Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
LANDASAN TEORI
sistem, atau teori-teori lain (Joyce & Well, 1980). Jocye & Well mempelajari
model-model mempelajari.
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk
bahan pembelajaran, dan memimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce
& Well, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru
pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai perangkat rencana atau pola yang dapat
14
aktivitas-aktivitas pembelajaran.
seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang
(guru dan siswa); b) penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok); c) cara
menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal
atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan
adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata
berdasarkan teori Jhon Dewey. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi
berfikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,
pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) Urutan langkah-langkah
dapat diukur (2) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model
diri, sedangkan guru hanya sebagai fasilisator. Salah satu model pembelajaran
yang lebih baik, sikap tolong menolong dalam berbagai prilaku sosial.
pembelajaran ini sudah pernah diterapkan oleh guru di sekolah, namun kegiatan
ini belum terlaksana dengan baik. Hal ini mungkin disebabkan karena
oleh siswa sendiri, maka siswa yang berkemampuan akademik tinggi cenderung
melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berintekrasi
dengan berkerja sama dengan temannya. Siswa lebih mudah menemukan dan
dengan temannya.
dapat mengoptimalkan peran siswa dalam berinteraksi sosial dengan siswa yang
lain maupun dengan guru, berkomunikasi secara ilmiah dalam suatu kegiatan
penerapan pembelajaran kooperatif siswa bisa berinteraksi dengan siswa yang lain
untuk memperkuat ide yang dimiliki sehingga kesulitan dalam memahami konsep
kelompok yang terdiri dari beberapa orang siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang bervariasi atau memperhatikan jenis kelamin dan etnis. 2) siswa
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan
artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk
Seperti yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya mempuyai tiga fungsi,
harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang harus digunakan untuk
mencapai tujuan, dan lain sebagainya. (b) fungsi manajemen sebagai organisasi,
matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) fungsi manajemen
kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan
19
mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam
menggunakan pola belajar siswa berkelompok unutk menjalin kerja sama dan
saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan, dan hadiah (Muslim Ibrahim,
2000).
kooperatif didorong dan/atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas
saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.
Berbuat untuk merubah tingkah laku melalui perbuatan adalah prinsip belajar.
Ada atau tidaknya belajar dicerminkan dari ada atau tidaknya aktivitas. Tanpa ada
kadar aktivitas belajar yang bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar (Ahmad, 2008: 15).
Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru ini akan membuat kesan dalam
ilmu/pengetahuan dengan baik (Hamid, 2011: 12). Hal ini senada dengan yang
bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam diri adalah anak itu
kegiatan yang akan dilakukan oleh anak didik (Sardiman, 2011: 96).
atau bermain.
b. Aktivitas lisan (oralactivities): mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
Setiap jenis aktivitas belajar tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang
berbeda tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai. Namun yang jelas,
aktivitas belajar siswa hendaknya memiliki kadar atau bobot yang lebih tinggi.
mengajar. Pada pelaksanaannya tidak selalu berjalan dengan baik, karena sering
terdapat hambatan. Hambatan itu akan dapat diatasi apabila proses belajar
22
prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar
mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
berbuat, prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni:
jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar
siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat
Prestasi belajar adalah suatu usaha atau kegiatan anak untuk menguasai bahan-
bahan pelajaran yang diberikan guru di sekolah. Prestasi belajar adalah istilah
yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung. Menurut
Didin Mukodim, Ritandiyono dan Harumi Ratna Sita (2004: 112), prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses dan hasil belajar siswa yang
23
menggambarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran atau perilaku yang relatif
menetap sebagai akibat adanya proses belajar yang dialami siswa dalam jangka
waktu tertentu.
keterampilan tertentu yang dipelajari selama masa belajar. Oleh karena itu
meliputi: (1) ketuntasan pada materi tertentu dalam kurikulum, (2) kemampuan
kognitif, dan (3) potensi siswa. Sementara itu menurut Daryanto (2009: 51)
kelelahan siswa.
