Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK KEPERAWATAN GERONTIK

TERAPI MODALITAS
( TERAPI LINGKUNGAN )

OLEH KELOMPOK 3
KELAS III.A

SITTI HASMI
IKE KUSMITA DEWI
SINDIANI
AZLAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWTAN
2016

1
TERAPI LINGKUNGAN PADA LANSIA INSOMNIA

A. Konsep Lansia
1. Pengertian Insomnia
Insomnia istilah Insomnia berasal dari bahasa latin “in-“ yang artinya
tidak atau tanpa, “somnus” berarti tidur. Insomnia didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup atau
kualitas tidur yang kurang.Insomnia muncul sewaktu-waktu ketika sedang
stress, bukan sesuatu yang abnormal.Namun, insomnia yang terus ada dan
memiliki karakteristik kesulitan berulang untuk tidur atau tetap tidur adalah
perilaku yang abnormal (Pallesen dkk, 2001). Insomnia kronis yang tidak
didisebabkan oleh gangguan psikologis, fisik lannya ataupun oleh efek obat
atau pengobatan dikelompokkan kedalam insomnia primer.Orang-orang
dengan insomnia primer memiliki kesulitan untuk tidur, terus menerus
untuk tidur, atau mengalami tidur restorative (tidur yang membuat orang
merasa segar dan berenergi) dalam waktu sebulan atau lebih. Orang-orang
muda dengan insomnia primer biasanya mengeluh membutuhkan waktu
yang lama untuk menjadi tertidur. Sedangkan orang yang lebih tua
cenderung mengeluh sering terbangun malam hari dan bangun lebih awal
dipagi hari.
Faktor psikologis memainkan peran penting dalam insomnia primer.
Orang dengan insomnia primer cenderung membawa kecemasan dan dan
kekhawatiran mereka ke tempat tidur. Yang akan memingkatan kesadaran
tubuh sehingga mencapai keadaan untuk mencegah tidur secara alami.
Kekhawatiran tidak cukup tidur akan menambah mereka mengalami
kesulitan untuk tidur. Memaksakan diri untuk tidur akan membuat mereka
lebih cemas dan tegang. Sehingga tidak perlu memaksakan tidur namun
yang perlu adalah mengatur persiapan tidur dengan merebahkan diri.

2
sehingga ketika lelah dan rileks dan membiarkan rasa kantuk muncul
secara alami akan membantu kita untuk tidur.

2. Penyebab-Penyebab Insomnia
Gangguan susah tidur insomnia dini dideteksi dengan cara penilaian
dari cara hidup seseorang secara rutin, dari pagi sampai malam. Selain itu
bisa disebabkan dengan faktor usia. Bisa juga disebabkan karena terlalu
banyak mengkonsumsi jenis obat-obatan, dan juga terlalu sering meminum
minuman yang mengandung kafein tinggi. Penyebab lainnya jg disebabkan
karena :
a) Depresi
Selain menyebabkan insomnia, depresi bisa juga menimbulkan keingin
untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari
masalah yang dihadapi. Depresi bisa menyebabkan insomnia dan
sebaliknya insomnia menyebabkan depresi
b) Stres atau kecemasan
c) Diderita kegelisahan yang dalam, biasanya memiliki masaalh yang
sedang dihadapi.
d) Kafein nikotin dan alcohol
Kafein dan nikotin adalah zat stimulan.Alkohol dapat mengacaukan pola
tidur seseorang.
e) Pola makan yang buruk
Mengkonsumsi makanan berat saat sebelum tidur bisa menyulitkan
insomnia.
f) Efek samping pengobatan
g) Pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi penyebab
insomnia.
h) Kelainan-kelainan kronis

3
i) Kelainan tidur (seperti tidur apnea), diabetes, sakit ginjal, artritis atau
penyakit yang mendadak sering kali menimbulkan susah tidur.
j) Konsumsi obat penenang dalam jangka waktu yang lama
k) Obat menurunkan tekanan darah tinggi dengan jenis obat golongan beta
blocker

