Anda di halaman 1dari 6

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No.

3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

UJI EFEKTIVITAS KULIT BATANG KAYU MANIS (Cinnamomum


burmanii) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH TIKUS
PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG
DIINDUKSI SUKROSA

Gabriella Alusinsing1), Widdhi Bodhi,1), dan Sri Sudewi1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

This research aims to test the effectiveness of ethanol extract Cinnamon bark in lowering
blood glucose level of Strain Wistar White Male Mice. Extraction was done by maceration
technique with 80% Ethanol as the diluter. This test is a Laboratory Experimental Research
using 15 Strain Wistar White Male Mice (Rattus norvegicus L.) as the experimental animal
are divided into five treatment groups namely control negative group, control positive and
treatment groups with dose 1,26 g/200g body weight, 2,52 g/200g body weight, dan 5,04
g/200g body weight of ethanol extract Cinnamon Bark. The data obtained from Fasting Blood
glucose level check, 30 minutes post sucrose induction and on 15, 30, 60 and 90 minutes post
gave treatment. The data are analyze by using one way ANOVA test and to be continued
with LSD test (Least Significantly Difference) aim to discover the obvious difference between
the treatments. The result of this research show that ethanol extract Cinnamon bark with dose
of dose 1,26 g/200g body weight, 2,52 g/200g body weight, dan 5,04 g/200g body weight are
effective in lowering blood glucose level of Strain Wistar White Male Mice.

Key words : Cinnamon, Blood Glucose Level, Sucrose, Rattus norvegicus L.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol kulit batang Kayu Manis
terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan galur wistar. Ekstraksi dilakukan
dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80%. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental laboratorium dengan menggunakan tikus putih jantan galur wistar sebagai
hewan uji (Rattus norvegicus L) berjumlah 15 ekor yang terbagi dalam 5 kelompok yaitu
kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan dengan dosis
ekstrak etanol kulit batang Kayu Manis masing-masing 1,26 g/200gBB, 2,52 g/200gBB, dan
5,04 g/200gBB. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar gula darah puasa, 30 menit setelah
diinduksi dengan sukrosa, dan pada menit ke 15, 30, 60, dan 90 setelah pemberian ekstrak
etanol kulit batang Kayu Manis. Data dianalis secara statistika dengan ANOVA one way dan
dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significantly Difference) untuk melihat beda nyata antar
perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang Kayu Manis
dengan dosis 1,26 g/200gBB, 2,52 g/200gBB, dan 5,04 g/200gBB memiliki efek menurunkan
kadar gula darah pada tikus putih jantan galur wistar.

Kata kunci : Kayu Manis, Kadar gula darah, Sukrosa, Rattus norvegicus L.

273
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Indonesia memiliki 30.000 jenis


