Dari hasil penelitian dan uji statistik, secara umum menunjukkan bahwa pengaruh
subtitusi tepung sukun dan penambahan telur ayam kampung berpengaruh terhadap mutu mie
basah untuk setiap parameter yang diamati. Dari rata-rata hasil pengamatan pengaruh
subtitusi tepung sukun terhadap masing-masing parameter dapat dilihat pada Tabel 7.
Dari Tabel 7 dapat dilihat dengan meningkatnya subtitusi tepung sukun pada
pengolahan mie basah menyebabkan terjadinya peningkatan nilai organoleptik rasa dan
aroma sebaliknya terjadi penurunan pada kadar air, kadar lemak, kadar protein dan nilai
organoleptik warna
Tabel 8. Pengaruh penambahan telur ayam kampung terhadap parameter yang diamati
Penambahan Telur Kadar air Kadar Lemak Kadar Nilai Organoleptik
Ayam Kampung (%) (%) Protein (%) Rasa Aroma Warna
menyebabkan terjadinya kenaikan pada kadar lemak, kada protein, dan nilai organoleptik
rasa, sebaliknya terjadi penurunan kadar air, nilai organoleptik aroma dan warna.
Pengujian dan pembahasan dari masing-masing parameter yang diamati selanjutnya
Kadar Air
berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air mie basah. Hasil uji beda rata-
rata yang menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji beda rata-rata subtitusi tepung sukun terhadap kadar air mie basah
Subtitusi Tepung LSR Notasi
Sukun (J) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
J1 = 0 % 30.194 - - - a A
J2 = 10 % 29.224 2 0.071 0.098 b B
J3 = 20 % 28.925 3 0.075 0.103 c C
J4 = 30 % 28.638 4 0.077 0.106 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata antara
satu dengan yang lainnya. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan kadar air dapat dilihat
pada Gambar 2.
0
0
Gambar 2. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan kadar air mie basah
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa kadar air semakin menurun dengan semakin
meningkatnya subtitusi tepung sukun. Menurut Winarno (1997), air merupakan komponen
penting dalam bahan pangan karena dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita
rasa makanan. Kandungan air dalam bahan pangan juga menentukan acceptability,
kesegaran dan daya tahan bahan. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kadar air yaitu
jenis bahan dan komponen yang ada di dalamnya. Pada penelitian ini perlakuan J4 atau
subtitusi tepung sukun 30% kadar airnya lebih rendah dengan nilai 28.638% dibandingkan
perlakuan J1 atau subtitusi tepung sukun 0% dengan nilai 30.194%. Hal ini dikarenakan
kadar air tepung sukun yang lebih rendah dari tepung terigu, sehingga hasil penelitian mie
basah dengan perlakuan subtitusi tepung sukun 30% kadar airnya lebih rendah dibandingkan
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air mie basah. Hasil uji beda rata-rata
menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil uji beda rata-rata lama penambahan telur ayam kampung terhadap kadar air
mie basah
Penambahan telur LSR Notasi
ayam kampung (%) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
P1 = 8 % 29.450 - - - a A
P2 = 10 % 29.313 2 0.071 0.098 b B
P3 = 12 % 29.175 3 0.075 0.103 c C
P4 = 14 % 29.063 4 0.077 0.106 d D
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur dengan kadar air dapat dilihat
pada Gambar 3.
0
Penambahan Telur ayam kampung (%)
Gambar 3. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan kadar air mie basah
Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa nilai kadar air semakin menurun dengan semakin
meningkatnya penambahan telur. Hal ini disebabkan telur mempunyai fungsi dalam
mampu merangkap udara yang masuk dalam matriks protein serta mengentalkan bahan
pangan, sehingga mie basah menjadi lebih kental yang mengakibatkan kadar air menjadi
turun. Pada penelitian ini perlakuan P1 atau penambahan telur 8 % paling tinggi kadar airnya,
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap kadar air mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak dilaksanakan.
Kadar Lemak
berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak. Dengan demikian pengujian
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak mie basah. Hasil uji beda rata-rata
menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11
Tabel 11. Hasil uji beda rata-rata lama penambahan telur ayam kampung terhadap kadar
lemak mie basah
Penambahan telur LSR Notasi
ayam kampung Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
(P)
P4 = 14 % 7.325 - - - a A
P3 = 12 % 6.800 2 0.268 0.369 b B
P2 = 10 % 6.550 3 0.281 0.387 c C
P1 = 8 % 6.350 4 0.288 0.397 d D
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur dengan kadar lemak dapat
Gambar 4. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan kadar lemak mie
basah
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa nilai kadar lemak semakin meningkat dengan
semakin meningkatnya penambahan telur. Hal ini disebabkan kandungan lemak yang terdapat
pada kuning telur yang dapat menambah kadar lemak mie basah. Sehingga semakin banyak
telur yang ditambahkan pada pengolahan mie basah maka kadar lemak akan semakin
meningkat.