3. Faktor Yang Menyebabkan Insomnia


a. Faktor Psikologi :
1) Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab utama
dari insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal
rencana dapat menjadi penyebab insonia transient.
2) Problem Psikiatri
3) Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari
biasanya yang tidak kamu inginkan adalah gejala paling umum
dari awal depresi, cemas ,neorosa, dan gangguan psikologi lainnya
sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
4) Sakit Fisik
5) Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga
hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan
tidur. Selama penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat
di tanggulangi dengan baik ,gangguan tidur atau sulit tidur akan
dapat tetap dapat terjadi.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet,
cahaya dan gangguan lainnya ,suhu ekstrim , tempat tidur nyaman ,
dan kurangnya paparan sinar matahari atau bahkan TV tetangga dapat
menjadi faktor penyebab susah tidur.cahaya dan gangguan lainnya
,suhu ekstrim , tempat tidur nyaman , dan kurangnya paparan sinar
matahari.

4
c. Gaya hidup yang tidak sehat, misalnya pola makanan yang tidak
teratur dan kurangnya olahraga.
d. Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak
teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur (insomnia).
e. Faktor Biologi
Yang termasuk dalam faktor biologi yang bisa menyebabkan dan
menimbulkan insomnia adalah faktor usia, penggunaan obat-obatan
tertentu yang bisa menimbulakn efek samping sulit tidur.

Insomnia diklasifikasikan sebagai sementara (tidak lebih dari


beberapa malam) , akut (kurang dari 3-4 minggu), dan kronis (lebih dari 3-4
minggu) . Insomnia akut biasanya terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat tidur, gangguan pikiran seperti stres, depresi dan lain-lain.Insomnia
akut termasuk penyakit medis akut, rawat inap, perubahan dalam lingkungan
tidur, obat, jet lag, dan akut atau berulang psikososial jangka panjang
stressors. Insomnia dapat dikaitkan dengan berbagai dasar kondisi medis,
perilaku, dan lingkungan ,1,9,10,17 dan berbagai medications1,9,17,18

4. Jenis-Jenis Insomnia
a. Transient insomnia (insomnia sesaat) :
Biasanya disebabkan karena kehilangan, rasa berduka, perubahan
kehidupan, dan stres fisik maupun mental.Kondisi akut seperti ini
biasanya tidak berbahaya.
b. Persistent insomnia (insomnia menetap) :
Ditandai dengan kesulitan memulai tidur daripada mempertahankan
tidur.Biasanya disebabkan karena kecemasan atau ketegangan
fisik.Pikiran-pikiran yang terus berkecamuk yang membuatnya sulit
tidur. Biasanya terjadi jika terdapat masalah stres di kantor maupun di

5
rumah. Pada sebagian orang gejala ini dapat menghilang jika pergi
berlibur.

5. Pengobatan Terapi Untuk Insomnia


Pengobatan insomnia tergantung kepada penyebab dan beratnya
insomnia. Orang tua yang mengalami perubahan tidur karena
bertambahnya usia, biasanya tidak memerlukan pengobatan, karena
perubahan tersebut adalah normal. Penderita insomnia hendaknya tetap
tenang dan santai beberapa jam sebelum waktu tidur tiba dan menciptakan
suasana yang nyaman di kamar tidur; cahaya yang redup dan tidak
berisik.Jika penyebabnya adalah stres emosional, diberikan obat untuk
mengurangi stres.Jika penyebabnya adalah depresi, diberikan obat anti-
depresi.Jika gangguan tidur berhubungan dengan aktivitas normal penderita
dan penderita merasa sehat, bisa diberikan obat tidur untuk sementara
waktu. Alternatif lain untuk mengatasi insomnia tanpa obat-obatan adalah
dengan terapihipnosis atau hipnoterapi.
Beberapa pendekatan penyembuhan insomnia:
a. Tidurlah hanya sebanyak yang diperlukan untuk istirahat, atau
untuk menyegarkan badan kembali pada saat bangun tidur.
b. Miliki jadwal tidur yang reguler dan rasional.
c. Jangan bekerja saat hendak tidur.
d. Buat udara kamar tidur segar dengan ventilasi yang baik.
e. Kurangi suara yang tidak menyenangkan, kurangi cahaya yang
tidak diperlukan.
f. Jangan tidur pada saat kondisi sedang lapar, hal ini dapat
membuat terbangun nantinya hanya karena ingin mencari
makanan.
g. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti pada kopi,
cola, teh dan coklat.

6
h. Percayakanlah waktu bangun pada alarm jam.Dengan sering
melihat jam dikamar akan mempengaruhi reaksi emosi.
i. Olahraga ringan 6 jam sebelum tidur. Olah raga aerobik selama
20 menit dapat meningkatkan suhu dan metabolisme badan dan
akan menurun kembali sekitar 6 jam kemudian. Penurunan
metabolisme dan suhu badan dapat memungkinkan tidur
nyenyak.
j. Hilangkan segala kecemasan, pikiran tentang rencana besok,
pikiran tentang tugas yang belum selesai. Tujuan terapi
adalah untuk mengurangi morbiditas dan meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga (bagi penderita insomnia).

B. Konsep Terapi Lingkungan


1. Pengertian Terapi Lingkungan
Terapi Lingkungan(Milieu Therapy)berasal dari bahasa Perancis yang
berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat
terapeutik atau mendukung kesembuhan.Pengertian lainnya adalah
tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsur-
unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan
psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.

2. Tujuan Terapi Lingkungan


Membantu Individu untuk mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
membantu belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk
kembali ke masyarakat.Tujuan terapi lingkungan menurutStuart dan
Sundeen:

7
a. Meningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami
gangguan mental, dengan cara membantu individu dalam
mengembangkan harga diri.
b. Meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain
c. Menumbuhkan sikap percaya pada orang lain
d. Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat, dan
e. Mencapai perubahan yang positif

3. Karakteristik Terapi Lingkungan


Lingkungan harus bersifat terapeutik yaitu mendorong terjadi proses
penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sbb:
a. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.
b. Pasien merasa senang /nyaman.dan tidak merawsa takut dengan
lingkungannya.
c. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhi
d. Lingkungan rumah sakit/bangsal yang bersih
e. Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-
impuls pasien.
f. Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien
sebagai individu yangmemiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta
menerima perilaku pasien sebagai respon adanya stress.
g. Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau
larangan dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan
pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.

Disamping hal tersebut terapi lingkungan harus memilki karakteristik:


a. Memudahkan perhatian terhadap apa yang terjadi pada individu
dan kelompok selama 24jam
b. Adanya proses pertukaran informasi.

8
c. Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan.
d. Pasien merasa senang, nyaman, aman, dan tidak meraswa takut
baik dari ancamanpsikologis maupun ancaman fisik.
e. Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan
focus komunikasi terapeutik.
f. Staf membagi tanggung jawab bersama pasien.
g. Personal dari lingkungan manghargai klien sebagai individu
yang memiliki hak, kebutuhan, dan tanggung jawab.
h. Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.

4. Lingkungan Fisik
Aspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang
merupakan bagian eksternal kehidupan rumah sakit.Setting-nya meliputi:
a) Bentuk dan struktur bangunan.
b) Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.
Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik
terapeutik:
a) Lingkungan fisik yang tetap.
b) Lingkungan fisik semi tetap.
c) Lingkungan fisik tidak tetap.
d) Lingkungan Psikososial

a) Lingkungan Fisik Tetap


Mencakup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal
maupun internal.Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah
sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai dengan program
pelayanan kesehatan jiwa, salah satunya kesehatan jiwa
masyarakat.Berada di tengah-tengah pemukiman penduduk atau
masyarakat sekitarnya serta tidak diberi pagar tinggi.Hal ini secara

9
psikologis diharapkan dapat membantu memelihara hubungan
terapeutik pasien dengan masyarakat.Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta
menghindari kesan terisolasi.
Bagian internal gedung meliputi penataan struktur sesuai
keadaan rumah tinggal yang dilengkapi ruang tamu, ruang tidur,
kamar mandi tertutup, WC, dan ryang makan. Masing-masing
ruangan tersebut diberi nama dengan tujuan untuk memberikan
stimulasi pada pasien khususnya yang mengalami gangguan mental,
merangsang memori dan mencegah disorientasi ruangan.
Setiap ruangan harus dilengkapi dengan jadwal kegiatan
harian, jadwal terapi aktivitas kelompok, jadwal kunjungan
keluarga, dan jadwal kegiatan khusus misalnya rapat ruangan.

b) Lingkungan Fisik Semi Tetap


Fasilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari,
kursi, meja, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb.Semua
perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta menjaga
privasi pasien.

c) Lingkungan Fisik Tidak Tetap


Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu
serta sangat dipengaruhi oleh social budaya.

10
d) Lingkungan Psikososial
Lingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang
memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat
mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal.

Beberapa prinsip yang perlu diyakini petugas kesehatan dalam


berinteraksi dengan pasien:
1) Tingkah laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempertahankan,
mengubah tingkah laku pasien.
2) Penerimaan dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari
tingkah laku partisipasi petugas kesehatan dan keterlibatan pasien
dalam kegiatan belajar.
3) Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien
sebagai anggota kelompok dan pasien dapat mengikuti atau mengisi
kegiatan.
4) Kegiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien.
5) Mempertahankan kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender
harian dan adanya papan nama dan tanda pengenal bagi petugas
kesehatan.

5. Jenis-jenis Kegiatan Terapi Lingkungan


a. Terapi rekreasi
Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan
tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial.
b. Terapi kreasi seni
Perawat dalam terapi ini dapat sebagai leader atau bekerja sama denagn
orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat
dan minat.

11
1) Dance therapy/menari
2) Terapi music
3) Terapi dengan menggambar/melukis Dengan menggambar akan
menurunkan ketegangan dan memusatkan pikiran yang ada.
4) Literatur/biblio therapy
Terapi dengan kegiatan membaca seperti novel, majalah, buku-buku
dan kemudianmendiskusikannya.Tujuannya adalah untuk
mengembangkan wawasan diri dan bagaimana mengekspresikan
perasaan/pikiran dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
yang ada.
c. Pettherapy
Terapi ini bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak
mampu mengadakan hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien
biasanya merasa kesepian, menyendiri.
d. Planttherapy
Terapi ini bertujuan untuk mengajar pasien untuk memelihara segala
sesuatu/mahluk hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu
pribadi kepada pribadi lainnya.

C. Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungan


1. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman
a. Perawat menciptakan dan mempertahankan iklim/suasana yang
akrab, menyenangkan, saling menghargai di antara sesame perawat,
petugas kesehatan, dan pasien.
b. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari benda-benda
atau keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya
kecelakaan/luka terhadap pasien atau perawat.
c. Menciptakan suasana yang nyaman

12
d. Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya
sendiri dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya.
Misalnya membereskan kamar.
2. Penyelenggaraan proses sosialisasi
a. Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain,
mempercayai orang lain, sehingga meningkatkan harga diri dan
berguna bagi orang lain.
b. Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan
dan perilakunya secara terbuka sesuai dengan aturan di dalam
kegiatan-kegiatan tertentu.
c. Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau
kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan
kemampuan dan minatnya pada waktu yang luang.
3. Sebagai teknis perawatan
Fungsi perawat adalah memberikan/memenuhi kebutuhan dari pasien,
memberikan obat-obatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan
perilaku-perilaku yang menonjol/menyimpang serta mengidentifikasi
masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut.
6. Sebagai leader atau pengelola.
Perawat harus mampu mengelola sehingga tercipta lingkungan terapeutik
yang mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik secara fisik
maupun secara psikologis kepada pasien.

13
DAFTAR PUSTAKA

Brandt, Nicole J, PharmD, CGP, BCPP, FASCP; Piechocki, Jennifer M, BS. 2013.
Treatment of Insomnia in Older Adults: Re-Evaluating the Benefits and
Risks of Sedative Hypnotic Agents

Li-Wei Chien,1, 2 Su Li Cheng,3 and Chi Feng Liu4. 2012. The Effect of Lavender
Aromatherapy on Autonomic Nervous System inMidlifeWomen with
Insomnia

Nabil S. Kamel, MD,a,b Julie K. Gammack, MDa,b. 2006. Insomnia in the Elderly:
Cause, Approach, and Treatment

Nevid, Jeffrey S,.dkk, Psikologi Abnormal Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pinel, John P.J., Biopsikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Turkoski, Beatrice B. 2006. Managing Insomnia

14

Anda mungkin juga menyukai