Perkembangan ilmu pengetahuan dan tubuhan dan 7.000 diantaranya
teknologi yang sangat pesat telah diperkirakan memiliki khasiat sebagai
berdampak pada munculnya berbagai obat. Kekayaan keanekaragaman hayati
macam produk yang memberikan ini perlu diteliti, dikembangkan dan
kemudahan, kenyamanan dan kenikmatan dimanfaatkan untuk peningkatan
dalam hidup manusia yang kesehatan maupun untuk tujuan ekonomi
mengakibatkan perubahan pola hidup dengan tetap menjaga kelestariannya
manusia yang tidak baik. Akibat (Saifuddin, 2011). Kayu manis
perubahan pola hidup manusia yang tidak (Cinnamomum burmanii) merupakan
baik menyebabkan terjadinya penyakit tanaman yang dapat ditemukan di dataran
degeneratif yang menahun, salah satunya Indonesia khususnya provinsi Sulawesi
ialah penyakit Diabetes Mellitus Utara. Tanaman ini digunakan secara
(Suiraoka, 2012). empiris oleh masyarakat untuk mengatasi
Diabetes mellitus merupakan Diabetes Mellitus (DM). Akan tetapi,
sekelompok sindrom yang ditandai belum ada penelitian secara ilmiah yang
dengan hiperglikemia, perubahan membuktikan khasiat tanaman tersebut
metabolisme lipid, karbohidrat, protein sehingga peneliti merasa perlu melakukan
dan peningkatan resiko penyakit pembulu penelitian tentang efek tanaman kulit
darah (Gilman, 2007). Diabetes mellitus batang kayu manis terhadap penurunan
disebabkan kekurangan hormon insulin kadar gula darah.
yang berfungsi memanfaatkan glukosa
sebagai sumber energi dan sintesa lemak. METODOLOGI
Kekurangan hormon insulin Subyek Uji
menyebabkan glukosa bertumpuk di Hewan uji yang digunakan ialah
dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya tikus putih jantan galur wistar berumur 3-4
disekresikan lewat kemih tanpa bulan dengan berat badan 100-200 gram.
digunakan yang disebut juga dengan
istilah glikosuria (Tjay dan Rahardja, Alat dan Bahan
2007). Alat-alat yang digunakan dalam
Seseorang dikatakan menderita penelitian ini ialah kandang, alat-alat gelas
diabetes mellitus secara klinis apabila (Pyrex), timbangan digital, kertas saring,
terdapat gejala diabetes mellitus, yaitu alumunium foil, vacum evaporator, ayakan
banyak makan, banyak minum, sering mesh 200, oven, Nasogastrictube (NGT)
kencing dan berat badan turun serta no.5, disposable syringe 3 mL, gunting,
didapatkan hasil pemeriksaan kadar alat ukur gula darah (Easy Touch Multy
glukosa darah saat puasa >126 mg/dL Check) dan advantage test.
atau 2 jam setelah minum larutan glukosa Bahan-bahan yang digunakan dalam
75 g, kadar glukosa darahnya >200 penelitian ini adalah kulit batang pohon
mg/dL (Tony dan Suharto, 2005). kayu manis (Cinnamomum burmanii),
Salah satu golongan senyawa yang etanol 80%, aquades, glibenklamid,
dapat mengatasi diabetes mellitus adalah sukrosa, CMC 0,5 %, pakan hewan.
flavonoid. Sudah banyak diteliti khasiat
dari flavonoid dan terbukti secara ilmiah Pembuatan Larutan Sukrosa
memiliki pengaruh yang bermakna pada Dosis sukrosa yang digunakan
penurunan kadar glukosa dalam darah. untuk membuat hiperglikemia adalah
Salah satu tanaman yang mengandung 5,625 g/kgBB. Banyaknya sukrosa yang
flavonoid adalah tanaman kayu manis digunakan dihitung berdasarkan berat
(Cinnamomum burmanii). badan dari masing-masing hewan uji,
kemudian dilarutkan dalam aquades

274
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

sebanyak 2,5 mL dan diberikan pada Selanjutnya diberi perlakuan sebagai


masing-masing hewan uji. berikut:
Kelompok 1 : suspensi glibenklamide
Pembuatan Suspensi Glibenklamid sebagai kontrol positif
Tablet glibenklamid yang digerus Kelompok 2 : suspensi CMC 0,5%
setara dengan dosis 0,63 mg/kgBB sebagai kontrol negatif
dimasukkan ke dalam lumpang dan Kelompok 3 : ekstrak kulit batang kayu
ditambahkan suspensi CMC 0,5% (sedikit manis 1,26 g/200g BB
demi sedikit digerus). tikus
Kelompok 4 : ekstrak kulit batang kayu
Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol manis 2,52 g/200g BB
Kulit Batang Kayu Manis tikus
Proses ekstraksi bahan yang Kelompok 5 : ekstrak kulit batang kayu
digunakan dalam penelitian ini manis 5,04 g/200g BB
menggunakan metode maserasi dengan tikus
pelarut etanol 80%. Serbuk kayu manis lalu dilakukan pengukuran kadar gula
ditimbang sebanyak 300 gram, kemudian darah puasa setelah pemberian perlakuan
direndam dengan 1500 mL etanol 80% pada menit ke 15, 30, 60 dan 90.
selama 5 hari terlindung dari cahaya
(setiap hari digojok). Selanjutnya ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN
disaring dengan menggunakan kertas Konsumsi gula dapat menyebabkan
saring dan diperoleh Filtrat I dan residunya penyakit diabetes mellitus oleh karena
diremaserasi selama 2 hari dengan etanol asupan gula yang tinggi membuat pankreas
80% sebanyak 900 mL (setiap hari bekerja keras untuk memproduksi insulin
digojok) lalu disaring dengan yang dibutuhkan dalam menormalkan
menggunakan kertas saring sehingga kadar gula dalam darah. Produksi insulin
diperoleh Filtrat II. Selanjutnya semua yang berlebihan pada akhirnya dapat
maserat etanol digabungkan (Filtrat I + menimbulkan kelelahan pankreas sehingga
Filtrat II) dan diuapkan dengan produksi insulin akan menurun. Hal ini
menggunakan alat vacum evaporator pada dapat berakhir dengan tingginya kadar
temperatur 40°C dan dilanjutkan dengan gula dalam tubuh dan akan mengakibatkan
pengentalan menggunakan waterbath pada hiperglikemia (Raini dan Isnawati, 2011).
suhu 40°C sehingga menghasilkan ekstrak Dalam penelitian ini sukrosa yang
kental sebanyak 83,56 g. digunakan dapat membuat hewan uji
Dosis yang diberikan pada tikus menjadi hiperglikemia, dengan pemberian
1,26 g/200gBB (KP1), 2,52 g/200gBB sukrosa dapat memberikan efek yang
(KP2) dan 5,04 g/200gBB (KP3). cukup cepat menaikkan kadar gula darah
pada hewan uji dan sebagai kontrol positif
Perlakuan Terhadap Hewan Uji (pembanding) digunakan glibenklamid,
Mula-mula semua tikus dibagi yaitu obat antidiabtik oral dari golongan
dalam 5 kelompok perlakuan, setiap sulfonylurea yang memiliki efek
kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. farmakologi jangka pendek dan panjang
Masing-masing kelompok tikus seperti efek sulfonylurea pada umumnya
diadaptasi selama 7 hari dengan pemberian (Guyton dan Hall, 1997). Glibenklamid
pakan hewan. Setelah diadaptasi pada sebagai obat pembanding karena dapat
akhir pemberian pakan, hewan dipuasakan meningkatkan sekresi insulin.
selama 8 jam kemudian diukur Kadar Glibenklamid hanya efektif pada diabetes
Gula Darah Puasa (KGDP) awal. Setelah mellitus tipe 2 yang keadaan diabetesnya
itu diberi perlakuan sukrosa sebagai agen tidak begitu berat dan yang sel betanya
diabetik dan diukur KGD diabetes.

275
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

masih bekerja cukup baik (Pasaribu dkk, 2012).

Perubahan Kadar Gula Darah


250
200 K(-)
150 K(+)

100 KP1

50 KP2

0 Kp3
T1 T2 T3 T4 T5

Gambar 1. Persentasi Perubahan Kadar Gula Darah Hewan Uji

Tabel 1. Hasil Pengukuran Rata-rata Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan
Kelompok Rata-rata Kadar Gula Darah (mg/dL)
Perlakuan T0 T1 T2 T3 T4 T5
K (-) 89,66 191,66 185,66 176,33 163,00 151,33
K (+) 84,66 184,33 136,00 92,33 82,66 58,00
KP1 87,66 193,00 151,66 127,66 121,66 108,66
KP2 79,66 191,33 147,33 120,00 106,33 95,33
KP3 89,00 198,66 146,66 121,33 103,33 80,33
K (-) : Kontrol negatif menggunakan suspensi CMC 0,5 %
K (+) : Kontrol positif menggunakan suspensi Glibenklamid dosis 0,63 mg/kgBB
KP1 : Kelompok perlakuan 1 menggunakan supensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu
Manis dosis 1,26 g/kgBB
KP2 : Kelompok perlakuan 2 menggunakan suspensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu
Manis dosis 2,52 g/kgBB
KP3 : Kelompok perlakuan 3 menggunakan supensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Kayu
Manis dosis5,04 g/kgBB
T0 : Pengukuran kadar gula darah puasa
T1 : Pengukuran kadar gula darah setelah diinduksi larutan sukrosa (menit ke-30)
T2 : Pengukuran kadar gula darah setelah 15 menit pemberian perlakuan
T3 : Pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit pemberian perlakuan
T4 : Pengukuran kadar gula darah setelah 60 menit pemberian perlakuan
T5 : Pengukuran kadar gula darah setelah 90 menit pemberian perlakuan

