Tugas Keperawatan Transkultural RTM 4
Tugas Keperawatan Transkultural RTM 4
MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas keperawatan transkultural
oleh:
Kelompok 9
Jamilatul Komari NIM 132310101004
Bella Alvionitta G.P NIM 132310101008
Tri Astutik NIM 132310101017
Novita Nurkamilah NIM 132310101028
Rizka Agustine W NIM 132310101041
Yeni Dwi Aryati NIM 132310101045
Sifon ialah suatu budaya hubungan seksual yang dilakukan oleh pria yang
sehabis disunat secara tradisional dengan wanita yang disyaratkan tidak boleh
dengan istrinya sendiri, namun biasanya dilakukan dengan janda, dan sekarang ini
juga ada yang dilakukan dengan Pekerja Sex Komersial dengan kepercayaan dan
maksud untuk menyembuhkan sunatnya dan membuang sakit, sial dan panas dari
pria yang disunat.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
8. Factor ekonomi
Mata pencaharian utama suku Atoni Meto adalah petani.Pada desa desa
disana juga banyak ditemui rumah adat tradisional suku Atoni Meto yaitu rumah
bulat dengan atap rumput.Dari hal tersebut dapat disimulkan bahwa penghasilan
yang didapat oleh masyarakat suku Atoni sebagai petani tidak terlalu banyak.
9. Factor pendidikan
Pengetahuan masyarakat Atoni Meto pada umumnya masih tradisional dan
masih berorientasi pada kebudayaan lama. Hal tersebut dapat dilihat dari
keyakinan suku Atoni Meto yang mempercayai bahwa apabila ada seorang pria
yang melakukan sifon dengan wanita yang akan dinikahinya atau dengan istrinya
sendiri, nantinya ia akan menderita suatu penyakit.
10. Pola tampilan asuhan keperawatan dan praktiknya
Dalam praktik kesehatan, apabila ada anggota keluarga masyarakat Atoni
Meto ada yang sakit mereka akan membawanya ke dukun. Hal ini masi
mendominasi anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.dari dukun
tersebut masyarakat akan diberi ramuan yang terbuat dari bahan alam. Disini
rauan tersbut belum terbukti untuk menyembuhkan penyakit yang diderita.Namun
tidak semua masyarakat datang kedukun saat mereka sakit, seiring perkembangan
jaman sebagian masyarakat mendatangi puskesmas yang ada didaerah tersebut.
11. Status Kesehatan
Dalam suku Atoni Meto yang masih mempertahankan budaya sifon, disini
banyak masyarakat yang menderita penyakit menular seksual.Hal ini dikarenakan
budaya sifon tersebut yang menganjurkan seorang laki laki yang telah menjalani
khitan untuk berhubungan badan dengan wanita yang bukan istrinya.Hal ini
memicu merbaknya penyakit menular seksual dikalangan suku Atoni Meto.
2.
Tanyakan kembali
kepada masyarakat
apakah masyarakat
menyesal telah
2. Matanya tampak kuning menjadi wanita tradisi
dan kuliknya bersisik pucat sifon.
3.5.1 Tujuan
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masyarakat
dapat menyadari bahwa ritual sifon menimbulkan dampak buruk
terutama bagi kesehatan.
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi
dapat dihindari
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan dapat
menghindari melakukan tindakan yang menimbulkan nyeri pada
luka bekas sunat
d. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien akan
dapat berinteraksi kembali dengan masyarakat
3.5.2 Indikator Pencapaian
a. Masyrakat Atoni Meto mengerti akan bahaya hubungan seksual
pasca sunat (sifon) yang dapat menyebabkan adanya penyakit
menular seksual (PMS).
b. Masyarakat meninggalkan budaya sifon tetapi mempertahankan
budaya sunat.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada masyarakat yang menganut budaya sifon ini, didapatkan kesenjangan
antara teori dan kasus pada pengkajian keperawatan lintas budaya yang ditinjau
dari faktor teknologi, faktor agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan
keterikatan keluarga, nilai budaya dan gaya hidup, faktor kebijakan dan peraturan
yang berlaku, faktor ekonomi, dan faktor pendidikan.
Pada faktor teknologi misalnya, jalan raya di wilayah Kapan Kecamatan
Molo Utara, Kab. Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebelum
tahun 2002 masih sulit dilalui oleh kendaraan karena jalannya yang belum diaspal.
Karena itu, masyarakat wilayah Kapan kesulitan mencari sarana kesehatan
sehingga lebih memilih untuk berobat pada dukun.
Masyarakat suku Meto yang melaksanakan tradisi sifon percaya bahwa
setelah dilakukannya tradisi sifon maka kemampuan fungsi alat kelaminnya akan
semakin unggul, berfungsi baik (lebih baik daripada sebelum sunat), tidak lemah
syahwat dan tidak mudah memancarkan sperma terlalu dini/ ejakulasi dini.
5.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang ada,
seperti membenahi jalan di wilayah Kapan Kecamatan Molo Utara, Kab. Timor
Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sehingga masyarakat lebih
mudah mengakses ke rumah sakit dan tidak menggunakan jasa dukun.
DAFTAR PUSTAKA
Novanto, Setya. Data Dan Informasi Tentang Nusa Tenggara Timur. (serial
online). Http://Www.Setyanovanto.Info/Data-Dan-Informasi-Nusa-
Tenggara-Timur