Anda di halaman 1dari 64

PANDUAN UMUM

SEKOLAH DASAR RUJUKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016
PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN

Digandakan oleh : Seksi Penilaian, Subdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan


Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat : Kemdikbud Gedung E Lt. 17-18, Jl. Jenderal Sudirman,
Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 5725641, 5725642
Fax. (021) 5725637.
Laman: ditpsd.dikdas.kemdikbud.go.id

Tahun Anggaran : 2016

ISBN
KATA PENGANTAR

Sekolah Dasar Rujukan diselenggarakan sebagai upaya pemerintah dalam


menyediakan sekolah bermutu yang dapat dijadikan acuan penyelenggaraan
pendidikan di SD, dan keberadaanya sesuai dengan amanat UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam rangka mengembangkan program tersebut, Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar mengeluarkan panduan Sebagai standar pengembangan
Sekolah Dasar Rujukan yang berisi antara lain: Srategi pengembangan,
peningkatan kapasitas dan monitoring & evaluasi. Panduan ini sebagai
acuan bagi pemerintah daerah, sekolah, komite sekolah dan lembaga
terkait dalam membina dan mengembangkan Sekolah Dasar Rujukan.
Panduan ini masih memiliki kekurangan, namun diharapkan bisa membantu
semua pihak untuk menyeleng-garakan sekolah Dasar Rujukan dengan
baik. Pemikiran-pemikiran positif dan masukan yang konstruktif untuk
penyempurnaan panduan ini sangat diharapkan bagi semua pihak. Semoga
panduan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 1 Juni 2016


Direktur Pembinaan Sekolah Dasar

Drs. Wowon Widaryat, M.Si.


NIP 195801251981031002

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN i i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Landasan Hukum ........................................................ 3
C. Tujuan ........................................................................ 5
D. Manfaat ...................................................................... 5

BAB II SEKOLAH DASAR RUJUKAN .......................................... 7


A. Pengertian .................................................................. 7
B. Tujuan Pengembangan Sekolah Dasar Rujukan ............. 11
C. Karakteristik Sekolah Dasar Rujukan ............................ 12
D. Peran Pengimbasan ..................................................... 14

BAB III PENGEMBANGAN SD RUJUKAN .................................. 15


A. Rencana Induk ........................................................... 15
B. Arah Pengembangan Program SD Rujukan ................... 22
C. Strategi Pelaksanaan SD Rujukan ................................ 23
D. Alur Seleksi SD Rujukan .............................................. 24
E. Alur Pengimbasan SD Rujukan ..................................... 26
F. Peningkatan Kapasitas ................................................ 27
G. Strategi Pengembangan SD Rujukan melalui Kemandirian
Sekolah ...................................................................... 30
H. Pelaksanaan Pengembangan Sekolah Dasar Rujukan ..... 32

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ...................................... 37


A. Monitoring Program SD Rujukan ................................... 37
B. Evaluasi Program SD Rujukan ....................................... 38
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi ................................ 39
D. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi ................................ 39
E. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Monitoring Evaluasi ............. 40

BAB V PENUTUP ........................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 43

LAMPIRAN .................................................................................. 44

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN ii i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional ltersebut maka ditetapkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
(SNP) sebagaimana dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
19 tahun 2005 yang diperbaharui dengan PP No.32 Tahun 2013 dan
diperbaharui lagi dengan PP No.13 Tahun 2015 berikut turunan peraturan
menterinya yang menjelaskan untuk masing-masing standar.

Strategi pengelolaan satuan pendidikan dalam mencapai Standar Nasional


Pendidikan diawali dengan memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Mengacu pada pasal 1 PP No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, bahwa SPM adalah kriteria minimal berupa
nilai kumulatif pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang harus
dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Dari penjelasan tersebut dapat
dipahami bahwa indikator dalam SPM disarikan dari indikator delapan
(8) standar nasional pendidikan, sehingga satuan pendidikan memiliki
kewajiban untuk memenuhi SPM terlebih dahulu sebelum memenuhi
seluruh standar dalam SNP. Pemenuhan SPM juga merupakan hal yang
penting bagi pemerintah daerah sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah No. 65 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa SPM dijabarkan
sebagai alat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses
dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata sekaligus
berfungsi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan kinerja Pemerintah
Daerah.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 1 i
Apabila Satuan Pendidikan bersama Pemerintah Daerah saling bersinergi
dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan yang didukung melalui
pemenuhan pencapaian standar pelayanan pendidikan dasar, maka hal
tersebut diharapkan akan mendukung pelaksanaan pembelajaran yang
kondusif dan bermutu yang akhirnya akan terbangun ekosistem pendidikan
yang efektif. Dengan demikian diharapkan satuan pendidikan dapat
memenuhi indikator kinerja delapan (8) standar nasional pendidikan
sehingga satuan pendidikan tersebut dapat dijadikan rujukan bagi satuan
pendidikan lain di wilayahnya.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Pemerintah bersama Pemerintah


Daerah terus berupaya menyelenggarakan pendidikan yang bermutu
dengan membina dan memfasilitasi satuan pendidikan agar mampu
menjawab tantangan perkembangan zaman, yang sampaisaat ini masih
dirasakan mutu pendidikan dan layanan pendidikan tersebut belum
merata. Langkah-langkah peningkatan mutu pendidikan dan layanan
pendidikan terus digulirkan mulai dari Sekolah Percobaan, Sekolah
Percontohan, Sekolah Standar Nasional, Sekolah Model, sampai pada
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan layanan penyelengaraan
pendidikan di SD, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat
standar penyelenggaraan Sekolah Dasar Rujukan
Setiap Kabupaten/Kota diproyeksikan memiliki minimal 1 (satu) Sekolah
Dasar Rujukan, yang diharapkan menjadi pemicu peeningkatan mutu
pendidikan sekolah dasar di Indonesia melalui diseminasi penyelenggaraan
sekolah yang bermutu sehingga menjadi rujukan bagi sekolah lain di
sekitarnya dalam pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan pendidikan
yang bermutu.

i 2 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
B. Landasan Hukum

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
3. Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Tugas dan
Wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, sebagaimana yang dirubah dengan Peraturan Pemerintah
No.32 Tahun 2013, dan dirubah kembali dengan Peraturan Pemerintah
No.13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005.
5. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
6. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan
7. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Kepala Sekolah
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 70 Tahun 2009 tentang
Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan
memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 3 i
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.23 tahun 2013
tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan Menengah.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan Menengah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.65 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014
tentang Kurikulum SD/MI
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.103 Tahun 2014
Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Menengah
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.104 Tahun 2014
Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.160 Tahun 2014
Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun
2013
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2015
tentang penumbuhan budi pekerti.
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 Tahun 2015
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan

i 4 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
C. Tujuan

Panduan ini sebagai standar untuk menyelenggarakan dan mengembangkan


Sekolah Dasar Rujukan. Secara khusus panduan ini bertujuan:
1. Sebagai acuan bagi sekolah dalam menyelenggara-kan dan
mengembangkan Sekolah Dasar Rujukan sesuai dengan standar
2. Memberikan pedoman kepada komite sekolah untuk
mengembangkan sekolahnya sebagai sekolah rujukan sesuai
dengah standar
3. Memberikan acuan kepada berbagai lembaga terkait dalam
menyelenggarakan dan mengem-bangkan Sekolah Dasar Rujukan
sesuai dengan standar
4. Menjadi pedoman bagi setiap pihak untuk mengembangkan Sekolah
Dasar Rujukan sesuai dengan standar

D. Manfaat

Panduan pengembangan Sekolah Dasar Rujukan ini dapat digunakan


oleh:
1. Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan dan mengembangkan
Sekolah Dasar Rujukan sesuai dengan standar
2. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam membina dan
mengembangkan Sekolah Dasar Rujukan sesuai dengan standar
3. Kepala sekolah, pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya,
dalam rangka meningkatkan layanan pendidikan dii Sekolah Dasar
Rujukan;
4. Komite sekolah, dalam memberi pertimbangan, dukungan,
pengawasan dan mediasi dalam penyelenggaraan SD Rujukan;
5. Lembaga terkait dalam menyelenggarakan dan mengembangkan
Sekolah Dasar Rujukan sesuai dengan standar.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 5 i
i 6 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
BAB II
SEKOLAH DASAR RUJUKAN

