Anda di halaman 1dari 10

Muhammad Abduh dan Pemikirannya

“Tokoh Pembaharuan”

Biografi Muhammad Abduh

Muhammad Abduh (Bahasa Arab:

‫ح‬

‫ه‬‫ع‬

) (Delta Nil, 1849 –

Alexandria, 11 Juli 1905 ) adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan
modernisme Islam. Beliau belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga
murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan pembaharu yang mengusung gerakan Pan-
Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika. Abduh diasingkan dari
Mesir selama enam tahun pada 1882, karena keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Libanon,
Abduh sempat giat dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun 1884, ia pindah ke
Paris, dan bersalam al-Afghani menerbitkan jurnal Islam The Firmest Bond. Salah satu karya Abduh yang
terkenal adalah buku berjudul Risalah at-Tawhid yang diterbitkan pada tahun 1897. Muhammad Abduh
lahir pada tahun 1849 dalam sebuah keluarga petani di Mesir Hilir. Ia dididik oleh guru privat dan qari
dari Quran. Ketika ia memasuki usia tiga belas ia dikirim ke mesjid Ahmadi yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan terbesar di Mesir. Beberapa saat kemudian Abduh melarikan diri dari sekolah dan
menikah. Dia terdaftar di al-Azhar pada tahun 1866. Abduh mempelajari logika, filsafat dan mistisisme di
Al-Azhar University di Kairo. Dia adalah seorang murid dari Jamal al-Din al-Afghani, seorang filsuf dan
pembaharu agama yang menganjurkan Pan-Islamisme untuk melawan kolonialisme Eropa. Al-Afghani di
bawah pengaruh, Abduh dikombinasikan jurnalisme, politik, dan daya tarik sendiri dalam spiritualitas
mistik. Al-Afghani Abduh diajarkan tentang masalah Mesir dan dunia Islam dan tentang pencapaian
teknologi barat. Di bawah pengaruh al-Afghani, Abduh bergabung dengan Freemason dan belajar
tentang Islam klasik di bidang astronomi, logika, metafisika, teologi, dan mistik. Pada 1877, Abduh
dianugerahi tingkat Alim dan ia mulai mengajar logika, teologi dan etika di al-

Azhar. Ia diangkat sebagai profesor sejarah di Kairo guru ‘akademi pelatihan ʿ Dar al

-Ulum pada tahun 1878. Ia juga ditunjuk untuk mengajar bahasa Arab di Khedivial School of
Languages. Abduh diangkat sebagai kepala editor dan al-

ʾ i Waqā al

Miṣriyya ʿ, surat kabar

resmi negara. Dia didedikasikan untuk mereformasi semua aspek masyarakat Mesir. Dia percaya bahwa
pendidikan adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan ini. Ia mendukung pendidikan agama yang baik
yang akan memperkuat moral anak dan pendidikan ilmiah yang akan memupuk kemampuan anak untuk
alasan. Dalam artikel-artikel yang mengkritik kehidupan mewah orang kaya, korupsi dan takhayul.

Metode Muhammad Abduh dalam pembaharuan.

