Tanaman pare (Momordica charantia) berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan. Pare ditanam di lahan pekarangan, atau tegalan, atau di sawah bekas padi sebagai penyelang pada musim kemarau. Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tidak tergantung pada musim. Pare memiliki nama yang beragam disetiap daerah diantaranya Prien (Gayo), Paria (Batak Toba), Foria (Nias), Peria (Melayu), Kambeh (Minangkabau), Papare (Jakarta), Paria (Sunda), Pare (Jawa Tengah), Pepareh (Madura), Paya Truwok (Sasak), Paria (Bima), Pania (Timor), Popari (Menado), Beleng gede (Gorontalo), Paria (Makasar), Paria (Bugis), Papariane (Seram), Papari (Buru), Papare (Halmahera), Kepare (Ternate). Buah pare sangat bermanfaat diantaranya menjaga kecantikan kulit, anti kanker, pengobatan, sumber serat dan mencegah serta mengobati berbagai macam penyakit seperti diabetes, demam, stroke, haus karena panas dalam, disentri, ccacingan pada anak, rambut rontok, bisul, abses, malairia, sakit lever, sembelit, kencing nanah, batuk rejan, melancarkan asi, sariawan, wasir, impotensi, dan eksim basah. Namun, buah pare memiliki rasa yang sangat pahit, masyarakat seringnya hanya memandang sebelah mata dengan pare. Padahal pare memiliki kandungan-kandungan yang sangat ampuh untuk mengobati berbagai macam penyakit. Maka, diperlukan teknik pengolahan yang baik agar buah pare dapat diterima oleh masyarakat luas.
1 2
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagamana cara mengolah buah pare menjadi puding? 1.2.2. Apa saja manfaat mengkonsumsi puding buah pare bagi kesehatan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Membuat kreasi makanan puding dari buah pare 1.3.2. Membuktikan bahwa buah pare dapat diolah menjadi puding 1.3.3. Mengetahui cara mengolah buah pare menjadi puding
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Manfaat Penulisan Bagi Penulis a. Mengetahui alternatif makanan yang dapat dibuat dari buah pare b. Mengetahui cara mengolah buah pare menjadi puding c. Mengetahui manfaat dan khasiat buh pare 1.4.2. Manfaat Penulisan Bagi Pembaca a. Pembaca mendapat wawasan yang lebih mengenai bahan dan produk ilmiah b. Pembaca dapat mengetahui khasiat dari buah pare c. Pembaca dapat manfaatkan buah pare yang biasanya tidak disukai masyarakat karena rasa pahitnya menjadi olahan yang lebih lezat dan disukai banyak orang.