adalah agregat kasar yang tertahan saringan no.4 sebanyak 2 kg dan agregat
medium sebanyak 2 kg.
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Merendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam.
2. Mengeluarkan benda uji dari air, mengelap dengan kain penyerap sampai selaput
air pada permukaannya hilang (Kondisi SSD), untuk butiran yang besar
pengeringan harus satu per satu.
3. Menimbang benda uji kering permukaan jenuh (Bj).

4. Meletakkan benda uji di keranjang dalam air, menggoncangkan batunya untuk


mengeluarkan udara yang yang tersekap serta menentukan beratnya di dalam air
dengan menimbangnya (Ba).
F. DATA PENGAMATAN
 Agregat Kasar

Bk (Berat benda uji oven dry) = 2000 gram

Bj (Berat benda uji kering permukaan jenuh) = 2014.8 gram

Ba (Berat benda uji kering permukaan di dalam air) = 1236.59 gram

G. PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN


 Agregat Kasar
𝐵𝑘 2000
Berat jenis curah (Bulk Specific Gravity) = 𝐵𝑗−𝐵𝑎 = 2014.8−1236.59
= 2.57 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑗 2014.8
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD) = 𝐵𝑗−𝐵𝑎 = 2014.8 −1236.59
= 2.7 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑘 2000
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity) = 𝐵𝑘−𝐵𝑎 = 2000 −1236.59 = 2.62 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐵𝑗−𝐵𝑘 2014.8−2000
Persentasi Absorbsi = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 0.74%
𝐵𝑘 2000

H. ANALISA
i. ANALISA PERCOBAAN
Dalam Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan dari Agregat Kasar ini
bertujuan menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering permukaan jenuh (SSD),
berat jenis semu (apparent), dan penyerapan dari agregat kasar .Langkah awal yang
dilakukan praktikan adalah merendam benda uji baik agregat kasar dalam air pada
suhu kamar selama 24 ± 4 jam agar agregat basah secara menyeluruh dan
menyiapkan kain yang kering yang akan digunakan untuk mengelap agregat.
Langkah berikutnya praktikan mengeluarkan agragat dari air dan mengelap
agregat menjadi kering permukaan. Hal ini dimaksudkan agar agregat kasar berada
pada kondisi SSD, dimana kondisi agregat hanya kering permukaan sedangkan
bagian dalam agregat masih terdapat kadar air. Setelah agregat kasar berada pada
kondisi SSD, praktikan menimbang untuk mendapatkan nilai dari berat jenis kering
permukaan jenuh. Setelah mendapatkan nilai berat benda uji kering permukaan
jenuh, praktikan harus memasukkan benda uji baik agregat kasar ke keranjang yang
berada di dalam air sambil menggonyangkannya. Hal tersebut dilakukan untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dalam air. Lalu, praktikan menimbang agregat
dalam air tersebut untuk mendapatkan berat benda uji permukaan jenuh dalam air.

ii. ANALISA HASIL


Dari pengolahan data, didapatkan nilai-nilai berat jenis yang ditampilkan
pada tabel berikut ini :

Jenis Berat Jenis Curah (Bulk Berat Jenis Kering Berat Jenis Semu Persentasi
Agregat Specific Gravity) Permukaan Jenuh (SSD) (Apparent Specific Absorpsi
Gravity)
Kasar 2.57 gram 2.7 gram 2.62 gram 0.74 %

Tabel 1. Hasil Pengolahan Data

Setelah melakukan pengolahan data percobaan dan dibuat dalam tabel hasil
pengolahan data, diketahui bahwa nilai bulk specific gravity agregat kasar adalah
sebesar 2.57 gram. Lalu, nilai SSD dari agregat kasar adalah sebesar 2.7 gram.
Selanjutnya nilai apparent specific gravity dari agregat kasar adalah sebesar 2.62
gram. Sedangkan persentasi absorpsi dari agregat kasar adalah sebesar 0,74 % .

Menurut SNI 03-1969-1990, nilai bulk minimum dari agregat kasar 2.5
gram, sedangkan nilai persentasi absorpsi minimum dari agregat kasar adalah 3%.
Dari data yang telah didapat di atas, nilai bulk pada agregat kasar memenuhi SNI
karena nilainya berada sekitar 2.5 gram yaitu sebesar 2,57. Lalu, nilai persentase
absorpsi agregat kasar tidak memenuhi SNI karena nilai absorpsi memiliki nilai
dibawah 3 % yaitu sebesar 0,74 % . Agregat yang tidak sesuai dengan standar SNI
sebaiknya tidak digunakan sebagai bahan dalam perkerasan, karena kualitasnya
kurang baik menurut standar yang ditetapkan SNI.
(sumber : Bina Marga)

iii. ANALISA KESALAHAN


1. Praktikan kurang menjaga benda uji yang terjatuh saat mengeringkan,
sehingga dapat mengurangi berat benda uji kering permukaan dan berat
benda uji kering permukaan dalam air.
2. Praktikan kurang kering ataupun terlalu kering dalam mengeringkan benda
uji.
3. Kurang telitinya praktikan saat membaca timbangan sehingga tidak tepat
dalam pembacaan berat agregat.

iv. ANALISA K3L


 Praktikan harus membaca prosedur sebelum memulai praktikum, agar tidak ada
langkah yang tertinggal dan dapat memahami langkah-langkahnya.
 Praktikan mengikuti arahan asisten selama praktikum, agar apabila ada
prosedur yang berubah praktikan dapat langsung menjalakan prosedurnya.
 Praktikan menggunakan jas laboratorium untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.

I. APLIKASI

Penerapan nilai berat jenis agregat kasar di lapangan dapat digunakan untuk :

 Menentukan sifat – sifat campuran material yang akan digunakan dalam


pembuataan perkerasan jalan.
 Menentukan lapisan pondasi pada perekerasan jalan.

J. KESIMPULAN
1. Nilai bulk specific gravity pada agregat kasar adalah sebesar 2.57 gram .
2. Nilai SSD pada agregat kasar dan kasar adalah sebesar 2.7 gram.

3. Nilai apparent specific gravity pada agregat kasar adalah sebesar 2.62 gram.

4. Nilai persentase absorpsi pada agregat kasar adalah sebesar 0.74 %.

K. REFERENSI
 SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
 Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Perkerasan Jalan. Depok,
Laboratorium Struktur dan Material.
 research.unissula.ac.id/file/.../3428ASPALBAHAN_PERKERASAN_JALAN.
oleh IG Rusbintardjo -
LAMPIRAN

Gambar 1. Praktikan mengelap Agregat

Gambar 2. Praktikan menimbang agregat yang telah dilap


Gambar 3. Praktikan menimbang agregat dalam air.

Anda mungkin juga menyukai