Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah: Fikih Muamalah (3 SKS)
Dosen Pengampu: Junaidi Abdullah, S.Ag., M. Hum
Disusun Oleh :
1. Eza Rizky Octavia (1720310207)
2. Isyna Nailis Sa’adah (1720310225)
3. Samsul Ma’arif (1720310227)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang banyak masalah-masalah yangmelibatkan angggota
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari adal masalah muamalah
(akad,transaksi,) dalam berbagai bidang. Karena masalah muamalah ini
langsung melibatkan manusia dalam masyarakat. Dari sekian banyak
transaksi atau akad yang ada,di antaranya akad al-musyarakah.
Al-musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Banyaknya umat muslim yang belum mengetahui bagaimana
seharunya menjalankan syirkah atau perkongsian dalam memenuhi
kebutuhanhidup di dunia ini yang sesuai dengan tuntunan syariat. Islam
sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk melakukan aktifitas bisnis,
untuk memperoleh penghasilan guna mencukupi kebutuhan sehari baik
untuk dirinya sendiri atau untuk keluarganya, serta sebagai bekal dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah.
Berbagai macam jenis usaha dapat dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan, seperti bekerja sebagai buruh, sebagai pengusaha atau sebagai
investor yang kesemuanya itu dibolehkan dilakukan selama tidak melanggar
ketentuan agama yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan Hadist.Salah satu
bentukaktifitas ekonomi yang dapat dilakukan sebagai pengusaha yaitu
musyarakah. Yakni perserikatan antara dua orang atau lebih dalam usaha
untuk memperoleh keuntungan dengan hasil ditanggung bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Musyarakah?
2. Bagaimana landasan hukum musyarakah?
3. Bagaimana rukun dan syarat musyarakah?
4. Bagaimana macam-macam musyarakah?
5. Bagaimana berakhirnya musyarakah?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu musyarakah
2. Menjelaskan landasan hukum musyarakah
3. Menjelaskan rukun dan syarat musyarakah
4. Menjelaskan macam-macam musyarakah
5. Menjelaskan berakhirnya musyarakah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Musyarakah
2
Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm 218.
3
Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: teras, 2011),hlm 100.
mendhalimi orang lain. Tetapi alangkah sedikitnya jumlah orangorang seperti
itu. Dan juga dalam surat An-Nisa ayat 12 yang artinya: “Tetapi jika saudara-
saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang
sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang di buat olehnya atau sesudah
dibayarutangnya dengan tidak memberi madhorot (Allah menetapkan yang
demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha
Mengetahui Lagi Maha Penyantun.”
1. Rukun Musyarakah
Rukun musyarakah adalah sesuatu yang harus ada ketika musyarakah itu
berlangsung.
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau yang
nilainya sama
2. Syarat Musyarakah.
4
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta:
Gema Insani, 2001) hlm 90.
bertentangan dengan konsep musyarakah untuk berbagidalam
keuntungan dan resiko atas usaha yang dijalankan.5
D. Macam-macam Musyarakah
a. Syirkah al Inan
6
Ardiawan A Karim, Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo,2007), hlm 95.
dalam kerja. Semua pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian
sebagaimana disepakati diantara mereka, namun porsi dari masing-
masing pihak baik dalam kontribusi modal, kerja ataupun bagi hasil
tidaklah harus sama dan identik, tapi sesuai dengan kesepakatan
mereka.
b. Syirkah al Mufawadlah
adalah akad kerjasama antara dua orang atau lebih, setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam
kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian secara bersama.
Dengan demikian, syarat utama dari jenis musyarakah ini adalah
kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, dan beban
hutang dibagi oleh masing-masing pihak secara sama.
c. Syirkah al Amaal
d. Syirkah al Wujuh
adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang tidak memiliki
modal sama sekali, tetapi mempunyai keahlian dalam bisnis. Mereka
membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan, dan menjual
barang tersebut secara tunai.Mereka berbagi dalam keuntungan dan
kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh
setiap mitra
7
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2013), hlm 52.
E. Berakhirnya Musyarakah
3. Salah satu pihak meninggal dunia, namun bila yang bersyirkah lebih dari
dua orang, maka yang berakhir hanya yang meninggal saja.
8
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keungan Syariah,
(Yogyakarta:P3EI,2004) hlm 67.
BAB III
PENUTUP