A. Pengertian

Dalam arti sarana, Sekolah merupakan suatu bangunan atau lembaga


untuk belajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (Daryanto,
1997:544). Namun secara luas sekolah dapat diartikan sebagai system
interaksi sosial suatu organisasi yang didasarkan atas norma dan budaya
pendidikan untuk mendukung terbentuknya ekosistem sekolah yang
berkarakter. Dengan demikian, sekolah merupakan lembaga atau tempat
untuk belajar, seperti membaca, menulis, berhitung, serta sebagai
lingkungan pendidikan yang memungkinkan terbinanya sikap dan perilaku
peserta didik kearah yang lebih baik. (Zanti Arbi;1991). Bahkan Ki Hajar
Dewantara (dalam Taman Siswa 2012) menyatakan bahwa sekolah
sebagai lembaga pendidikan perlu memajukan budi pekerti (karakter,
kekuatan batin) pikiran dan jasmani anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya sehingga menjadi manusia yang merdeka batinnya,
merdeka pikirannya dan merdeka tenaganya. Atas dasar itulah sekolah
sebagai lembaga pendidikan perlu memiliki sarana yang memadai agar
terlaksana interaksi belajar mengajar dengan baik, perlu dilaksanakan
oleh guru dan tenaga kependidikan yang mampu menyampaikan
pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada peserta didik sehingga
menjadi manusia yang merdeka dan mandiri yang memiliki kepribadian,
budi pekerti serta karakter positif yang dapat hidup layak sebagai pribadi,
anggota keluarga, masyarakat dan warga sebuah Negara yang baik. Perlu
mendapat dukungan semua pihak agar dapat membina, mengembangkan
serta melestarikan nilai-nilai budaya luhur yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat dan bangsanya.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 7 i
Sekolahpun merupakan lingkungan kedua tempat peserta didik berlatih
dan menumbuhkan kepribadiannya (Made Pidarta, 1997:1971) Sekolah
merupakan wahana kedua setelah keluarga dalam membina dan mengem-
bangkan kepribadian peserta didik, oleh karena itu sekolah harus
merupakan tempat kehidupan yang aman, nyaman dan menentramkan
bagi peserta didik dalam menerima nilai-nilai masyarakat, dalam
mengembangkan potensi nilainya serta merespon kebutuhan dan
memecahkan masalah yang dihadapi dirinya, masyakatnya serta bangsanya.

Dengan demikian, sekolah merupakan lembaga pembudayaan nilai, yakni


lembaga yang membina dan mengembangkan nilai personal, memelihara
dan mewariskan nilai-nilai sosial, serta menanamkan nilai-nilai universal
dan absolute kepada peserta didik. Agar fungsi dan peran sekolah tersebut
dapat tercapai, lembaga persokalahan perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. pengelolaan sekolah yang memperhatikan prinsip manajemen
yang benar,
b. pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten yang mampu
melayani peserta didik sesuai dengan potensi masing-masing,
c. sarana dan prasarana yang layak dan aksesibel,
d. pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
e. manajemen kelas yang memperhatikan kepentingan semua peserta
didik,
f. budaya sekolah yang kondusif dalam pembinaan dan pengembangan
budi pekerti luhur peserta didik,
g. hubungan antar warga sekolah yang saling asah, saling asih, dan
saling asuh, serta
h. adanya dukungan seluruh pemangku kepentingan terhadap sekolah
dalam meningkatkan mutu dan layanan pendidikan.

i 8 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
Hal-hal penting itu akan dapat dipenuhi apabila sekolah memiliki pendidik
dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar, memiliki komitmen
untuk mengimplementasikan standar pendidikan nasional, serta adanya
dukungan pemangku kepentingan agar sekolah mampu memberikan
layanan pendidikan yang memadai serta menyelenggarakan pendidikan
yang bermutu.
Dalam kenyataannya, kemampuan sekolah untuk memberikan layanan
pendidikan yang baik dan bermutu sangat beragam, terentang dari mulai
sekolah yang memenuhi standar nasional secara penuh sampai sekolah
yang tidak dan belum memadai. Akan tetapi, di setiap daerah selalu ada
sekolah yang memiliki kemampuan dan potensi untuk berkembang sesuai
dengan standar nasional yang ditetapkan, sehingga sekolah tersebut
dapat dijadikan acuan bagi sekolah di sekitarnya untuk mengembangkan
diri menjadi sekolah yang baik dan bermutu.

Dasar pemikiran itulah yang melatarbelakangi pentingnya pengembangan


Sekolah Dasar Rujukan. Sekolah dasar rujukan juga diilhami dengan
konsep sekolah yang 'baik' dan 'efektif'. Menurut Scheerens (2003:5)
sekolah baik memiliki arti yang sama dengan sekolah 'efektif'. Sedangkan
pengertian sekolah yang 'efektif' menurut Taylor (1990) merupakan
sekolah yang mengorganisasikan dan memanfaatkan semua sumber daya
yang dimilikinya untuk menjamin semua siswa (tanpa membedakan
perbedaan ras, jenis kelamin maupun status sosial ekonomi) bisa
mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah. Sekolah efektif
juga dapat diartikan sebagai sekolah yang menunjukkan tingkat kinerja
yang tinggi sehingga diharapkan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang bermakna dengan menunjukkan hasil belajar yang
bermutu pada peserta didik.
Beberapa aspek yang diharapkan dapat dimiliki oleh Sekolah Dasar
Rujukan sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah:

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 9 i
a. Azas demokratis, berkeadilan, dan tidak diskrimintif dengan
menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan
kemajemukan bangsa;
b. Satu kesatuan sistem terbuka dan multimakna;
c. Proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik;
d. Memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran;
e. Mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung;
f. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Sekolah Dasar Rujukan merupakan sekolah dasar negeri yang
mendapat pembinaan dari Pemerintah untuk menjadi acuan, contoh
atau model bagi sekolah-sekolah lain di wilayahnya dalam
menerapkan prinsip-prinsip sekolah baik dan efektif berdasarkan
aspek-aspek manajemen berbasis sekolah di atas.
Sekolah Dasar Rujukan juga dapat menjadi patok duga (benchmark)
bagi pemerintah daerah untuk merancang pembangunan pendidikan
dasar dengan perencanaan dan program yang sistematis. Segala
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan penilaian penyelengga-
raan pendidikan pada Sekolah Dasar Rujukan dilaksanakan dengan
sistemik dan sistematis, dan dikembangkan secara berkesinam-
bungan dari waktu ke waktu.

Istilah Sekolah Dasar Rujukan merupakan sebutan dalam program


pembinaan yang tidak mengubah nomenklatur Sekolah Dasar (tidak
berubah namanya). Jadi Sekolah Dasar Rujukan adalah Sekolah Dasar
Negeri yang mendapat pembinaan khusus dalam peningkatan mutu dan
layanan pendidikan di sekolahnya (internal), serta diharapkan dapat
mendiseminasikan pengalaman dan inovasi yang telah dikembangkannya
ke sekolah lain (eksternal).

i 10 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
Secara sederhana yang di maksud dengan Sekolah Dasar Rujukan adalah
sekolah bermutu (sekolah efektif) yang menjadi bechmarking (patok
duga) di masing-masing kabupaten/kota. Dengan program Sekolah Dasar
Rujukan tersebut, diharapkan sekolah yang ditunjuk bisa meningkatkan
kualitas pendidikannya sesuai dengan standart nasional pendidikan.

Dalam jangka panjang, keberadaan Sekolah Dasar Rujukan tersebut


dapat berimbas kepada sekolah sekitarnya. Dengan pola pengimbasan
ini percepatan mutu pendidikan di seluruh wilayah Indonesia menjadi
semakin cepat.

Pemahaman mutu yang dimaksud dalam Sekolah Dasar Rujukan dapat


dimaknai dari dua sisi: pertama, sekolah-sekolah tersebut diharapkan
memenuhi kualifikasi minimal yang ditetapkan oleh Badan Standart
Nasional Pendidikan (BSNP) yang mencakup 8 (delapan) komponen
standar mutu; kedua, sekolah-sekolah tersebut mampu memenuhi tuntutan
mutu yang diinginkan oleh masyarakat luas yang ditandai dengan
meningkatnya animo pendaftar maupun kepercayaan terhadap sekolah
(sekolah yang difavoritkan).