2. Faktor Ekstern, meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat.
2.5 Model Pembelajaran Tipe Kooperatif Think Pair Share (TPS)
Lyman Think Pair Share (TPS) sebagai struktur kegiatan pembelajaran kooperatif.
dari Think Pair Share ini adalah teknik ini memberi siswa kesempatan untuk
24
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain dan optimalisasi partisipasi
siswa yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk
a. Thinking (berpikir)
Guru membagi siswa dalam kelompok TPS yang berjumlah dua orang,
b. Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban atau
normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan
c. Sharing (berbagi)
Pada kesempatan ini siswa diberi topik bagi tim mereka. Cara memilih topik
kelas ini bisa dilakukan dengan guru menunjukkan selebaran atau menuliskan
dipapan tulis tentang topik yang akan dibahas dalam kelompoknya. Hal ini efektif
dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai
tiap kelompok.
kesempatan yang sama untuk berhasil. Dalam belajar setiap siswa saling
25
jawaban teman untuk mencapai hasil belajar tinggi, dan belajar belum selesai jika
Selama diskusi berlansung guru mengawasi dan memantau kerja siswa dalam
kelompok kecil untuk memastikan apakah proses belajar mengajar berjalan lancar.
Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan tes kemampuan belajar dengan
mengadakan tes akhir. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini
siswa akan lebih aktif berdiskusi berdua pasangannya sehingga siswa akan terlibat
secara langsung dalam diskusi kelompok dan juga interaksi yang terjalin antara
siswa dengan siswa lainnya lebih mudah sehingga kesempatan untuk memberikan
ide dan masukan dalam kelompok lebih banyak. Menurut slavin bahwa terdapat
terdahulu dengan skor tes terakhir. Perhitungan skor tes individu ditujukan untuk
tipe Think Pair Share (TPS). Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe think
seluruh rekan. Secara tidak langsung, teknik ini membiarkan kelompok belajar
mereka lakukan
4. Guru memiliki waktu untuk berpikir dengan baik dan lebih cenderung
kompleks
5. Meningkatkan keterampilan komunikasi lisan siswa karena mereka memiliki
waktu yang cukup untuk mendiskusikan ide-ide mereka satu sama lain dan
27
karena itu, tanggapan yang diterima lebih sering berupa intelektual singkat
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yaitu
pada tahap Think, dimana siswa harus berpikir secara individu. Pada pertemuan
untuk saling berdiskusi terhadap hasil yang diperoleh secara individu. Pada
pertemuan pertama masih terlihat siswa yang kurang serius dalam berdiskusi.
Terakhir yaitu tahap Share, banyak kelompok yang akan melaporkan tugasnya
pada guru, guru harus memonitor banyak kelompok dan banyak waktu yang
seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Definisi mengenai reaksi oksidasi dan reaksi
oksidasi.
Reaksi reaksi redoks merupakan kegiatan dari reaksi oksidasi dan reduksi.
Reaksi reaksi redoks sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari- hari.
Perkaratan besi, perubahan warna daging apel menjadi kecokelatan kalau dikupas
merupakan contoh peristiwa oksidasi. Pada bagian ini kita akan mempelajari lebih
bilangan oksidasi.
seiring dengan kemajuan ilmu kimia. Pada awalnya, sekitar abad ke-18, konsep
reaksi oksidasi dan reduksi didasarkan atas penggabungan unsur atau senyawa
Contoh:
1. Reaksi oksidasi:
2. Reaksi reduksi:
elektron. Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan hanya melibatkan oksigen,
melainkan juga melibatkan elektron. Memasuki abad ke-20, para ahli melihat
suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari ikatan
kimianya, yaitu adanya serah terima elektron. Konsep ini dapat diterapkan pada
Contoh:
Reaksi oksidasi dan reaksi reduksi selalu terjadi bersamaan. Oleh karena
itu, reaksi oksidasi dan reaksi reduksi disebut juga reaksi oksidasi-reduksi atau
reaksi reaksi redoks. Zat yang mengalami oksidasi disebut reduktor, sedangkan zat
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi reaksi redoks dapat pula ditinjau
30
dari perubahan bilangan oksidasi atom atau unsur sebelum dan sesudah reaksi.
Reaksi reaksi redoks adalah reaksi yang ditandai terjadinya perubahan bilangan
oksidasi dari atom unsur sebelum dan sesudah reaksi. Bilangan oksidasi adalah
muatan yang dimiliki oleh atom jika elektron valensinya cenderung tertarik ke
atom lain yang berikatan dengannya dan memiliki keelektronegatifan lebih besar.
(nol).
2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion Na+ sama dengan +1
Bilangan oksidasi ion Mg2+ sama dengan +2
Bilangan oksidasi ion Fe3+sama dengan +3
Bilangan oksidasi ion Br- sama dengan –1
Bilangan oksidasi ion S2- sama dengan –2
3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa netral sama dengan 0
(nol).