Dalam melakukan perbaikan Muhammad Abduh memandang bahwa suatu perbaikan tidaklah
selamanya datang melalui revolusi atau cara serupa. Seperti halnya perubahan sesuatu secara cepat dan
drastis. Akan tetapi juga dilakukan melalui perbaikan metode pemikiran pada umat islam. Melaui
pendidikan, pembelajaran, dan perbaikan akhlaq. Juga dengan pembentukan masyarakat yang
berbudaya dan berfikir yang bisa melakukan pembaharuan dalam agamanya. Sehingga akan tercipta
rasa aman dan keteguhan dalam menjalankan agama Islam. Muhammad Abduh menilai bahwa cara ini
akan membutuhkan waktu lebih panjang dan lebih rumit. Akan tetapi memberikan dampak perbaikan
yang lebih besar dibanding melalui politik dan perubahan secara besar-besaran dalam mewujudkan
suatu kebangkitan dan kemajuan. Pembaruan pemikiran yang dilakukan Muhammad Abduh bukanlah
hanya sebuah penolakan secara satu persatu atau secara global terhadap pemikiran-pemikaran yang
telah ada, yang terdahulu. Pembaruannya juga bukan hanya sebuah pemeliharaan terhadap pemikiran-
pemikiran yang telah ada tersebut. Akan tetapi pembaruan yang dilakukannya merupakan usaha untuk
memperbaiki, mengembangkan, dan menjadikan intisari pemikiran-pemikiran yang telah ada tersebut
agar sesuai dengan tuntutan zaman. Kita telah mengetahui, banyak kalangan pemikir dan pengamat, di
antaranya Muhammad Abduh, yang berusaha untuk mewujudkan sebuah keadaan yang baik, sebuah
kondisi yang sesuai dengan tuntunan Islam dan dapat menghadapi tuntutan zaman. Muhammad Abduh
dengan pemikirannya berusaha untuk memperbaiki pemikiran-pemikiran yang telah ada,yang terdahulu.
Kesalahan-kesalahan tidak terletak pada pemikiran-pemikiran yang telah ada, tetapi terletak dalam
sudut pandang pemahaman yang dilakukan terhadap pemikiran-pemikiran tersebut, tidak terlepas dari
pandangan yang jumud, taqkid, dan tidak berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Berbagai macam
cara dan jalan yang dilakukan Muhammad Abduh untuk memerangi hal tersebut, antara lain dengan cara
melawan keras opini kejumudan dan stagnasi masyarakat melalui pendekata-pendekatan sastra,
pembahasan-pembahasan linguistik, agar masyarakat memahami dan mengerti kalimat dan makna kata
yang tersirat dari sebuah pemikiran. Terkadang

dengan melalui pendekatan yang lebih moderat, membina masyarakat agar lebih mengerti dan
memahami, dan terlepas dari kejumudannya. Tujuan Muhammad Abduh merupakan tujuan yang mulia,
memperbaiki sesuatu yang telah usang dan rusak dengan sesuatu yang baru. Muhammad abduh
berusaha keras untuk mengambil jalan dan cara yang lebih bijak untuk menengahi semua opini yang
hidup di kalangan masyarakat. Dia tidak langsung menolak mentah-mentah dan menentang opini yang
salah, dan tidak langsung menerima terhadap opini yang dianggapnya benar. Ia menyaring semuanya
dan mencernanya dengan baik melalui pemikirannya, agar semuanya sesuai dengan tantangan zaman.
Hal inilah yang membedakan dengan pemikir lainnya.

Ide Pembaharuan Pendidikan Islam Muhammad Abduh

PembaharuanPendidikanIslamdiAl-Azhar.

Al-Azhar mulai dikenal pada masa dinasti Fatimiyah menguasai Mesir ,pada paro kedua abad ke-10
5.Tepatnya pada tahun 359 H/970 M,Khalifah al-Muiz Lidinillah (341

365 H/953

975 M ) memerintahkan panglima Jauhar al-Katib as-Siqili agar

meletakan batu pertama bagi pembangunan Masjid Jami’ al

-Azhar yang selesai pembangunannya pada tahun 361 H / 971 M. Semula ide para pnguasa daulah
Fatimiyah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar di al-Azhar adalah karena dorongan kepentingan
madzhab.Namun gagasan ini kemudian berkembang sehingga lembaga pendidikannya berubah menjadi
sebuah perguruan tinggi. Pada tahun 365 H / 975 M untuk pertama kalinya dimulai kegiatan ilmiyah yang
sederhana materinya adalah prinsip-prinsip fiqih syiah yang terkandung dalam buku al-Ikhtisar atau al-
Iqsar yang ditulis oleh orang tua Abu Hasan an-

Nu’man .Kemudian atas usulan

mentri

Ya’kub bin Killis (Ibnu Killis) perkuliahan itu dilaksanakan secara kontinyu.

