Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN Ca. MAMMAE


DI RUANG BEDAH UMUM RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 26 Pebuari – 03 Maret 2018

Oleh:

Irvan Kurniawan, S. Kep


NIM. 1730913310016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA MAMMAE
DI RUANG BEDAH UMUM RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 26 Februari – 03 Maret 2018

Oleh :
Irvan Kurniawan, S.Kep
NIM. 17309133100216

Banjarmasin, Februari 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp. Kep MB Lola Hamika, S.Kep.Ns
NIP. 19780317 200812 2 001 NIP. 19800207 200801 2 015
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang, terdiri atas 15-20
lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus mempunyai duktus
ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting susu, disebut duktus
laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang
dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada
putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
CA. MAMMAE

DEFINISI :
Ca mammae (Carcinoma Mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara (Medicastore, 2011).

ETIOLOGI :
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price
& Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab
terjadinya Ca mammae, yaitu:
 Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).
 Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
 Genetik
Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
 Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder,
Martin, 1997).
 Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta
mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
MANIFESTASI KLINIS :
Gejala umum Ca mamae adalah :
 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena
mulai timbul pembengkakan
 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
 Ada cairan yang keluar dari puting susu
 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi
 Ada rasa sakit
 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium
darah meningkat
 Ada pembengkakan didaerah lengan
 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah
diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.
 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada
kulit dan otot pektoralis.
Stadium II a
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

Stadium II b
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
Stadium III a
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.

Stadium III b
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan
keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula
atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan
edema pada tangan.
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa
juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast
Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening
di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi
pada kulit dan otot pektoralis.
Stadium III c
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.

Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau
tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :


1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.
2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri
sendiri 50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu
tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri,
hanya tiduran saja.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Ca Mammae (Carsinoma Mammae)
/ Kanker Payudara :
1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker
(CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis
2. Test diagnostik lain:
 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy
3. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
 Pemeriksaan payudara sendiri
 Pemeriksaan payudara secara klinis
 Pemeriksaan manografi
 Biopsi aspirasi
 True cut
 Biopsi terbuka
 USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,
pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

KOMPLIKASI :
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang
dan hati.
Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (
penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
2. Gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian

PENATALAKSANAAN MEDIS :
1. Pembedahan
 Mastectomy radikal yang dimodifikasi
 Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan
otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau
tidak diangkat.
 Mastectomy total
 Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor
diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
 Lumpectomy/tumor
 Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi
dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor
tersebut.
 Wide excision/mastektomy parsial.
 Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.
 Ouadranectomy.
 Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi
tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi
pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping:
lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga
dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin
lainnya.
PENGKAJIAN : ASUHAN KEPERAWATAN

1. Riwayat Kesehatan Sekarang


Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2. Rambut
Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak
Mata biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis,
tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
3. Telinga
Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi tidak
ada gangguan fungsi pendengaran.
4. Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
5. Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa
6. Leher
Biasanya terjadi pembesaran KGB.
7. Dada
Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang
8. Hepar
Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
9. Ekstremitas
Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

1. Persepsi dan Manajemen


Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
2. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
3. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
4. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan
ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.
8. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

Nyeri Akut berhubungan dengan NOC : NIC :


penekanan massa tumor  Pain Level, Pain Management
 Pain control,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil : kualitas dan faktor presipitasi
 Mampu mengontrol nyeri (tahu  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
penyebab nyeri, mampu  Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
menggunakan tehnik mengetahui pengalaman nyeri pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi  Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nyeri, mencari bantuan)  Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang  Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
dengan menggunakan manajemen tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
nyeri  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
 Mampu mengenali nyeri (skala, menemukan dukungan
intensitas, frekuensi dan tanda  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri) nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
 Menyatakan rasa nyaman setelah kebisingan
nyeri berkurang  Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Tanda vital dalam rentang normal  Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
non farmakologi dan inter personal)
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
 Monitor penerimaan pasien tentang manajemen
nyeri
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
nyeri sebelum pemberian obat
 Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
 Cek riwayat alergi
 Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
 Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
 Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
 Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
 Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
 Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala
(efek samping)

Kerusakan integritas jaringan NOC : NIC :


berhubungan dengan faktor mekanik Tissue Integrity : Skin and Mucous Pressure Management
(tekanan jaringan mammae) Membranes  Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
Kriteria Hasil : longgar
 Integritas kulit yang baik bisa  Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi, elastisitas,  Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
temperatur, hidrasi, pigmentasi)  Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
 Tidak ada luka/lesi pada kulit jam sekali
 Perfusi jaringan baik  Monitor kulit akan adanya kemerahan
 Menunjukkan pemahaman dalam  Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah
proses perbaikan kulit dan yang tertekan
mencegah terjadinya sedera  Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
berulang  Monitor status nutrisi pasien
 Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami

Risiko infeksi berhubungan dengan NOC : NIC :


ketidakadekuatan pertahanan sekunder Kriteria hasil Kontrol infeksi :
(penurunan Hemoglobin)  Bebas dari gejala infeksi,  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain.
 Angka lekosit normal (4-11.000)  Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/
 Tanda-tanda vital dalam batas istirahat yang cukup
normal  Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan
setelah kontak dengan klien.
 Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan.
 Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan.
 Gunakan baju dan sarung tangan sebagai alat
pelindung.
 Pertahankan lingkungan yang aseptik selama
pemasangan alat.
 Lakukan perawatan luka dan dresing infus,DC
setiap hari.
 Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan yang adekuat
 berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi


 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal.
 Monitor hitung granulosit dan WBC.
 Monitor kerentanan terhadap infeksi.
 Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan.
 Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase.
 Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya
 Monitor perubahan tingkat energi.
 Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan
latihan.
 Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai
program.
 Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala
infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh berhubungan dengan Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient Intake  Kaji adanya alergi makanan
kejaringan Kriteria Hasil :  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
 Adanya peningkatan berat badan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
 Berat badan ideal sesuai dengan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
tinggi badan vitamin C
 Mampu mengidentifikasi  Berikan substansi gula
kebutuhan nutrisi  Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi serat untuk mencegah konstipasi
 Tidak terjadi penurunan berat  Berikan makanan yang terpilih ( sudah
badan yang berarti dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakuka
 Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Ansietas berhubungan dengan perubahan NOC : NIC :


gambaran tubuh  Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
 Coping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria Hasil :  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
 Klien mampu mengidentifikasi dan pasien
mengungkapkan gejala cemas  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Mengidentifikasi, mengungkapkan selama prosedur
dan menunjukkan tehnik untuk  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengontol cemas mengurangi takut
 Vital sign dalam batas normal  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
 Postur tubuh, ekspresi wajah, tindakan prognosis
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas  Dorong keluarga untuk menemani anak
menunjukkan berkurangnya  Lakukan back / neck rub
kecemasan  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
 Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

Defisiensi pengetahuan tentang kondisi, NOC : NIC :


prognosis, dan serta pengobatan  Kowlwdge : disease process Teaching : Dissease Process
penyakitnya berhubungan dengan  Kowledge : health Behavior  Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
kurangnya informs Kriteria Hasil : tentang proses penyakit
 Pasien dan keluarga menyatakan  Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan
pemahaman tentang penyakit, gejala serta penyebabnya
kondisi, prognosis dan program  Sediakan informasi tentang kondisi klien
pengobatan  Berikan informasi tentang perkembangan klien
 Pasien dan keluarga mampu  Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
melaksanakan prosedur yang diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
dijelaskan secara benar yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit
 Pasien dan keluarga mampu  Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau
menjelaskan kembali apa yang terapi
dijelaskan perawat/tim kesehatan  Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
lainnya  Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari
penyakit
 Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
 Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala
yang muncul pada petugas kesehatan
Gangguan body image berhubungan NOC : NIC :
dengan perubahan pada bentuk tubuh  Body Image Body Image enhancement :
karena proses penyakit (mammae  Self Esteem  Kaji secara verbal dan non verbal respon klien
asimetris) Kriteria Hasil : terhadap tubuhnya
 Body image positif  Monitor frekuensi mengkritik dirinya
 Mampu mengidentifikasi kekuatan  Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan,
personel dan prognosis penyakit
 Mendiskripsikan secara factual  Dorong klien mengungkapkan perasaannya
perubahan fungsi tubuh  Identifikasi arti pengurangan melalui pemakain alat
 Mempertahankan interaksi sosial bantu
 Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam
kelompok kecil

Self-Esteem Enhancement :
 Memantau laporan harga diri rendah
 Menentukan locus control pasien
 Mendorong pasien untuk kekuatan identitas
 Membantu pasien untuk menemukan penerimaan
diri
 Membantu pasien untuk menerima ketergantungan
yang sesuai pada lain
 Reward atau memuji kemajuan pasien mencapai
tujuan
 Memfasilitasi linhkungan dan kegiatan yang akan
meningkatkan harga diri
DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
2. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
3. Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
4. Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
5. Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis
:Mosby Year-Book
6. Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
7. Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 .
Edisi 4. Jakarta. EGC
8. Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
9. Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
10. Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
11. Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai