Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 2 Nomor 2 (November 2016) 105-113


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)

STRATEGI UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN


BERSAING MELALUI PENGEMBANGAN, DESAIN, DAN
KUALITAS PRODUK
(KASUS PADA INDUSTRI PAKAIAN MUSLIM DI KOTA
TASIKMALAYA)
Lucky Radi Rinandiyanaa,*, Ane Kurniawatib, Dian Kurniawanc
a,b,c
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No.24 Tasikmalaya , Indonesia
*luckyradi@unsil.ac.id

Diterima: September 2016. Disetujui: Oktober 2016. Dipublikasikan: November 2016

ABSTRACT
The objectives of this research are to know and to analyze the strategies to create competitive
advantage through the development, design, and product quality. Research method which applied
in this research is survey method, while data collecting technique is done through questionaire and
interview. Sampling technique applies is purposive sampling technique and the sample size is 100
respondents. This study used path analysis. The hypothesis are development, design, and product
quality had an influence to create competitive advantage. The result shows development, design,
and product quality had significant effect to create competitive advantage In Muslim Fashion
Industry At Tasikmalaya City.

Keywords: competitive advantage; development; design; product quality.

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang strategi
menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengembangan, desain, dan kualitas produk. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode survey, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive
sampling dan ukuran sampel adalah 100 responden. Penelitian ini menggunakan analisis jalur.
Hipotesis yang dirancang adalah pengembangan, desain, dan kualitas produk memiliki pengaruh
untuk menciptakan keunggulan bersaing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan,
desain, dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan dalam menciptakan keunggulan
kompetitif pada industri pakaian Muslim di Kota Tasikmalaya.

Kata Kunci: keunggulan bersaing; pengembangan; desain; kualitas produk.


pemerintah memiliki target agar Indonesia
PENDAHULUAN menjadi pusat busana muslim dunia.
Industri pakaian muslim di Potensi yang luar biasa ini tentunya
Indonesia mengalami perkembangan yang harus dapat dimanfaatkan oleh para
luar biasa. Pada saat ini, dari 750 ribu IKM pengusaha Indonesia. Mereka harus
yang ada di Indonesia, 30 persennya mampu memiliki produk yang berdaya
merupakan industri busana muslim saing tinggi. Daya saing berhubungan
(www.kemenperin.go.id). Bahkan dengan bagaimana efektifitas suatu
106
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

organisasi di pasar persaingan, mengingat salah satu ciri dari industri


dibandingkan dengan organisasi lainnya fashion adalah perubahan yang cepat
yang menawarkan produk atau jasa-jasa dalam hal trend di masyarakat. Menurut
yang sama atau sejenis. Selain untuk Jones and George (2003: 650) mengatakan
menembus pasar global, tentunya para bahwa pengembangan produk baru
pengusaha juga jangan sampai melupakan ditujukan pula untuk menghasilkan
persaingan di tingkat lokal. kualitas produk yang lebih baik atau
Tasikmalaya sudah sejak lama terbaik. Perusahaan memiliki daya saing
menjadi salah satu sentra pakaian muslim apabila perusahaan itu menghasilkan
di Indonesia. Geliat industri ini juga turut produk yang berkualitas, dalam arti sesuai
dirasakan oleh para pengusaha di dengan kebutuhan pasarnya. Menjadi
Tasikmalaya. Terlebih lagi semakin tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk
munculnya kesadaran untuk berbusana dapat menghasilkan produk yang berdaya
muslim turut mengundang banyak pemain saing tinggi.
baru untuk masuk ke industri ini. Pasar Mengingat pentingnya memiliki
semakin terbuka lebar, akan tetapi daya saing yang tinggi, maka perlu kiranya
persaingan pun menjadi semakin ketat. pelaku usaha busana muslim di Kota
Tentunya diperlukan strategi yang Tasikmalaya memiliki strategi yang tepat.
tepat agar para pengusaha busana muslim Untuk itu perlu diketahui apakah terdapat
di Tasikmalaya dapat bersaing di tengah pengaruh pengembangan, desain, dan
situasi sekarang ini. Langkah awal yang kualitas produk terhadap keunggulan
dapat dilakukan untuk meningkatkan daya bersaing.
saing adalah dari sisi diferensiasi produk. Atas dasar masalah tersebut, maka
Hal ini sesuai dengan strategi daya saing dilakukan penelitian dengan mengambil
yang dikemukakan oleh Michael Porter. judul Strategi untuk Menciptakan
Menurut Muhardi (2007: 75) daya saing Keunggulan Bersaing melalui
suatu perusahaan akan sangat ditentukan Pengembangan, Desain, dan Kualitas
secara dominan oleh kemampuan Produk (Kasus pada Industri Busana
perusahaan dalam menghasilkan produk Muslim di Kota Tasikmalaya).
yang dapat memenangkan hati konsumen
atau pasarnya. Karena itu produk harus KAJIAN TEORI
didesain sesuai kebutuhan konsumen, Perusahaan yang dapat bertahan
dikembangkan dengan sebaik-baiknya dan adalah perusahaan yang memiliki daya
diberikan layanan yang superior kepada saing yang kuat. Menurut Hunt dan
konsumen atau pelanggan. Mendesain Morgan (2005 : 17) “Konsep keungulan
produk yang dapat memuaskan konsumen bersaing merupakan perubahan dari
adalah suatu seni. Desain merupakan salah keunggulan komparatif dalam sumber daya
satu unsur penting yang dapat mendorong dan keunggulan bersaing tersebut
konsumen untuk membeli produk, semakin mengenai pasar dan kinerja keuangan yang
baik desain produk maka konsumen akan superior”.
semakin tertarik untuk membeli suatu Keunggulan bersaing didapat ketika
produk tersebut. perusahaan memiliki orientasi pada
Pengembangan produk bukanlah pelanggan selain internal perusahaan dan
suatu hal yang mudah, karena akan terkait pesaing. Elemen-elemen keunggulan
dengan munculnya berbagai gagasan baik bersaing menurut Day dan Wensley,
dari dalam perusahaan maupun dari luar seperti yang dikutip oleh Guiltinan dan
perusahaan. Pengembangan produk juga Paul (2000 : 93) adalah sebagai berikut :
harus dilakukan secara terus menerus,
107
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

Source of advantege : Superriors Positional advantege:Superriors


skill & Superriors resources Customer Value & Lower relative cost

Performance outcome :Satisfaction,


Investment of profit to situaton Loyality, Market share, Profitability

Sumber : Day dan Wensley ( 1998,p.3)

Elements of competitive advantage


Sementara menurut Michael Porter manfaat yang sama, Dapat
(2006: 174) keunggulan bersaing dikomunikasikan (communicability),
mempunyai indikator - indikator sebagai artinya dapat dikomunikasikan walaupun
berikut: cost leadership, differensiasi sangat sederhana, Preemptive, artinya
(sruktur fisik dan formula, kulitas produk, produk yang ditawarkan tidak mudah
kesesuaian, kemasan), focus. ditiru, Terjangkau (affordability)
Agar pengembangan produk berjalan pelanggan sasaran akan mampu dan
baik sesuai yang diharapkan, terdapat bersedia membayar, Kemampulabaan
beberapa langkah yang harus ditempuh (profitability), artinya dapat memberikan
seperti yang dikemukakan oleh Philip keuntungan,
Kotler (2002: 322) adalah sebagai berikut : Menurut Kotler and Armstrong
pembangkitan gagasan, penyaringan, (2004, 283) arti dari kualitas produk
pengembangan dan pengujian, strategi adalah the ability of a product to perform
pemasaran, analisa bisnis, pengembangan its functions, it includes the product’s
produk , pengujian pasar, komersialisasi. overall durability, reliability, precision,
Menurut Render (2006: 212) desain ease of operation and repair, and other
produk merupakan strategi produk yang valued attribute”.
efektif menghubungkan keputusan produk Menurut Garvin (1994 : 54) delapan
dengan arus kas, dinamika pasar, siklus dimensi kualitas produk adalah sebagai
hidup produk dan kemampuan organisasi. berikut : Performance (performa):
Pada dasarnya dalam pengembangan menyangkut karakteristik operasi dasar,
produk khususnya desain produk Durability (ketahanan): jangka waktu
dankemudian memposisikan produk agar hidup sebelum tiba saatnya diganti,
menarik konsumen untuk melakukan Serviceability: kemudahan servis atau
pembelian harus menentukan pemilihan perbaikan ketika dibutuhkan, Features
atribut sebagai dasar dalam memposisikan Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan:
desain produk dengan pasarnya. Tjiptono yaitu karakteristik sekunder atau
(1997: 110) mengemukakan sebagai pelengkap, Aesthetics (estetik):
berikut: Derajat kepentingan (importance), menyangkut tampilan, rasa, bunyi, bau,
artinya sangat bernilai dimata sebagian atau rasa, Perceived Quality:
besar pelanggan, Keunikan mutu/kualitas yang diterima dan dirasa
(distinctiveness), artinya atribut ini tidak customer, Conformance: kesesuaian
ditawarkan oleh perusahaan lain. Biasanya kinerja dan mutu produk dengan standar,
dikemas secara lebih jelas oleh perusahaan Reliability (keandalan): kemungkinan
dibandingkan pesaingnya, Superioritas, produk untuk tidak berfungsi pada periode
artinya lebih unggul dibandingkan dengan waktu tertentu.
yang lainnya walaupun mendapatkan
108
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