Penelitian ini menggunakan 15 menit ke 15 (T2), 30 (T3), 60 (T4), 90 (T5)


ekor hewan uji tikus putih jantan dengan menit setelah induksi ekstrak kayu manis.
bobot berat badan berkisar 100-200 g. Hasil pengukuran rata-rata kadar gula
Pemberian oral ekstrak etanol kulit batang darah dapat dilihat pada tabel 1.
kayu manis dengan dosis 1,26 g/kgBB, Hasil rata-rata pengukuran kadar
2,52 g/kgBB, 5,04 g/kgBB dan sebagai gula darah pada hewan uji menunjukan
pembanding Glibenklamid dosis bahwa pemberian ektsrak etanol kulit
0,63mg/kgBB (obat hipoglikemik oral). batang kayu manis memberikan efek
Pengukuran rata-rata kadar gula darah penurunan kadar gula darah pada hewan.
dilakukan sebanyak 6 kali yaitu kadar gula Pemberian ekstrak etanol kulit batang kayu
darah puasa (T0) dan sesudah induksi manis memberikan persentasi penurunan
sukrosa (T1), serta kadar gula darah pada yang berbeda nyata dengan efek

276
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

penurunan glibenklamid sebagai obat menunjukkan penurunan kadar gula darah


hipoglikemik oral. yang signifikan dari menit ke-15 sampai
Perbedaan perubahan kadar gula menit ke-90 hingga hewan uji mencapai
darah yang terjadi pada hewan uji dari kondisi kadar gula darah yang normal. Jadi
masing-masing kelompok setelah 15 menit Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit
pemberian sediaan uji dan terus batang kayu manis memiliki aktifitas
mengalami penurunan kadar gula darah dalam menurunkan kadar gula darah yang
sampai menit ke 90 pemberian sediaan uji. signifikan pada hewan uji sedangkan CMC
Kelompok perlakuan positif yang 0,5% tidak menurunkan kadar gula darah
diberikan suspense glibenklamid terjadi pada hewan uji.
penurunan saat menit ke 15 setelah
pemberian obat dan terus menurun sampai PENUTUP
menit ke 90 sebesar 69,74% setelah Kesimpulan
pemberian obat. Glibenklamid merupakan Dari hasil penelitian yang telah
salah satu obat turunan sulfonilurea dilakukan dapat disimpulkan sebagai
dengan potensi penurunan kadar gula berikut :
darah lebih tinggi dari sulfonilurean lain. 1. Ekstrak etanol kulit batang kayu manis
Selama pengobatan jangka pendek, (Cinnamomum burmanii) dapat
glibenklamid meningkatkan sekresi menurunkan kadar gula darah tikus
insulin dari sel β pulau langerhans, putih jantan galur wistar yang
sedangkan pada pengobatan jangka diinduksi sukrosa
panjang efek utamanya adalah 2. Ada hubungan antara peningkatan
meningkatkan efek insulin terhadap konsentrasi ekstrak etanol kulit batang
jaringan perifer dan penurunan kayu manis (Cinnamomum burmanii)
pengeluaran glukosa dari hati (Ganiswara dengan penurunan kadar gula darah
dan Hardjasaputra, 2005). tikus putih jantan galur wistar dimana
Kelompok perlakuan ekstrak etanol semakin tinggi variasi dosis yang
kulit batang kayu manis, dapat dilihat diberikan semakin memberikan efek
berdasarkan gambar 1 terjadi penurunan penurunan kadar gula darah yang lebih
kadar gula darah setelah menit ke 15 baik.
pemberian ekstrak etanol kulit batang kayu
manis dan terus mengalami penurunan DAFTAR PUSTAKA
sampai menit ke 90. Hal ini menunjukkan Arisman. 2011. Buku Ajar Ilmu Gizi
bahwa ekstrak etanol kulit batang kayu Obesitas, Diabetes Mellitus dan
manis memiliki efek hipoglikemik pada Dislipedemia. Penerbit Buku
hewan uji. Kenaikan kadar gula darah pada Kedokteran EGC, Jakarta.
hewan uji ditahan dengan adanya pengaruh Azima, Fauzan. 2004. Kandungan
dari pemberian ekstrak etanol kulit batang Fitokimia dan Aktivitas
kayu manis dan glibenklamid, sehingga Antioksidan Ekstrak Cassia Vera.
efek dari penurunan kadar gula darah lebih Jurnal Ilmiah. Stigma Volume XII
cepat dibandingkan dengan CMC 0,5%. No. 2, 2004.
Kelompok perlakuan dosis 1 DEPKES RI. 2000. Prameter Standar
mengalami penurunan yang tidak stabil Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
dari menit ke-15 sampai menit ke-90 Depertemen Kesehatan, Jakarta.
dengan keadaan hewan uji masih Setiawan Dalimartha. 2009. Atlas
hiperglikemia. Kelompok perlakuan 2 Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6.
memiliki efek penurunan dari menit ke-15 Pustaka Bunda.
sampai menit ke-90 dengan keadaan Gandjar, I.G., Abdul, R. 2008. Kimia
hewan uji yang kadar gula darahnya sudah Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar,
normal. Kelompok perlakuan 3 Yogyakarta.