Jabatan Syekh al-Azhar dibentuk pada tahun 925 H /1517 M.Sejak itu,Syekh al-Azharlah orang pertama
yang berhak memberikan penilaian atas reputasi ilmiyah bagi tenaga pengajar,mufti dan hakim.Sedang
sistem pengajaran dipakai di al-Azhar adalah sistem halaqah (kelompok studi dalam bentuk lingkaran
dalam masjid) yang menggunakan syarah niqasi (diskusi) dan hiwar (dialog). Pada bulan Februari 1872
M,mulai ada pengembangan di al-Azhar ,yaitu pada masa kepemimpinan Syekh Muhammad Abbasi al-
Mahdi al-Hanafi Syekh (rektor) al-Azhar ke


21,Ia memasukan sistem ujian untuk mendapat ijazah al-Azhar. Selanjutnya seiring perkembangan zaman
al-Azhar mengalami pengembangan

pengembangan termasuk pada kepemimpinan

Karir Muhammad Abduh sendiri dimulai setelah Abduh menamatkan kuliahnya pada tahun 1877,atas
usaha Perdana Mentri Riadl Pasya,Ia diangkat menjadi dosen pada Universitas Darul Ulum,disamping itu
menjadi dosen pula pada Universitas al-Azhar ,Ia terus mengadakan perubahan-perubahan yang radikal
sesuai dengan cita-citanya,yaitu memasukan udara baru yang segar pada perguruan-perguruan tinggi
Islam itu,menghidupkan Islam dengan metode-metode baru baru sesuai dengan kemajuan
zaman,memperkembangkan kesusastraan Arab sehingga ia merupakan bahasa yang hidup dan kaya
raya ,serta melenyapkan cara-cara lama yang kolot dan fanatik,Tidak itu saja ia mengkritik politik
pemerintah pada umumnya,terutama sekali politik pengajarannya yang menyebabkan para mahasiswa
Mesir tidak mempunyai roh kebangsaan yang hidup,sehingga rela dipermainkan oleh politik penjajah
asing. Di al-Azhar sendiri Ia mengajar logika,teologi dan filsafat,etika dan sejarah.Untuk etika dipilihnya
buku Tahzib al-Akhlaq (pembinaan akhlaq) karangan Ibnu Maskawaih dan Sejarah Peradaban Eropa
karangan F.Guizot untuk pelajaran sejarah.Dalam mengajar Abduh menekankan kepada mahasiswanya
untuk berpikiran kritis dan rasional dan tidak harus terikat kepada suatu pendapat, dan menjauhi paham
patalisme karena paham ini harus dirubah dengan paham kebebasan manusia dalam kemauan dan
perbuatan ,inilah yang akan menimbulkan dinamika umat Islam kembali. Ketidak kritisan dan fatalisme
umat Islam menyebabkan kemunduran Umat, kelemahan umat, stagnasi pemikiran Umat, absennya
jihad Umat, absennya kemajuan kultur Ummat dan tercabutnya Umat dari norma-norma dasar
pendidikan Islam. Poin-poin tersebut diatas pada dasarnya menunjukan krisis intelektual dalam dunia
Islam yang berlarut-larut. Krisis tersebut penyebabnya adalah salah satunya dikarenakan adanya
dikotomi Ilmu Pengetahuan pada saat itu, sehingga umat Islam jauh tertinggal secara kultural dan
peradaban. Kondisi tersebut diatas yang menimpa umat Islam secara keseluruhan pada abad ke-12, juga
menimpa al-Azhar, dimana al-Azhar dikuasai oleh ulama-ulama konservatif yang membawa al-Azhar
terjebak dalam dikotomi ilmu pengetahuan, dimana mereka lebih puas pada pendalaman ilmu agama
dengan supemasi fiqih tanpa diimbangi dengan cabang-cabang ilmu lain. Kondisi al-Azhar
tersebut,menggugah Muhammad Abduh untuk mengadadakan perubahan-perubahan.Dia yakin bahwa
apabila al-Azhardiperbaiki, kondisi umat Islam akan baik. Menurutnya, apabila al-Azhar ingin
diperbaiki,pembenahan administrasi dan pendidikan didalamnyapun harus dibenahi ,kurikulumnya
diperluas, mencakup ilmu-ilmu modern,sehinnga al-Azhar dapat berdiri sejajar dengan universitas-
unuversitas lain di Eropa serta menjadi mercusuar dan pelita bagi kaum muslimin. Untuk mewujudkan
cita-citanya untuk mewujudkan kemajuan al-Azhar, Muhammad Abduh berusaha mencari dukungan
ulama-ulama al-azhar dan tokoh-tokoh lain termasuk al-Khudaywi untuk merestui rencananya itu,
namun dia gagal. Ketika Abbas Hilmi naik kepentas kekuasaan,dia mengeluarkan keputusan untuk
membentuk sebuah panitia yang mengatur al-Azhar.Dalam kepanitiaan itu Muhammad Abduh
mewakili pemerintahdan menjadi pemerkasanya. Kesempatan ini digunakan Muhammad Abduh dengan
sebaik-baiknya untuk mereformasi kondisi al-Azhar,usahanya ini didukung oleh Syekh an-Nawawi yang
merupakan teman akrabnya. Adapun pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan Muhammad Abduh
untuk kemajuan al-Azhar adalah: 1.Menaikan gaji guru-guru atau dosen-dosen yang miskin 2.
Membangun Ruaq Al-Azhar yaitu kebutuhan pemondokan bagi dosen-dosen dan mahasiswanya.
3.Mendirikan Dewan Administrasi Al-Azhar (Idarahal-Azhar) 4

.Memperbaiki kondis iperpustakaan yang sangat menyedihkan.

5. Mengangkat beberapa orang sekretaris untuk membantu kelancaran tugas Syekh al-Azhar. 6.
Meengatur hari libur,dimana libur lebih pendek dan masa belajar lebuh panjang. 7. Uraian pelajaran
yang bertele-tele yang dikenal Syarah al-Hawasyi diusahakan dihilangkan dan digantikan dengan metode
pengajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. 8. Menambahkan mata pelajaran
Berhitung,Aljabar,Sejarah Islam,Bahasa dan Sastra dan Prinsip-prinsip Geometri dan Geografi kedalam
kurikulum al-Azhar. Usaha pembaharuan Muhammad Abduh mengalamalami kegagalan terutama
usahanya menghilangkan dikotomi pendidikan, setelah al-Khudaywi Abbas berbalik menolak upaya
perbaikan terhadap al-Azhar dan mendukung orang-orang yang kontra dengan Muhammad Abduh.Syekh
Muhammad Abduh akhirnya dipecat dari kepanitiaan tersebut ,dan al-Azharpun kembali kepada
keadaan semula, dengan kurikulum lamanya. Walaupun Muhammad Abduh pada saat itu belum berhasil
memperbaiki kondisi al-Azhar karena banyak penetangan dari ulama-ulama al-Azhar yang
konservatif,tetapi usaha pembaharuannya sangat berpengaruh pada dunia Islam hingga sekarang

Pembaharuan di Bidang Pendidikan Politik.

Ketertarikan Muhammad Abduh pada dunia politik dimulai semenjak perkenalannya dengan seorang
tokoh pembaharu yaitu Jamaludin Al Afgani pada tahun 1870 sewaktu Ia masih menjadi mahasiswa di al-
Azhar. Sewaktu Al-Afgani diusir dari Mesir pada tahun 1879, karena dituduh mengadakan gerakan
menentang Khadewi tawfiq,Muhammad Abduh dipandang ikut campur dalam soal ini, Ia dibuang keluar
Cairo.Tapi ditahun 1880 Ia boleh kembali keibu kota dan kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar

resmi pemerintah “Al

Waqi’ Al

Misriyah”.
Al Waqi’ Al

-Misriyah ,surat kabar resmi pemerintah dibawah pimpinan Muhammad Abduh,mempunyai peranan
penting dalam perjuangan rakyat Mesir melawan kolonial,dimana surat kabar bukan hanya menyiarkan
berita-berita resmi, tetapi juga artikel-artikel tentang kepentingan Mesir dan senantiasa mendorong rasa
nasionalisme rakyat Mesir untuk membela negaranya. Setelah Urabi Pasya,dari golongan nasionalis
sepenuhnya dapat mengontrol dan menguasai tentara Mesir dari perwira-perwira Turki dan
Sarkas,Inggris tidak berkenan dan menganggap berbahaya bagi kepentingannya di Mesir,untuk itu
mereka ingin menjatuhkan Urabi Pasya dengan mengebom Alexandria dari laut pada tahun
1882.Pengeboman Inggris atas Alexandria mendapat perlawanan sengit dari kaum nasionalis ,walaupun
pada akhirnya kaum nasionalis dapat dikalahkan pasukan Inggris,Mesirpun jatuh dibawah kekuasaan
Inggris. Dalam revolusi Urabi Pasya itu, Muhammad Abduh turut mmainkan peranan. Dia bersama-sama
pemimpin lainnya ditangkap,dipenjarakan dan kemudian dibuang keluar negeri pada tahun 1882.
Pertama di Bairut Libanon kemudian di Paris. Pada tahun1884 Ia bersama-sama Jamaludin Al-

Afgani mendirikan majalah “AL

Urwatul Wutsqa” di Paris.