B. Tujuan Pengembangan Sekolah Dasar Rujukan

Tujuan Pengembangan Sekolah Dasar Rujukan adalah:


1. Menjadikan satuan pendidikan sebagai patok duga (benchmark)
dalam pengembangan dan peningkatan mutu Sekolah Dasar di
Kabupaten/Kota.
2. Mendiseminasikan hasil-hasil kinerja terbaik Sekolah Dasar Rujukan
ke sekolah lain di Kabupaten/Kota masing-masing.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 11 i
C. Karakteristik Sekolah Dasar Rujukan

Sekolah Dasar Rujukan merupakan Sekolah Dasar yang terdapat di


kabupaten/kota yang memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
1. Standar Kompetensi Kelulusan
Sekolah dasar yang memiliki prestasi akademik dan non akademik
lebih baik dibandingkan sekolah lain. Prestasi lulusan peserta didik
sesuai atau melebihi standar kompetensi lulusan yang ditentukan.
Selain itu, sekolah dasar tersebut mampu menyiapkan lulusan peserta
didik yang berkebutuhan khusus untuk memiliki keterampilan sesuai
dengan kebutuhan khusus dan potensi masing-masing.
2. Standar Isi
Sekolah dasar yang telah mengembangkan standar isi secara integratif
dan komprehensif sesuai dengan prinsip pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum. Tingkat Kompetensi diintegrasikan dengan
materi bela negara, hak asasi manusia, inklusifitas, multikultural,
keadilan dan kesetaraan gender, disabilitas, jaminan pemenuhan hak
dan perlindungan anak, anti korupsi, kolusi dan nepotisme, taat
hukum, demokrasi, kewarganegaraan, pelestarian lingkungan,
kebencanaan, dan literasi abad 21 (duapuluh satu).
3. Standar Proses
Sekolah dasar yang telah menerapkan standar proses, melalui
pengembangan RPP yang konsisten dimulai dari analisis Kompetensi
Dasar, pengembangan materi, penentuan metode, penetapan media
dan alat bantu serta evaluasi yang komprehensif yang dilaksanakan
oleh guru dalam pembelajaran.
4. Standar Penilaian
Sekolah dasar yang mampu melakukan penilaian sesuai dengan
standar penilaian yang baik dengan tidak mengabaikan prinsip
pendidikan inklusif dan ramah anak. Sekolah dasar ini perlu memiliki
guru-guru yang terampil untuk melakukan identifikasi dan pemetaan
kebutuhan bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus.

i 12 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sekolah memiliki pendidik yang mempunyai kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial serta memiliki keterampilan untuk
memenuhi hak dan perlindungan anak. Sedangkan kepala sekolah
juga diharapkan memiliki kompetensi kompetensi manajerial,
kewirausahaan dan supervisi akademik serta kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Memiliki tenaga kependidikan
yang mampu mendukung peningkatan layanan dan mutu pendidikan
di sekolahnya.
6. Standar Sarana Prasarana
Sekolah dasar yang memiliki sarana dan prasana serta fasilitas
penunjang yang dapat mendukung peningkatan mutu dan layanan
pendidikan sejalan dengan peraturan menteri pendidikan nasional
tentang standar sarana prasarana, pendidikan inklusi dan sekolah
ramah anak.
7. Standar Pengelolaan
Sekolah dasar yang memiliki Rencana Startegis (RKJM/RKS, RKT,
RKAS) yang perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasinya
melibatkan partisipasi masyarakat serta prinsip pembinaan dan
pengembangan peserta didik yang terbaik menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan.
8. Standar Pembiayaan
Sekolah dasar yang memiliki perencanaan dan penganggaran yang
baik untuk pemenuhan delapan standar pendidikan dan dituangkan
ke dalam RKS dan RKAS. Sekolah juga mampu menemukenali dan
memanfaatkan peluang-peluang kerjasama dengan pemangku
kepentingan, dunia usaha dan industri sebagai sumber dukungan
dalam peningkatan mutu dan layanan pendidikan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 13 i
D. Peran Pengimbasan

SD Rujukan berkewajiban untuk melakukan pembinaan kepada sekolah


lain diwilayahnya agar sekolah tersebut mampu memenuhi kualitas
layanan sesuai SNP sebagai wujud fungsi pengimbasan.
Secara terperinci karakteristik profil Sekolah Dasar Rujukan tersebut
dijabarkan dalam lampiran.

i 14 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
BAB III
PENGEMBANGAN SD RUJUKAN

A. Rencana Induk

Rencana induk pengembangan Sekolah Dasar Rujukan merupakan rencana


yang komprehensif untuk mengoptimalkan pemanfaatan segala sumberdaya
yang ada dan yang mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang
diinginkan di masa datang. Rencana pengembangan SDP/R harus
berorientasi ke depan dan dapat menjembatani kondisi saat ini dan
harapan yang ingin dicapai di masa depan.

Rencana induk pengembangan merupakan rencana yang memperhatikan


peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal sehingga diketahui
kekuatan dan kelemahan internal, dan kemudian mencari dan menemukan
strategi dan program-program untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan
yang dimiliki, mengatasi tantangan dan kelemahan yang ada. Dengan
demikian dalam rencana strategi pengembangan diperlukan upaya yang
strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders) baik melakukan pengembangan
dari luar maupun dari dalam sekolah, mulai dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah, Sekolah dan Masyarakat.
Pengembangan SDR mengarah kepada terwujudnya Pendidikan Dasar
yang bermutu. Tahapan Pengembangan yang direncanakan adalah sebagai
berikut :
1. Tahun 2015 melaksanakan seleksi, membuat grand design,
melakukan penataan dan pengembangan.
2. Tahun 2016 memantapkan penataan dan pengembangan,
m e l a k u k a n i n ova s i d a n m e n i n g k a t k a n d aya s a i n g .

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 15 i
3. Tahun 2017 s.d 2019 melakukan inovasi, meningkatkan daya saing
dan melakukan diseminasi hasil kinerja ke sekolah lain.
Tahapan Pengembangan SD Rujukan tahun 2016 dilaksanakan
sebagai berikut (lihat Bagan 1):
1. Direktorat Pembinaan SD meminta Dinas Pendidikan untuk
memilih 3 (tiga) SD yang akan diajukan sebagai calon SD
Rujukan.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menyeleksi 3 (tiga) SD
Inti terbaik, dan menyampaikannya sebagai calon SD
Rujukan kepada Direktorat Pembinaan SD.
3. Direktorat Pembinaan SD melakukan pra-seleksi administasi
4. Tim seleksi dari Direktorat pembinaan SD melakukan
verifikasi terhadap sekolah yang diajukan oleh Dinas
Pendidikan Kab/Kota
5. Direktorat Pembinaan SD melakukan TOT dan Pelatihan
ke p a d a L P M P t e n t a n g p r o g ra m S D R u j u k a n
6. Direktorat Pembinaan SD menetapkan 1 (satu) SD Rujukan
terpilih dan menyalurkan Bantuan Pemerintah (bantah)
kepada SD Rujukan terpilih
7. LPMP melakukan pelatihan dan pendampingan kepada SD
Rujukan
8. SD Rujukan melakukan pengimbasan kepada SD Inti
perwakilan dari setiap kecamatan
9. SD Rujukan menyusun dan menyampaikan laporan
penggunaan bantuan pemerintah dan pelaksanaan SD
Rujukan kepada Direktorat Pembinaan SD.
10. LPMP menyusun dan menyampaikan laporan pelatihan
dan pendampingan SD Rujukan kepada Direktorat
Pembinaan SD

i 16 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
Kemendikbud
Dit. Pembinaan
SD
Seleksi

Disdik

TOT
LPMP
Rekomendasi

Kab/Kot

Penetapa Pelatiha

Bagan 1. Desain Induk Pengembangan SD Rujukan

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 17 i
Efektivitas pelaksanaan program SD Rujukan membutuh-kan partisipasi aktif
dari berbagai pihak, oleh sebab itu dalam rencana induk pengembangan SD
Rujukan perlu digambarkan pembagian peran, upaya atau proses yang strategis
dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak
yang terkait (stakeholders) untuk melakukan pengembangan dari luar maupun
dari dalam sekolah, mulai dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, Sekolah dan
Masyarakat.
Keterlibatan pelaku pendidikan dalam program ini secara umum dapat dijelaskan
dalam bagan di bawah ini:

Kemdikbud LPMP

Dinas Pendidikan

Mitra Strategis Dinas Pendidikan

SD Rujukan

Masyarakat

Keterangan :
: garis pelaksanaan langsung
: garis pelaksanaan tidak langsung
: garis koordinasi
: garis pelaporan

Bagan 2. Hubungan antar pelaku pengembangan SD Rujukan

i 18 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
Program SD Rujukan dapat berjalan dengan optimal bila adanya kolaborasi
antara semua elemen pemerintah dan masyarakat. Lembaga pemerintah dan
masyarakat memiliki peran sebagai berikut.

1. Kemendikbud/ Dit. Pembinaan SD


a. Membuat kebijakan nasional (Permendikbud tentang Sekolah Dasar
Rujukan)
b. Menyususun panduan-panduan pelaksanaan program SD Rujukan
c. Menyeleksi calon SD Rujukan
d. Menetapkan SD Rujukan Tingkat Nasional
e. Memberikan bantuan kepada SD Rujukan
f. Mensinkronkan program dengan LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi,
Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, Sekolah dan Masyarakat.
g. Melatih calon Pelatih dan Pendamping SD Rujukan
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program di tingkat Provinsi,
Kabupaten/ Kota dan Satuan Pendidikan
i. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang berpartisipasi
dalam pelaksanaan program SD Rujukan.