METODE PENELITIAN penyebaran kuesioner. 2. Penelitian


Kepustakaan (Library Research).
Metode penelitian yang digunakan Populasi dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini adalah metode perempuan pengguna busana muslim di
penelitian survey, menurut Gima Sugima Kota Tasikmalaya. Ukuran populasi tidak
(2008:135): “Penelitian dengan cara dapat diketahui dengan tepat sehingga
mengajukan pernyataan kepada orang – bersifat infinit. Penarikan sampel
orang atau subjek dan merekam jawaban menggunakan judgement
tersebut untuk kemudian dianalisis secara sampling/purposive sampling dimana
kritis”. Metode survey ini merupakan penarikan sampel didasarkan pada
bagian dari riset deskriptif dan riset sebab- pertimbangan pribadi peneliti yang
akibat. bersangkutan (Sugiama, 2008). Pada cara
Obyek penelitian adalah sampling ini peneliti berupaya mencari
pengembangan produk, desain produk, keyakinan terlebih dahulu bahwa individu
kualitas produk dan daya saing. yang dipilih sebagai sampel merupakan
Responden penelitian adalah perempuan individu yang tepat.
pengguna busana muslim dengan rentang Penentuan ukuran sampel
usia 18 s.d 28 tahun, SES ABC. Alasan didasarkan pendapat Hair (1995:444) yaitu
dipilihnya responden di atas, adalah : untuk penelitian survey ukuran minimal
Kaum perempuan memiliki sampel adalah 100. Untuk lebih menjamin
kecenderungan untuk mengikuti keakuratan dalam penelitian ini, kuesioner
perkembangan fashion, rentang usia 18 s.d disebarkan kepada 200 orang responden.
35 tahun dianggap sebagai usia perempuan Untuk lebih menjelaskan pengaruh
dengan tingkat kemandirian dan pengembangan produk, desain produk, dan
kebebasan dalam menentukan pilihan yang kualitas produk terhadap daya saing,
tinggi dalam hal fashion, kaum perempuan dibuat paradigma sebagai berikut :
merupakan pasar terbesar industri fashion,
perkembangan busana muslim khususnya Pengembangan
untuk perempuan lebih dinamis. Produk
Jenis data dalam penelitian ini
dibedakan dalam 2 bagian, yaitu data Daya Saing
Desain Produk
primer (data mengenai pengembangan
produk, desain produk, kualitas produk
dan daya saing yang diperoleh secara Kualitas Produk
langsung dari lapangan melalui
wawancara dan pengisian kuesioner oleh
responden terpilih) dan data sekunder Sumber : Peneliti
(data yang dikumpulkan dari pihak lain,
data yang sudah ada atau tersedia yang Gambar 1. Paradigma Penelitian
kemudian diolah kembali untuk tujuan Setelah data yang diperlukan telah
tertentu, data ini berupa sejarah dan diperoleh, data tersebut dikumpulkan
keadaan pasar busana muslim, literatur, untuk kemudian dianalisis dan
artikel, dan tulisan ilmiah yang dianggap diinterpretasikan. Sebelum melakukan
relevan dengan topik mengenai analisis data, perlu dilakukan uji validitas
pengembangan produk, desain produk, dan uji reliabilitas terhadap kuosioner
kualitas produk dan daya saing). yang telah disebarkan.
Teknik-teknik pengumpulan data Untuk melakukan analisis dalam
yang digunakan dalam penelitian ini penelitian ini digunakan Metode
terdiri dari : 1. Penelitian Lapangan (Field Successive Interval. Menurut Al-Rasyid
Research) melalui wawancara dan
109
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

