Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia konstruksi. Material konstruksi yang awalnya diambil dari bahan- bahan alam perlahan mulai digantikan dengan bahan-bahan olahan manusia. Manusia senantiasa berusaha menemukan material konstruksi baru yang dapat memenuhi kebutuhan konstruksi dari segi kekuatan dan kelangsungan struktur serta biaya yang harus dikeluarkan. Pada dasarnya, manusia berusaha memperkecil celah antara biaya harus dikeluarkan dengan kualitas material yang digunakan (Fajar, 2015:13). Tak terkecuali di Indonesia, beberapa material yang awalnya sering digunakan sebagai material konstruksi kini mulai tergantikan. Alasan tergantikannya material konstruksi ini bermacam-macam. Sebagian tergantikan karena alasan struktural dan biaya, sebagian tergantikan karena material konstruksi tersebut semakin sulit ditemukan atau dibatasi penggunaannya, sebagiannya lagi tergantikan karena sudah tidak sesuai dengan trend zaman (wahyu, 2013:65) Salah satu material yang sudah mulai tergantikan tempatnya dalam dunia konstruksi adalah material kayu. Material kayu yang awalnya digunakan hampir di sebagian besar bagian konstruksi bangunan kini hampir tidak digunakan lagi, khususnya pada bangunan-bangunan dalam skala besar. Kayu yang pada awalnya menjadi material utama pembentuk bangunan, kini bahkan sudah tidak lagi memiliki tempat di trend konstruksi modern yang menyajikan begitu banyak alternatif material bangunan. Tergantikannya material kayu sebagai bahan konstruksi pada dasar adalah wajar. Ada banyak alasan yang bisa membenarkan penggunaan material non-kayu sebagai bahan konstruksi. Namun, tidak semua alasan akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam latar belakang proposal ini. Latar belakang penulisan proposal ini hanya akan menilai penggunaan kayu dari kacamata ketekniksipilan. Dalam konteks ini, yang dibicarakan adalah penggunaan kayu dalam kaitan dengan perbandingannya dengan material konstruksi lain dalam konteks kekuatan dan keberlansungan konstruksi serta biaya yang harus dikeluarkan. Material yang digunakan sebagai pembanding dari penggunaan material kayu adalah baja ringan. Penggunaan baja ringan belakangan menjadi trend di dunia konstruksi, khususnya di Indonesia. Sebagai dampak dari proses globalisasi, Indonesia mulai mengadopsi gaya konstruksi negara-negara maju, mulai dari bentuk sampai material yang digunakan (Ike, 2014:12). Baja ringan adalah material yang tidak terkecuali dari penjelasan di atas. Guna meruncingkan arah perbandingan sebagaimana tersebut di atas, perlu terlebih dulu dibuat batasan yaitu pada bagian konstruksi apa dibuat perbandingan antara penggunaan material kayu dan baja ringan ini. Perbandingan penggunaan material kayu dan baja ringan yang akan dikaji hanya akan ditinjau pada bagian atap. Bagian atap dipilih karena pada keseluruhan konstruksi, penggunaan material baik kayu maupun baja ringan mendominasi seluruh bagian konstruksi. Dengan demikian, ketika dibandingkan, faktor yang dipertimbangkan adalah benar-benar hanya penggunaan material kayu dan baja ringannya saja. Tidak semua segi akan dibahas dalam usaha membandingan penggunaan material kayu dan baja ringan dari kacamata ketekniksipilan. Kekuatan struktur dan biaya yang harus dikeluarkan adalah aspek yang akan ditinjau dalam membandingkan penggunaan dari material kayu dan baja ringan sebagai material konstruksi atap. Kekuatan struktur perlu ditinjau karena tidak semua jenis kayu dan profil baja ringan dapat dijadikan bagian dari suatu konstruksi atap. Hanya jenis kayu dan profil baja dengan dimensi yang sesuai dan memenuhi kriteria struktural tertentu yang dapat dijadikan bagian dari kostruksi tersebut. Biaya yang harus dikeluarkan untuk merealisasikan hasil perencanaan juga adalah aspek yang harus ditinjau karena tujuan dari pemilihan material konstruksi pada akhirnya adalah biaya yang harus dikeluarkan (Fajar, 2015:40) Oleh karena alasan di atas, penulis mengangkat judul “BAJA RINGAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PENGGANTI KAYU PADA STRUKTUR RANGKA ATAP DAN KUDA-KUDA DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN STRUKTUR DAN BIAYA” untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara penggunaan material kayu dan baja ringan dari segi kekuatan struktur dan biaya pada konstruksi atap.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dibuat sebagai berikut: 1. Bagaimana perbandingan kekuatan struktur pada penggunaan material baja ringan dan kayu pada konstruksi rangka atap dan kuda-kuda? 2. Bagaimana perbandingan biaya pada penggunaan material baja ringan dan kayu pada konstruksi rangka atap dan kuda-kuda? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penilitian dibuat sebagai berikut: 1. membandingan kekuatan struktur antara material baja ringan dan kayu pada konstruksi rangka atap dan kuda-kuda 2. membandingan biaya antara penggunaan material baja ringan dan kayu pada konstruksi rangka atap dan kuda-kuda