Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENDEKATAN ORDINAL

Dalam Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan
konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori
ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 (dua)
macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari
pendekatan ini adalah:

1. Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan


batasan pendapatannya.
2. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi
kegunaannya
3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu artinya konsumen harus mempunyai uang
untuk memenuhi kebutuhannya.
4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus
berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk
memenuhi kebtuhan mereka
5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih
disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
6. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih
disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C
Pendekatan ordinal menyatakan bahwa kepuasan tidak dapat diukur melainkan hanya dapat
dibandingkan. Dalam pendekatan ordinal ini, kita akan mengenal konsep sebagai berikut : Garis
Anggaran ( Budget Line ) Kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua macam barang
yang dikonsumsi yang menghabiskan anggaran yang sama.
Kurva Indiferens ( Indifference Curve ) Kurva yang menggambarkan kombinasi dari dua macam
barang yang dikonsumsi yang menghabiskan anggaran yang sama.
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu
konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam
mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul
pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model
kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang
yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode
ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan
pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan
konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya
pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen
dengan angka ordinal (relatif).Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva
indiferens(kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang
menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

A. Kurva Indiferensi ( Indiference Curve )


Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung tetapi hanya dapat dibandingkan,
sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan
pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi (indiferensi curve). Kurva
indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang
yang memberika tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi
atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map),
dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
Ciri-ciri kurva indiferens:
a. Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X
lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y
b. Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi
semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada
titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan
atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y
c. Tidak saling berpotongan. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva
indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B
dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
d. Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva
bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi
oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya
kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.

B. Kurva Garis Anggaran ( Budget Line Curve )


Garis Anggaran (budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua
macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran
dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P ( Px untuk X dan Py untuk Y ) dan jumlah
barang yang dikonsumsi adalah Q ( Qx untuk X dan Qy untuk Y ), maka: BL = Px.Qx + Py.Qy.

C. Perubahan Harga Barang dan Pendapatan


Perubahan harga dan pendapatan akan mempengaruhi daya beli, diukur dari besar luas
bidang segi tiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas bidang segitiga makin luas,maka
daya beli meningkat,begitu juga sebaliknya.

D. Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi dimana konsumen telah mengalokasikan seluruh
pendapatannya untuk konsumsi. Uang yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai
tingkat kepuasan tertinggi (maksimalisasi kegunaaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat
dicapai dengan anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (manggambarkan tingkat kemampuan) bersinggungan
dengan kurva indiferensi (menggambarkan tingkat kepuasan.

E. Reaksi Terhadap Perubahan Harga Barang


Keseimbangan yang dicapai dapat berubah karena pendapatan nyata berubah.Jika
pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasanya,begitu juga
sebaliknya.Salah satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga
barang.

F. Reaksi Terhadap Perubahan Pendapatan Nominal


Salah satu faktor lain yang dapat mengubah keseimbangan konsumen adalah perubahan
pendapatan nominal. Karena rasio harga tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser
sejajar dengan kurva garis anggaran sebelumnya.
G. Efek Subtitusi (Substitution Effect) dan Efek Pendapatan (Income Effect)
Ketika kita mengatakan bahwa jika harga barang turun maka permintaan terhadapnya
bertambah atau sebaliknya, yang terlihat sebenarnya adalah total interaksi antara kekuatan
pengaruh perubahan pendapatan dan perubahan harga, terhadap keseimbanga konsumen.
Perbedaan MRSxy dan MUx:
MRSxy mengukur jumlah Y yang bersedia seorang konsumen dikorbankan untuk memperoleh
satu unit tambahan X (dan tetap berada pada kurva kepuasan sama yang semula). Yaitu:
MRSxy = - (ΔQy / ΔQx).
MUx mengukur perubahan utility total yang diterima oleh seorang konsumen bila dia berubah
jumlah X yang dikonsumsinya sebesar satu unit. Yaitu MUx = ΔTUx / ΔQx.
Dalam mengukur MRSxy, masing-masing X dan Y berubah.
Dalam mengukur MUx, jumlah Y (di antara hal lainnya) dipertahankan konstan.
Jadi MRSxy mengukur sesuatu yang lain dari MUx.
Persaman dan perbedaan:
Persamaan Kardinal dan Ordinal:

Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam
mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang
tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility)

Perbedaan kardinal dan Odinal :

Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti dapat dinyatakan
dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat
dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis kardinal mengunakan alat analisis yang
dinamakan marginal utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan
analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .

Anda mungkin juga menyukai