Melalui majalah ini Ia bersama Jamaludin Al-Afgani menyusun gerakan bernama Al-Urwatul
Wutsqa,yaitu gerakan kesadaran umat Islam sedunia. Dengan perantaraan majalah itulah ditiupkannya
suara keinsyapan keseluruh dunia Islam ,supaya mereka bangkit dari tidurnya melepaskan cara berpikir
fanatik dan kolot serta bersatu membangun kebudayaan dunia berdasarkan nilai-nilai Islam.Suara itu
lantang sekali kedengarannya dan dengan pesat menggema keseluruh dunia,memperlihatkan
pengaruhnya dikalangan umat Islam,sehingga dalam tempo yang singkat kaum imperalis menjadi
gempar dan cemas. Akhirnya majalah itu ditutup pemerintah Prancis dikala majalah itu baru terbit
delapan belas nomor

Dibidang politik kenegaraan,Abduh memiliki ide-ide yang berbeda dengan gurunya Jamaludin Al-
Afgani.Al Afgani menghendaki pembaharuan umat Islam melalui pembaharuan negara,sedangkan Abduh
berpendapat bahwa pembaharuan negara dapat dicapai melalui pembaharuan umat.Abduh tidak
menghendaki jalan revolusi tapi melalui jalan evolusi. Oleh karena itu Abduh tidak menghendaki sikap
konfrontatif terhadap penjajah agar dapat memperbaiki umat dari dalam. Dalam soal kekuasaan,
Muhammad Abduh memandang perlu membatasi kekuasaan dengan institusi yang jelas.Tanpa konstitusi
akan timbul tindakan sewenang-wenang. Untuk itu, Muhammad Abduh mengajukan prinsip musyawarah
yang dipandang dapat mewujudkan kehidupan politik yang demokratis.

Pembaharuan dibidang Sosial Keagamaan

Menurut Muhammad Abduh, sebab yang membawa kemunduran umat Islam adalah faham jumud yang
terdapat dikalangan umat Islam. Karena faham jumud ininlah umat Islam tidak menghendaki perubahan,
umat Islam setatis tidak mau menerima perubahan dan umat Islam berpegang teguh tradisi. Untuk
mencerahkan umat Islam dari kejumudan itu,Muhammad Abduh menerbitkan majalah al-Manar.
Penerbitan majalah ini diteruskan oleh muridnya yaitu Rasyid Ridla (1865-1935) yang kemudian menjadi
tafsir Al-Manar. Adapun pokok

pokok pemikiran Muhammad Abduh dibidang sosial keagamaan adalah : 1) Kemajuan agama Islam itu
tertutup oleh umat Islam sendiri,dima

na umat Islam beku dalam memahami ajaran Islam,dihapalkan lapadznya tapi tidak berusaha
mengamalkan isi kandungannya.Dalam hal ini ungkapan Abduh yang terkenal didunia Islam

‫ن‬ 

‫ب‬‫و‬‫ج‬‫ح‬

‫م‬‫س‬
 

“Islam itu tertutup oleh pengikut

-pengikut Islam itu sendi

ri”.

2) Akal mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam.