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap kadar lemak mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak dilaksanakan.
Kadar Protein
berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein mie basah. Hasil uji beda
rata-rata yang menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat
Tabel 12. Hasil uji beda rata-rata subtitusi tepung sukun terhadap kadar protein mie basah
Subtitusi Tepung LSR Notasi
Sukun (J) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
J1 = 0 % 12.398 - - - a A
J2 = 10 % 11.654 2 0.036 0.050 b B
J3 = 20 % 10.906 3 0.038 0.052 c C
J4 = 30 % 10.185 4 0.039 0.053 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan kadar protein
Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa nilai kadar protein semakin menurun dengan
semakin meningkatnya subtitusi tepung sukun. Menurut Suprapti, (2002) kandungan protein
dari tepung sukun berkisar 3,6%. Jika dibandingkan dengan kadar protein tepung terigu
berkisar 12-13%, maka kandungan tepung sukun jauh lebih rendah. Sehingga semakin
banyak tepung sukun yang ditambahkan maka semakin sedikit pula kandungan protein mie
basah, ini karena pada tepung sukun kandungan proteinnya lebih rendah dibandingkan kadar
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein mie basah. Hasil uji beda rata-rata
menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil uji beda rata-rata lama penambahan telur terhadap kadar protein mie basah
Penambahan LSR Notasi
Rataan Jarak(P)
telur (P) 0,05 0,01 0,05 0,01
P4 = 14 % 11.641 - - - a A
P3 = 12 % 11.431 2 0.036 0.050 b B
P2 = 10 % 11.150 3 0.038 0.052 c C
P1 = 8 % 10.920 4 0.039 0.053 d D
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan kadar
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai kadar protein semakin meningkat dengan
semakin meningkatnya penambahan telur ayam kampung. Hal ini disebabkan kandungan
protein pada telur yang tinggi dapat meningkatkan kadar protein mie basah. Sehingga
semakin banyak telur yang ditambahkan maka kadar protein mie basah akan semakin
meningkat, dimana pada penelitian ini perlakuan yang tertinggi nilai kadar proteinnya adalah
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap kadar protein mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak
dilaksanakan.
berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik rasa mie basah. Hasil
uji beda rata-rata yang menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat
Tabel 14. Hasil uji beda rata-rata subtitusi tepung sukun terhadap nilai organoleptik rasa mie
basah
Subtitusi Tepung LSR Notasi
Sukun (J) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
J4 = 30 % 3.423 - - - a A
J3 = 20 % 3.363 2 0.042 0.058 b B
J2 = 10 % 3.300 3 0.044 0.061 c C
J1 = 0 % 3.213 4 0.045 0.062 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik
0
0
Gambar 7. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik rasa mie
basah
Dari Gambar 7 dapat dilihat penambahan tepung sukun 0% , 10%, 20% dan 30%
menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan tepung sukun pada mie basah semakin
tinggi pula panelis yang menyukai dan rasa yang dihasilkan disukai panelis karena rasa yang
dihasilkan masih khas rasa sukun. Rasa merupakan tanggapan atas adanya rangsangan
kimiawi yang sampai di indera pengecap lidah (Meilgaard dkk, 2000). Pada konsumsi tinggi
kampung berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik rasa mie
basah. Hasil uji beda rata-rata menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan nilai
0
Penambahan Telur Ayam Kampung (%)
Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa nilai organoleptik rasa semakin meningkat dengan
semakin meningkatnya penambahan telur. Hal ini disebabkan telur mengandung lemak yang
dapat memberikan rasa dan tekstur pada makanan. Kandungan lemak dalam kuning telur
menambahkan kekayaan rasa saat proses pemanasan atau pengukusan pada pengolahan mie
basah. Sehingga panelis lebih suka perlakuan P4 atau penambahan telur 14% dibandingkan
perlakuan yang lainnya karena rasa mie basah yang lebih enak.
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap nilai organoleptik rasa mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak
dilaksanakan.
berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik warna mie basah.
Hasil uji beda rata-rata yang menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan
Tabel 16. Hasil uji beda rata-rata subtitusi tepung sukun terhadap nilai organoleptik aroma
mie basah
Subtitusi Tepung LSR Notasi
Sukun (J) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
J4 = 30 % 3.400 - - - a A
J3 = 20 % 3.363 2 0.050 0.068 b B
J2 = 10 % 3.300 3 0.052 0.072 c C
J1 = 0 % 3.213 4 0.053 0.074 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik
00
0
Gambar 9. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik aroma
Dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa dengan penambahan tepung sukun terhadap aroma
menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan tepung sukun pada mie basah aroma yang
dihasilkan cenderung semakin disukai panelis, karena semakin tinggi penambahan semakin
baik aroma yang dihasilkan. Mie basah dengan penambahan tepung sukun 30% memiliki
daya terima terhadap aroma yang lebih disukai dari pada yang lain setelah produk mie basah
dengan penambahan tepung sukun 20%. Aroma adalah rasa dan bau yang sangat subyektif
serta sulit diukur, karena setiap orang mempunyai sensitifitas dan kesukaan yang berbeda.