(1994:12), menyatakan bahwa skala likert HASIL DAN PEMBAHASAN


jenis ordinal hanya menunjukkan
rangkingnya saja. Oleh karena itu, variabel Dari hasil pengolahan data yang
yang berskala ordinal terlebih dahulu telah dilakukan, diketahui besarnya
ditransformasikan menjadi data yang pengaruh pengembangan produk, desain
berskala interval. Proses transformasi akan produk, dan kualitas produk terhadap daya
dibanti dengan software MSI for Microsoft saing industri busana Muslim di Kota
Excel. Tasikmalaya secara total adalah sebesar
Teknik yang digunakan adalah 96,6%, seperti yang tercantum dalam tabel
analisis jalur (path analysis). Tujuan 1:
digunakan analisis jalur (path analysis) Tabel 1. Rekapitulasi Pengaruh Parsial
adalah untuk mengetahui pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y
seperangkat variabel X (independent Variabel Bebas (X) Variabel Terikat
variable) terhadap variabel Y, serta untuk (Y)
mengetahui pengaruh antar variabel X. Pengembangan Produk = 0,111 atau
Dalam analisis jalur ini dapat dilihat (X1) 11,1%
pengaruh dari setiap variabel secara Desain Produk (X2) = 0,532 atau
53,2%
bersama – sama. Selain itu juga, tujuan Kualitas Produk (X3) = 0,323 atau
dilakukannya analisa jalur adalah untuk 32,3%
menerangkan pengaruh langsung atau Pengaruh Total = 0,966 atau
tidak langsung dari beberapa variabel 96,6%
penyebab terhadap variabel lainnya Sumber Tabel : Perhitungan SPSS
sebagai variabel terikat. Untuk
menentukan besarnya pengaruh suatu Berdasarkan tabel 1 di atas,
variabel ataupun beberapa variabel variabel desain produk memiliki pengaruh
terhadap variabel lainnya baik pengaruh terbesar terhadap daya saing industri
yang sifatnya langsung atau tidak busana Muslim di Kota Tasikmalaya
langsung, maka dapat digunakan Analisis apabila dibandingkan dengan variabel
jalur (Affandi, 1994). pengembangan produk dan kualitas
Pengujian model untuk mengetahui produk.
ada tidaknya pengaruh Xi terhadap Y Pengujian model untuk
digunakan uji F. Sedangkan untuk melihat mengetahui ada tidaknya pengaruh Xi
pengaruh secara parsial digunakan uji-T. terhadap Y menggunakan uji - F.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Sedangkan untuk melihat pengaruh secara
membandingkan probabilitas signifikansi parsial digunakan uji-T. Pengujian
(p) dengan taraf signifikansi (α) yang hipotesis dilakukan dengan
ditentkan sebesar 0,05. Apabila membandingkan probabilitas signifikansi
probabilitas signifikansi (p) lebih kecil (p) dengan taraf signifikansi (α) yang
daripada taraf signifikansi (α), maka ditentukan sebesar 0,05.
hipotesis dapat diterima.Akan tetapi Apabila probabilitas signifikansi
apabila probabilitas signifikansi (p) lebih (p) lebih kecil daripada taraf signifikansi
besar daripada taraf signifikansi (α), maka (α), maka hipotesis dapat diterima. Akan
hipotesis dapat ditolak.Untuk tetapi apabila probabilitas signifikansi (p)
mempermudah perhitungan dalam lebih besar daripada taraf signifikansi (α),
penelitian ini digunakan program SPSS maka hipotesis dapat ditolak.
19.0 dan Microsoft Office Excel 2007. Untuk mempermudah perhitungan
dalam penelitian ini digunakan program
SPSS 19.0 dan Microsoft Office Excel
2007. Pengujian model (Uji F) melalui
110
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

aplikasi SPSS 19.0 dapat dilihat pada Pengembangan .086 .042 .118 2.068 .041
output tabel ANOVA, sedangkan Produk