Contoh:
Senyawa NaCl mempunyai muatan = 0.
Jumlah biloks Na+ biloks Cl- = (+1) + (–1) = 0.
4. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam ion poliatomik sama dengan
muatan ionnya.
Contoh:
Ion NO3– bermuatan = –1, maka biloks N = +3 biloks O = 1
5. Bilangan oksidasi Fluor dalam senyawanya = –1.
Contoh:
Bilangan oksidasi F dalam NaF dan ClF3 sama dengan –1
6. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawanya sama dengan -2 , kecuali
dalam senyawa biner fluorid, peroksida, dan superoksida
Contoh:
a. Bilangan oksidasi O dalam H2O, CO2, dan SO2 sama dengan –2
b. Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida, H2O2 dan Na2O2 sama
dengan –1
31
dengan +2.
10. Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu.
Contoh:
Fe mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam FeO+3 dalam Fe2O3, dan
redoks.
oksidasi. Dalam suatu reaksi kimia, suatu unsur dapat bertindak sebagai pereduksi
(disproporsionasi).
oksigen.
2. Oksidasi - reduksi sebagai pelepasan dan penerimaan elektron. Oksidasi
bilangan oksidasi.
32
Bilangan oksidasi adalah besarnya muatan yang diemban oleh suatu atom
dalam suatu senyawa, jika semua elektron ikatan didistribusikan kepada unsur
masing = +1. Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan
reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami
merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks yang mana
a. Senyawa ion
Cu2S : Tembaga (I) sulfida
CuS : Tembaga (II) sulfida
FeSO4 : Besi (II) sulfat
Fe2(SO4)3 : Besi (III) sulfat
b. Senyawa kovalen
N2O : Nitrogen (I) oksida
N2O3 : Nitrogen (III) oksida
P2O5 : Fosforus (V) oksida
P2O3 : Fosforus (III) oksida
Tabel 2.6.1 Unsur-unsur Yang Memiliki Bilangan Oksidasi Lebih dari Satu
Arsen As +3, +5
Belerang S -2, + 4, +6
33
Emas Au +1, +3
Fosfor P +3, +5
Karbon Co +2, +3
Nitrogen N +2, +3
Platina Pt +2, +4
Raksa Hg +1, +2
Tembaga Cu +1, +2
Timah Sn +2, +4
Timbal Pb +2, +4
Dalam reaksi redoks, zat yang menyebabkan terjadinya reduksi (berarti, zat itu
Perbedaan lain antara oksidator dan reduktor dapat dilihat pada Tabel 2.6.2.
Oksidator Reduktor
1. Mengalamai penurunan bilangan 1. Mengalami kenaikan bilangan
oksidasi. oksidasi.
2. Mengikat elektron dalam bentuk 2. Mudah melepas elektron dalam
b. Reaksi Disproporsionasi
34
reduktornya merupakan zat yang sama. Jika sebagian zat tersebut mengalami
Cl2 (g) + 2NaOH (aq) NaCl (aq) + NaClO (aq) + H2O (l)
Senyawa ionik yang terdiri atas atom logam dan nonlogamdiberi nama
dengan cara menyebutkan ion positifnya diikuti ionnegatifnya dan diberi akhiran
-ida
Contoh:
menentukan atom yang bersifat lebih elektro negatif. Atom yang lebih elektro
positif diberi nama sesuai nama unsurnya diikuti nama atom yang lebih
elektronegatif, kemudian ditambah akhiran –ida. Pada atom dengan biloks lebih
35
dari satu, maka senyawanya diberi awalan yang menyatakan jumlah atom
tersebut.
Contoh:
HF : Hdrogen fluorida
Senyawa poliatomik terdiri atas lebih dari dua unsur. Tata namanya
dananionnya. Kedua, nama kation disebut dahulu, diikuti nama anion. Sebagian
besar anion poliatomik berakhiran –it atau –at, hanya sebagian kecil yang
berakhiran –ida
Contoh:
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur di
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA.2 SMA Negeri 3 Model Takalar
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Pokok
Bahasan Struktur Atom untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma
Negeri 2 Palu”.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada
Materi Reaksi Redoks Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 10
Kota Jambi”.
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas X SMAN 6 Kota Malang Tahun Pelajaran 2012-2013 pada
siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penerapan model
belajar dan prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan Reaksi Redoks.