Tugas Mata Kuliah Auditing Sarbanes Oxle
Tugas Mata Kuliah Auditing Sarbanes Oxle
ANDIANA YUNIRAHMAYANTI
0221 12 162
AKUNTANSI
PENGERTIAN SOA (Sarbanes Oxley Act)
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh kongres Amerika Serikat.
Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and Investor
Protection Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi
perusahaan publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru dalam proses audit
perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses pelaporan
audit pada perusahaan publik. Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan
jaminan terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen
penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas kriteria
pengungkapan. Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan bagi
perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab langsung untuk memantau proses
audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi
peraturan mengenai independensi dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan
mencari pemecahan yang mungkin atas keluhan mengenai pelaporan keuangan perusahaan
dan isu yang berasal dari hasil audit.
5. Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk
mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya
harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana
kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para
pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan
pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies
lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan, transparansi dalam
pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaanatau organisasi untuk
melakukan dan menyembunyikan fraud , serta membuat perhatian padatingkat sangat tinggi
terhadap corporate governance.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan
dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku
bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang menetapkan hal-hal
mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox
juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan
persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian
internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh
undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang
ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat
membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat
(CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed
di bursa US (termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara
(broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor
perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang-undang tersebut dilatarbelakangi
oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di Amerika Serikat.
Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil tindakan yang reaktif
dalam hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap para akuntan dengan mengeluarkan UU
pertanggungjawaban auditor atau yang lebih dikenal dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU
ini lahir dari kongres yang dianggotai oleh Sarbanes dan Oxley sendiri, UU tersebut
ditandatangani oleh presiden George W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002 di Washington,
USA.
Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002, adalah:
1. Tanggungjawab perusahaan
2. Tanggungjawab Auditor
3. Pengungkapan di perluas
Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi
keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat
dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang
independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:
a) Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komiteaudit, dan
pihak manajemen.
c) Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities Exchange Commision) secara
signifikand. Mendefinisikan jasa “non – audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada
klien.
Adapun Section 2 merupakan DEFINITIONS terdiri dari dua sub bagian yaitu bagian a) In
General (ada 16 pengertian) dan bagian b) Confirming Amandement. Ke enam belas sub
bagian adalah:
2. Audit
3. Audit Committee
4. Audit Report
5. Board
6. Commission
7. Issuer
8. Non-Audit Services
9. Person Associated with Public Company Firm
14. Security
16. State
Adapun Section 3 yaitu COMMISSION RULES AND ENFORCEMENT yang terdiri dari
tiga sub bagian, yaitu:
a) Regulatory Action
b) Enforcement
Adapun ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act adalah sebagai berikut:
2. Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang
keuangan
3. Perusahaan harus melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan
dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks,
4. Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) harus melakukan
sertifikasi validitas pembuatan laporan keuangan perusahaan.
5. Kantor Akuntan Publik dilarang menerima tawaran jasa lainnya, seperti konsultasi, ketika
sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama,
7. Mutual Fund Professional harus menyampaikan suaranya kepada wakil pemegang saham.