pengaruh parsial (uji t) dapat dilihat pada


output Coefficients (terlampir). Desain Produk .545 .057 .549 9.543 .000
Berdasarkan output aplikasi Kualitas .395 .051 .343 7.679 .000
program SPSS 19.0 pada tabel ANOVA Produk
diperoleh nilai ρ lebih kecil (<) daripada
a. Dependent Variable: Daya Saing
tingkat α yang digunakan yaitu (0,05) atau
0,000 < 0,05. Artinya secara simultan, Sumber Tabel : Perhitungan SPSS
model yang dibuat yaitu pengembangan
produk (X1), desain produk (X2), dan Secara keseluruhan hasil penelitian
kualitas produk (X3) mempunyai pengaruh ini menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan terhadap daya saing (Y). pengembangan, desain dan kualitas
produk terhadap daya saing pada industri
Tabel 2. ANOVAb
busana Muslim di Kota Tasikmalaya baik
Sum of Mean
secara total maupun parsial. Adanya
Model Squares df Square F Sig. pengaruh yang signifikan ini menjelaskan
1 Regres 1882.594 3 627.531 965.3 .000a indikasi bahwa semakin baik
sion 35 pengembangan, desain dan kualitas
Residu 62.406 96 .650 produk maka daya saing industri busana
al Muslim di Kota Tasikmalaya akan
Total 1945.000 99 semakin kuat.
Pengaruh terbesar terhadap
a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk,
kuatnya daya saing diberikan oleh variabel
Pengembangan Produk, Desain Produk desain produk. Hal ini menunjukkan
b. Dependent Variable: Daya Saing
bahwa pertimbangan utama konsumen
ketika akan membeli produk busana
Sumber Tabel : Perhitungan SPSS Muslim adalah desainnya. Pada saat ini
motif seseorang untuk membeli busana
Sementara itu berdasarkan output bukanlah pada fungsi primernya saja
aplikasi program SPSS 19.0 tabel seperti untuk melindungi tubuh atau untuk
Coefficients diperoleh hasil menutup tubuh. Busana merupakan salah
pengembangan produk, desain produk, satu bagian dari life style seseorang.
kualitas produk, memiliki nilai ρ lebih Busana yang akan digunakan dapat
kecil (<) daripada tingkat α yang mencerminkan seperti apa seseorang ingin
digunakan yaitu (0,05) atau 0,000 < 0,05. dipersepsikan oleh orang lain. Termasuk
Maka dapat diartikan secara parsial juga ada unsur prestise yang ingin
masing-masing variabel tersebut ditampilkan ketika seseorang
berpengaruh secara signifikan terhadap menggunakan busana tertentu.
daya saing. Trend yang ada di masyarakat saat
Tabel 2. Coefficientsa ini adalah semakin berkembangnya
pemakaian busana Muslim. Hal ini terjadi
Unstandardized Standardized selain karena tumbuhnya kesadaran untuk
t Sig.
Coefficients Coefficients berbusana sesuai syariat, tetapi juga
Model
Std. karena busana Muslim yang ada telah
B Error Beta mampu mengakomodir keinginan
1 (Constant) -7.967 .745 - .000 sebagian konsumen untuk tetap dapat
10.70
1 tampil secara stylish. Apalagi Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk
111
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