2. LPMP
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembinaan SD
Rujukan secara berkelanjutan
b. Memetakan analisis kebutuhan SD Rujukan berdasarkan hasil Evaluasi
Diri Sekolah (EDS).
c. Melaksanakan pelatihan dan pendampingan kepada SD Rujukan
sesuai dengan kebutuhan SD Rujukan
d. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program SD Rujukan di
tingkat Provinsi,
e. Kabupaten/Kota dan Satuan Pendidikan
f. Melaporkan capaian mutu SD Rujukan kepada Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 19 i
3. Dinas Pendidikan Provinsi
a. Melakukan koordinasi dengan LPMP dalam melakukan pembinaan
SD Rujukan secara berkelanjutan dan menetapkan Sekolah Dasar
Rujukan tingkat Provinsi
b. Menetapkan kebijakan daerah terkait pengembangan SD Rujukan
c. Sosialisasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota.
d. Mendukung pelaksanaan pembinaan SD Rujukan
e. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pembinaan SD Rujukan
di tingkat Kabupaten/ Kota.

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota


a. Melaksanakan koordinasi dengan LPMP dan Dinas Pendidikan Provinsi
dan Direktorat Pembinaan SD
b. Menetapkan kebijakan daerah terkait pengem-bangan Sekolah Dasar
Rujukan
c. Merekomendasikan SD calon SD Rujukan
d. Menetapkan SD Rujukan tingkat Kecamatan
e. Sinkronisasi program dengan sekolah dan Masyarakat
f. Mendukung pelaksanaan pelatihan dan pendam-pingan SD Rujukan
untuk memenuhi 8 (delapan) standar nasional pendidikan
g. Mendukung upaya SD Rujukan untuk melakukan pengembangan dan
inovasi
h. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program di tingkat sekolah.

i 20 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
5. Sekolah Rujukan
a. Mengidentifikasi potensi internal dan eksternal serta kebutuhan
sekolah dengan menggunakan instrumen EDS
b. Merevisi Visi dan Misi Sekolah dengan melibatkan warga sekolah
termasuk peserta didik dan masyarakat yang berkepentingan
c. Menyusun dokumen perencanaan dan penganggaran sekolah yang
mengacu kepada hasil EDS
d. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja warga sekolah.
e. Melaksanakan pembelajaran dan penilaian sesuai dengan standar
yang berlaku.
f. Melaksanakan kegiatan pembiasaan dan ekstra kurikuler sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
g. Melakukan pengembangan dan inovasi dalam pemenuhan Standar
Nasional Pendidikan;
h. Meningkatkan Peranserta Masyarakat melalui Komite sekolah, mitra
strategis, masyarakat, termasuk Dunia Usaha dan Industri (DUDI)
i. Mengimbaskan kinerja dan praktik-praktik yang baik ke sekolah lain.

6. Komite Sekolah dan Masyarakat


a. Ikut terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah untuk
pengembangan SD Rujukan.
b. Menyelenggarakan kagiatan-kegiatan yang mendukung pelaksanaan
program SD Rujukan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 21 i
B. Arah Pengembangan Program SD Rujukan

Program SD Rujukan dilaksanakan secara bertahap dengan


mempertimbangkan karakteristik sekolah dasar di seluruh Indonesia,
termasuk kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas,
sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah dasar (peserta
didik, tenaga pendidik, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan
kesiapan sistem pendukung lainnya termasuk partisipasi publik,
dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan.
Gambaran keberlangsungan program SD Rujukan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Bagan 3. Gambaran Pengembangan SD Rujukan

i 22 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
C. Strategi Pelaksanaan SD Rujukan

Strategi pelaksanaan SD Rujukan meliputi strategi umum yang meliputi


pengembangan para pemangku kepentingan, warga sekolah, dan
ketersediaan sarpras (bagan 3); serta strategi implementasi yang
dilaksanakan di tingkat sekolah (4), Berikut adalah bagan dimaksud:

Kapasitas Kemdikbud, Dinas :Pendidikan Provinsi,


Sosialisasi
Stakeholder Dinas Pendidikan Kab/Kota

Pelatihan Kepsek

Pelatihan Guru
PENGEMBANGAN SDP

BIMTEK, PENDAMPINGAN Pelatihan Pengawas


BANSOS SARPRAS
Kapasitas Warga 1. Pelaksanaan
Sekolah Pembelajaran
2. Pembiasaan Pelatihan Tenaga
3. Pengelolaan Sarpras Kependidikan

Pustakawan

Sosialisasi Komite
Sekolah

Perencanaan dan
Ketersediaan Penganggaran yang Baik Idealnya mencapai SNP Tanggung Jawab Pemda
Sarpras berdasarkan analisisi minimal memenuhi SPM dan Sekolah
kebutuhan

Bagan 4. Strategi Umum Pelaksanaan SD Rujukan

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 23 i
Kepala Sekolah

Perpustakaan, sudut baca


Guru kelas dan area baca

Pengawas Ruang UKS

Tenaga Kependidikan Kantin sekolah


PENGEMBANGAN SDP

Pustakawan Kebun sekolah


1. Bimtek Ruang guru dan kepala
2. Pendampingan Sarana Prasarana sekolah
3. Bantuan Sarpras
Ruang kelas

Buku

Media Pembelajaran

Bahan Ajar

Komite Sekolah dan Memonitor dan


Masyarakat mendukung

Bagan 5. Strategi Impelemtasi Pengembangan SD Rujukan

D. Alur Seleksi SD Rujukan

Penyeleksian calon Sekolah Dasar Rujukan meliputi:


1. Dinas Pendidikan Kecamatan/Unit Pelaksana Teknis (UPT)
memilih 1 (satu) SD terbaik berdasarkan kriteria yang ditetapkan
untuk diajukan sebagai calon SD Rujukan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota;
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap
sekolah- sekolah yang diajukan oleh Dinas Pendidikan
Kecamatan/Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan memilih 3 (tiga)
S D t e r b a i k b e r d a s a r k a n s t a n d a r ya n g d i t e t a p k a n .

i 24 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengajukan 3 (tiga)
calon SD Rujukan kepada Direktorat Pembinaan SD dengan
tembusan ke Dinas Pendidikan Provinsi. Usulan dilengkapi
dengan portofolio sekolah sesuai dengan format terlampir.
4. Dinas Pendidikan Provinsi menyeleksi dan menetapkan urutan
pada 3 (tiga) calon Sekolah Dasar Rujukan dari setiap
kabupaten/kota.
5. Direktorat Pembinaan SD melakukan verifikasi terhadap sekolah
yang telah diseleksi dan bersama Dinas Pendidikan Provinsi
menetapkan 1 (satu) calon Sekolah Dasar Rujukan pada setiap
kabupaten/kota.

Berikut bagan alur seleksi Rujukan:

SELEKSI
DIREKTORAT PSD

Visita

SD SD SD SELEKSI DISDIK KAB/KOTA

SD REKOMENDASI SD REKOMENDASI
DISDIK KEC.UPTD DISDIK KEC.UPTD

SD REKOMENDASI SD REKOMENDASI
DISDIK KEC.UPTD DISDIK KEC.UPTD

Bagan 6. Alur Seleksi SD Rujukan

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 25 i
E. Alur Pengimbasan SD Rujukan

SD Rujukan berkewajiban untuk melakukan pengimbasan kepada SD


lain.
Alurnya dapat dilihat pada bagan 7 sebagai berikut:

DISDIK KAB/KOTA, LPMP, dll

Pendampingan Pendampingan
Teknis Operasional

SDP

Praktik baik dan Inovasi

Diseminasi / Pengembangan
SDP Tingkat Kec.

SD SD SD SD SD SD

Bagan 7. Alur Pengimbasan SD Rujukan

i 26 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
F. Peningkatan Kapasitas

Peningkatan kapasitas di semua lini, mulai dari tingkat pusat, provinsi,


kabupaten/kota sampai pada satuan pendidikan dapat dilakukan
melalui tiga pendekatan:

1. Sosialisasi
Sosialisasi dilakukan dengan tujuan agar program dan kebijakan
yang terkait program SD Rujukan dapat disampaikan ke publik
secara masif dan mudah diakses. Sehingga semua lapisan
masyarakat, kapan dan di mana pun, dapat dengan mudah
mengakses informasi penting seputar program SD Rujukan.

2. Pelatihan Pendamping SD Rujukan


Pelatihan pendamping SD Rujukan diperlukan untuk menyamakan
persepsi dan menentukan langkah bersama dalam
mengembangkan dan melaksanakan dalam kegiatan ini
mengundang calon pendamping SD Rujukan dari unsur LPMP.

3. Pendampingan SD Rujukan
Pendampingan adalah upaya yang dilakukan oleh pendamping
untuk memastikan keberlangsungan program SD Rujukan.
Pendampingan dilakukan melalui dua cara, yaitu pendampingan
teknis dan pendampingan operasional.
Pendampingan teknis dilakukan melalui penguatan kapasitas guru,
kepala sekolah, pengawas yang membina SD Rujukan dan tenaga
adminstrasi sekolah di sekolah dasar melalui pelatihan-pelatihan
dan semiloka.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 27 i
Pendampingan operasional terdiri dari komponen berikut ini:
Standar Pengelolaan, Pembiayaan dan Standar Pendidik dan
tenaga Kependidikan: Penyusunan RPJM/RKS/RKT/RKAS berdasar
hasil EDS, pemutakhiran buku inventarisir sarpras dan buku catatan
supervisi, Penyusunan rencana program ekstra kurikuler,
Pengelolaan dan pengembangan perpustakaan, Pengelolaan dan
pengembangan UKS, dan Pengelolaan dan pengembangan kantin
sekolah.

Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan


Standar Penilaian: bedah kelas, pembuatan bahan kaya teks
(pengayaan), pembuatan bahan ajar, penyusunan rencana
pembelajaran berbasis IT, penyusunan panduan pemanfaatan
media dan alat bantu pembelajaran, dukungan pelaksanaan
pengembangan budi pekerti (internalisasi nilai moral dan spiritual,
internalisasi nilai cinta bangsa rasa kebangsaan dan cinta tanah
air, interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua,
nteraksi positif antar siswa, pengembangan potensi utuh siswa,
pemeliharaan lingkungan sekolah yang mendukung iklim
pembelajaran, pelibatan orang tua dan masyarakat), dan
pengembangan program ekstra kurikuler.

Standar Sarpras: teknologi, Informasi dan Komunikasi, Bedah


sekolah, Pengembangan sudut buku kelas (pembuatan rak buku
sederhana, pengelolaan sudut buku), dan pembuatan kaya teks.

Idealnya, pendampingan teknis dan pendampingan operasional


dilakukan oleh orang yang sama. Hal ini bertujuan untuk
memastikan agar materi-materi yang diberikan pada saat kegiatan
pendampingan teknis dapat diimplementasikan dalam kegiatan
harian sekolah. Namun, bila tidak memungkinkan, pendampingan
operasional dapat diberikan oleh pengawas, dan/atau
anggota tim LPMP.

i 28 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
Bagan 8.
Pola Pelatihan dan Pendampingan Penyediaan Sarana dan Prasarana

Agar berjalan efektif dan komprehensif, program SD Rujukan membutuhkan


dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Dukungan ini dapat berupa
dokumen, infrastruktur, program, dan produk pendukung lainnya. Di samping
itu, alokasi anggaran memadai sangat penting untuk mendukung pengadaan
semua keperluan tersebut.

Penyediaan sarana dan prasarana dapat berasal dari pemerintah pusat,


provinsi, kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 29 i
G. S t r a t e g i P e n g e m b a n g a n S D R u j u k a n m e l a l u i
Kemandirian Sekolah.

Strategi pengembangan SD Rujukan di satuan pendidikan dilakukan


dengan peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraaan dan
pengendalian mutu pelayanan pendidikan sesuai dengan UU No 20 Tahun
2003. Strategi ini bertujuan untuk menguatkan Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan Diversifikasi Kurikurulum berbasis potensi
lokal.

Di bawah ini adalah beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam


penguatan MBS dan Diversifikasi Kurikulum Berbasis Lokal:
1. Menguatkan penerapan Standar Pengelolaan Pendidikan:
a. Sekolah memiliki otonomi dalam tata kelola kebijakan dan
manajemen serta pengembangan kurikulum
b. Sekolah menetapkan Visi yang menunjukkan kondisi yang ingin
dicapai sekolah di masa yang akan datang (jangka menengah)
dengan mengintegrasikan pengembangan Pendidikan Karakter
ke dalam program SD Rujukan
c. Sekolah menjabarkan misi sekolah yang merupakan tindakan
dan upaya untuk mewujudkan visi sekolah yang telah ditetapkan
sebelumnya.
d. Sekolah menetapkan tujuan pengembangan sekolah yang
merupakan kondisi yang ingin dicapai melalui upaya
pengembangan sekolah pada jangka menengah.
e. Sekolah melakukan EDS, menyusun RKJM, RKS, RKTS, RKAS
dan KTSP.
f. Sekolah menganalisis kebutuhan sekolahnya sehingga dapat
mengatasi kesenjangan dari tujuan yang diinginkan dengan
kondisi sekolah saat ini.
g. Melakukan upaya peningkatan peran serta warga sekolah,
masyarakat, dunia usaha dan industri untuk mendukung kinerja
sekolah
h. M eng u atkan si stem j ejaring ekos is t em pendidikan.

i 30 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
2. Menguatkan Standar Kepala Sekolah dan Standar Guru
a. Meningkatkan kemampuan manajerial Kepala Sekolah (tata kelola
dan kebijakan sekolah, pengawasan dan sistem kontrol yang
efektif, partisipatif) yang ramah anak dan lingkungan serta
mendukung program literasi
b. Meningkatkan kompetensi pedagogi, profesionalitas, kepribadian
dan kompetensi sosial Guru
c. Mengembangkan keterampilan Guru dalam tata kelola kelas dan
pembelajaran yang ramah anak, inklusif dan ramah lingkungan
serta mendukung program literasi
d. Mengembangkan keterampilan abad 21 (21st century skill).

3. Menguatkan Standar Kompetensi lulusan, Standar Proses,


Standar Isi, dan Standar Penilaian serta pelaksanaan
diversifikasi kurikulum
a. Menguatkan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/ K 13
b. Mengembangkan kurikulum sesuai dengan acuan operasional
kurikulum
c. Menguatkan proses belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
kritis, inspiratif, menyenangkan dan bermakna melalui pendekatan
dan metodologi demokratis dan partisipatif yang menumbuhkan
nilai-nilai budi pekerti, bangga serta cinta Indonesia.

4. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sarana Prasarana


Menguatkan strategi pelibatan warga sekolah dan warga masyarakat
dalam mendukung pelaksanaan peningkatan mutu serta penyediaan
dan pengelolaan sarana prasarana pendidikan yang ramah anak,
inklusif, ramah lingkungan dan menunjang pengembangan literasi.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 31 i
5. Menguatkan pelaksanaan Standar Pembiayaan
a. Menerapkan prinsip efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan
sumber daya sekolah (anggaran, personil dan fasilitas)
b. Menerapkan nilai-nilai demokratis, partisipatif, transparansi,
akuntabilitas
c. Menguatkan strategi pelibatan masyarakat dalam mendukung
pelaksanaan peningkatan mutu serta sarana prasarana pendidikan
serta mendukung program literasi

H. Pelaksanaan Pengembangan Sekolah Dasar Rujukan

Pelaksanaan pengembangan yang perlu diperhatikan dalam pembinaan


SD Rujukan, di antaranya meliputi:
1. Pengelolaan
Sekolah menerapkan MBS secara Transparan, Akuntabel dan
Partisiptif (TAP) serta melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
untuk menganalisis potensi dan kebutuhan sekolah sesuai
dengan panduan. Sekolah menyusun EDS, RKJM, RKS, RKTS,
dan RKAS secara mandiri, partisipatif dengan melibatkan peran
serta masyarakat.

2. Pengembangan Kurikulum dan Bahan Ajar


a. Sekolah menyusun KTSP/ K13 secara mandiri, inklusif dan
ramah anak berdasarkan diversifikasi kurikulum
sesuai dengan potensi peserta didik, karakteristik lokal,
nasional dan mengadaptasi isu global sesuai dengan
tahapan operasional kurikulum yang terdapat di BAB 2.
b. S e k o l a h m e l a k s a n a k a n e k s t ra k u r i k u l e r d a l a m
mengembangkan potensi peserta didik yang sesuai dengan
hak anak.

i 32 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
3. Proses Pembelajaran
a. Sekolah melaksanakan proses pembelajaran ramah anak,
inklusif, aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan;
b. S e k o l a h m e l a k s a n a k a n p r o s e s p e m b e l a j a ra n ya n g
menumbuhkan karakter bangsa dan melek semua materi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Sekolah melaksanakan pembiasaan PBP secara efektif dan
bermakna
d. Sekolah melaksanakan program literasi
e. Melaksanakan Bimbingan dan konseling (psikoedukatif),

4. Lulusan
Penguatan dan pendalaman kompetensi lulusan SD Rujukan
meliputi:
a. Peserta didik memiliki keterampilan yang sesuai atau
melebihi SKL.
b. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus memiliki
keterampilan yang sesuai atau melebihi hasil capaian yang
sesuai dengan karakteristik dan potensi peserta didik.

5. Sumber Daya Manusia


a. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan standar
kepala sekolah (Permendiknas No. 13/ 2007)
b. Meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan standar kualifikasi
dan kompetensi guru (Permendiknas No. 16/ 2007)
c. Meningkatkan kompetensi guru dalam penerapan pembelajaran
abad 21
d. Meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan pola pikir
kurikulum 2013
e. Meningkatkan keterampilan guru dalam pemenuhan hak dan
perlindungan anak (guru terlatih khususnya yang terkait dengan
Konvensi Hak Anak)

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 33 i
f. Meningkatkan keterampilan guru dalam memahami hak-hak
disabilitas
g. Memenuhi indikator SPM Dikdas:
1) Minimal satu kelas satu guru;
2) Satu sekolah minimal 4 orang guru lulusan S1 atau D IV;
3) Ko d e E t i k Pe n d i d i k d a n Te n a g a Ke p e n d i d i k a n ;
4) Guru melakukan inovasi kurikulum;
5) Membuat bahan ajar yang inklusif dan ramah anak;
6) Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, inklusif
dan ramah anak;
7) Menyusun RPP yang komprehensif dan terpadu dengan
berbasis hak anak (sesuai dengan K13 dan nilai-nilai yang
diajarkan sekolah)
8) Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

h. 75% SDM di sekolah merupakan usia produktif


i. Meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan yang memahami
hak anak.

6. Standar Sarana dan Prasarana


a. Optimalisasi pemanfaatan sarana prasarana dalam mendukung
peningkatan mutu pendidikan yang ramah anak, inklusif,
berbudaya lingkungan hidup dan aman dari bencana.
b. Melibatkan warga sekolah dan warga masyarakat dalam
mendukung pelaksanaan peningkatan mutu serta penyediaan
dan pengelolaan sarana prasarana pendidikan yang ramah anak,
inklusif, ramah lingkungan dan menunjang pengembangan
literasi.

i 34 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
7. Sumber Pembiayaan
a. Menyusun perencanaan anggaran sekolah sesuai dengan Juknis
BOS
b. Menggunakan dana bantuan pemerintah (Bantah) dan dana
bantuan lainnya sesuai dengan Juknis dan dilaporkan
penggunaannya (laporan pertanggung jawaban)
c. Mampu melakukan mobilisasi sumberdaya dari berbagai pihak
sesuai dengan aturan, misalnya yang terkait dengan CSR
perusahaan.
d. Penguatan sumber pembiayaan SD Rujukan
diarahkan untuk pengembangan program inovasi dan
peningkatan tata kelola secara transparan, efisien, dan akuntabel
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

8. Penilaian
a. Mengembangkan dan melaksanakan penilaian pada proses
(berdasarkan hasil pengamatan, portofolio, proyek, produk, unjuk
kerja, dan penilaian diri) dan hasil belajar (penilaian
harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, Ujian
Sekolah/ Madrasah).
b. Mengembangkan dan melaksanakan penilaian untuk peserta didik
dengan disabilitas dalam mencapai ketuntasan belajar yang
sesuai dengan potensi peserta didik.
c. Melaporkan hasil penilaian peserta didik kepada anak, orang tua,
dan dinas pendidikan secara berkala.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 35 i
i 36 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. Monitoring Program SD Rujukan

Sekolah Dasar Rujukan diselenggarakan sebagai upaya pemerintah


dalam menyediakan sekolah bermutu yang dapat dijadikan acuan
penyelenggaraan pendidikan di SD, dan keberadaanya sesuai dengan
amanat UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pelaksanaan program SD Rujukan perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
penyelenggaraan program SD Rujukan. Monitoring merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah Dasar Rujukan.

Hasil kegiatan monitoring ini, bisa menjadi bahan awal untuk


mengetahui kondisi sekolah, tingkat kemajuan pelaksanaan program,
dan memberikan orientasi arah kebijakan dan tindak lanjut bagi
pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pelaksanaan program SD
Rujukan . Oleh karena itu, kegiatan monitoring ini perlu dilakukan
bersama-sama antara pusat dan daerah sesuai dengan kapasitas,
tugas, dan tanggungjawabnya masing-masing, sekurang-kurangnya
satu tahun sekali dengan menjunjung tinggi prinsip transparansi dan
akuntabilitas.

Beberapa aspek yang perlu dimonitor antara lain: (a) program sekolah,
(b) proses pembelajaran, (c) proses manajerial di sekolah, (d) peran
serta orang tua siswa/komite sekolah/daerah, dan (e) aspek-aspek lain
yang terkait dengan proses penyelenggaraan SD Rujukan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 37 i
B. Evaluasi Program SD Rujukan

Kegiatan evaluasi pada dasarnya merupakan proses pengumpulan data


dan informasi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai
dasar penilaian dan pengambilan keputusan terhadap tingkat
ketercapaian pelaksanaan program SD Rujukan. Kegiatan evaluasi
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program
SD Rujukan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu, dan
sebagai bahan dalam melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan
program SD Rujukan agar pada tahun berikutnya diperoleh hasil yang
lebih baik/meningkat secara signifikan.

Secara substansi, pada dasarnya evaluasi ini ditujukan pada kinerja


penyelenggara Sekolah Rujukan. Dengan demikian materi evaluasi
meliputi aspek-aspek pendidikan, termasuk dalam pemenuhan SNP.
Sedangkan secara metodologis, evaluasi ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan expost facto, yang akan mengungkap hal-hal
yang telah terjadi dan dilakukan oleh sekolah/pihak lain terkait dalam
penyelenggaraan program SD Rujukan.

Pelaksanaan evaluasi ini tidak dilakukan secara sampling, artinya semua


sekolah yang melaksanakan program Sekolah Rujukan akan dievaluasi.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, maka dalam
kegiatan evaluasi ini menggunakan teknik angket, yang dilengkapi
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data diambil
dari warga sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, tenaga
administrasi sekolah, siswa, komite sekolah, dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.

Hasil evaluasi ini akan disampaikan kembali ke sekolah dan para


pemangku kepentingan lainnya untuk dipergunakan sebagai bahan
masukan dan perbaikan penyelenggaraan program SD Rujukan tahun
berikutnya.

i 38 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
C. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi

Pelaksana kegiatan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan


program Sekolah Dasar Rujukan terdiri dari :
1. Tim Monitoring dan Evaluasi
Tim monitoring evaluasi terdiri dari tim pusat dan daerah yang
ditunjuk melalui surat keputusan baik pemerintah pusat maupun
daerah.
2. Laporan Monitoring dan Evaluasi
Laporan monitoring dan evaluasi disampaikan kepada
pemerintah pusat/Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dan
daerah (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi) untuk
kepentingan pengembangan program Sekolah Dasar Rujukan.

D. Pelaporan Monitoring dan Evaluasi


Sekolah yang ditetapkan sebagai Sekolah Dasar Rujukan diwajibkan
membuat pelaporan. Pelaporan yang dimaksudkan adalah tentang
semua hal yang dijalankan sekolah beserta hasil-hasilnya dan termasuk
penggunaan keuangannya.

Pelaporan oleh sekolah dibagi menjadi dua, yaitu pelaporan kemajuan


pelaksanaan program yang dilakukan pada setiap pertengahan tahun
(Bulan Mei-Juni), dan pelaporan keterlaksanaan beserta hasil-hasilnya
p a d a s e t i a p a k h i r t a h u n ( B u l a n N o p e m b e r- D e s e m b e r ) .

Hal-hal pokok yang harus dilaporkan antara lain meliputi


pengembangan, pelaksanaan penyelenggaraan program SD Rujukan,
dan tingkat ketercapaian SNP, yang meliputi: (a) standar kompetensi
lulusan/SKL, (b) standar isi, (c) standar proses, (d) standar pendidik
dan tenaga kependidikan, (e) standar saran dan prasarana,
(f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, dan (h) standar
penilaian, dan hal- hal lain yang terjadi di sekolah yang berkaitan
langsung dengan penyelenggaraan Sekolah Dasar Rujukan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 39 i
E. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Monitoring Evaluasi

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan prodgram SD Rujukan dilakukan


dengan menggunakan prinsip-prinsip, yaitu: objektif, transparan,
akuntabel, komprehensif, progresif, dan manfaat.
1. Objektif
Untuk dapat mencapai hasil yang objektif, maka dalam
melaksanakan kegiatan monev diperlukan adanya kriteria atau
standar dalam bentuk indikator. Oleh karena itu sebelum
pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi perlu ditetapkan
dahulu indikator keterlaksanaan atau keberhasilan program.
2. Transparan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program SD Rujukan
dilakukan secara terbuka, jelas, dan tidak ada maksud yang
tersembunyi dengan ketersediaan informasi yang lengkap.
3. Akuntabel
Hasil monitoring dan evaluasi dapat dipertanggung-jawabkan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Komprehensif
Monitoring dan evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh
terhadap pelaksanaan program SD Rujukan.
5. Progresif
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan diarahkan untuk menuju
kemajuan SD Rujukan.
6. Manfaat
Hasil monitoring dan evaluasi harus bermanfaat bagi pihak-pihak
terkait, khususnya pihak SD Rujukan dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.

i 40 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
BAB V
PENUTUP

Program penyelenggaraan Sekolah Dasar Rujukan merupakan salah satu


upaya Pemerintah dalam optimalisasi pencapaian standar nasional pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar oleh karena itu sangat membutuhkan adanya
s i s t e m p e n g e l o l a a n k o m p r e h e n s i f, m u l a i d a r i p e r e n c a n a a n ,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, dan pemantauan serta
evaluasi hingga mencapai suatu sistem penyelenggaraan Sekolah Dasar
Rujukan yang benar-benar sesuai dengan ketentuan.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas


Pendidikan Kabupaten/Kota selayaknya melakukan pemantauan terhadap
penyelenggaraan program SD Rujukan untuk mengetahui pelaksanaan
program sesuai dengan perencanaan serta dapat memperoleh informasi
faktor-faktor pendukung dan kendalanya.