277
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 3 Agustus 2014 ISSN 2302 - 2493

Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Rismunandar dan Farry B. Paimin, 2001.
Farmakologi Terapi., Edisi 10. Kayu Manis-Budi Daya dan
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Pengolahan, Penebar Swadaya
Jakarta 2001
Gustaviani, R, 2006. Diagnosa dan Rusli, S. dan Abdullah A.. 1988. Prospek
Klasifikasi Diabetes Mellitus. Buku Pengembangan Kayu Manis di
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Indonesia, Jurnal Litbang
Penerbit Fakultas Kedokteran Pertanian, VIII
Universitas Indonesia, Jakarta. Saifuddin, Azis., dkk. 2011. Standarisasi
Guyton, A.C., and J.E. Hall. Buku Ajar Bahan Ibat Alam. Edisi Pertama.
Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9. Graha Ilmu Yogyakarta.
Terjemahan Setiawan. Penerbit Sisko, K., Adeanne Wullur., and Widdhi
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Bodhi. 2013. Potensi Ekstrak
Handa, dkk. 2008. Arbitrage Pricing with Etanol Daun Kayu Manis
Estimation Risk. Journal of (Cinnamomum burmanii)
Financial and Quantitative Terhadap Penurunan Kadar
Analysis, Vol. 28(1). Glukosa Darah Dari Tikus Putih
Hanefeld, M., 2007, Cardiovascular (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi
benefit and Safety Profile of Sukrosa. Jurnal Ilmiah Farmasi –
Acarbose Therapy in Prediabetes UNSRAT Vol. 2 No. 03
and Established Type 2 Diabetes, Suharmiati. 2003. Pengujian Bioaktivitas
Cardiovasc Diabetol 6:20 Anti Diabetes Mellitus Tumbuhan
Junaidi Iskandar. 2009. Kencing Manis. Obat. Cermin Dunia Kedokteran.
Jakarta : Kelompok Gramedia No. 140. Surabaya: Departemen
Linguat, R. L. 2008. Uji Efektifitas Biji Kesehatan RI
Mahoni Terhadap Penurunan Suryanto E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Kadar Gula Darah Tikus Putih Putra Media Nusantara. Surabaya
Jantan Yang Diinduksi Glukosa. Tjay, T. H., dan Rahardja, K. 2007. Obat-
Jurnal Ilmiah. obat penting Khasiat, Penggunaan
Malole, M. B. M., Pramono, C.S.U. 1989. dan Efek-efek Sampingnya. Edisi
Penggunaan Hewan-Hewan ke-VI. PT Elex Media
Percobaan di Laboratorium. IPB. Komputindo, Jakarta.
Bogor. Tony Handoko, dan B. Suharto. 2005.
Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe Insulin, Glukagon dan Antidiabetik
C.C. 2001. Farmakologi Ulasan Oral. Penerbit Buku Kedokteran
Bergambar. Lippcott’s Illustrated EGC, Jakarta.
Review: Farmacology. Penerjemah Vermeulen JK, De Vries A; Schlingmann
Aswar Agoes. Edisi. Widya F & Remie R. 1997. Food
Medika, Jakarta. deprivation; common sense or
PERKENI. 2006. Konsensus Pengolahan nonsense. Animal Technology 48:
dan Penceghan Diabetes Mellitus 45-54
Tipe-2 di Indonesia. Penerbit Widyastuti, S., and I Nyoman Suarsan.
PERKENI, Jakarta. 2011. Ekstrak Air Tapak Darah
Raini, M., dan A. Isnawati. 2011. Khasiat Menurunkan Kadar Gula Darah
dan Keamanan Stevia sebagai dan Menigkatkan Jumlah Sel Beta
Pemanis Pengganti Gula. Media Pankreas Kelinci Hiperglikemia.
Litbang Kesehatan. Jurnal Veteriner.

278

Anda mungkin juga menyukai