beragama Islam terbanyak pada saat ini malas untuk melakukan pengembangan
telah menjadi kiblat bagi perkembangan produk. Pengembangan produk juga harus
busana Muslim di dunia. Industri busana dilakukan secara terus menerus,
Muslim di Indonesia telah berkembang mengingat salah satu ciri dari industri
dengan luar biasa. fashion adalah perubahan yang cepat
Akan tetapi tantangan ketika dalam hal trend di masyarakat. Salah satu
sebuah produk sudah masuk kepada pengembangan produk yang sering kali
kategori dari life style, maka industri yang dilupakan adalah bagaimana
terlibat di dalamnya harus mampu untuk mengembangkan merek yang kuat dan
mendukung penyediaan produk tersebut kemasan yang menarik.
secara tepat. Perubahan life style terjadi Banyak pelaku usaha di industri
dengan cepat dan mendunia. Karena itu busana Muslim yang hanya berperan
produk harus didesain sesuai kebutuhan sebagai produsen saja, yang sering kali
konsumen, dikembangkan dengan sebaik- diistilahkan sebagai tukang jahit.
baiknya, selalu mengikuti perkembangan Perusahaan seperti ini hanya menerima
yang ada, dan diberikan layanan yang pesanan dari perusahaan lain tanpa
superior kepada konsumen atau berupaya untuk mengembangkan merek
pelanggan. Mendesain produk yang dapat yang dimilikinya. Padahal dalam bisnis
memuaskan konsumen adalah suatu seni. saat ini, merek merupakan modal kuat
Desain merupakan salah satu unsur untuk dapat memenangkan persaingan.
penting yang dapat mendorong konsumen Dengan semakin berkembangnya
untuk membeli produk, semakin baik kelas menengah di Indonesia, pasar
desain produk maka konsumen akan Indonesia mengalami kenaikan daya beli
semakin tertarik untuk membeli suatu yang luar biasa. Kelas menengah ini yang
produk tersebut. akan menjadi pendorong perekonomian.
Kontribusi kedua terhadap kuatnya Secara perilaku, dengan daya beli yang
daya saing adalah kualitas produk. Hal ini dimiliki biasanya seorang konsumen akan
menunjukkan selain memilih produk yang mencari produk yang dapat mendukung
memiliki desain yang menarik, konsumen mereka untuk dapat tampil secara lebih
juga tetap memperhatikan kualitas produk bergaya. Konsumen seperti ini akan
yang dibeli. Mengingat produk busana membutuhkan produk dengan citra merek
bukan merupakan produk yang dibeli yang baik. Oleh karena itu sudah saatnya
sehari-hari (convinience goods), tetapi pelaku usaha busana Muslim di
termasuk kepada shopping goods,tentunya Tasikmalaya untuk mulai mengelola
banyak konsumen yang menginginkan merek mereka dengan lebih baik sehingga
agar kualitas produk yang dibeli haruslah dapat memperluas pasar mereka kepada
sesuai dengan harga yang ditawarkan. kelas menengah ini.
Termasuk di dalamnya durabilitas produk Selain itu kemasan produk juga
tersebut. harus didesain dengan baik agar memiliki
Pertimbangannya adalah jangan daya saing yang kuat. Seringkali desain
sampai membeli produk yang menarik kemasan ini dilupakan, padahal desain
secara desain akan tetapi jelek secara kemasan akan menciptakan rangsangan
kualitas. Ini tentunya harus menjadi visual pertama bagi calon konsumen.
pertimbangan bagi industri busana Muslim Sebagai produk unggulan dari
di Kota Tasikmalaya, agar senantiasa tetap Tasikmalaya, busana Muslim tidak hanya
menjaga kualitas produk yang dihasilkan. ditargetkan menarik konsumen untuk
Kontribusi terkecil terhadap daya menggunakan sendiri produk yang dibeli.
saing adalah pengembangan produk. Akan Tetapi juga dapat digunakan sebagai
tetapi hal ini tidak menjadikan perusahaan souvenir/buah tangan khas Tasikmalaya.
112
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

Tentunya akan menjadi kebanggaan bila produk maka daya saing industri
seseorang dapat memberikan buah tangan busana Muslim di Kota Tasikmalaya
khas dari Tasikmalaya kepada kenalannya akan semakin kuat.
secara lebih bergaya. Hal ini dapat
diwujudkan apabila kemasan produk Adapun saran yang dapat diberikan
didesain dengan baik. adalah sebagai berikut:
Perkembangan industri busana 1. Dalam hal pengembangan produk,
Muslim saat ini tidak hanya menarik bagi dilihat dari skor terendah adalah
para pemain lokal saja, tetapi juga mulai indikator pemunculan gagasan. Hal
menarik perhatian perusahaan besar skala ini dapat diartikan bahwa pelaku
nasional maupun internasional. Merek- pada industri busana Muslim di
merek terkenal saat ini mulai Kota Tasikmalaya kurang memiliki
mengeluarkan lini produk busana Muslim gagasan untuk melakukan
mengingat besarnya potensi yang ada. pengembangan produk sehingga
Tentunya ini akan menjadi tantangan disarankan untuk membuka akses
tersendiri bagi para pelaku industri busana yang lebih baik kepada
Muslim di Kota Tasikmalaya. Ketiga pemunculan gagasan dalam
variabel dalam penelitian ini, yaitu pengembangan produk. Misalnya
pengembangan, desain dan kualitas dengan mengikuti perkembangan
produk memiliki pengaruh yang sangat busana Muslim secara lebih intens
signifikan terhadap kuatnya daya saing dengan ikut serta dalam berbagai
industri busana Muslim di Kota kegiatan fashion show, pameran,
Tasikmalaya. Untuk itu sudah selayaknya dan seminar.
para pelaku industri busana Muslim di 2. Berdasarkan poin terendah variabel
Kota Tasikmalaya memperhatikan ketiga desain produk berkaitan dengan
faktor ini agar daya saing yang dimiliki derajat kepentingan, maka
semakin kuat. disarankan untuk agar para pelaku
industri busana Muslim di Kota
Tasikmalaya dapat lebih selektif
SIMPULAN dalam menentukan prioritas desain
Berdasarkan hasil pembahasan produk sesuai dengan apa yang
yang sudah dibahas sebelumnya, maka diharapkan oleh sebagian besar
dapat ditarik beberapa simpulan sebagai konsumen pada industri busana
berikut: Muslim.
1. Pengembangan produk, desain 3. Berdasarkan poin terendah variabel
produk, dan kualitas produk, secara kualitas produk berkaitan dengan
parsial berpengaruh signifikan serviceability, maka disarankan
terhadap daya saing industri busana membuat produk yang lebih
Muslim di Kota Tasikmalaya. banyak berkualitas, tahan lama,
2. Secara keseluruhan hasil penelitian ini dan dapat diperbaiki apabila
menunjukkan adanya pengaruh yang mengalami kerusakan.
signifikan dari pengembangan, desain 4. Memperhatikan faktor lain seperti
dan kualitas produk terhadap daya memperkuat citra merek dan
saing pada industri busana Muslim di kemasan produk agar dapat
Kota Tasikmalaya baik secara total memperkuat daya saing yang
maupun parsial. Adanya pengaruh dimiliki, dan mempersiapkan diri
yang signifikan ini menjelaskan dengan lebih baik untuk
indikasi bahwa semakin baik menghadapi persaingan yang
pengembangan, desain dan kualitas semakin ketat.
113
Lucky Radi Rinandiyana, Ane K., Dian K./ Jurnal Ekonomi Manajemen 2(2) (November 2016) 105-113