Semua upaya yang direncanakan dalam peningkatan mutu pendidikan perlu


mendapatkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dan akan berhasil
apabila dilakukan secara bersama-sama dengan komitmen yang tinggi.

Panduan Pengembangan SD Rujukan ini disusun sebagai standar untuk


dijadikan acuan baik bagi Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, LPMP, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, SD Rujukan dan
lembaga terkait,

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 41 i
i 42 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan, Kinerja Staf dan Organisasi, Bandung: Pustaka Setia, 2008

Danim, Sudarwan, Prof. Dr., Visi Baru Manajemen Sekolah,


Jakarta: Bumi Aksara, 2006

Davis, Gordon B. Management Information System : Conceptual Fondation,


Structure and Development, Toronto : Mc Graw Hill Book Co, 1974

Irawan, Prasetya, dkk., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIA-LAN


Press, 1997

Komariah, A, Visionery Leadership menuju Sekolah Efektif, Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2005

Robbins, Stephen P., Prilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jakarta:


PT. Prenhalindo 1996

Taylor, B.O., Case Studies in Effective Schools Research. Kendal/Hunt Publishing


Company, 1990

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan


Permasalahannya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Arbi, Sutan Zanti dan Syahmian Syahrun. Dasar - Dasar Kependidikan.


Jakarta: Depdikbud, 1991

Daryanto. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan di Sekolah. Penerbit


Gavamedia Yogyakarta, 2013

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 43 i
Lampiran
KARAKTERISTIK DAN INDIKATOR KINERJA
SEKOLAH DASAR RUJUKAN

NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI


1. Standar Kompetensi Memiliki prestasi yang Memiliki prestasi Dokumen Capaian
Lulusan lebih baik dari sekolah akademik dan non- prestasi
lain akademik, minimal
tingkat kecamatan Program unggulan
sekolah
Nilai rata-rata Ujian
Akhir Sekolah > 8

Tingkat kelulusan 100%

Jumlah siswa yang


diterima di Jenjang
Pendidikan Lebih Tinggi
85%

Angka DO rendah (tidak


ada DO)

Angka mengulang kelas


rendah

Peserta didik memiliki


keterampilan yang
sesuai atau melebihi SKL
(lihat Permen yang
memuat tentang SKL)

Bagi peserta didik


berkebutuhan khusus
memiliki keterampilan
yang sesuai atau
melebihi hasil capaian
yang sesuai dengan
karakteristik dan
potensi peserta didik.

i 44 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
2. Standar Isi Sekolah yang sudah Sekolah menerapkan Dokumen
mengembangkan Kurikulum 2013 Pengembangan
standar isi secara Kurikulum
terpadu dan Sekolah memiliki
komprehensif termasuk perangkat pembelajaran Dokumen
isu-isu yang terkait tahunan dan semester, Pengembangan Silabus
dengan bela negara, silabus dan RPP secara
HAM, multikultur, komprehensif dan Dokumen RPP pada
keadilan dan kesetaraan terpadu yang memuat: bagian tujuan, Indikator,
gender, Anti Korupsi, bela negara, HAM, multi- materi dan bahan ajar,
Kolusi dan nepotisme, kultur, keadilan dan lembar kerja, perangkat
pelestarian Lingkungan, kesetaraan gender, Anti penilaian (proses,
kebencanaan, Taat Korupsi, Kolusi dan produk)
hukum, demokrasi, nepotisme, pelestarian
kewarganegaraan, hak- Lingkungan, kebenca- Program Sekolah
hak disabilitas, dan naan, Taat hukum, (rencana kerja sekolah
jaminan peme-nuhan demokrasi, kewarga- dan rencana kerja
hak dan perlindungan negaraan, hak-hak tahunan sekolah)
anak serta Literasi Abad disabilitas, dan jaminan
21 (litersi sains, literasi pemenuhan hak dan Verifikasi lapangan
finansial, literasi bahasa, perlindungan anak serta
literasi matematika, Literasi Abad 21
literasi informasi…).
Memiliki bahan ajar
bervariasi misalnya
bahan cetak, audio, video,
dll dalam bahasa
Indonesia dan bahasa
Inggris

Sekolah mengembang-
kan standar isi sesuai
dengan acuan operasi-
onal kurikulum memuat
imtaq, … (lihat
UU20/2003 BAB 10
pasal 36 pasal pengem-
bangan kur.) secara
komprehensif dan
terpadu dengan berbasis
hak anak (sesuai dengan
K13 dan nilai-nilai yang
diajarkan sekolah)

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 45 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
Sekolah yang para Sekolah memiliki
gurunya mampu rumusan program-
menyusun rancana program yang mengarah
pelaksanaan pada pengembangan
pembelajaran atau bela negara, HAM, multi-
scenario pembelajaran kultur, keadilan dan
yang meningkatkan kesetaraan gender,
kreatifitas dan potensi penguatan potensi
siswa, mendorong individu siswa, Anti
peningkatan Korupsi, Kolusi dan
keterampilan literasi nepotisme, pelestarian
siswa Lingkungan,
kebencanaan, Taat
hukum, demokrasi,
kewarganegaraan, hak-
hak disabilitas, dan
jaminan pemenuhan hak
dan perlindungan anak
serta Literasi Abad 21
(litersi sains, literasi
finansial, literasi bahasa,
literasi matematika,
literasi informasi…).

Sekolah memiliki
kumpulan rencana
pelaksanaan pembe-
lajaran atau scenario
pembelajaran yang
meningkatkan
kreativitas dan potensi
siswa (lengkap dengan
Media, Lembar kerja
yang memfasilitasi siswa
untuk "menemukan/
melakukan" dalam
memahami konsep dan
menyampaikannya
secara lisan dan tulis)
serta melibatkan
kegiatan yang
mendorong keteram-
pilan literasi siswa.

i 46 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
3. Standar Proses Sekolah yang Menggunakan
menerapkan Standar pendakatan
proses yang sesuai pembelajaran tematik
dengan prinsip-prinsip terpadu
pengembangan KTSP
dan pelaksanaan Menerapkan pembe-
Kurikulum. lajaran ramah anak,
berwawasan global,
Sekolah yang berbasis teknologi
mengembangkan taman informasi.
yang menyenangkan
Media yang digunakan
Sekolah ramah anak disesuaikan dengan
karakteristik siswa
Inklusif (sekolah
menerima anak Dalam pelaksanaan
berkebutuhan khusus pembelajaran (lihat
dan latar belakang sosial- prinsip kur13): (permen
budaya yang berbeda) 41/2007 utk 2006;
permen 103/2014
Penumbuhan Budi untukK13)
Pekerti
Berpusat pada peserta
Pendidikan untuk didik (siswa mencari
pembangunan tahu/ menemukan
berkelanjutan (ESD) konsep (guru
memfasilitasi)
Gerakan Literasi Sekolah
Sekolah Interaktif
Nilai-nilai anti korupsi antara peserta didik,
orangtua dan
lingkungan masy.

Melaksanakan …

Salah satunya
menggunakan
Pendekatan sains
(menemukan masalah
dan solusi dan
menyampaikan
hasilnya seacra lisan
dan tulis)

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 47 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
Pola pembelajaran
dengan berbagai
media

Pola pembelajaran
kelompok

Pola pembelajaran
integratif, multi
disiplin dan
menyeluruh dan
berkelanjutan (tidak
diajarkan sendiri-
sendiri)

Pembelajaran kritis
konstruktif
(mendorong kreatifitas
berpikir siswa)

Pola guru kolaboratif

4. Standar Pendidik dan memiliki Kepala Sekolah Kepala sekolah dan guru Observasi (perlu bantuan
Tenaga Kependidikan definitif, guru kelas, guru berkualifikasi instrument)
agama dan guru pendidikan minimal S1
Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan 80% guru telah
yang cukup tersertifikasi sebagai
guru professional
memiliki guru yang
memenuhi kualifikasi Ada pengembangan
sesuai UU Guru berikut profesionalisme guru
turunannya, PP dan secara berkelanjutan
Permendiknas
16/2007) Pendidik mampu
menggunakan ICT dalam
memenuhi kompetensi pembelajaran
Guru sesuai dengan UU
Guru (kompetensi Mampu melaksanakan
pedagogi, Kompetensi penelitian berbasis kelas
kepribadian, Profesional
dan sosial).

