Anda di halaman 1dari 9

Rumus – Rumus Matematika SMP

1). Operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat :

Contoh =

2+3=5 2 + (-3) = -1 -2 + 3 = 1 -2 + (-3) = - 5

2 – 3 = -1 2 - (-3) = 5 -2 – 3 = -5 -2 - (-3) = 1

2x3=6 2 x (-3) = -6 -2 x 3 = -6 -2 x (-3) = 6

6:2=3 6 : (-2) = -3 -6 : 2 = -3 -6 : (-2) = 3

2). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan pecahan:

Contoh =

3). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala dan perbandingan :

* Skala = ukuran pada gambar dibanding ukuran sebenarnya.

>>> catatan : pada perhitungan soal sebaiknya satuan panjang disamakan terlebih dahulu.

* Jika p : q = r : s maka berlaku :

4). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jual beli:

 Jika harga jual (J), harga beli (B), untung (U) dan perdagangan menghasilkan untung =
pu% dari pembelian maka :
J = B + U; B = J – U; U = J – B;

 Jika harga jual (J), harga beli (B), rugi (R) dan perdagangan menderita kerugian = pr %
dari pembelian maka :
J = B – R; B = J + R; R = B – J;

5). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbankan dan koperasi :

Jika jumlah tabungan (T); persentase bunga (p%) per tahun; lama menabung (y) tahun atau (m)

bulan dan besar bunga (B), maka berlaku :


Jumlah tabungan setelah y tahun =

Jumlah tabungan setelah (m)bulan =

Jumlah bunga tabungan yang diterima setelah ( y ) tahun =

Jumlah bunga tabungan yang diterima setelah (m)bulan =

Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (y) tahun tabungan menjadi TB, maka :

 Jumlah bunga yang diterima setelah (y) tahun = TB – TA.

 Persentase bunga pertahun =

 Persentase bunga perbulan =

Jika diketahui tabungan awal (TA) dan setelah (m) bulan tabungan menjadi TB, maka :

 Jumlah bunga yang diterima setelah (m) bulan = TB – TA.

 Persentase bunga pertahun =

 Persentase bunga perbulan =

6). Menentukan irisan atau gabungan dua himpunan dan menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan irisan atau gabungan dua himpunan :

Diketahui dua himpunan A dan B, maka berlaku :

− Himpunan Bagian :

 Himpunan A dikatakan sebagai himpunan bagian dari himpunan B ⇒ “A ⊂ B” jika


semua/setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B.
 Himpunan A dikatakan bukan himpunan bagian dari himpunan B ⇒ “A ⊄ B” jika
terdapat satu atau lebih anggota himpunan A yang bukan merupakan anggota himpunan
B.
 Setiap himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan A itu sendiri ⇒ “A
⊂ A”
 Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, maka banyaknya himpunan
bagian yang mungkin dari himpunan A = 2n(A)

− Hubungan antara dua himpunan :

 Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling lepas atau saling asing jika tidak ada
anggota persekutuan antara himpunan A dan B.
 Himpunan A dan himpunan B dikatakan saling berpotongan (tidak saling lepas) jika
A dan B mempunyai anggota persekutuan, dan terdapat anggota A yang bukan
anggota B dan terdapat anggota B yang bukan anggota A.
 Himpunan A sama dengan himpunan B → “A = B” jika anggota A tepat sama
dengan anggota B.
 Himpunan A ekuivalen dengan himpunan B jika banyaknya anggota A sama dengan
banyaknya anggota B.