Meskipun mereka dapat mendeteksi, tetapi setiap individu memiliki kesukaan yang
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik aroma mie basah. Hasil uji beda
rata-rata menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 17.
Tabel 17. Hasil uji beda rata-rata penambahan telur terhadap nilai organoleptik aroma
mie basah
Penambahan LSR Notasi
Rataan Jarak(P)
telur (P) 0,05 0,01 0,05 0,01
P1 = 8 % 3.463 - - - a A
P2 = 10 % 3.313 2 0.050 0.068 b B
P3 = 12 % 3.288 3 0.052 0.072 c C
P4 = 14 % 3.213 4 0.053 0.074 d D
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur dengan nilai organoleptik
Gambar 10. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan nilai organoleptik
aroma mie basah
Dari Gambar 10 dapat dilihat bahwa nilai organoleptik aroma semakin menurun
dengan semakin meningkatnya penambahan telur. Hal ini disebabkan aroma atau bau telur
yang amis membuat aroma mie basah menjadi amis, sehingga nilai organoleptik aroma
menjadi turun, karena panelis lebih suka perlakuan P 1 atau perlakuan penambahan telur 8%
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap nilai organoleptik aroma mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak
dilaksanakan.
berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik warna mie basah.
Hasil uji beda rata-rata yang menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan
Tabel 18. Hasil uji beda rata-rata subtitusi tepung sukun terhadap nilai organoleptik warna
mie basah
Subtitusi Tepung LSR Notasi
Sukun (J) Rataan Jarak(P)
0,05 0,01 0,05 0,01
J1 = 0 % 3.975 - - - a A
J2 = 10 % 2.838 2 0.062 0.086 b B
J3 = 20 % 2.425 3 0.065 0.090 c C
J4 = 30 % 2.175 4 0.067 0.092 d D
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik
0
0
Gambar 11. Hubungan subtitusi tepung sukun dengan nilai organoleptik
warna mie basah
Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan tepung sukun,
warna pada mie basah semakin tidak disukai oleh penulis. Hal ini dikarenakan warna yang
ditimbulkan mie basah semakin coklat. Mie basah dengan penambahan tepung sukun 10%
memiliki daya terima yang lebih disukai dibandingkan penambahan tepung sukun 30%.
Menurut Winarno (1993), bahwa uji warna lebih banyak melibatkan indra penglihatan
dan merupakan salah satu indikator juga untuk menentukan apakah suatu bahan pangan
diterima atau tidak oleh konsumen, karena makanan yang berkualitas (rasanya enak, bergizi
dan bertekstur baik) belum tentu akan disukai oleh konsumen apabila bahan pangan tersebut
memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau menyimpang dari warna aslinya.
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik warna mie basah. Hasil uji beda
rata-rata menunjukkan tingkat perbedaan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 18.
Tabel 18. Hasil uji beda rata-rata penambahan telur terhadap nilai organoleptik warna
mie basah
Penambahan LSR Notasi
Rataan Jarak(P)
telur (P) 0,05 0,01 0,05 0,01
P1 = 8 % 2.950 - - - a A
P2 = 10 % 2.888 2 0.062 0.086 b B
P3 = 12 % 2.838 3 0.065 0.090 c C
P4 = 14 % 2.738 4 0.067 0.092 d D
Keterangan : huruf yang berbeda pada kolom notasi menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
pada taraf 5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa seluruh perlakuan saling berbeda sangat nyata
antara satu dengan yang lainnya. Hubungan penambahan telur dengan nilai organoleptik
Gambar 12. Hubungan penambahan telur ayam kampung dengan nilai organoleptik
warna mie basah
Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa nilai organoleptik warna semakin menurun
dengan semakin meningkatnya penambahan telur ayam kampung. Hal ini disebabkan
penambahan telur mengakibatkan warna produk mie basah menjadi kuning kecoklatan,
Interaksi
subtitusi tepung sukun dengan penambahan telur berpengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05)
terhadap nilai organoleptik warna mie basah. Dengan demikian pengujian selanjutnya tidak
dilaksanakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uji statistik pengaruh subtitusi tepung sukun dan
1. Subtitusi tepung sukun berpengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air,
Saran
Untuk memperoleh mie basah yang bermutu baik disarankan menggunakan subtitusi
tepung 0% dan penambahan telur 8 % karena menghasilkan warna yang yang baik dan
disukai panelis.