REFERENSI Graha Ilmu.


Augusty, Ferdinand, 2006, Metode Porter, Michael. 2006. Redefining Healt
Penelitian Manajemen :Pedoman Care : Creating Value – Based
Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Competition On Result. Harvad
Tesis, dan Disertasi Ilmu Business School Press.
Manajemen, Badan Penerbit Render, Barry, Jay Heizer, 2006,
Universitas Diponegoro, Semarang. Manajemen Operasi, Jakarta:
Day, G.S., and Wensley, R. 2000. Salemba Empat
Assessing Advantage : A Framework Sekaran, Uma, 2006, Metodologi
For Diagnoting Competitive Penelitian untuk Bisnis, Ediai 4, Jilid
Superiority, Journal Of Marketing, 1 dan 2, Alih Bahasa Kwan Men
52, pp. 1-20. Yon, Penerbit Salemba Empat,
Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Jakarta.
Pemasaran, Edisi 2, Cetakan ketiga, Sugiama, A. Gima, 2008, Metode Riset
Yogyakarta : Penerbit Andi. Bisnis dan Manajemen, Penerbit
Garvin David A (1988). Managing Guardaya Intimarta, Bandung.
Quality, The New York Press. Sisno, Riyoko, Jurnal Dinamika Ekonomi
Hunt, Shelby D. and Robert M. Morgan, & Bisnis Vol. 9 No. 1 Maret
2005, The Comparative Advantage 2012,Universitas NU, Jepara.
Theory of Competition: Perspectives, Suliyanto, 2005, Analisis Data dalam
Winter Educators Conference, Aplikasi Pemasaran, Penerbit Ghalia
American Marketing Association, Indonesia, Bogor.
San Antonio, TX, February 11-12.
Susilo, Y Sri, Buletin Ekonomi
Keegan, W. 2001. Manajemen Pemasaran Vol.8,No.2, 2010, Univ. Atma Jaya,
Global, (Terjemahan), Edisi Revisi, Yogyakarta
Jilid I. Jakarta: Prenhallindo.
Tjahjanto A.Prasetyono, 2000,
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Implementasi Gmp Dan Haccp
Pemasaran , Edisi 11. Jakarta : PT. dalam Menunjang Quality Assurance
Indeks. Industri Pangan Jurnal Teknologi
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Industri Vol. Iv No. 3
1995, Metode Penelitian Survey, www.kemenperin.go.id
Jakarta : Penerbit LP3ES.
http://www.marketing.co.id/demografi-
Muhardi. 2007. Strategi Operasi Untuk segmen-menengah-atas/
Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:

Anda mungkin juga menyukai