− Operasi Himpunan :

 Irisan himpunan A dan himpunan B ⇒ “A ∩ B” adalah sebuah himpunan baru yang


anggotanya adalah anggota A yang sekaligus menjadi anggota B
 Jika A ⊂ B maka A ∩ B = A
 Jika A = B maka A ∩ B = A atau A ∩ B = B
 Gabungan himpunan A dan himpunan B ⇒ “A ∪ B” adalah sebuah himpunan baru
yang anggotanya adalah semua anggota A dan semua anggota B yang bukan anggota
A ∩ B.
 A ∪ B = {x/x ∈ A atau x ∈ B}
 Jika A ⊂ B maka A ∪ B = B
 Jika A = B maka A ∪ B = A = B
Jika n(A) adalah banyaknya anggota himpunan A, n(B) = banyaknya anggota
himpunan B, dan n(A ∩ B) = banyaknya anggota A irisan B, maka
banyaknya anggota A gabungan B adalah :
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) - n(A ∩ B).
 Selisih (defference) himpunan A dan himpunan B ⇒ “A − B” atau “A\B” adalah
himpunan baru yang anggotanya adalah anggota himpunan A yang bukan anggota
himpunan B.
 A − B ={ x/x ∈ A atau x ∉B}
 B − A ={ x/x ∈ B atau x ∉A}
 Komplemen himpunan A adalah suatu himpunan baru yang anggota-anggotanya
merupakan anggota himpunan Semesta (S) tetapi bukan anggota A.
 Ac = A′ = { x/x ∈ S dan x ∉A}
 Sifat-sifat operasi dua himpunan
 Pada irisan dua himpunan
A∩B = B∩Α (komutatif)
A∩(Β∩C) = (A∩Β)∩C (Assosiatif)
A∩Α = Α A∩∅ = ∅ A∩S = Α (identitas)
 Pada gabungan dua himpunan
A∪B = B∪C (komutatif)
A∪(B∪C) = (A∪B)∪C (Assosiatif)
A∪Α = Α A∪∅ = Α A∪S = S (identitas)
 Distributif irisan terhadap gabungan
A∩(B∪C) = (A∩B)∪(Α∩C)
 Distributif gabungan terhadap irisan
A∪(B∩C) = (A∪B)∩(Α∪C)
 Sifat komplemen
 A∪Αc = S A∩Ac = ∅ Ac∩S = Ac (Ac)c = A
 Hukum De Morgan
(A∪B)c = Ac ∩ Bc (A ∩ B)c = Ac ∪ Bc

5). Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi :

 Relasi antara himpunan A dan B adalah pemasanagan anggota himpunan A dengan anggota
himpunan B berdasarkan aturan tertentu.
 Relasi dapat disajikan dengan : (1) diagram panah, (2) diagram kartesius, (3) himpunan
pasangan berurutan.
 Pemetaan atau fungsi adalah relasi dari himpunan A ke B yang memasangkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B.
 Syarat-syarat pemetaan dan fungsi :
 Pada diagram Panah :
o Semua anggota A mempunyai pasangan di B, dan
o Tidak ada satupun anggota A yang berpasangan dengan lebih dari satu anggota B
 Pada diagram kartesius :
o Semua anggota A mempunyai pasangan di B (ditandai dg titik koordinat)
o Tidak ada dua atau lebih titik koordinat yang yang segaris vertikal (keatas)
 Pada himpunan pasangan berurutan :
o Semua anggota A ditulis sekali pada setiap pasangan.

 Notasi pemetaan/fungsi :
o Sebuah fungsi f memasangkan setiap x anggota A dengan y anggota B dituliskan
notasinya
adalah f : x → y dibaca “ fungsi “f memetakan x ke y”. y disebut bayangan atau peta
dari x
oleh fungsi f atau dapat ditulis dalam bentuk rumus f(x) = y.
 Jika banyaknya anggota A adalah n(A) dan banyaknya anggota B adalah n(B) maka banyaknya
pemetaan yang mungkin dibuat dari A ke B adalah = n(B)n(A) dan banyaknya pemetaan yang
mungkin dibuat dari B ke A adalah = n(A)n(B).
 Korespondensi satu-satu antara himpunan A dan B adalah jika setiap anggota A mempunyai
pasangan hanya satu anggota B dan setiap anggota B hanya berpasangan dengan satu anggota
A.
 Jika n(A) = n(B) = k maka banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dibuat dari A ke
B adalah = 1 x 2 x 3 x 4 x ... x k

6). Menentukan gradient, persamaan garis dan grafiknya :

 Gradien adalah ukuran kemiringan sebuah garis terhadap garis mendatar (horisontal). Jika
sebuah garis membentuk sudut α dengan garis mendatar maka gradien garis tersebut = tg α atau

o Jika sebuah titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) maka gradien garis yang melalui titik A

dan B adalah mAB =


o Jika diketahui sebuah garis mempunyai persamaan → y = ax + b maka gradien garis
itu adalah m = a ==>>> tips menentukan gadien jika dalam soal diketahui sebuah
persaman garis adalah mengubah persamaan garis itu sehinnga berbentuk y = ax + b.
 Persamaan garis :
o Persamaan garis yang melalui titik P(x1 , y1) dan mempunyai gradien m mempunyai
persamaan ==>>> y – y1 = m(x – x1)

o Persamaan garis yang melalui titik A(x1 , y1) dan B (x2 , y2) adalah ==>>
o Jika garis k sejajar dengan garis l maka gradien kedua garis sama besar. ==>>> mk = ml
o Menentukan persamaan garis yang sejajar dengan garis y = ax + b dan melalui titik A(x1 ,
y1) ==>>>> y – y1 = a(x – x1)
o Menentukan persamaan garis yang tegak lurus dengan garis y = ax + b dan melalui titik

A(x1 , y1) ==>>>>

7). Menyelesaikan soal dengan menggunakan teorema Pythagoras :

 Teorema Pythagoras : “kuadrat hipotenusa (sisi terpanjang) suatu segitiga siku-siku


sama dengan jumlah dari kuadrat sisi-sisi yang lain”

 Tripel Pythagoras : “pasangan tiga buah bilangan dimana kuadrat bilangan terbesar sama
dengan jumlah kuadrat dua bilangan yang lain”, jadi misannya p,q, r merupakan tripel
Pythagoras dan p merupakan bilangan terbesar maka berlaku :

8). Menghitung luas bangun datar :


9). Menghitung volume dan luas permukaan bangun ruang sisi datar dan sisi lengkung :
10). Menentukan ukuran pemusatan dan menggunakan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari :

 Ukuran pemusatan :
 Rerata (rata−rata atau mean) = jumlah data
banyaknya data
 Modus adalah data yang paling sering muncul, sekelompok data, terdapat kemungkinan

lebih dari satu modus dalam sekelompok data.

 Median adalah data yang terletak ditengah-tengah dari sekelompok data yang telah

diurutkan.

11). Menyajikan dan Menafsirkan data :

 Pengertian :
o Populasi : seluruh obyek yang ingin diteliti
o Sampel : bagian dari populasi yang dipilih secara acak sebagai obyek yang diambil data

penelitiannya. Biasanya penggunaan sampel dengan pertimbangan populasi terlalu besar

jika diteliti secara menyeluruh. Pengambilan sampel harus dilakukan secara acak agar

sampel dapat benar-benar mewakili populasi penetilian.

 Penyajian data hasil penelitian:


o Tabel frekuensi adalah tabel yang menyajikan banyaknya data (frekuensi) setiap data hasil

penelitian.

o Diagram batang adalah sebuah diagram yang menggambarkan data hasil penelitian dengan

menggunakan persegipanjang. Banyaknya data digambarkan dengan panjangnya

persegipanjang yang disajikan.

o Diagram garis adalah diagram yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik koordinat

data hasil penelitian dengan banyaknya data tersebut.

o Diagram lingkaran adalah diagram berupa lingkaran yang dibagi menjadi juring-juring
lingkaran. Luas setiap juring menggambarkan banyaknya data hasil penelitian atau
persentasenya.
Contoh : Data pekerjaan orang tua siswa SDN 08 Jatiasih adalah PNS 25 orang, TNI/POLRI =
20 orang; Wiraswasta = 15 orang; Pedagang = 30 orang; Petani = 10 orang

Anda mungkin juga menyukai