‫ن‬

‫ن‬‫ي‬‫د‬


‫ل‬‫ق‬ ‫و‬

‫ن‬‫ي‬ 

‫ل‬‫ق‬‫ع‬

”Agama adalah sejalan dengan akal dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menggunakan akal”. Dari
akal akan terungkap misteri alam semesta yang dici

ptakan Allah untuk kesejahteraan manusia itu sendiri.Hanya dengan ketinggian akal dan ilmu manusia
mampu mendudukan dirinya sebagai makhluk Allah yang tunduk berbakti kepada yang Maha Pencipta.
3) Ajaran Islam sesuai dengan pengetahuan modern begitu pula Ilmu Pengetahuan modern pasti sesuai
dengan ajaran Islam

Dampak pemikiran Muhammad Abduh dalam pemikiran Islam kontemporer

Mohammad Abduh adalah seorang pelopor reformasi dan pembaharuan dalam pemikiran Islam. Ide-
idenya yang cemerlang, meninggalkan dampak yang besar dalam tubuh pemikiran umat Islam. Beliaulah
pendiri sekaligus peletak dasar-dasar sekolah pemikiran pada zaman modern juga menyebarkannya
kepada manusia. Walau guru beliau Jamal Al-Afghani adalah sebagai orang pertama yang mengobarkan
percikan pemikiran dalam jiwanya, akan tetapi Imam Muhammad Abduh sebagai mana diungkapkan
Doktor. Mohammad Imarah, adalah seorang arsitektur terbesar dalam gerakan pembaharuan dan
reformasi atau sekolah pemikiran modern. Melebihi guru beliu Jamaluddin Al-Afghani. Muhammad
Abduh memiliki andil besar dalam perbaikan dan pembaharuan pemikiran Islam kontemporer. Telah
banyak pembaharuan yang beliau lakukan diantaranya: 1.

Reformasi pendidikan Mohammad Abduh memulai perbaikannya melalui pendidikan. Menjadikan


pendidikan sebagai sektor utama guna menyelamatkan masyarakat mesir. menjadikan perbaikan sistem
pendidikan sebagai asas dalam mencetak muslim yang shaleh. 2.

Mendirikan lembaga dan yayasan sosial. Sepak terjang dalam perbaikan yang dilakukan Muhammad
Abduh tidak hanya terbatas pada aspek pemerintahan saja seperti halnya perbaikan pendidikan dan Al-
Azhar. Akan tetapi lebih dari itu hingga mendirikan beberapa lembaga-lembaga sosial.

Diantaranya: Jami’ah khairiyah islamiyah,jami’ah ihya al


-ulum al-arabiyah,dan juga

jami’ah

at-taqorrub baina al-adyan. 3.

Mendirikan sekolah pemikiran. Muhammad Abduh adalah orang pertama yang mendirikan sekolah
pemikiran kontemporer. Yang memiliki dampak besar dalam pembaharuan pemikiran islam dan
kebangkitan akal umat muslim dalam menghadapi musuh-musuh islam yang sedang dengan gencar
menyerang umat muslim saat ini. 4.

Penafsiran al-

Qur’an

Di antara pembaruan yang dilakukan Muhammad Abduh adalah dengan menghadirkan buah karya
penafsiran al-

qur’an. Adalah Tafir Al

-Mannar yang di tulis Muhammad Abduh dan muridnya Muhammad Rasyid Ridho yang telah meberikan
corak baru dalam ilmu tafsir. Corak tafsir yang dikembangkan ini disebut Mufassirin

“adabi ijtima’i” (budaya masyarakat). Corak ini menurut Muhammad Husein adz

-Dzahabi menitik beratkan penjelasan ayat-ayat al-

Qur’an pada segi ketelitian redaksinya,

kemudian menyusun kandungannya dalam suatu redaksi yang indah dengan menonjolkan segi-segi
petunjuk al-

Qur’an bagi kehidupan, serta menghubungkan pengertian ayat

-ayat tersebut dengan hukum-hukum alm yang berlaku dalam masyarakat dan pembangunan dunia.
Diantara prinsip Muhammad Abduh dalam menafsirkan ayat adalah, Al-

Qur’an

menjadi pokok. al-

Qur’an didasarkan segala mazhab dan aliran keagamaan, bukannya


mazhab-mazhab dan aliran yang menjadi pokok, dan ayat-ayat Al-

Qur’an hanya

dijadikan pendukung mazhab-mazhab tersebut. Kecuali itu, Muhammad Abduh membuka lebar pintu
ijtihad. Menurutnya dengan membuka pintu ijtihad akan memberi semangat dinamis terhadap
perkembangan Islam dalam seluruh aspeknya.

Anda mungkin juga menyukai