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 48 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
Ketersediaan tenaga
kependidikan meliputi
Pustakawan, Laboran,
Teknis Sumber Belajar,
Tenaga Kebersihan,
Tenaga Keamanan yang
memadai

Kompetensi Guru sesuai


dengan standar guru
(Permen 16/2007)

Kompetensi kepala
sekolah sesuai dengan
standar kepala sekolah
(Permen 13/2007)

Memiliki kompetensi
literasi pembelajaran abad
21

Guru terampil/Terlatih
Konvensi Hak Anak

Terampil memahami
hak-hak Disabilitas

Memenuhi SPM Dikdas:

minimal satu kelas satu


guru;

Satu sekolah minimal


4 orang guru lulusan
S1 atau D IV;

Kode etik Pendidik dan


tenaga kependidikan;

Guru melakukan
inovasi Kurikulum;

i 49 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI

membuat bahan ajar


yang inklusif dan
ramah anak;

menggunakan media
pembelajaran yang
bervariasi, inklusf dan
ramah anak;

menyusun RPP yang


komprehensif dan
terpadu dengan
berbasis hak anak
(sesuai dengan K13
dan nilai-nilai yang
diajarkan sekolah)

melaksanakan
Penelitian Tindakan
Kelas.

5. Standar Sarpras Mengacu pada Standar Sekolah memiliki


Sarpras (permendiknas jaringan dan perangkat
24/2007) TIK di semua kelas dan
berfungsi dengan baik
Luas lahan minimal
1340 m2 untuk didaerah Memiliki perpustakaan
perkotaan (dengan yang dilengkapi sarana
jumlah kelas ada 6
ruang), jika di luar kota Sekolah memiliki web
luas lahan minimal 2500 yang berfungsi untuk
m2 mendukung
pembelajaran,
luas bangunan
berbanding proposional Memiliki Ruang kelas
dengan luas lahan; yang ramah anak dan
aman bencana
Status lahan milik Pemda
dan tidak dalam sengketa Memiliki Toilet Bersih
sehat ramah anak,
Jumlah peserta didik ramah disabilitas dan
perkelas maksimal 32 rasio berdasarkan jenis
kelamin)

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 50 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
Jumlah ruang kelas sama Memiliki sanitasi dan
dengan rombongan sistem drainase yang
belajar ramah anak dan
lingkungan
Kursi dan meja dalam
kelas sesuai dengan Memiliki Kantin Sehat
jumlah peserta didik ramah lingkungan tanpa
5P (pemanis, pengawet,
Tersedia 1 meja dan perasa, pewarna dan
kursi untuk guru dan 1 penyedap) dan berbasis
papan tulis pangan lokal.

memiliki ruang kelas Memiliki Fasilitas


sesuai dengan penunjang pembe-
rombongan belajar, lajaran (UKS, perpus-
ruang kepala sekolah, takaan, Tempat Ibadah,
ruang guru, ruang tempat olahraga,
perpustakaan, ruang Laboratorium, ruang
UKS dan ruang seni budaya, ruang galeri,
penunjang lainnya yang kebun/taman sekolah,
layak ruang sumber, sudut
baca, taman baca)
Akses jalan yang mudah
Memiliki jalur dan
Tersedianya sanitasi rambu-rambu evakuasi,
sekolah serta titik kumpul aman
yang memper-hatikan
kebutuhan disabilitas.

kawasan bebas rokok

Membangun lingkungan
sekolah yang hijau,
rindang, aman, bersih,
asri (menerapkan 4R:
Recycle, Reuse, Reduce,
Replace)

Pemilihan penentuan
ruang kelas menyesuai-
kan dengan kondisi anak

i 51 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
Program pembelajaran
individual bagi Peserta
Didik yang membutuh-
kan sesuai dengan hasil
assessment.
6. Standar Pengelolaan Melibatkan masyarakat Memiliki visi misi yang Analisa SWOT, EDS,
dalam perencanaan berwawasan kebangsa- RKJM, RPS, RKAT, RKAS,
program dan an dan mencerminkan KTSP (dok. 1, 2 atau 3)
pelaksanaan rencana keunggulan sekolah yang melibatkan
kerja, pengawasan dan masyarakat yang
evaluasi, kepemimpinan Nilai akreditasi A dilaksanakan secara
sekolah, sistem transparan dan
informasi manajemen Memiliki program akuntable serta sistem
dan penilaian sekolah kemitraan atau kerja monitoring dan kontrol
dengan dilakukan. sama dengan yang baik
masyarakat
Analisa SWOT, EDS,
RKJM, RPS, RKAT, RKAS, Memiliki Rencana
KTSP (dok. 1, 2 atau 3) Pengembangan Sekolah
yang melibatkan
masyarakat yang Dapat melaksanakan
dilaksanakan secara Evaluasi Diri Sekolah
transparan dan untuk menganalisis
akuntable serta sistem kebutuhan sekolah
monitoring dan kontrol sesuai dengan panduan
yang baik
Memiliki visi dan misi
Partisipasi anak dalam yang terukur
pengambilan keputusan
Menetapkan program
dan kegiatan yang sesuai
dengan visi dan misi

Menyusun dokumen
perencanaan dan
penganggaran sesuai
dengan program dan
kegiatan yang
direncanakan.

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 52 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI

Melibatkan stakeholder
dalam menyusun
dokumen perencanaan
dan penganggaran
sekolah

Integritas sekolah dan


warga sekolah

Prestasi siswa baik


akademik maupun non
akademik minimal
tingkat provinsi

Prestasi guru

Prestasi kepala sekolah

Memaksimalkan peman-
faatan sarana dan pra-
sarana untuk proses
pembelajaran

Punya dokumen
"Anekdotal Record"

Memberikan layanan
konseling secara
preventif.

Punya dokumen rapor


kesehatan

Program sekolah
melibatkan masyarakat:

Program UKS ada


pelibatan dengan
puskesmas

i 53 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
7. Standar Pembiayaan Memiliki perencanaan Pengelolaan anggaran Dokumentasi melalui
dan penganggaran yang sekolah secara trans- Buku Kas Umum (BKU)
baik untuk 8 (delapan) paran dan akuntabel dan Surat Pertanggung
standar nasional Jawaban
pendidikan yang Menyusun perencanaan
dituangkan RAPBS, anggaran sekolah sesuai
RKAS dan dilaksanakan dengan juknis BOS
secara transparan dan
akuntable Menggunakan dana
bantuan pemerintah dan
Melibatkan Dunia usaha dana bantuan lainnya
dan dunia industri dalam sesuai dengan Juknis dan
peningkatan penjaminan dilaporkan
mutu pendidikan penggunaannya
(laporan pertanggung
jawaban)

Sekolah mampu untuk


mencari sumber
pendanaan baru
8. Standar Penilaian Melakukan penilaian Mengembangkan dan Dokumentasi melalui
sesuai dengan standar menerapkan model Buku Kas Umum (BKU)
penilaian yang baik, tidak penilaian otentik serta dan Surat Pertanggung
diskriminatif dan melaksanakan tindak Jawaban
mengacu pada hak anak lanjut penilaian
(pengayaan, dan
Guru memiliki remedial)
kemampuan untuk
melakukan identifikasi Menggunakan rubrik
dan assesment peserta penilaian terhadap
didik proses dan hasil belajar
siswa

Melakukan analisis
penilaian

Penilaian dilakukan pada


proses (berdasar-kan
hasil pengamatan,
portofolio, proyek,
produk, unjuk kerja, dan
penilaian diri) dan hasil
belajar digunakan

PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN 54 i
NO KOMPONEN KARAKTERISTIK INDIKATOR KINERJA VERIFIKASI
sebagai dasar membe-
rikan tindakan pening-
katan kemampuan siswa
(hasil penilaian harian,
penilaian tengah
semester, peni-laian
akhir semester, Ujian
Sekolah/ Madrasah)

Ketuntasan belajar
peserta didik lebih tinggi
dari sekolah lain

Memiliki sistem peni-


laian untuk peserta didik
dengan disabilitas dalam
mencapai ketun-tasan
belajar yang sesuai
dengan potensi peserta
didik.

Melaksanakan Bimbing-
an dan konseling
(psikoedukatif)

Melaporkan hasil
penilaian peserta didik
kepada anak, orang tua,
dinas pendidikan dan
secara berkala.
9. Pengimbasan Melakukan pengim- Melakukan sosialisasi,
basan kepada Sekolah pembinaan dan
lain di wilayahnya pelatihan Sekolah
melalui sosialisasi, rujukan kepada Sekolah
pembinaan pembinaan lain di wilayahnya
maupun pelatihan dalam
upaya pemenuhan Melakukan diseminasi
kualitas layanan praktik-praktik baik
pendidikan yang sesuai yang dilakukan Sekolah
dengan SNP. rujukan kepada Sekolah-
sekolah lain di
wilayahnya.

i 55 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN
i 56 PANDUAN UMUM
SEKOLAH DASAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai